Bab 5 Rencana Devan

Pukul 1 siang Clara tengah bersantai duduk di kamarnya, ia begitu senang berada di kamar saat ini, mungkin kamar ini akan menjadi tempat favorit baginya.

Bagaimana ia tidak senang jika kamar ini begitu luas, wangi, sejuk, dan indah. Dan yang paling membuat Clara senang adalah ada televisinya di dalam kamar ini, jadi ia bisa menonton drama kesukaannya dengan sepuasnya, lalu di pojok kamar juga tersedia kulkas kecil yang berisi cemilan, buah-buahan, dan juga minuman yang sangat enak-enak dan pastinya sehat untuk kedua bayinya. Clara disini merasa bukan seperti menjadi seorang pembantu, tapi seperti pemilik rumah ini tuannya begitu memanjakannya. Ia bahkan dibelikan baju baru dan ponsel baru yang lebih canggih seperti sekarang ini, ia juga tidak perlu mengeluarkan uang sepersenpun untuk membeli kuota karena di sini sudah tersedia WiFi yang bisa di akses 24 jam tanpa lemot jaringannya.

Clara mengelus perut buncitnya."Kalian sehat-sehat ya diperut Bunda, Bunda sayang sama kalian. Sekarang hidup Bunda cuma buat kalian berdua, Bunda sudah tidak punya siapa-siapa didunia ini, hanya kalian lah Bunda bertahan hidup. Kalaupun ayah kalian tiba-tiba muncul, Bunda gak akan pernah pria itu untuk bisa bertemu dengan kalian, gak akan pernah!" ucapnya yang seperti sedang berbicara kepada anak-anaknya yang masih didalam perut.

Clara melirik jam sudah pukul 2 siang masih sangat lama waktu ia harus bekerja kembali yaitu memasak untuk tuannya makan malam, saat ini tuannya masih berada di kantor dan bilang jika pulangnya nanti sekitar jam 5 an.

"Dari pada bosan lebih baik aku nonton film deh," gumam Clara sembari mengambil remote tv lalu menyalakan TV nya. Clara meletakan bantal di belakang punggungnya dan juga dipangkuanya.

Dirasa ada yang kurang Clara kemudian turun dari ranjang dan menuju meja tempat meletakkan berbagai buku novel dan lainnya.

Dia mengambil sesuatu di dalam kantong plastik besar yang berisi semua cemilannya, Clara kemudian mengambil keripik kentang lalu dia membawanya ke kasur kembali dan Clara mulai khusyuk menonton film.

***

Sedangkan ditempat lain lebih tepatnya di kantor Devan, saat ini Devan sedang fokus menatap layar laptop di depannya, sesekali dahinya mengernyit dan dia juga sesekali memijatnya. Jika sedang pusing ia jadi malas sekali untuk melanjutkan pekerjaannya.

Devan kemudian menghubungi seseorang lewat telepon kantornya.

"Ke ruangan saya sekarang," perintah Devan lalu menutup teleponnya.

Tok.. tok...tok

"Masuk," ucap Devan, orang yang berada di luar lalu membuka pintunya perlahan dan masuk ke dalam ruangan Devan.

"Bos panggil saya, ada apa?" Tanya sekertaris Devan yang bernama Rio.

"Duduk," perintah Devan kembali.

Rio pun menurut dia lalu duduk di depan atasannya.

Devan memainkan bolpoin diatas mejanya dan menatap Rio dengan serius. "Kamu berkerja dengan baik selama ini, kamu mampu menyelesaikan tugas yang saya berikan padamu dengan cepat. Tapi kenapa tugas yang satu ini kamu begitu lama menyelesaikannya," ucap Devan dingin.

"Maksud bos, tugas yang mana?" tanya Rio bingung.

"Mencari wanita itu," balasnya.

"Maaf bos. Saya tidak tahu lagi bagaimana saya mencarinya bos, masalahnya saya tidak mengenali wajahnya sama sekali, bagaimana saya bisa mencarinya bos. Hanya dengan bantuan skesta itu tidak bisa membantu banyak bos," ucap Rio jujur.

"Ck, itu hanya alasan kamu, tanpa skesta itu saya sudah berhasil menemukan wanita itu," ucap Devan.

"Hah?! Bos udah berhasil menemukan wanita itu?" tanya Rio kaget dan tak percaya.

Padahal dia sudah mencari wanita itu dari 3 bulan yang lalu dan belum ketemu sampai sekarang.

"Yah, saya sudah bertemu denganya. Kamu tau wanita itu siapa?"

"Gak tau bos, Siapa bos?" Tanya Rio yang sangat penasaran.

"Yang ada di rumah saya saat ini, namanya Clara," jawab Devan santai.

"*Oh jadi wanita itu, pantes aja si bos langsung baik sama wanita itu, bahkan sampai menyuruhnya tinggal dirumahnya segala*," batin Rio.

"Lalu apa yang akan bos lakukan pada wanita itu, bukannya bos mencari dia niatnya ingin menghilangkan dia dari dunia karena takutnya dia bisa membuat nama baik bos menjadi tercemar karena skandal bos yang tidak di sengaja," ucap Rio.

Devan menghela nafas kasar. "Niat awal saya memang seperti itu. Tapi kamu tau wanita itu sedang hamil anak saya, saya tidak mungkin menghilangkan nyawanya di dalam kondisinya yang tengah hamil. Dan sepertinya sekarang saya sangat menginginkan anaknya."

"Mungkin saya bisa melakukannya setelah anak itu lahir, saya bisa merencanakan niat awal saya setelah anak itu lahir nanti," ucap Devan.

"Bos lebih baik bos batalkan saja niat bos itu, menurut saya itu terlalu kejam. Salah wanita itu apa bos? Bukankah dia adalah korban disini, dia bukan pelaku dan saya lihat dia wanita yang baik dan sangat polos, kasian dia bos. Sepertinya wanita itu hidup sebatang kara," ucap Devan.

Rio tidak pernah setuju dengan niat bos nya ini yang terbilang sangat kejam, bagaimana mungkin wanita itu yang merupakan korban disini malah di salahkan dan akan di hilangkan nyawanya, seharusnya pelakunya yang mendapatkan itu.

Devan langsung terdiam, dia tidak ada rasa bersalah kepada wanita itu dan dia hanya memikirkan tentang nama baiknya, jika berita ini kesebar ke publik, pasti ibunya akan kecewa padanya.

"Apa bos tega setelah anak bos lahir dan bos meminta anaknya darinya, bagaimana perasaan wanita itu yang merupakan ibunya dan telah melahirkan anak bos. Dan setelah itu bos akan membunuh ibunya, berarti bos juga akan menyakiti ibu wanita itu yang tidak salah sama sekali." ucap Rio.

"Saya benar-benar tidak setuju dengan niat bos ini, menghilangkan nyawa orang itu dosa besar bos, apalagi itu adalah nyawa seorang ibu. Jika anak bos sudah dewasa dan tau apa yang terjadi kepada ibunya, saya yakin dia akan membenci bos," lanjut Rio.

Semoga saja perkataannya ini mampu di terima baik oleh Devan, pikir Rio.

"Tapi saya gak mau ibu dan ayah saya mengetahui ini semua, dan mencoreng nama baik keluarga Wijaya Rio!" ucap Devan.

Rio adalah sebenarnya sahabatan bersama Devan, jadi kadang-kadang mereka suka berbicara formal atau kaya biasa-biasa.

"Tapi kasian wanita itu bos, dia juga gak mau pastinya hidup seperti itu dan kehilangan mahkota yang selama dia jaga untuk suaminya kelak, dan malah diambil kesuciannya sama Lo Vin," ucap Rio kesal dan tidak lagi memanggil Devan dengan sebutan 'Bos'

"Kamu keluar dari ruangan saya! Saya tidak perlu ceramah dari kamu!" ucap Devan dengan tegas.

Rio mengangguk dan langsung keluar dari ruangan Devan.

"Ibu ku juga akan sakit jika mendengar kabar skandal ku ini, bukan hanya ibu dia atau wanita itu," gumam Devan.

Episodes
1 Bab 1
2 2
3 3
4 Bab 4
5 Bab 5 Rencana Devan
6 Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7 Mira ternyata.......
8 Syarat dari Devan
9 Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10 Menikah?
11 Sakit hati
12 Sah
13 Devan mulai ngidam
14 Sesil ke kantor Devan
15 Bikin rencana
16 Clara keluar dari mansion Devan
17 Mira mulai curiga
18 Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19 Devan panik
20 Tidak berharap lagi
21 Kerja
22 Surat undangan dari Sesil buat Clara
23 Cemburu
24 Antara bahagia dan kecewa
25 Kebongkar
26 Saling rindu
27 Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28 #28 Kabar Buruk
29 Mencari Devan
30 Akhirnya bersatu lagi
31 Bucinnya Devan
32 Bayi besar Clara
33 Clara marah
34 Ngidam aneh
35 Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36 ngidam tengah malam
37 Kontraksi
38 Kebahagiaan keluarga Fernandes
39 Princess Devan
40 Tetangga baru
41 Ngelonin bayi besar
42 Nurut apa kata istri
43 Baby Twins 6 months
44 Berita baru
45 Keluarga harmonis
46 2 tahun kemudian
47 Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48 Siapa wanita itu?
49 Kepergok berduaan
50 Di usir
51 Berantem
52 pergi meninggalkan mansion
53 Kemarahan Arga
54 Mengurung diri
55 Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56 6 tahun yang lalu
57 Kelakuan Queen
58 Bertemu kembali
59 Di pantau
60 Tidak bisa melupakannya
61 Bertemu kembali
62 Keributan di kantor
63 Kemarahan Devan
64 Berkunjung ke mansion
65 Diganggu lagi
66 Rahasia besar Devan
67 Memberi hukuman
68 Clara mulai curiga
69 Musuh Devan
70 Kelakuan tiga bocah piyik
71 Kena ceramahan dari Devan
72 Ketahuan
73 Mengatakan sejujurnya
74 Pergi atau tetap bertahan
75 Tidak semangat
76 Saling serang
77 Omelan Clara
78 Permintaan Queen
79 Kelakuan Queen
80 Queen ngambek
81 Rencana Devan
82 Tempat apa ini
83 Kalung khusus
84 Pergi sementara waktu
85 Queen berulah lagi
86 Kehebohan di mansion
87 Kecolongan
88 Diculik
89 Menyelamatkan
90 Membawa ke Korea
91 Bab 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1
2
2
3
3
4
Bab 4
5
Bab 5 Rencana Devan
6
Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7
Mira ternyata.......
8
Syarat dari Devan
9
Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10
Menikah?
11
Sakit hati
12
Sah
13
Devan mulai ngidam
14
Sesil ke kantor Devan
15
Bikin rencana
16
Clara keluar dari mansion Devan
17
Mira mulai curiga
18
Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19
Devan panik
20
Tidak berharap lagi
21
Kerja
22
Surat undangan dari Sesil buat Clara
23
Cemburu
24
Antara bahagia dan kecewa
25
Kebongkar
26
Saling rindu
27
Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28
#28 Kabar Buruk
29
Mencari Devan
30
Akhirnya bersatu lagi
31
Bucinnya Devan
32
Bayi besar Clara
33
Clara marah
34
Ngidam aneh
35
Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36
ngidam tengah malam
37
Kontraksi
38
Kebahagiaan keluarga Fernandes
39
Princess Devan
40
Tetangga baru
41
Ngelonin bayi besar
42
Nurut apa kata istri
43
Baby Twins 6 months
44
Berita baru
45
Keluarga harmonis
46
2 tahun kemudian
47
Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48
Siapa wanita itu?
49
Kepergok berduaan
50
Di usir
51
Berantem
52
pergi meninggalkan mansion
53
Kemarahan Arga
54
Mengurung diri
55
Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56
6 tahun yang lalu
57
Kelakuan Queen
58
Bertemu kembali
59
Di pantau
60
Tidak bisa melupakannya
61
Bertemu kembali
62
Keributan di kantor
63
Kemarahan Devan
64
Berkunjung ke mansion
65
Diganggu lagi
66
Rahasia besar Devan
67
Memberi hukuman
68
Clara mulai curiga
69
Musuh Devan
70
Kelakuan tiga bocah piyik
71
Kena ceramahan dari Devan
72
Ketahuan
73
Mengatakan sejujurnya
74
Pergi atau tetap bertahan
75
Tidak semangat
76
Saling serang
77
Omelan Clara
78
Permintaan Queen
79
Kelakuan Queen
80
Queen ngambek
81
Rencana Devan
82
Tempat apa ini
83
Kalung khusus
84
Pergi sementara waktu
85
Queen berulah lagi
86
Kehebohan di mansion
87
Kecolongan
88
Diculik
89
Menyelamatkan
90
Membawa ke Korea
91
Bab 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!