Senja di hari itu nampak berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Nara teringat kembali saat senja mulai datang, ia dan Aiza naik ke bukit kecil yang terletak tidak jauh dari rumahnya untuk melihat sunset.
Mereka duduk di atas batu, Nara membelai rambut Aiza dan memberinya nasihat berupa petuah-petuah kehidupan yang nantinya bisa di jadikan salah satu pengalaman hidup untuk Aiza di masa depan.
Kini Nara terbaring lemas di kamarnya, ia tidak diizinkan untuk ikut mencari Aiza karena kondisinya masih syok.
Nara menangis terus menangis, sambil memeluk boneka keropi kesayangan Aiza.
Pikirannya kacau balau, hingga ia teringat kembali akan kenangannya di masa lalu.
Kilas Balik [Tahun 2000]
Nara sangat terkejut melihat laki-laki pujaan hatinya berdiri tegak dan tersenyum di hadapannya, ia dikelilingi oleh lima orang laki-laki berbadan tinggi dan kekar memakai kacamata berwarna ungu dan memakai setelan jas tuxedo yang senada dengan warna kacamata.
Bapaknya Nara berdiri dan menghampirinya.
"Nara benarkah pemuda tampan itu kekasihmu, Nak? Kenapa kamu tidak cerita sama Bapak? Tadi Bapak sudah mengobrol banyak dengannya, ternyata hubungan kalian sudah terjadi sejak kalian Sekolah Menengah Pertama ya?" kata Bapak sambil tersenyum.
"Ya ampun Nak, Bapak kira gadis polos sepertimu akan sulit medapatkan kekasih, sekarang Bapak lega, pemuda ini datang kemari untuk meminangmu Nak, Bapak sudah sepakat untuk menikahkanmu dengannya malam ini juga."
"Apa?! Menikah?!"
Nara sangat terkejut.
"Tapi Pak, ini tidak benar Pak, ada sesuatu diantara kita Pak, kita tidak boleh menikah."
Nara mencoba menjelaskan mengenai permasalahan yang terjadi antara dirinya dengan kekasihnya.
Bapak Nara membisu.
"Naraaa," pemuda itu mendekati Nara.
"Aku sudah memutuskan untuk memilihmu, dan meninggalkan keluarga besarku, aku muak dengan semua keangkuhan yang telah mendarah daging di keluarga besarku, mereka semua sangat gila uang dan jabatan, aku ingin memulai hidup baru bersamamu sebagai orang biasa saja, seperti yang kamu inginkan, maukah kau menikah denganku?"
Pemuda itu berlutut dihadapan Nara, lalu mengeluarkan cincin permata biru. Bola matanya yang bening dan tatapan matanya yang tajam menatap Nara dengan lekat, gadis itu menggigit bibir bawahnya, tersipu malu, dan di ujung matanya nampak kristal-kristal bening.
Apakah itu tangisan terharu atau tangisan kesedihan? Entahlah, hanya Nara dan Tuhan yang tahu.
Nara masih tidak bergeming, namun matanya melirik bapak dan ibunya, seolah meminta pendapat mereka. Bapak dan ibunya Nara tersenyum, keduanya menganggukkan kepala sebagai tanda restu.
"Terima kasih Bapak, Ibu ..." Nara berlari memeluk keduanya.
Lalu melangkah mendekati kekasihnya.
"Ya aku mau menikah denganmu," kata Nara sambil tersipu malu-malu tapi mau.
.
.
Nara membelai rambut lelaki yang sudah menjadi suaminya, lelaki itu tertidur di pangkuan Nara, tangannya mengelus pipi istrinya yang merona, matanya terus menatap wajah cantik istrinya, karena malu Nara memalingkan pandangan matanya.
"Istriku," tanyanya.
"Hmm, iyaaa," jawab Nara.
"Aku sangat bahagia bisa memilikimu seutuhnya, malam ini aku akan menguasai jiwa dan ragamu." Pria itu mencubit pipi Nara sambil tersenyum.
"Ihh, apa sih?!" kata Nara.
"Dulu saat kita pacaran secara sembunyi-sembunyi aku sama sekali tidak bisa menyentuhmu, pernah aku mau menciummu saat kelulusan sekolah itu, kamu malah menamparku. Malam ini kau harus membayar semuanya, oke?"
Lelaki itu menarik tengkuk Nara dengan perlahan. Ia mendekatkan Nara ke wajahnya, mencium rambut Nara, mencium keningnya, menggigit hidung mancung Nara, lalu mencium bibir Nara dengan perlahan.
Aktivitas di bibir berlangsung sangat lama.
Nara memenjamkan matanya, ia pasrah saat tangan suaminya mulai aktif beraktivitas ke daerah lain dibagian tubuhnya. Nara menikmati semua sentuhan lembut yang diberikan suaminya, dia menggigit pakaiannya yang telah terlepas agar tidak mengeluarkan suara.
Hingga sampailah pada intinya itu ....
Raut wajah Nara nampak sangat khawatir.
"Bang aku takut ...," ucap Nara dengan suara lirih namun terdengar menggoda di telinga suaminya.
Suaminya bebisik "Pejamkan matamu cantik, aku akan melakukannya dengan lembut dan perlahan."
"Bolehkaah?" tanyanya. Tatatapan matanya membara dan deru napasnya tidak beraturan.
"Sekarag yaa ... ?" tanyanya lagi.
Perlahan Nara menganggukkan kepalanya, dan akhirnya ... terjadilah **** sesuatu yang sangat mereka inginkan.
"Aahhh ...."
"Hikks ...."
"Aahhh ...."
Nara merintih dan menangis, entah apa yang terjadi dengannya.
Satu jam kemudian lelaki itu memeluk Nara, dan berbisik "Terimakasih istriku, maaf jika aku malah menyakitimu," lalu mengusap bercak darah di tubuh istrinya.
"Sama-sama suamiku, aku mencintaimu selamanya, Tuan Bahir."
Kilas balik selesai.
.
.
"Bahir, Bahir, Bahir!" Nara mengigau sambil menangis.
♡♡ Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
zainiyah hamid
😭😭😭😭
kemana gerangan tuan bahir????
2022-04-11
0
dwi
oalah gitu ta ceritanya
2021-06-03
0
Sitti Wahyuni
berarti aiza ankx nara yg menikahbsm tuan muda d novel agape
2021-05-16
1