Duduk berdampingan di bangku taman dalam diam. Retno menatap bintang dikejauhan, bulan sedang bulat penuh. Purnama yang ditunggu oleh setiap mahluk dimuka bumi ini, cahayanya yang lembut berwarna kuning emas menghiasi malam. Keanu berdiri, memungut kerikil dan melemparkannnya ketengah kolam ikan koi. Air beriak dan menenggelamkan kerikil kedasar kolam. Dihembusnya nafas panjang, Keanu sibuk merangkai kata untuk mengatakan hal yang tepat untuk Retno. Mungkin gadis itu terlalu muda untuk mengerti tapi kehidupan terus berjalan, Retno harus sanggup menghadapi hidupnya. Keanu sudah berpikir selama seminggu ini, ia sudah mengatur agar segalanya berjalan semestinya.
"Retno, besok pagi aku berangkat ke Swiss, ada tugas disana..." Keanu kembali menghembuskan nafas berat. Keberadaannya dirumah ini karena Keanu, bagaimana jika Kakak tak lagi berada dirumah ini?
"Swiss, Eropa....jauh sekali Kakak...?" wajah Retno berubah, membayangkan hari-hari tanpa Keanu dirumah ini.
"Retno, terkadang ada hal penting yang harus kita perjuangkan dalam hidup ini termasuk kamu dan Aldy. Aku berharap kamu tetap dirumah ini hingga aku pulang" Keanu menatap rembulan yang seperti sedang tersenyum walau hatinya sendiri sama sedihnya dengan Retno.
"Berapa lama Kak?" Retno tergagap, tak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi.
"Dua tahun, bisa lebih....." lirih suara Keanu, tak tega mengatakan tapi harus dilakukan.
"Dua tahun...?" suara Retno serak terbungkus rasa kaget sekaligus kesedihan, sudut matanya sudah berair. Ia berada dirumah ini karena kemurahan hati Keanu jika dia pergi maka ia hanya seperti penumpang gelap disini.
"Jangan kawatir, dirumah ini hanya aku yang pergi. Masih ada penghuni lain yang akan menjaga kamu dan Aldy. Mereka adalah orang-orang kepercayaanku, kamu dan Aldy tidak akan kekurangan apapun."
"Tapi Kakak..."
" Aku akan tetap menjaga kalian dengan caraku termasuk kebutuhan hidupmu" Keanu menelan salivanya, terasa pahit.
"Aku dan Aldy tak punya siapa-siapa, aku takut sesuatu terjadi pada kami saat Kakak tak ada disini..." Retno menunduk, menahan air mata agar tak lepas dari tanggulnya.
"Retno, lihat aku. Kamu adalah gadis tangguh, berjuanglah untuk dirimu dan adikmu, raihlah prestasi di masa mudamu dan jangan tenggelam dalam kesedihan. Semua orang disini akan menjagamu seperti juga kedua orang tuamu yang tetap menjagamu hingga kini. Fokus, kau harus yakin dengan hidupmu. Semua akan baik-baik saja selama kau menganggapnya baik" Keanu memberi motivasi dengan suara bergetar.
Retno menggigit bibirnya, menahan isak hingga dadanya sesak. Tak tahu harus berkata apa, bulan yang dipandangnya tiba-tiba lenyap berganti kegelapan. Retno seperti tersesat dibelantara raya dan tak tahu jalan kembali. Batin Keanu bergejolak, iba terhadap gadis didepannya ini. Melihat Retno batinnya selalu mengingat Raisa, adik perempuan satu-satunya yang tak berumur panjang. Ingin memeluknya untuk memberi ketenangan tapi itu tak mungkin dilakukan, Retno bukanlah Raisa!
"Apakah selama dua tahun Kakak tidak pulang kesini?"
"Tentu saja pulang, ada Nenek dan kalian semua disini" Keanu menjawab ragu, belum tahu seperti apa nantinya namun semua sudah dipersiapkan.
"Retno, aku akan transfer untuk kebutuhan hidupmu dan Aldy. Kamu harus bisa mengelola keuanganmu dengan baik dan membelanjakannya dengan cara bijak."
"Ya Kakak."
"Untuk biaya sekolahmu dan Aldy sudah kulunasi hingga kalian lulus sekolah."
"Terima kasih Kakak, aku tak akan pernah bisa membalas jasa baik Kakak kepadaku dan Aldy..." Retno menelan salivanya yang terasa pahit, ia ingin menangis karena rasa syukur yang begitu dalam. Allah telah mengambil kedua orang tuanya tapi menggantinya dengan laki-laki sebaik Keanu.
"Jika ingin balas budi padaku, buatlah hidupmu lebih baik dari hari ini dalam segala hal. Jadilah orang yang berhasil Retno, aku percaya kamu mampu..." Keanu menatapnya, sepasamg bola mata gadis itu berpendar oleh air matanya seperti kilauan mutiara diterpa cahaya bulan. Dada Keanu kembali bergejolak namun ia segera mengalihkan tatapannya.
"Jika besok kamu tak melihatku lagi berarti aku sudah berangkat. Kunci kamarku kutaruh dekat pintu, kau boleh membersihkan dan mengganti bed covernya saat diperlukan. Kulihat kamarmu dan Aldy bersih dan rapi, kalian adalah anak-anak yang sangat disiplin dan baik budi, beruntunglah kedua orang tuamu memiliki kalian. Aku mempercayakan kebersihan kamarku padamu Retno sampai aku pulang."
"Baik, semoga Kakak sehat dan sukses selalu di tempat yang baru."
"Terima kasih doanya Retno, aku titip Nenek dan rumah ini padamu. Kamu dan Aldy bukan orang lain disini tetapi sudah menjadi anggota keluarga kami. Sekarang kamu boleh tidur."
"Ya Kakak" Retno beranjak dari tempat duduknya, Keanu menatap punggung gadis itu hingga ditelan pintu.
Bulan kembali bersinar cerah, purnama pertama yang menandai kepergiannya dari rumah ini. Rumah yang menyimpan sejarah kehidupannya dari tawa dan tangisnya, keceriaan hingga sedihnya. Keanu ingin tetap tinggal disini tapi ada tanggung jawab lebih besar, menjaga bisnis keluarga dan kelangsungan kejayaannya. Warisan keluarga adalah amanah yang harus diurus dengan baik untuk kelangsungan ekonomi dan masa depan seluruh keluarga.
....
Retno bangun jam 03.00 WIB seperti biasa, mandi dan sholat tahajut namun kali ini ia menyingkap sedikit gorden pintunya. Sepi, tak ada tanda-tanda kesibukan yang menandakan Keanu akan pergi. Setidaknya Retno ingin mengantar Keanu hingga pintu gerbang namun semalam Keanu tidak mengatakan apa-apa, mungkin tak mau melihatnya menangis. Dadanya mendadak sesak menyadari pemuda itu sudah tak ada dirumah ini, tidak ada ikatan apa-apa antara dirinya dan Keanu tapi Retno merasakan perlindungan yang sangat besar dari pemuda itu.
Disekolah Retno banyak melamun, Shely, Vita, Dinda, Rio dan lainnya memperhatikan heran. Tak seperti biasanya, Retno terkenal fokus dan tak mau main-main dalam kelas. Sampai jam istirahat Retno masih seperti orang linglung.
"Kamu kenapa?" Shely menatap sambil mengerutkan keningnya.
"Kenapa...? Gak papa kok" Retno menyuap mie bakso kemulutnya, kepedasan karena sudah menuang saos sambal kebanyakan tanpa sadar. Mulutnya serasa terbakar, Retno segera minum teh botol sekaligus dua dengan muka merah.
"Haduuuh Retno, kukira kamu beneran menuang saos sambal sebanyak itu" Vita menbantu menepuk-nepuk bahunya agar batuk Retno berhenti.
"Apa yang terjadi denganmu?" kini Dinda menatapnya kawatir.
"Tidak apa-apa, sungguh" Retno berusaha meyakinkan teman-temannya tapi mereka malah melihat aneh.
"Hadeeh...terserah kamu deh mau berkelit, kamu tidak seperti biasanya Retno" Dinda mengangkat bahu, kesal melihat tingkah Retno.
"Mie baksonya enak kalau gak kebanyakan saos cabe" ucap Retno menetralisir suasana namun teman-temannya malah menahan senyum melihat tingkahnya.
"Kenapa sih pada ngeliatin aku begitu...?" Retno menghentikan suapannya.
"Kirain kamu masih kurang saos cabenya, mau ditambahin..." Shelly tergelak yang diikuti ketiga temannya.
"Teganya..." Retno malah ngedumel.
"Kamu yakin gak apa-apa?" tatap Vita.
"Yakinlah, kenapa kalian meragukanku?" Retno menatap kepedasan.
"Tidak ada yang meragukanmu Retno kecuali sikapmu sendiri, aneh."
"Retno, kakak gantengmu itu kok gak terlihat mengantar kamu lagi" Shelly menatap berharap.
"Ke Swiss" jawab Retno singkat, hatinya berdenyut mengingat itu.
"Jauhnya, apakah ada tugas disana?" Shelly kecewa.
"Tentu saja, masak main-main" timpal Vita gemas.
Pelajaran selanjutnya adalah tentang anatomi, menyenangkan apalagi pak Pras yang mengajar. Guru favorite disekolah, disamping cara mengajarnya mudah dimengerti pembawaannya juga low profile.
"Assalamualaikum anak-anak" pak Pras memberi salam.
"Waalaikumssalam" jawab mereka serentak.
"Baiklah anak-anak, mari kita mulai. Fokus dan tak ada keributan.." ucap Pak Pras.
"Baik Paaaak..." jawab mereka serentak.
"Apakah ada Tuhan didalam Anatomi..?" pak Pras melempar pertanyaan sebelum memulai.
" Tentu saja, semua dialam semesta ini
diciptakan oleh Tuhan" jawab Robby.
"Terima kasih Robby, ada yang lain menambahkan jawaban Robby..? Angkat tangan..." lanjut pak Pras.
"Saya pak" Renaldy angkat tangan.
"Lanjut Renaldy...."
"Tuhan adalah yang awal dan yang akhir, semua partikel dialam ini ada atas kehendak-Nya."
"Terima kasih jawabannya Renaldy."
"Ketika manusia berdiri ditunjang oleh struktur tulang belakang yang sempurna tetapi ketika manusia mati sekalipun tulang belakangnya tidak rusak kenapa tidak bisa berdiri..? Siapa yang bisa jawab..." pertanyaan kedua Pak Pras.
"Uuuu....Pak Pras, sereeem" Selly menutup muka dengan kedua tangannya.
"Ini ilmu pengetahuan Selly, bukan cerita pojok misteri..." lanjut pak Pras diselingi senyum disambut gerr seisi kelas.
"Saya mau jawab Pak..." Retno angkat tangan.
"Silahkan Retno."
"Karena ruh telah dicabut oleh Allah sehingga sekalipun badan manusia tidak rusak tetapi tidak bisa bergerak.." jawab Retno.
"Super Retno, terima kasih jawabannya. Ayo kasih tepuk tangan Robby, Renaldy dan Retno...." seisi kelas memberi applause kepada ketiga temannya yang telah memberikan jawaban.
"Kesimpulannya adalah, ruh yang membuat manusia bisa bergerak. Fungsi ruh dalam tubuh manusia seperti aliran listrik dan televisi, sekalipun televisi tidak rusak tapi jika tidak dihubungkan dengan aliran listrik maka tidak ada tayangan apapun" lanjut pak Pras.
"Baiklah, kita lanjut pelajaran anatomi otak manusia."
Pria dan wanita memiliki otak yang berbeda, pada otak wanita ada semacam jembatan neuron antara lobus kanan dan kiri otak besar, sedangkan pada laki-laki tidak ada. Kedua lobus otak ditakdirkan untuk memikirkan hal dengan cara berbeda, satu secara logika dan satu secara estetika.
Ibu-ibu sering merasa kesal karena tidak bisa memanggil anak laki-laki atau suami hanya dalam sekali panggil? Jangan keburu marah atau berantem, ternyata ada si 'pelaku' di baliknya, yakni anatomi otak bernama corpus callosum.
Corpus callosum merupakan serat saraf yang berada di tengah otak yang menghubungkan otak kiri dan kanan. Diketahui, wanita memiliki corpus callosum yang 30 persen lebih tebal dibanding pria, sehingga mampu mengerjakan lebih dari satu pekerjaan yang berbeda pada satu waktu atau disebut multitasking. Semakin tebal berarti otak kanan dan kirinya semakin tersambung lebih banyak. Kalau laki-laki karena lebih tipis corpus collosomnya maka jika fokus pada satu pekerjaan akan konsentrasi hanya pada pekerjaan tersebut tidak hal lainnya.
Apa yang menyebabkan otak rusak...? Salah satunya adalalah konten Pornografi, merusak struktur otak lebih parah dibanding pecandu narkoba. Kerusakan otak yang pertama kali terjadi adalah dibagian Pre Frontal Cortex, otak bagian depan tepat didahi yang merupakan pusat dari kegiatan pengambilan keputusan. Otak yang seharusnya berkembang baik mengalami penciutan bahkan mengalami kerusakan parah seperti mengalami benturan fisik seperti tabrakan hebat. Padahal otak bagian depan ini yang membedakanmanusia dengan binatang karena memiliki fungsi mengembangkan etiks dan bertugas sebagai pemimpin di bumi.
Assalamualaikum
Vote & Comment untuk membangun cerita
Terima kasih atensinya.
Salam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Heri Haeroni
bagus thor...membaca novel ini kita sambil mengulang pelajaran kembali...hebat thor..👍👍
2021-02-14
1
Nurlela Nurlela Noey
Banyak ilmu di dalam.cerita ini... makasih sudah berbagi
2021-02-13
1
Renika Yana
ini yg nulis g cuma pinter buat novel,,,pintar dlm segala ilmu...
2021-02-13
1