Part-3 Bahagia itu Sederhana

Retno sedang menyuapi Nenek ketika Keanu datang. Nenek menatap tersenyum pada cucu laki-lakinya. Biasanya ia jarang melihat Keanu pulang kerja sesore ini, saat dirinya terbangun pemuda itu sudah pergi kerja, saat ia tidur Keanu baru pulang kerja. Entah apa yang dikerjakannya, terlihat sibuk dan jarang libur. Kadang Nenek rindu masa lalu saat seluruh keluarga berkumpul, rasanya rumah ini menjadi hidup. Sejak Hartono meninggal dan Marsya pulang ke Amerika dengan membawa Andre dan Raisa adik Keanu rumah ini jadi sepi. Karena sering berpikir keras dan kesepian akhirnya Nenek kena serangan stroke kedua. Sejak kematian Raisa adiknya, Keanu memilih tenggelam dalam pekerjaannya kalaupun mengunjungi seringnya Nenek sudah tidur. Pak Sucipto dan istrinya yang merawat dan memperhatikannya namun sejak ada Retno dan Aldy rumah ini kembali hidup. Banyak pertanyaan dikepala Nenek tentang siapa Retno dan Aldy, mungkin suatu saat Keanu akan menjelaskan kehadiran kakak-beradik ini datang kerumah ini.

“Hai Nenek cantik” Keanu mencium keningnya, perempuan tua itu tersenyum bahagia. Setelah mendapat serangan stroke yang kedua Nenek kesulitan bicara bahkan harus duduk diatas kursi roda jika ingin jalan-jalan.

“Terima kasih Retno sudah menjaga Nenek” ditatapnya gadis itu sekilas, pipinya tampak tirus dengan senyum yang dipaksakan.

“Nenek menyenangkan Kakak” sambut Retno tersenyum.

“Nenek banyak perubahan setelah kedatangan kalian” Keanu menatap terima kasih.

“Kakak, apakah sudah makan?” tanya Retno hari-hari, jauh dalam lubuk hatinya ia ingin melayani pemuda ini sebagai balas budi karena sudah menolongnya.

“Sudah tapi kalau segelas kopi bolehlah, aku mandi dulu ya...” pamit Keanu.

“Kakak....” Aldy memeluknya erat, keduanya begitu saja akrab.

“Aldy, kok baunya seperti belum mandi?” canda Keanu.

“Habis mandi main sepedah lagi tapi gak papa Aldy mau mandi lagi sekarang...” Aldy nyengir kuda.

“Gak usah, sudah malam. Nanti lagi kalau habis mandi jangan main sepedah lagi ya” Keanu mengacak rambut anak umur sepuluh tahun itu.

“Tapi Kakak mandinya malam-malam terus...” bola mata bening itu menatap polos.

“Adly.. ..” Retno menegur adiknya.

“Kakak kerja karena pulangnya malam jadi mandinya juga malam, kalau pulang sore mandinya juga sore Aldy ganteng” Keanu memegang pipi Aldy gemas.

“Baiklah, dah....Nenek” Keanu mencium kening Nenek.

Setelah membantu Nenek, Retno pergi kedapur untuk membuat kopi untuk Keanu. Kopi hitam dengan sedikit gula, sebelum di dibawa kelantai dua Retno mencicipi dulu dengan sendok kecil.

Bau wangi kopi membuat Keanu keluar dari kamarnya, dia berdiri sambil menghirup wangi kopi sementara Retno tertegun menyaksikan postur tinggi menjulang dengan celana pendek dan  t-shirt putih. Rambutnya masih basah, terlihat segar dan wangi.

“Retno, kopinya wangi pasti rasanya enak. Kamu pintar meramu kopi ya..?” Keanu menatap gadis yang tertegun menatapnya.

“Retno, kenapa melihatku seperti itu?” Keanu menggerakkan telapak tangannya didepan muka gadis itu.

“Nggak Kakak, maafkan...” Retno tergagap.

“Duduk Retno, temani Kakak minum kopi sambil ngobrol ya.”

“Ya Kakak” Retno duduk sambil memegangi nampan, Keanu banyak bicara malam ini. Wajahnya yang biasa dingin dan menyimpan banyak beban tak terlihat, entah angin apa yang merubahnya tapi Retno senang setidaknya ia punya teman bicara.

“Taruh nampan itu diatas meja.” Keanu menatap tersenyum melihat Retno grogi.

“Retno, kamu sudah berapa bulan disini?”

“Tiga bulan Kak.”

“Bagaimana tinggal disini, apakah ada kendala?”

“Senang Kak, semua disini baik. Nenek, bik Sumi dan Pak Cipto sudah seperti orang tua Retno sendiri.

“Kok namaku gak disebut, berarti bukan termasuk yang baik dong” Keanu memancing reaksi gadis itu, melihat Retno grogi dengan pipi merona  membuat Keanu geli.

“Eh....emh...Kakak yang paling baik diantara mereka...” Retno salah tingkah.

“Masak...?” Keanu menyeruput kopinya.

“Bener Kak” Retno pasang wajah serius namun Keanu malah tergelak.

“Kok Kakak malah tertawa, emang ada yang lucu...?” Retno malah bingung, memeriksa dirinya takut ada yang aneh.

“Kamu kalau gugup itu lucu Retno, coba kapan-kapan kamu pasang mimik gugup didepan kaca...” goda Keanu, polosnya gadis ini.

“Kakak, masak ngaca melihat wajah gugup. Ada-ada saja” Retno

menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Gimana sekolahmu?”

“Alhamdulillah lancar Kak.”

“Ada yang keren naksir kamu gak?”

“Kakak apaan sih, sudah malam Retno mau tidur dulu. Kakak  masih kerja kah?”

“Ya, mau bantuin?” Keanu senang melihat gadis di depannya gugup dengan kedua pipi merona.

“Tidak, Kakak jaga kesehatan ya. Jangan tidur malam-malam.”

“Terima kasih Retno atas perhatiannya” keduanya bertatapan namun Retno segera menunduk.

“Kata ayah manusia itu punya siklus tubuh, tidak boleh tidur melebihi jam 24.00 malam.”

“Memang.”

“Tapi Kakak sering melanggarnya?”

“Tidak, aku tak pernah tidur melebihi jam 24.00....kecuali kepepet” Keanu kembali tergelak melihat wajah Retno keki.

“Hmmm...Kakak, kepepetnya lebih sering dari pada normalnya.”

“Retno, kau pernah lihat-lihat foto di dinding ini?”

“Ya, apakah ini foto keluarga Kakak. Kemana orang-orang ini sekarang?” Retno menatap foto keluarga, Keanu masih ABG dengan rambut agak gondrong, gagah seperti Papanya. Mamanya seorang wanita Eropa, bermata biru dan berambut pirang seperti adik perempuannya, Adik laki-lakinya juga berkulit putih dan bermata biru seperti adik perempuannya hanya Keanu yang cenderung Indonesia. Wajahnya perpaduan antara Eropa dan Timur, menarik.

“Papa sudah meninggal, Mama pulang ke Amerika membawa Andre dan Raisa....” Keanu menunduk.

“Raisa cantik, matanya bagus. Sekarang sudah besar ya Kak...?”

“Dia sudah meninggal jika hidup pasti seusia kamu sekarang...” Keanu terdiam, sepasang bola matanya menerawang keluar jendela.

Retno menarik nafas berat, kini ia tahu kenapa Keanu menolongnya. Dirinya mengingatkan pada adik perempuannya. Teka-teki itu terjawab kini, alasan kenapa Keanu begitu mudahnya mengulurkan tangan untuk dirinya dan Aldy.

“Maafkan pertanyaanku Kak” Retno merasa bersalah.

“Tidak apa-apa Retno, pertanyaanmu tidak salah” Keanu tersenyum tipis, menetralisir suasana.

“Kak aku turun dulu ya, takut Aldy mencariku Assalamualaikum” pamit Retno.

“Waalaikumssalam.”

Hening, hati Keanu merasa hampa sepeninggal gadis itu. Retno dan Aldy membawa perubahan baik dirumah ini, orang-orang yang tadinya diam kini bisa tersenyum tak terkecuali Nenek. Keanu berjanji akan menjaga dan membuat kehidupan keduanya menjadi lebih baik. Ditatapnya foto Raisa yang tersenyum manis “Semoga kamu tenang di surga dek...” doa Keanu sembali mengelus wajah dalam bingkai itu.

........

Minggu pagi yang cerah, Retno dan Aldy berjalan di taman dan bergantian mendorong kursi roda Nenek. Wanita tua itu tampak sumringah, senyum terus menghiasi bibirnya meski masih kesulitan bicara. Kadang jarinya menunjuk kumpulan bunga indah warna-warni, kadang sekelompok burung yang terbang rendah. Kawasan asri dengan pepohonan rindang membuat ekosistem terjaga, sekelompok kupu-kupu dan capung warna-warni juga terbang rendah, kadang Aldy melompat ingin menangkapnya. Keanu menghampiri ketiganya, memakai training warna kuning dengan garis hitam terlihat atletis, keringat membasahi mukanya ia melap dengan handuk kecil yang tergantung dilehernya. Retno melihat pemuda itu sekilas namun segera memalingkan tatapannya, setiap melihat mata itu dada Retno berdetak tak beraturan. “Ya Allah, jangan biarkan hati ini berharap pada yang tak seharusnya. Dia hanya menolongku karena adik perempuannya yang meninggal...” Retno menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikirannya yang tanpa tujuan.

“Hai kalian semua, selamat pagi Nenek cantik” Keànu mencium tangan Nenek dan kedua pipinya.

“Selamat pagi, Kakak tidak kerja?” tanya Aldy

tersenyum, senang melihat Keanu ada bersamanya.

“Kan hari minggu ganteng jadi Kakak libur seperti Adly.”

“Biasanya Kakak kerja juga dihari Minggu” Aldy menatap polos.

“Aldy...” Retno menegur dadanya yan seperti tak puas dengan jawaban Keanu.

“Sini, biar aku yang dorong kursi rodanya...” tak sengaja tangan Keanu menyentuh lengan Retno, sejenak keduanya bertatapan. Retno segera menunduk sementara Keanu menghembuskan nafas panjang.

“Lihat Kak Ken ada asap disebelah sana” jari Aldy menunjuk kejauhan.

“Itu kabut sayang, bukan asap” jawab Retno tersenyum.

“Kak beneran hari ini libur?” Aldy mengulang pertanyaannya.

“Ya, kamu nggak suka lihat Kakak dirumah?” Keanu menggodanya.

“Seneng aja lihat Kakak libur jadi ada waktu untuk Nenek, sepertinya Nenek merindukan Kakak” Retno menimpali.

“Apa cuma Nenek yang merindukan

Kakak?”

“Maksud Kakak?” pipi Retno merona, Retno tak mampu menyembunyikan rasa malunya.

“Misalnya Aldy,  merindukan Kakak gak Al ...?” Keanu mengalihkan tatapannya.

“Rindu Kak” Aldy asal jawab dengan kepala mengangguk-angguk seperti burung pelatuk.

“Kak ulangan harian matematika Aldy kemaren dapat 99 loh” Aldy pamer hasil ulangan sekaligus pamer giginya pada Keanu.

“Wow, mantab Adly. Kamu memang jagoan. Minta hadiah apa?” Keanu spontan ingin memberi hadiah Aldy.

“Jangan Kak, belajar itu kan kewajiban dapat nilai bagus itu seharusnya jadi gak perlu ada hadiah" tolak Retno.

“Tidak apa-apa Retno biar Aldi tambah semangat belajarnya. Kamu minta hadiah apa Aldy?” ulang Keanu.

“Terserah kak Retno aja” Aldy malah bercanda dengan Nenek, tak serius menanggapi Keanu.

“Retno jam 10:00 siap-siap ya aku mengajak jalan-jalan kalian.”

“Horeeee, kemana Kak?” Aldy melompat kegirangan.

“Kemana yang Aldy suka” Keanu memeluk Aldy gemas sambil menggelitik pinggangnya. Aldy tertawa cekikikan kegelian, Retno ikut tertawa lepas melihat Aldy terkikik.

Keanu menatap Retno, selama bertemu baru ini dilihatnya gadis itu tertawa lepas. Lesung pipit dikedua pipinya terlihat manis, "Retno seharusnya tiap hari wajahmu ceria begini. Muda, ceria dan penuh harapan. Semoga aku selalu bisa membuatmu tertawa ceria sepanjang waktu."

.....

Toy Store, Aldy sibuk memilih mobil hotwheels unik dibantu Retno sementara Keanu memilih mobil remote untuk Aldy. Keanu lupa,  entah sudah berapa tahun tak berhubungan dengan hal-hal seperti ini. Ia kehilangan kehidupan normalnya sejak Raisa tiada, adiknya yang cantik dan manja itu pergi dengan tenang diusianya yang ke dua belas tahun. Setelah itu dunianya adalah pekerjaan dan bagaimana memajukan perusahaan, ayahnya memiliki saham 80% di NSP Bank bahkan bulan depan Keanu harus berangkat ke Swiss dan tugas disana selama dua tahun. Entah bagaimana caranya meninggalkan kedua anak ini untuk tinggal dirumah tanpa dirinya, Nenek sudah ada yang menjaga, Pak Sucipto dan istrinya dan seorang dokter keluarga, dr. Arief.

Melihat keasyikan Retno yang membantu memilihkan mainan untuk Aldy hati Keanu gerimis, ingat betapa dulu ia selalu membantu Raisa dalam banyak hal. Sebelum ke Swiss Keanu akan ke Amerika dulu, menengok Mama dan Andre. Rasanya sudah terlalu lama tak bertemu mereka, Keanu menghela nafas panjang mengingat keluarganya yang akhirnya berpencar.

“Kak boleh gak tambah lego?” Aldy minta ijin pada Keanu.

“Ambil Aldy, sesuai yang kau butuhkan” Keanu tersenyum sembari mengelus rambut Aldy. Hatinya terenyuh, seharusnya keduanya masih memiliki kedua orang tua yang mengayomi.

Setelah membayar di kasir ketiganya keluar dari Toy Store menuju bagian baju wanita, Keanu ingin membelikan busana Retno.

“Retno, ambilah beberapa baju untukmu.”

“Tapi Kakak...”

“Jangan kecewakan aku Retno, hari ini aku ingin menyenangkan kalian.”

“Terima kasih Kak” Retno mengambil tiga baju dan kerudung, ditunjukkannya busana itu pada Keanu namun pemuda itu hanya mengangguk-angguk setuju.

“Retno ambilah lagi, jangan sungkan.”

“Cukup Kak, kebanyakan baju bingung pakainya” Retno berdalih.

Setelah itu Keanu mampir ketempat busana anak  laki-laki, ia membeli beberapa stelan kaos, training dan celana jeans untuk Aldy. Ada rasa bahagia tak terkira bisa berbaģi dengan Kakak beradik ini, keduanya begitu manis dan penurut. Rasanya Keanu sudah mengenal keduanya begitu lama, jauh sebelum adanya pertemuan itu. Allah seperti memberinya petunjuk dalam setiap pertemuannya. Pertama bertemu dengan Bintoro Aldy ayah Retno hingga merawat kedua anaknya. Keduanya datang bak tetes air untuk menyeimbangkan kehidupannya yang gersang. Tak ada yang kebetulan dalam hidup, sesungguhnya titik-titik itu telah terencana yang akhirnya menjadi sebuah pertemuan.

Kini mereka tengah menikmati makan siang  disebuah restaurant sunda, buah, sayuran dan ikan kolam yang dimasak alami adalah tiket kesehatan yang harus dimiliki setiap orang. Bahwa kesehatan yang dimiliki satu generasi akan menentukan kesehatan generasi berikutnya. Keanu bukan orang yang sembarangan dalam hal menu makan, sesekali menikmati pizza dan macaroni schotel boleh tapi menu sayuran dan buah tetaplah utama dengan sedikit karbohidrat. Sakit bukanlah takdir tapi pilihan karena didalam penyakit ada historis perilaku si penderita!

“Ayo tambah makannya Retno, Aldy.”

“Cukup Kakak, perutnya sudah tidak muat” Aldy meringis memegangi perutnya, Retno dan Keanu tergelak.

“Kakak terima kasih untuk hari ini, kami tak akan melupakannya” Retno menatapnya sekilas.

“Aku yang terima kasih, kehadiran kalian dirumah telah memberi banyak kebahagiaan pada semua yang ada disani...”

Ternyata kebahagiaan itu sederhana, ia diciptakan bukan dicari dan kebahagian hakiki itu adalah berbagi.

....

Assalamualaikum

Vote & Comment agar ceria

terbangun sempurna

Kunjungi Anjani Putri fb untuk bergabung

Terima kasih atensinya

Salam

Terpopuler

Comments

Imelda Pangemanan

Imelda Pangemanan

aku suka kata" mu Thor

2021-02-12

0

Nur

Nur

Bahagia itu sederhana...😍😍😍

2021-02-11

0

ARDIANSYAH GG

ARDIANSYAH GG

aku terharu 😌...... dan mulai jatuh cinta 💖💖💖

2021-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Part-1 Bintang Jatuh
2 Part-2 Bayangan Diri
3 Part-3 Bahagia itu Sederhana
4 Part-4 Rembulan Malam
5 Part-5 Swiss Country
6 Part-6 Pertemuan Basel
7 Part-7 Tamu Agung
8 Part-8 Hampa
9 Part-9 Emosi
10 Part-10 Zurich Swiss
11 Part-11 Zurich Around
12 Part-12 Zermatt
13 Part-13 Galau
14 Part-14 Pesta Moniq
15 Part-15 Tawa dan Air Mata
16 Part-16 Cita-Cita Retno
17 Part-17 Saat-Saat Indah
18 Part-18 Mahasiswa Baru
19 Part-19 Explore Pahawang
20 Part-20 Putri Pariwisata
21 Part-21 The Ambassador's Journey
22 Part-22 Fadly Renaldy
23 Part-23 Gejolak Amarah
24 Part-24 Pantai Biru
25 Part-25 Gosip
26 Part-26 Perjuangan Sang CEO
27 Part-27 Kebebasan Retno
28 Part-28 Jatuh Bangun
29 Part-29 Rasa Kehilangan
30 Part-30 Miss Tourism International
31 Part-31 Jalan Bercabang
32 Part-32 The Ranch
33 Episode-33 Masa Depan Retno
34 Part-34 EHL Lausanne-Swiss
35 Part-35 Suara Hati Keanu
36 Part-36 Lauterbrunnen
37 Part-37 Irania
38 Part-38 Istanbul-Turkey
39 Part-39 Galau dihati Yanti
40 Part-40 Mommy Sakit
41 Part-41 Ketika Musim Semi Tiba
42 Part-42 Permintaan Terakhir
43 Part-43 Persiapan Pernikahan
44 Part-44 Akad Nikah
45 Part-45 Quality Time
46 Part-46 Galau di Hati Keanu
47 Part-47 Pesta Pernikahan
48 Part-48 Pertemuan Montigo Nongsa
49 Part-49 Kembali ke Lausanne
50 Part-50 Fadly Trouble
51 Part-51 Pertikaian
52 Part-52 Menundukkan Ego
53 Part-53 Butiran Salju
54 Part-54 Keanu dan Lizzy
55 Part-55 Surat Lizzy Harmword
56 56 Langit Berawan
57 Part-57 Pencarian Afra Ardian
58 Part-58 Jejak Lizzy Hamword
59 Part-59 Contemplation
60 Part-60 Return of Afra
61 Part-61 Setelah Badai
62 Part-62 Matahari Tropis
63 Part-63 Namaku Rizky Hutama
64 Part-64 Hati Yang Berbunga
65 Part-65 Ring for You
66 Part-66 Wedding
67 Paet-67 Kirana Trouble
68 Part-68 Rahasia Rizky
69 Part-69 Tragedy
70 Part-70 Strong Winds
71 Part-71 Kepercayaan yang
72 Part-72 Shimpony Rindu
73 Part-73 Angin Musim Gugur
74 Part-74 Angin Musim Gugur
75 Part-75 Gelombang Samudera
76 Part-76 Freecell
77 Part-77 Melukis Senja
78 Part-78 Malam Jahanam
79 Part-79 Rizky dan Kirana
80 Part-80 Rizky dan Bara
81 Part-81 Penjara
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Part-1 Bintang Jatuh
2
Part-2 Bayangan Diri
3
Part-3 Bahagia itu Sederhana
4
Part-4 Rembulan Malam
5
Part-5 Swiss Country
6
Part-6 Pertemuan Basel
7
Part-7 Tamu Agung
8
Part-8 Hampa
9
Part-9 Emosi
10
Part-10 Zurich Swiss
11
Part-11 Zurich Around
12
Part-12 Zermatt
13
Part-13 Galau
14
Part-14 Pesta Moniq
15
Part-15 Tawa dan Air Mata
16
Part-16 Cita-Cita Retno
17
Part-17 Saat-Saat Indah
18
Part-18 Mahasiswa Baru
19
Part-19 Explore Pahawang
20
Part-20 Putri Pariwisata
21
Part-21 The Ambassador's Journey
22
Part-22 Fadly Renaldy
23
Part-23 Gejolak Amarah
24
Part-24 Pantai Biru
25
Part-25 Gosip
26
Part-26 Perjuangan Sang CEO
27
Part-27 Kebebasan Retno
28
Part-28 Jatuh Bangun
29
Part-29 Rasa Kehilangan
30
Part-30 Miss Tourism International
31
Part-31 Jalan Bercabang
32
Part-32 The Ranch
33
Episode-33 Masa Depan Retno
34
Part-34 EHL Lausanne-Swiss
35
Part-35 Suara Hati Keanu
36
Part-36 Lauterbrunnen
37
Part-37 Irania
38
Part-38 Istanbul-Turkey
39
Part-39 Galau dihati Yanti
40
Part-40 Mommy Sakit
41
Part-41 Ketika Musim Semi Tiba
42
Part-42 Permintaan Terakhir
43
Part-43 Persiapan Pernikahan
44
Part-44 Akad Nikah
45
Part-45 Quality Time
46
Part-46 Galau di Hati Keanu
47
Part-47 Pesta Pernikahan
48
Part-48 Pertemuan Montigo Nongsa
49
Part-49 Kembali ke Lausanne
50
Part-50 Fadly Trouble
51
Part-51 Pertikaian
52
Part-52 Menundukkan Ego
53
Part-53 Butiran Salju
54
Part-54 Keanu dan Lizzy
55
Part-55 Surat Lizzy Harmword
56
56 Langit Berawan
57
Part-57 Pencarian Afra Ardian
58
Part-58 Jejak Lizzy Hamword
59
Part-59 Contemplation
60
Part-60 Return of Afra
61
Part-61 Setelah Badai
62
Part-62 Matahari Tropis
63
Part-63 Namaku Rizky Hutama
64
Part-64 Hati Yang Berbunga
65
Part-65 Ring for You
66
Part-66 Wedding
67
Paet-67 Kirana Trouble
68
Part-68 Rahasia Rizky
69
Part-69 Tragedy
70
Part-70 Strong Winds
71
Part-71 Kepercayaan yang
72
Part-72 Shimpony Rindu
73
Part-73 Angin Musim Gugur
74
Part-74 Angin Musim Gugur
75
Part-75 Gelombang Samudera
76
Part-76 Freecell
77
Part-77 Melukis Senja
78
Part-78 Malam Jahanam
79
Part-79 Rizky dan Kirana
80
Part-80 Rizky dan Bara
81
Part-81 Penjara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!