Swiss adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan Alpen. Ibukota negara Swiss bernama Bern dan kota terbesarnya adalah Zurich. Swiss dinobatkan sebagai kota yang memiliki kualitas hidup terbaik di dunia pada tahun 2006 dan 2007. Kota Jenewa menjadi lokasi berbagai badan internasional seperti PBB, WHO, ILO, Sn INHCR. Bahasa resmi negara Swiss ada empat, yaitu bahasa Jerman, Perancis, Italia, dan Romansh.
Swiss dijuluki The Grandfather of The World’s Tax Havens, lantaran terkenal dengan kerahasiaan banknya. Hal ini tentu saja menarik banyak orang di dunia untuk menyimpan uangnya di Swiss, tak terkecuali orang Indonesia. Kerahasiaan itu dimanfaatkan berbagai pihak untuk menyimpan dana hasil tindak pidana. Mulai dari korupsi hingga pidana perpajakan. Dikutip dari laporan Tax Justice Network, lembaga yang bergerak dalam bidang advokasi pajak, kerahasiaan bank di Swiss sudah ada sejak 1713. Saat itu para bankir dilarang mengungkapkan detail klien yang merupakan aristokrat Perancis. Raja-raja Perancis lah yang menjadi klien paling awal menikmati tradisi kerahasiaan bank-bank di Jenewa. Pada 1815, aliran dana terus masuk ke bank-bank di Swiss setelah Kongres Wina menyatakan bahwa Swiss mengambil posisi netral di saat Eropa bergejolak akibat perang. Kaum bangsawan di Eropa menjadi penyuplai dana terbesar ke bank-bank di Swiss. Hal itu terus berlanjut hingga Perang Dunia Pertama pada 1914.
Keanu menutup laptopnya, dibukanya gorden jendela kamarnya. Pemandangan pegunungan Alpen yang bersalju begitu indah namun tetap tak seindah Indonesia, negeri zamrud katulistiwa dimana ia dilahirkan. Diambilnya ponsel diatas meja, dilihatnya layar. Tidak ada telepon dari Retno, apa kabar gadis itu...? Gadis belia yang selalu menunduk cepat saat bertatapan, grogi dan pemalu. Dibukanya galeri, ada beberapa foto Retno dalam berbagai pose sederhana. Saat menyiram bunga, saat menyuapi Nenek, saat bercanda dengan Aldy dan saat menatap keluar jendela. Semua pose diambil tanpa sepengetahuan Retno. Wajahnya yang polos, jujur tercermin dari hatinya yang bening. Retno bak kristal unik berharga mahal, sulit dicari tandingannya. Orang yang memiliki kristal itu akan meletakkannya pada lemari kaca yang aman agar tak tersentuh orang lain.
Sejak tiba di Swiss Keanu merasa kehilangan gadis itu, saat membuatkan kopi dan menghidangkannya dengan cemilan diselingi obrolan kecil. Suara tartilnya saat mambaca ayat suci Al-Quran setelah shubuh dan maghrib begitu mendamaikan. Senyumnya yang tertahan dan tatapannya yang malu-malu membuat Keanu merindukannya, hingga berangkat ke Swiss di pagi buta Keanu masih menganggapnya seperti Raisa adiknya. Terkadang Keanu ingin telepon langsung, tapi buat apa..? Bambang satpam dirumah selalu melaporkan pandangan matanya hampir tiap hari tentang keadaan rumah termasuk penghuninya. Bahkan perkembangan kesehatan Nenek kian membaik jadi tak ada yang menghawatirkan. Gadis itu melakukan semua tugasnya dengan baik sesuai harapannya. Tentu saja, gadis seperti Retno bukan type penghianat. Ia seseorang yang akan menepati janji dan membawa sumpahnya hingga mati.
Umur Keanu 27 tahun, sudah waktunya berkeluarga. Terlalu banyak wanita cantik yang datang dalam hidupnya namun berubah ketika melihat Nenek. Mungkin menganggap Nenek adalah pengganggu, melihat Retno begitu telaten merawat Nenek hati Keanu gerimis. Umur Retno sangat belia, 17 tahun namun dipaksa dewasa oleh keadaan. Setelah ini Retno harus kuliah, mungkin bekerja usai kuliah dan mungkin berkeluarga. Keanu menghembuskan nafas panjang, lima tahun lagi umurnya sudah 32 tahun. Terlalu tua buat Retno, mungkinkah gadis itu memilihnya...? Pikirannya melayang, terbang ditempat yang tak seharusnya.
Deert
Deert....
Ponselnya berdering, vcall. Wajah Aldy muncul disana dengan senyum lebarnya, polos dan menyenangkan.
“Aldy...?” Keanu tergagap, orang-orang yang barusan dipikirkannya kini menelfonnya. Perasaannya membuncah, bahagia tak terkira.
“Assalamualaikum Kakak, apakah mengganggu..?” Aldy tampak menggaruk kepalanya, bahasanya santun namun khas anak kecil.
“Waalaikumssalam. Tentu saja tidak sayang, Kakak senang Aldy telepon.”
“Horeee...” bocah itu melonjak kegirangan, Keanu ikut merasakan kebahagiaannya. Energi anak kecil membuat orang dewasa tetap muda, energik dan banyak tertawa karena spontanitasnya.
“Semua yang disini kangen Kakak, Nenek minta Aldy telepon Kakak..” Aldy mengarahkan kamera ponsel ke wajah Nenek yang sedang mengunyah sambil tersenyum. Retno tampak melap mulut Nenek yang sedikit belepot makanan, gadis itu tampak terkejut ketika Aldy menyorot wajahnya tanpa hijab. Rambutnya yang hitam tebal sebahu terlihat oleh Keanu, dada pemuda itu berdesir. Itulah kenapa mahkota wanita harus ditutup hijab karena bisa membangkitkan syahwat. Keanu menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir hal yang tak seharusnya melintas di otaknya. “Ingat Keanu, dia seusia dengan Raisa. Kamu harus melindungi dan menjaganya seperti niat awal membawanya kerumahmu...” Keanu sibuk berdebat dengan hatinya sendiri.
“Halo...Nenek, assalamualaikum..” mendengar ucapan salam dari Keanu hati Retno terasa teduh. Pemuda itu jarang mengucap salam sekalipun SMA nya lulusan Al-Azhar21. Hari-harinya banyak menggunakan bahasa inggris kecuali sama pembantu dan satpam dirumah.
Nenek melambaikan tangannya, wajahnya terlihat segar dan sumringah tidak seperti enam bulan lalu pucat dan tak bergairah. Hidup segan mati tak mau. Jika sudah begitu, siapa sebetulnya yang tengah mendapatkan pertolongan. Keluarganya apa Retno dan Aldy..? Kedua anak itu merubah suasana rumah yang tadinya dingin menjadi hangat. Orang bilang, saat orang tua bergaul dengan sesama orang tua yang dibicarakan adalah penyakit di tubuhnya tetapi ketika orang tua bergaul dengan orang muda ia akan tertular semangatnya. Termotivasi untuk bergerak dan tertawa hingga menghilangkan penyakit di tubuhnya.
“Aldy kangen Kakak...” wajah bocah laki-laki itu seperti mau menangis, Keanu sudah seperti Kakak lelaki yang tak dimilikinya. Bercanda saling menggelitik, bermain mobil hotwheels bareng saat senggang. Aldy merindukannya saat-saat seperti itu, rasanya berbeda bermain bersama kakak laki-laki.
“Hai...laki-laki harus kuat Aldy, Kakak juga kangen Aldy kok” Keanu memberi tanda dengan kepalan tangannya yang biasa dilakukan bersama Aldy, beradu kepalan tangan saat bertemu.
“Kakak masih lama disana?” Adly berharap Keanu cepat pulang.
“Kalau urusan beres Kakak akan pulang, Aldy minta dibeliin oleh-oleh apa?” tawar Keanu, Aldy tidak menjawab malah melihat ke arah Retno, minta persetujuan.
“Terserah Kakak aja” wajah Aldy kembali dilayar, anak itu begitu patuh terhadap kakak perempuannya. Menggemaskan, kakak beradik yang selalu akur. Mungkin karena mereka tinggal berdua hingga ikatan batinnya sangat kuat dan saling mendukung.
“Baiklah, Aldy boleh bicara sama Kak Retno?”
“Boleh Kak” Aldy menyerahkan ponsel ke Retno.
“Assalamualaikum Retno, bagaimana kabarmu?”
“Waalaikussalam, alhamdulillah baik Kak semoga Kakak juga begitu” dada Retno bergetar melihat wajah itu, rasanya seperti seabad tidak bertemu. Hatinya membuncah hanya mendengar suara Keanu yang tebal, terdengar macho ditelinganya. Seperti Guardian Angel yang siap melindungi kapan saja. Disekolah banyak teman-teman lelakinya yang tampan dan macho tapi tak ada yang sekeren Kakak. Keanu adalah pahlawannya, tak tertandingi oleh lelaki manapun didunia ini. Ia mengulurkan tangannya tanpa diminta, menyelamatkan hidupnya dan Aldy dan melindunginya hingga kini.
“Retno kok malah bengong, bagaimana sekolahmu?” Keanu tersenyum tipis, gadis itu selalu gugup jika berhadapan dengannya.
“Lancar Kak, senin udah ujian semester pertama” Keanu tahu bagaimana melerai kegugupan gadis itu, dilihatnya Retno sudah memakai kerudungnya. Terlihat manis dalam kesederhanaan, tak ada make up terpoles diwajahnya.
“Alhamdulillah, semoga lancar ya ujian semesternya Retno.”
“Amin Kak, terima...”
“Retno, jangan ucapkan terima kasih lagi. Aku yang terima kasih pada kalian karena sudah menjaga dan merawat Nenek, aku yang berhutang budi pada kalian” ucap Keanu agar Retno tak selalu menganggapnya seorang pahlawan karena tolong menolong dalam kehidupan itu adalah kewajiban!
“Baiklah Kak” Retno menunduk, tak kuasa menerima tatapan elang itu. Ia seperti tersetrum arus listrik ribuan mega watt, tak berdaya. Entah bagaimana cara menghentikan debar didadanya, rasanya Retno ingin kabur saja dari pada bertatapan dengan Keanu.
“Retno, sudah sempet bersihin kamarku?” tanya Keanu basa-basi.
“Belum Kak, selalu keduluan bik Sumi” Retno terkikik, Keanu ikut tersenyum. Melihat senyum itu rasanya Keanu ingin cepat pulang ke Jakarta.
“Baiklah, kalau sudah bersiin kamar telfon aku ya” pinta Keanu namun Retno malah kembali bengong. Keanu menggaruk kepalanya, kenapa lagi gadis ini....?
“Retno....” panggil Keanu.
“Ya Kak....ya...” jawab Retno terbata.
“Kamu kenapa...?”
“Tidak apa-apa Kak, ya nanti Retno telepon Kakak.”
“Baiklah, jaga dirimu Retno. Assalamualaikum.”
“Waalaikumssalam, Kakak juga jaga diri jangan telat makan.”
“Terima kasih Retno daaa” Keanu menutup telponnya, dadanya kembali berdenyut.
Keanu menatap keluar jendela, barisan pegunungan Alpen memutih terselimuti salju namun tetap tak menghilangkan keindahannya.
Pegunungan Alpen membentang di 8 negara. Mulai dari barat ke timur, ada Prancis, Monako, Italia, Swiss, Liechtenstein, Jerman, Austria dan Slovenia. Di antara negara-negara itu, 28,7 persen pegunungan Alpen berada di Austria, 27,2 persen terletak di Italia, 21,4 persen berada di Prancis dan 13,2 persen terletak di Swiss. Gunung-gunung yang ada di pegunungan Alpen terbentuk selama puluhan juta tahun saat lempeng tektonik Afrika dan Eurasia bertabrakan. Akibatnya, batuan sedimen laut naik dan menjadi pegunungan. Puncak tertingginya adalah Mont Blanc, diabadikan menjadi merk bolpoin mahal didunia. Dalam bahasa Prancis, Mont Blanc artinya gunung putih, yang merujuk pada lapisan salju yang menutupi puncaknya. Ini adalah titik tertinggi pegunungan Alpen sekaligus yang tertinggi di Eropa, dengan ketinggian 4.809 meter di atas permukaan laut. Letaknya berada di Prancis, namun dekat pula dengan negara tetangganya, Italia.
********
Retno mengejar bik Sumi ke lantai dua tempat kamar Keanu berada. Nafasnya tersengal ketika mau bicara, kunci kamar itu sudah berada ditangan wanita baya itu. Hari ini Retno ingin membersihkannya, takut Keanu telpon lagi dan bertanya namun ia belum melakukan tugasnya.
“Bik, biar saya yang beresin kamar Kakak.”
“Dengan senang hati Nona cantik” bik Sumi menyerahkan kunci kamar pada Retno.
Sebelum memasuki kamar Retno menghembuskan nafas, seperti akan melakukan sebuah tantangan besar. Begitu masuk kamar yang terlihat pertama kali adalah sebuah foto close up Keanu, wajahnya begitu macho dengan rahang yang kuat. Sepasamg matanya menatap tajam, Retno merasa pemuda itu ada dikamar ini. Kamarnya begitu bersih dan tertata rapi, sebuah meja komputer dengan dua kursi kecil menghadap jendela yang menghadap kolam ikan koi. Pantas Kakak selalu tahu jika malam-malam aku duduk disana. Disampingnya ada rak berisi buku-buku dari buku bisnis, komputer hingga sastra dunia, wow! Ternyata Keanu menyukai sastra, pria yang unik. Dinding kamarnya berwarna monokrome, warna laki-laki sejati. Iseng Retno membuka lemari pakaian dengan kunci yang masih tersangkut dilobangnya. Wow...pakaiannya tertata rapi, stelan jas-jas mahal tergantung disana. Retno menatap jas yang dipakai Keanu saat nengajaknya kerumah ini ketika ia dan Aldy harus mengosongkan rumahnya, diraba dan dihirupnya wangi maskulin dari stelan jas itu. Kakak lelaki sejati, siapa yang mampu menolak pesonanya...? Retno mengingat saat itu, ketika Keanu mengajaknya kerumah ini.
“Retno, maukah kau ikut denganku...” kata-kata itu bak air surga yang menyiram hatinya yang tandus saat itu. Rasanya, itulah kata-kata terindah yang pernah didengarnya sepanjang hidupnya. Retno mengelus jas itu, bahannya dari wol. Aroma wangi citrus menguar dari lemari itu, Kakak pria yang mapan dan tahu bagaimana cara berbusana dengan benar.
Sebelum membereskan tempat tidur Retno terlebih dulu berbaring, ingin merasakan kasur yang sering dipakai Keanu tidur. Dipejamkannya kedua matanya, sejenak pikiran nakal berkelana keluar dari box-nya namun Retno segera menepisnya. Pikiran manusia sangat luas tak terbatas, dengan pikirannya manusia bisa berbuat segala sesuatu yang tak terbatas pula namun agama datang dan menawarkan jurus pengendaliannya. Retno tertidur dengan memeluk guling yang biasa dipakai Keanu.
Suara ketukan di pintu menyadarkan Retno dari terlenanya, bergegas membuka handel pintu. Bik Ijah memberitahukan makan siang padanya, Nenek sudah menunggunya.
“Terima kasih Bik, saya segera turun” Retno merapikan kamar Keanu sebentar karena kamar itu memang sudah rapi, bersih dan wangi. Ayah benar, manusia terlihat dari kamar tidurnya karena dari sanalah tugas pertama manusia dimulai!
Assalamualaikum
Vote & Comment untuk membangun cerita
Terima kasih atensinya.
Salam.
.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
elviana
suka novelmu q thor
2021-02-19
0
Hafiz Ghany
banyak ilmu 👍👍👍❤️❤️
2021-02-13
1
Nessa Ku
aku gak bisa berkata2......
Bagus Banget novel ini........
2021-02-13
1