Bab 4

Devan dan Clara saat ini dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, untuk cek up kandungan Clara.

Kebetulan Devan mempunyai kenalan dokter kandungan di rumah sakit itu, dan ia sudah menghubungi dokternya katanya saat ini sedang tidak ada pasien, jadi mereka tidak perlu menunggu lama nantinya.

Devan melirik Clara yang sedang menatap jalanan lewat jendela mobil, wanita itu sendari tadi diam saja tidak berbicara apapun. Wajahnya juga dalam keadaan murung dan terlihat ada rasa cemas.

"*Kenapa dia*," batin Devan bertanya-tanya pada dirinya sendiri heran menatap Clara yang berada disampingnya.

"Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Devan, sambil sesekali menatap jalanan karena jalanan saat ini sedang ramai, dia takut jika tidak fokus akan membahayakan keselamatan dirinya dan juga Clara.

"Saya tidak memikirkan apa-apa tuan, saya hanya merasa takut jika anak saya kenapa-kenapa karena kecerobohan saya yang tidak memeriksanya selama tiga bulan, " balas Clara sembari menoleh menatap tuannya.

Jadi sedari tadi Clara terus mencemaskan keadaan anaknya. Mau bagaimanapun dia masih terbilang gadis yang baru beranjak dewasa dia belum tau banyak tentang kehamilan, tentang cara bagaimana menjaganya dan lain sebagainya.

"Saya yakin semuanya akan baik-baik saja, " ucap Devan berusaha menenangkan Clara supaya tidak terlalu cemas karena itu juga tidak baik untuk kesehatan kandungnya.

"Benarkah tuan?" tanya Clara sudah sedikit merasa tenang.

"Iya. saya yakin semuanya akan baik-baik saja," jawab Devan terlihat sangat meyakinkan.

***

Clara dan Devan memasuki ruangan dokter kandungan, Clara melihat meja dokter terdapat name tag bertuliskan Dokter Seni.

"Silahkan duduk tuan, nona," ucap dokter Seni dengan ramah.

Devan dan Clara segera duduk di kursi yang di sediakan di depan meja dokter.

"Devan, ini siapa kamu?" tanya dokter Seni.

"Em dia teman saya, " jawab Devan.

Devan tidak mungkin mengatakan jika Clara ini adalah asistennya, mau ditaruh dimana mukanya nanti kalau orang-orang tau dia yang merupakan bos besar menemani cek up kandungan pembantunya. Dan entah kenapa Devan juga takut menyinggung hati wanita ini.

"Cantik anaknya, masih muda banget yah?" tanya dokter Seni sambil tersenyum kepada Clara dan Clara membalasnya dengan senyuman ramah juga.

"Kita nggak usah pakai bahasa formal lah ya Van, kaya biasa aja, " ucap dokter Seni kepada Devan. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

Dokter Seni ini adalah istri dari sepupu Devan usianya sudah sekitar 35 tahun.

"Berapa umurmu cantik?" tanya dokter Seni.

"19 tahun dok," jawab Clara.

Dokter Seni mengangguk, masih begitu muda tapi Clara bukan pasien paling mudah yang pernah ia tangani. Sebelumnya bahkan ada anak usia 16 tahun yang sudah hamil karena perjodohan dari orangtuanya ataupun ada yang hamil di luar nikah. Padahal diusia mereka yang sangat rentan mengalami keguguran dan komplikasi lainnya.

"Lalu dimana suamimu? Kenapa Devan yang menemanimu untuk cek up?" tanya dokter Sini kembali.

"Bisa dimulai saja pemeriksaannya, saya harus berangkat ke kantor sebentar lagi," ucap Devan mengubah topik pembicaraan yang menurutnya sangat membuang waktu.

"Baiklah, ayo nona kita ke bilik pemeriksaan saya akan melakukan USG untuk memantau perkembangan sang bayi, "ucap dokter Seni, Clara mengangguk dan berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju bilik pemeriksaan yang ada di dalam ruangan ini.

"Kamu mau ikut atau tidak Van?" tanya Dokter Seni.

"Saya ikut," jawab Devan lalu dia mengikuti Dokter Seni menuju bilik pemeriksaan.

***

"Buka bajunya nona," perintah dokter Seni sambil mempersiapkan peralatan untuk USG.

Clara tidak langsung membuka bajunya dia malu disini ada Devan yang tengah berdiri di sampingnya, dan sekarang ia sedang menggunakan dress jadi jika di buka bagian bawahnya akan terlihat oleh Devan.

"Kau bisa menutup bagian bawahmu dengan selimut ini nona, " ucap dokter Seni yang tau jika pasiennya ini merasa malu.

"Tuan hadap belakang, saya malu,," cicit Clara, Devan menurut lalu memutar tubuhnya membelakangi Clara, kemudian Clara segera menaikan dressnya ke atas dan menyelimuti bagian bawahnya.

"Kamu bisa hadap kesini lagi Van," ucap dokter Seni.

Dokter Seni pun mulai memeriksa Clara mengunakan stetoskop, mulai dari dada, denyut nadi, dan terkahir bagian perut Clara.

"Dok kenapa dia hamil baru jalan 5 bulan sudah seperti hamil 6 bulan ya?" tanya Devan.

Dokter Seni tidak langsung menjawab dia sedang fokus memeriksa.

Dokter Seni lalu mengulum senyum setelah selesai memeriksa kandungan Clara kemudian dia menatap Devan.

"Yah semuanya normal dari detak jantung dan lainnya normal, ibu dan anak-anaknya sama-sama sehat. Dan tentang yang kamu tanyakan Van, kenapa perutnya besar seperti hamil 6 bulan itu karena dia tengah hamil anak kembar jadi perutnya akan lebih besar dari hamil tunggal, " ucap dokter Seni, dia tadi mendengar dua detak jantung tiga dengan milik ibunya saat melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop.

"Benarkah?!" tanya Devan tidak percaya, dia merasa begitu bahagia mendengarnya tanpa sadar Devan tersenyum menatap Dira yang saat ini juga tengah tersenyum bahagia.

"Kita bisa melakukan USG sekarang untuk mengetahui secara langsung," ucap dokter Seni, kemudian mengolesi gel pelumas di permukaan perut Clara.

Devan langsung menatap layar monitor yang terletak di depan dokter.

Pria itu tersenyum haru melihat layar monitor itu yang menampilkan dua jabang bayi yang sudah membentuk kepala dan wajah juga sudah mulai terbentuk tanpa sadar Devan memegang tangan Clara dengan begitu erat.

"Apa nona ngin melihat jenis kelaminnya?" tanya dokter Seni, dan Clara yang asalnya akan menjawab tiba-tiba langsung dijawab oleh....

"Tidak! Biarkan saja itu jadi rahasia," ucap Devan cepat dengan tatapan terus menatap layar monitor dan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

"Baiklah. Van, kenapa kamu terlihat begitu antusias sepertinya, malah disini kamu seperti suaminya nona ini," ucap Seni.

Devan langsung seperti tersadar ia lalu mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali. Kenapa ka begitu memalukan tadi, tapi memang hatinya tidak bisa berbohong bahwa ia begitu bahagia dan sangat antusias dengan bayi itu, apalagi saat dokter bilang kembar ia seperti mendapatkan durian runtuh rasanya.

***

"Kamu ingat kan perkataan dokter tadi, kamu tidak boleh kelelahan dan juga harus makan-makanan yang bergizi," ucap Devan saat mereka berada di perjalanan menuju ke sebuah mall, Devan berniat ingin membelikan Clara susu hamil dan juga baju-baju hamil untuk Clara.

Baju milik Clara menurutnya sangat tidak layak di pakai dan pasti rasanya tidak nyaman juga, jadi Devan akan membelikan baju yang nyaman untuk Clara pakai.

Clara yang sedang memandangi foto USG kedua bayinya hanya mengangguk tanpa menatap Devan.

"Kamu senang hamil kembar?" Devan.

"Saya juga tidak tau tuan. Saya merasa bingung menjelaskan perasaan saya sekarang. Jujur saya begitu senang mendapatkan anak kembar, tapi saya takut tidak bisa menjaga kedua anak saya, satu saja sepertinya saya sudah kerepotan apalagi dua," jawab Clara.

"Kamu tenang saja, saya akan membantumu merawat kedua anakmu," ucap Devan sambil mengelus tangan Clara.

Clara menatap Devan."kenapa tuan begitu baik pada saya?" tanyanya.

"Gak kenapa-kenapa," balas Devan.

"Em.... saya ingin tanya padamu, Clara. bagaimana jika suatu hari nanti laki-laki yang telah memperkosamu datang kepadamu untuk meminta maaf. Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Devan tiba-tiba.

"Saya tidak akan melakukan apa-apa tuan, mungkin saya hanya akan mengusirnya dan tidak mengijinkan dia melihat kedua anaknya," ucap Clara.

"Dan jika laki-laki itu terus saja mengganggu saya, saya akan pergi begitu jauh dengan anak-anak saya sampai pria itu tidak bisa menemukan keberadaan saya," lanjut Clara dengan tatapan penuh kebencian.

Devan terdiam mendengar jawaban Dira. Tapi setelah itu ia hanya mengangguk mengerti.

Episodes
1 Bab 1
2 2
3 3
4 Bab 4
5 Bab 5 Rencana Devan
6 Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7 Mira ternyata.......
8 Syarat dari Devan
9 Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10 Menikah?
11 Sakit hati
12 Sah
13 Devan mulai ngidam
14 Sesil ke kantor Devan
15 Bikin rencana
16 Clara keluar dari mansion Devan
17 Mira mulai curiga
18 Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19 Devan panik
20 Tidak berharap lagi
21 Kerja
22 Surat undangan dari Sesil buat Clara
23 Cemburu
24 Antara bahagia dan kecewa
25 Kebongkar
26 Saling rindu
27 Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28 #28 Kabar Buruk
29 Mencari Devan
30 Akhirnya bersatu lagi
31 Bucinnya Devan
32 Bayi besar Clara
33 Clara marah
34 Ngidam aneh
35 Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36 ngidam tengah malam
37 Kontraksi
38 Kebahagiaan keluarga Fernandes
39 Princess Devan
40 Tetangga baru
41 Ngelonin bayi besar
42 Nurut apa kata istri
43 Baby Twins 6 months
44 Berita baru
45 Keluarga harmonis
46 2 tahun kemudian
47 Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48 Siapa wanita itu?
49 Kepergok berduaan
50 Di usir
51 Berantem
52 pergi meninggalkan mansion
53 Kemarahan Arga
54 Mengurung diri
55 Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56 6 tahun yang lalu
57 Kelakuan Queen
58 Bertemu kembali
59 Di pantau
60 Tidak bisa melupakannya
61 Bertemu kembali
62 Keributan di kantor
63 Kemarahan Devan
64 Berkunjung ke mansion
65 Diganggu lagi
66 Rahasia besar Devan
67 Memberi hukuman
68 Clara mulai curiga
69 Musuh Devan
70 Kelakuan tiga bocah piyik
71 Kena ceramahan dari Devan
72 Ketahuan
73 Mengatakan sejujurnya
74 Pergi atau tetap bertahan
75 Tidak semangat
76 Saling serang
77 Omelan Clara
78 Permintaan Queen
79 Kelakuan Queen
80 Queen ngambek
81 Rencana Devan
82 Tempat apa ini
83 Kalung khusus
84 Pergi sementara waktu
85 Queen berulah lagi
86 Kehebohan di mansion
87 Kecolongan
88 Diculik
89 Menyelamatkan
90 Membawa ke Korea
91 Bab 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1
2
2
3
3
4
Bab 4
5
Bab 5 Rencana Devan
6
Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7
Mira ternyata.......
8
Syarat dari Devan
9
Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10
Menikah?
11
Sakit hati
12
Sah
13
Devan mulai ngidam
14
Sesil ke kantor Devan
15
Bikin rencana
16
Clara keluar dari mansion Devan
17
Mira mulai curiga
18
Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19
Devan panik
20
Tidak berharap lagi
21
Kerja
22
Surat undangan dari Sesil buat Clara
23
Cemburu
24
Antara bahagia dan kecewa
25
Kebongkar
26
Saling rindu
27
Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28
#28 Kabar Buruk
29
Mencari Devan
30
Akhirnya bersatu lagi
31
Bucinnya Devan
32
Bayi besar Clara
33
Clara marah
34
Ngidam aneh
35
Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36
ngidam tengah malam
37
Kontraksi
38
Kebahagiaan keluarga Fernandes
39
Princess Devan
40
Tetangga baru
41
Ngelonin bayi besar
42
Nurut apa kata istri
43
Baby Twins 6 months
44
Berita baru
45
Keluarga harmonis
46
2 tahun kemudian
47
Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48
Siapa wanita itu?
49
Kepergok berduaan
50
Di usir
51
Berantem
52
pergi meninggalkan mansion
53
Kemarahan Arga
54
Mengurung diri
55
Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56
6 tahun yang lalu
57
Kelakuan Queen
58
Bertemu kembali
59
Di pantau
60
Tidak bisa melupakannya
61
Bertemu kembali
62
Keributan di kantor
63
Kemarahan Devan
64
Berkunjung ke mansion
65
Diganggu lagi
66
Rahasia besar Devan
67
Memberi hukuman
68
Clara mulai curiga
69
Musuh Devan
70
Kelakuan tiga bocah piyik
71
Kena ceramahan dari Devan
72
Ketahuan
73
Mengatakan sejujurnya
74
Pergi atau tetap bertahan
75
Tidak semangat
76
Saling serang
77
Omelan Clara
78
Permintaan Queen
79
Kelakuan Queen
80
Queen ngambek
81
Rencana Devan
82
Tempat apa ini
83
Kalung khusus
84
Pergi sementara waktu
85
Queen berulah lagi
86
Kehebohan di mansion
87
Kecolongan
88
Diculik
89
Menyelamatkan
90
Membawa ke Korea
91
Bab 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!