3

"Jadi bagaimana apa kamu sudah siap untuk bekerja?" tanya Devan yang sedang duduk di sofa ruang keluarga, Devan menatap wanita berperut buncit yang tengah berdiri di hadapannya.

"Sudah tuan. Saya sudah bisa bekerja hari ini, kan tuan?" tanya Clara dengan wajah berseri-seri.

Devan hanya menganggukkan-anggukan kepalanya dengan santai.

"Benarkah! Terima kasih tuan, " ucap Clara dengan semangat.

"Kalau begitu saya permisi tuan," pamit Clara sembari melangkahkan kakinya ingin meninggalkan ruang keluarga dan mulai bekerja.

"Tunggu! Kamu mau kemana?" pertanyaan Devan membuat langkah Clara terhenti dan wanita itu lalu berjalan menghampiri Devan kembali.

"Ada apa tuan?" tanya Clara bingung.

"Saya belum bilang kan apa pekerjaanmu disini?" tanya Devan.

Clara hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu ingin tau kan pekerjaanmu apa?

"Mau tuan," jawab Clara.

Clara berdoa semoga saja pekerjaannya tidak terlalu berat dan tuannya mau memperkerjakan dirinya sesuai porsi dia sekarang yang tengah berbadan dua.

"Baiklah, kamu ada 7 pekerjaan di rumah ini," kata Devan.

Clara melongo kaget mendengarnya. Tujuh pekerjaan! Yang benar saja kenapa banyak sekali, jangan-jangan mencuci mobil juga ada dalam list pekerjaan itu.

Devan hanya tersenyum tipis melihat wajah Clara yang terlihat shock.

"Pekerjaan yang pertama,kamu harus memasak hanya untuk saya dan juga untukmu hanya berdua saja oke. Jadi jangan terlalu banyak jika memasak dan jika kamu sedang tidak enak badan kamu bisa meninggalkan pekerjaan ini."

"Yang kedua, kamu datang ke kamar saya dan bersihkan tempat tidur saya setiap pagi hari."

"Yang ketiga, persiapkan semua kebutuhan saya saat saya akan pergi ke kantor, seperti baju, jas dan lain sebagainya."

"Lalu yang ke empat pijat saya jika saya terlihat lelah setelah pulang kerja."

"Yang ke lima, kamu harus mau jika saya ajak kamu kemanapun itu."

"Yang ke enam, siapakan air hangat jika saya akan mandi pagi hari.

"Dan untuk yang terakhir, saya tidak bisa mengatakannya sekarang, mungkin suatu hari nanti, " ucap Devan lalu menghentikan ucapannya.

Clara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja sendari tadi dan mendengar dengan pokus apa diucapkan oleh tuannya.

Semua pekerjaan itu adalah pekerjaan yang begitu ringan menurut Clara bahkan sangat ringan.

Dia kira tugasnya seperti menyapu rumah yang besar ini, mengepel, dan juga membersihkan mobil, tapi ternyata hanya seperti itu. Astagah begitu beruntungnya dia memiliki majikan yang begitu baik.

"Jadi bagaimana kamu setuju dengan itu semua? apa kamu ingin protes mungkin karena merasa keberatan," tanya Devan.

"Saya sangat setuju tuan, "jawab Dira dengan cepat.

"Baiklah jadi sekarang kamu bisa mulai berkerja, persiapkan baju kantor saya dan lain-lainnya di kamar saya. Nanti jam 8 saya akan pergi ke kantor," perintah Devan.

"Baik tuan, " ucap Clara sambil mengangguk, lalu dia berjalan menuju kamar tuannya yang berada di lantai tiga dan masuk ke dalam lift.

Devan menatap Clara dengan susah diartikan yang sudah masuk kedalam lift.

"BIBI!" panggil Devan kepada pembantu rumah tangga yang sedang membereskan meja makan bekas di gunakan untuk sarapan tadi.

Bibi tanpa berlama-lama langsung menghampiri tuanya.

"Iya ada apa tuan?" tanya wanita paruh baya yang bernama Bi Yuyun dengan membungkuk hormat.

"Saya minta bibik bersihkan kamar lantai satu. Kamar yang bersebelahan di samping tangga itu, bibi bersihkan kamar itu untuk saya dan satu kamar lagi untuk wanita hamil itu, mengertikan bi?"

"Mengerti tuan, kalau begitu saya permisi." bi Yuyun pun berlenggang pergi meninggalkan Devan untuk melaksanakan perintah tuannya.

Devan memilih berjalan menuju kamarnya dimana wanita hamil itu saat ini tengah mempersiapkan pakaian kantornya.

***

Clara tengah duduk di ranjang milik tuannya, ini adalah perintah dari Devan.

Devan meminta dirinya untuk duduk sebentar setelah selesai mempersiapkan perlengkapan kantor, dan saat ini Devan sedang berganti pakaian di walk in closet.

Clara duduk sambil berpikir setelah pekerjaan ini, pekerjaan apa lagi yang harus ia kerjakan. Memasak untuk sarapan sudah, membersihkan tempat tidur tuannya dan persiapan kantor sudah, lalu apa lagi? Jika pijat itu pekerjaan nanti setelah tuannya pulang dari kantor. Masa iya setelah ini ia sudah free tidak ada kegiatan lainnya.

"Apakah kamu bisa pasangkan dasi saya?" tanya Devan yang sudah keluar dari ruang ganti. Clara yang sedang duduk di ranjang kaget tidak mengetahui sejak kapan tuannya ini keluar dari ruang ganti.

"Bisa tuan," jawab Clara lalu berdiri dari duduknya menghampiri Devan.

"Kamu ini berdiri atau jongkok?" tanya Devan sambil mengulum senyum mengejek melihat Clara yang begitu pendek di depannya, entahlah memang Clara yang pendek atau dirinya yang ketinggian yang pasti Clara saat ini hanya sebatas dadanya saja.

Clara yang ditanya seperti itu tiba-tiba bibirnya mengerucut, ia bukan pendek tapi tuannya saja yang ketinggian, tinggi badannya adalah 160 cm itu sudah tinggi yang ideal menurutnya. Sedangkan Devan tinggi badannya 190 cm.

Clara mulai memegang dasi yang sudah di kalungkan di kerah kemeja Aldan.

"Sepertinya kamu tidak akan sampai, bagaimana jika kamu naik ke atas sofa itu," saran Devan yang kasihan melihat Clara sampai berjinjit-jinjit untuk memakaikan dasinya. Sebenarnya dia memang bisa memasang dasi sendiri tapi tidak bisa rapi, dan dia lebih sering tidak menggunakan dasi jika berangkat ke kantor atau jika ada pertemuan penting dengan kliennya karena menurutnya akan sangat memalukan jika ada pertemuan penting menggunakan dasi yang tidak rapi.

Clara menurut, lalu naik ke atas sofa dengan di bantu oleh Devan dan dia kemudian mulai memasangkan dasinya dengan begitu pokus.

Clara menghirup wangi yang di keluarkan dari badan Devan.

Sepertinya dia pernah mencium wangi ini, tapi lagi-lagi Clara menampiknya mana mungkin tuannya ini adalah dia, parfum seperti ini mungkin banyak yang memilikinya tidak hanya laki-laki bejat itu.

"Kamu sudah cek up kandunganmu?" tanya Devan sambil mengelus perut Clara.

"Belum pernah lagi tuan, hanya sekali saja waktu kehamilan saya usia 1 bulan," jawab Dira.

"Apa! kamu belum pernah memeriksanya?! Astaga, pemeriksaan kandungan itu sangat penting untuk mengetahui keadaan sang bayi. Kenapa kamu begitu ceroboh tidak memeriksa kandunganmu hingga 3 bulan lamanya!" ucap Devan terdengar frustasi.

"Tempat saya ke puskesmas jauh tuan" ucap Clara yang sudah selesai memasang dasi milik Devan.

"Itu bukan alasan! Kamu pasti malas kan untuk pergi mengunjungi dokter?" tanya Devan.

Clara hanya menunduk, dia bukan malas hanya saja ia harus hemat, lagipula saat itu juga tak ada waktu untuk memeriksa kandunganya karena Clara harus bekerja setiap hari sebagai penjual jajanan yang dijalan kepada orang-orang yang membawa kendaraan untuk agar ia bisa makan.

"Bagaimana jika bayimu kenapa-kenapa hem? Karena kamu ceroboh tidak memeriksanya." tanya Devan lagi.

Clara hanya menunduk dengan memainkan jarinya takut.

Devan melihat ada tetesan bening jatuh dari mata cantik wanita didepannya, ia yakin Clara saat ini tengah menangis.

"Kenapa kamu menangis?" tanya Devan.

Clara hanya menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, sekarang kamu siap-siap kita berangkat ke dokter untuk memeriksa kandunganmu, " ucap Devan dengan suara yang lebih di perlembut.

Clara hanya mengangguk dan berusaha turun dari sofa dengan di bantu oleh Devan lalu ia berjalan keluar dari kamar Aldan.

"Semoga saja bayi dan ibunya tetap sehat walaupun dia begitu ceroboh tidak memeriksa kandunganya selama tiga bulan," gumam Devan, dia kemudian mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamarnya.

Terpopuler

Comments

Yessica Gutierrez Mamani

Yessica Gutierrez Mamani

Empati kuat!

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 2
3 3
4 Bab 4
5 Bab 5 Rencana Devan
6 Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7 Mira ternyata.......
8 Syarat dari Devan
9 Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10 Menikah?
11 Sakit hati
12 Sah
13 Devan mulai ngidam
14 Sesil ke kantor Devan
15 Bikin rencana
16 Clara keluar dari mansion Devan
17 Mira mulai curiga
18 Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19 Devan panik
20 Tidak berharap lagi
21 Kerja
22 Surat undangan dari Sesil buat Clara
23 Cemburu
24 Antara bahagia dan kecewa
25 Kebongkar
26 Saling rindu
27 Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28 #28 Kabar Buruk
29 Mencari Devan
30 Akhirnya bersatu lagi
31 Bucinnya Devan
32 Bayi besar Clara
33 Clara marah
34 Ngidam aneh
35 Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36 ngidam tengah malam
37 Kontraksi
38 Kebahagiaan keluarga Fernandes
39 Princess Devan
40 Tetangga baru
41 Ngelonin bayi besar
42 Nurut apa kata istri
43 Baby Twins 6 months
44 Berita baru
45 Keluarga harmonis
46 2 tahun kemudian
47 Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48 Siapa wanita itu?
49 Kepergok berduaan
50 Di usir
51 Berantem
52 pergi meninggalkan mansion
53 Kemarahan Arga
54 Mengurung diri
55 Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56 6 tahun yang lalu
57 Kelakuan Queen
58 Bertemu kembali
59 Di pantau
60 Tidak bisa melupakannya
61 Bertemu kembali
62 Keributan di kantor
63 Kemarahan Devan
64 Berkunjung ke mansion
65 Diganggu lagi
66 Rahasia besar Devan
67 Memberi hukuman
68 Clara mulai curiga
69 Musuh Devan
70 Kelakuan tiga bocah piyik
71 Kena ceramahan dari Devan
72 Ketahuan
73 Mengatakan sejujurnya
74 Pergi atau tetap bertahan
75 Tidak semangat
76 Saling serang
77 Omelan Clara
78 Permintaan Queen
79 Kelakuan Queen
80 Queen ngambek
81 Rencana Devan
82 Tempat apa ini
83 Kalung khusus
84 Pergi sementara waktu
85 Queen berulah lagi
86 Kehebohan di mansion
87 Kecolongan
88 Diculik
89 Menyelamatkan
90 Membawa ke Korea
91 Bab 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1
2
2
3
3
4
Bab 4
5
Bab 5 Rencana Devan
6
Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7
Mira ternyata.......
8
Syarat dari Devan
9
Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10
Menikah?
11
Sakit hati
12
Sah
13
Devan mulai ngidam
14
Sesil ke kantor Devan
15
Bikin rencana
16
Clara keluar dari mansion Devan
17
Mira mulai curiga
18
Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19
Devan panik
20
Tidak berharap lagi
21
Kerja
22
Surat undangan dari Sesil buat Clara
23
Cemburu
24
Antara bahagia dan kecewa
25
Kebongkar
26
Saling rindu
27
Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28
#28 Kabar Buruk
29
Mencari Devan
30
Akhirnya bersatu lagi
31
Bucinnya Devan
32
Bayi besar Clara
33
Clara marah
34
Ngidam aneh
35
Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36
ngidam tengah malam
37
Kontraksi
38
Kebahagiaan keluarga Fernandes
39
Princess Devan
40
Tetangga baru
41
Ngelonin bayi besar
42
Nurut apa kata istri
43
Baby Twins 6 months
44
Berita baru
45
Keluarga harmonis
46
2 tahun kemudian
47
Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48
Siapa wanita itu?
49
Kepergok berduaan
50
Di usir
51
Berantem
52
pergi meninggalkan mansion
53
Kemarahan Arga
54
Mengurung diri
55
Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56
6 tahun yang lalu
57
Kelakuan Queen
58
Bertemu kembali
59
Di pantau
60
Tidak bisa melupakannya
61
Bertemu kembali
62
Keributan di kantor
63
Kemarahan Devan
64
Berkunjung ke mansion
65
Diganggu lagi
66
Rahasia besar Devan
67
Memberi hukuman
68
Clara mulai curiga
69
Musuh Devan
70
Kelakuan tiga bocah piyik
71
Kena ceramahan dari Devan
72
Ketahuan
73
Mengatakan sejujurnya
74
Pergi atau tetap bertahan
75
Tidak semangat
76
Saling serang
77
Omelan Clara
78
Permintaan Queen
79
Kelakuan Queen
80
Queen ngambek
81
Rencana Devan
82
Tempat apa ini
83
Kalung khusus
84
Pergi sementara waktu
85
Queen berulah lagi
86
Kehebohan di mansion
87
Kecolongan
88
Diculik
89
Menyelamatkan
90
Membawa ke Korea
91
Bab 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!