2

Devan Wijaya adalah seorang CEO tampan, kaya raya. Dai mempunyai perusahaan bernama Wijaya Company, dan dia juga mempunyai seperti restoran, cafe, hotel, mall yang bukan hanya di Indonesia tapi di luar negeri pun ada.

Dengan wajah tampan dan kaya raya membuat Devan menjadi incaran wanita-wanita cantik di luaran sana. Tapi menurut Devan semua wanita-wanita yang mendekatinya tidak ada satupun yang masuk ke dalam kriterianya.

Devan adalah sosok laki-laki yang sangat dingin jika dengan orang lain selain keluarganya sendiri. Dia juga mempunyai tatapan mata yang begitu tajam, bibir seksi dan tubuh yang atletis.

Devan sudah berusia 30 tahun, ia memang sudah pernah menikah sebelumya tapi hubungannya berakhir dengan cerai mati.

Devan berpisah dengan calon sekaligus istrinya. Istri Devan meninggal dunia sejak 5 tahun silam saat tengah hamil anak pertama mereka, yang pada saat itu usia kehamilan istrinya sudah menginjak 5 bulan, karena mengalami pendarahan. Jadi Devan sudah menduda selama 5 tahun dan sampai saat ini.

Dan semenjak istri meninggal Devan tak pernah lagi memikirkan wanita, dia sudah membangun tembok es di hatinya. Menurutnya cintanya hanya untuk mendiang istrinya dan juga anaknya yang belum pernah dia lihat. Sadar sudah jatuh cinta pada istrinya saat istrinya dalam keadaan sekarat dan akhirnya meninggal dunia itu merupakan penyesalan yang luar biasa bagi Devan, dan membuatnya terus di hantui penyesalan itu.

Devan memang menikah karna perjodohan, tapi saat istrinya sudah meninggal satu bulan, rasa cintanya mulai tumbuh.

***

Devan terbangun dari tidurnya. Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan dengan angkutan umum itu, Devan langsung tertidur di kamar karena badannya terasa pegal-pegal ia bahkan tidak jadi menghadiri pertemuan penting itu. Ia melirik jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Bagaimana kabar wanita itu apa dia sudah bangun, "gumam Devan, ia memilih beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum ia menemui wanita itu.

Sepuluh menit kemudian Devan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk sebatas pinggang dan juga handuk kecil yang digunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Dreett... dreett...

Ponsel Devan berbunyi di atas nakas, segera pria itu menghampiri ponselnya dan mengangkatnya.

"Ada apa?"tanya Devan.

"Halo bos, saya mau memberitahu jika pertemuan penting dengan perusahaan Leon group yang batal hari ini di ganti hari lain bos, "jawab sekertaris Devan, yaitu Rio.

"Baiklah. Kamu beritahu saja kapan waktunya, "ucap Devan lalu memutuskan sambungan teleponnya dan meletakkan ponselnya kembali di meja nakas.

"Pergi! Jangan dekati saya!" teriakan seseorang dari kamar sebelahnya membuat Devan kaget.

"Astagah ada apa itu?" gumam Devan sembari berjalan keluar dari kamar tanpa mengenakan pakaiannya terlebih dahulu.

"Ada apa ini?"tanya Devan saat sudah memasuki kamar yang berada di samping kamarnya.

"Maaf tuan, wanita hamil ini tiba-tiba berteriak saat saya datang, padahal saya hanya ingin mengatarakan tas miliknya, "ucap pengawal Devan yang badannya sangat kekar dan banyak tato di lengannya.

Sepertinya ini ada kesalahan pahaman, fikir Devan.

"Ya sudah kau boleh keluar, "ucapanya.

"Baik tuan." Pengawal Devanpun keluar dari kamar itu.

Devan mengalihkan pandangannya menatap wanita hamil yang masih terduduk di pojokan kamar.

Devan memilih mendekati wanita itu yang masih menutup wajahnya sambil menangis. Dia kemudian bersimpuh di depannya.

"kamu kenapa?" Tanya Devan sambil mengusap rambut hitam legam milik wanita hamil itu.

Clara yang merasa ada yang mengusap rambutnya lantas membuka tanganya yang tadi ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

Clara menatap Devan dengan air mata yang masih mengalir deras.

"Tuan! Orang itu pasti orang jahat kan? Dimana orang itu tuan?" tanya Clara dengan wajah ketakutan dan panik.

Devan hanya mengulum senyum tipis melihatnya. Memang pengawalnya tadi terlihat menyeramkan layaknya seorang preman dan Clara pasti mengiranya dia orang jahat.

"Dia tidak jahat Clara, dia ada pengawal saya. Dia kesini hanya untuk mengantarkan tas mu, " ucap Devan memberi pengertian.

"Dia tidak jahat tuan?" Tanya Clara agi untuk memastikan.

"Tidak," jawab Devandengan singkat.

Clara lalu menatap sekelilingnya, dirinya sekarang berada di sebuah kamar bernuansa coklat muda, kamar ini begitu besar layaknya kamar tuan putri pasti yang punya kamar ini adalah orang kaya. Tapi dimana dia sekarang?

"Tuan saya ada dimana?" tanya Clara.

"Kamu ada di mansion saya, tadi di bus kamu ketiduran dan saya membawamu ke sini," jawab Devan.

Clara mengangguk mengerti, kenapa dirinya bisa tidak sadar di bawah ke mansion besar ini, ia bingung tadi ia tidur atau pingsan.

Clara menatap Devan yang bersimpuh di depannya. Saat ini Devan tidak mengenakan apapun kecuali selembar handuk yang menutupi bagian bawahnya. Pipi Clara memerah saat melihat perut sixpack milik Devan.

Kruyuk... kryuk...

Clara tersenyum malu kepada Devan yang tengah mengulum senyum geli.

"Kamu lapar hem?" tanyanya.

Clara hanya mengangguk malu.

"Baiklah ayo kita ke dapur, mungkin bibi sudah memasak untuk makan malam. Mari kita makan bersama." ajak Devan.

"Tidak tuan, saya disini mau bekerja rasanya tidak pantas saya makan bersama tuan." tolak Clara.

"Tidak apa-apa, kamu kan belum mulai bekerja, jadi kamu masih saya anggap sebagai tamu disini."

"Em baiklah tuan, kalau tuan memaksa." Clara hanya pasrah karena dia juga merasakan begitu lapar saat ini.

Devan kemudian membantu Clara untuk berdiri dari duduknya di lantai.

"Kamu hamil berapa bulan?" Tanya Devan sembari berjalan keluar bersama Clara.

"jalan 5 bulan tuan, " jawab Clara.

"Sudah terlihat besar ya seperti 6 bulan."

Clara hanya tersenyum dia juga merasakan hal itu.

***

"Kamu tidak mau menambah lagi?"tanya Devan menatap wanita yang duduk di depannya sedang mengelus perut buncitnya.

"Tidak tuan. Rasanya saya sudah begitu kenyang hingga perut saya terasa begah, " ucap Clara sambil terus mengelus perutnya.

Devan hanya tersenyum tipis, bagaimana tidak kenyang, jika wanita ini makan sampai menambah dua kali, ia saja tadi sampai heran melihatnya karena Devan belum pernah melihat seorang wanita makan begitu banyaknya. Tapi Devan merasa senang melihatnya karena wanita itu begitu lahap menyantap makanannya.

"Oh ya sepertinya kita belum saling mengenal ya, siap nama mu?" tanya Devan.

"Clara Caroline tuan, panggil saja Clara," jawab Dira sambil tersenyum.

"Nama yang indah. Dan perkenalkan nama saya Devan Wijaya," ucap Devan.

"Saya panggil tuan Devan saja ya?" tanya Clara.

"Silahkan."

"Oh ya ada yang ingin saya tanyakan padamu, dimana suamimu? Kenapa dia membiarkanmu bekerja dalam kondisi hamil seperti ini?" tanya Devan. Devan melihat perubahan raut wajah Clara, raut wajah wanita itu berubah menjadi murung.

"Saya tidak memiliki suami tuan...."ucapnya dengan nada lirih dan tidak melanjutkan ucapannya karena jujur ia malu.

"Jadi kamu-"Aldan sengaja tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Clara sudah mengangguk seakan mengetahui apa yang ingin di tanyakan.

"Em.. baiklah kamu bisa istirahat lagi di kamar yang tadi, mungkin kamu masih lelah dan harus banyak istirahat," ucap Devan, ia merasa bersalah saat melihat wajah Clara yang terlihat murung dan sedih, tidak seperti tadi yang tampak ceria saat makan.

"Saya akan membereskan meja makan ini dulu tuan," ucap Clara.

"Tidak perlu Clara, ada bibi disini yang akan membereskannya. Lebih baik kamu pergi ke kamar sekarang," ucap Devan dengan nada yang seperti tidak ingin ditolak.

Clara hanya mengangguk pasrah lalu dia berjalan menuju kamarnya.

Terpopuler

Comments

Kiyo Takamine and Zatch Bell

Kiyo Takamine and Zatch Bell

Saya tidak sabar untuk melihat kelanjutannya, semangat ya author!

2025-01-16

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 2
3 3
4 Bab 4
5 Bab 5 Rencana Devan
6 Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7 Mira ternyata.......
8 Syarat dari Devan
9 Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10 Menikah?
11 Sakit hati
12 Sah
13 Devan mulai ngidam
14 Sesil ke kantor Devan
15 Bikin rencana
16 Clara keluar dari mansion Devan
17 Mira mulai curiga
18 Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19 Devan panik
20 Tidak berharap lagi
21 Kerja
22 Surat undangan dari Sesil buat Clara
23 Cemburu
24 Antara bahagia dan kecewa
25 Kebongkar
26 Saling rindu
27 Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28 #28 Kabar Buruk
29 Mencari Devan
30 Akhirnya bersatu lagi
31 Bucinnya Devan
32 Bayi besar Clara
33 Clara marah
34 Ngidam aneh
35 Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36 ngidam tengah malam
37 Kontraksi
38 Kebahagiaan keluarga Fernandes
39 Princess Devan
40 Tetangga baru
41 Ngelonin bayi besar
42 Nurut apa kata istri
43 Baby Twins 6 months
44 Berita baru
45 Keluarga harmonis
46 2 tahun kemudian
47 Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48 Siapa wanita itu?
49 Kepergok berduaan
50 Di usir
51 Berantem
52 pergi meninggalkan mansion
53 Kemarahan Arga
54 Mengurung diri
55 Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56 6 tahun yang lalu
57 Kelakuan Queen
58 Bertemu kembali
59 Di pantau
60 Tidak bisa melupakannya
61 Bertemu kembali
62 Keributan di kantor
63 Kemarahan Devan
64 Berkunjung ke mansion
65 Diganggu lagi
66 Rahasia besar Devan
67 Memberi hukuman
68 Clara mulai curiga
69 Musuh Devan
70 Kelakuan tiga bocah piyik
71 Kena ceramahan dari Devan
72 Ketahuan
73 Mengatakan sejujurnya
74 Pergi atau tetap bertahan
75 Tidak semangat
76 Saling serang
77 Omelan Clara
78 Permintaan Queen
79 Kelakuan Queen
80 Queen ngambek
81 Rencana Devan
82 Tempat apa ini
83 Kalung khusus
84 Pergi sementara waktu
85 Queen berulah lagi
86 Kehebohan di mansion
87 Kecolongan
88 Diculik
89 Menyelamatkan
90 Membawa ke Korea
91 Bab 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1
2
2
3
3
4
Bab 4
5
Bab 5 Rencana Devan
6
Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7
Mira ternyata.......
8
Syarat dari Devan
9
Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10
Menikah?
11
Sakit hati
12
Sah
13
Devan mulai ngidam
14
Sesil ke kantor Devan
15
Bikin rencana
16
Clara keluar dari mansion Devan
17
Mira mulai curiga
18
Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19
Devan panik
20
Tidak berharap lagi
21
Kerja
22
Surat undangan dari Sesil buat Clara
23
Cemburu
24
Antara bahagia dan kecewa
25
Kebongkar
26
Saling rindu
27
Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28
#28 Kabar Buruk
29
Mencari Devan
30
Akhirnya bersatu lagi
31
Bucinnya Devan
32
Bayi besar Clara
33
Clara marah
34
Ngidam aneh
35
Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36
ngidam tengah malam
37
Kontraksi
38
Kebahagiaan keluarga Fernandes
39
Princess Devan
40
Tetangga baru
41
Ngelonin bayi besar
42
Nurut apa kata istri
43
Baby Twins 6 months
44
Berita baru
45
Keluarga harmonis
46
2 tahun kemudian
47
Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48
Siapa wanita itu?
49
Kepergok berduaan
50
Di usir
51
Berantem
52
pergi meninggalkan mansion
53
Kemarahan Arga
54
Mengurung diri
55
Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56
6 tahun yang lalu
57
Kelakuan Queen
58
Bertemu kembali
59
Di pantau
60
Tidak bisa melupakannya
61
Bertemu kembali
62
Keributan di kantor
63
Kemarahan Devan
64
Berkunjung ke mansion
65
Diganggu lagi
66
Rahasia besar Devan
67
Memberi hukuman
68
Clara mulai curiga
69
Musuh Devan
70
Kelakuan tiga bocah piyik
71
Kena ceramahan dari Devan
72
Ketahuan
73
Mengatakan sejujurnya
74
Pergi atau tetap bertahan
75
Tidak semangat
76
Saling serang
77
Omelan Clara
78
Permintaan Queen
79
Kelakuan Queen
80
Queen ngambek
81
Rencana Devan
82
Tempat apa ini
83
Kalung khusus
84
Pergi sementara waktu
85
Queen berulah lagi
86
Kehebohan di mansion
87
Kecolongan
88
Diculik
89
Menyelamatkan
90
Membawa ke Korea
91
Bab 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!