Chapter 3 - Departemen Penyakit Dalam

Usai membuat keributan, Vino pergi begitu saja dari hadapan Rendra. Sundutan rokoknya sukses membuat ban sepeda Rendra bocor.

Rendra menghela nafas panjang. Kejadian seperti ini memang sudah biasa terjadi. Dalam satu bulan, dia pasti menemukan sepedanya dirusak. Namun Rendra tak pernah bertindak apapun untuk melawan para pembully, terutama jika mereka tidak menindasnya secara berlebihan. Bagi Rendra, dia masih bisa bertahan selama pembullyan tidak sampai ke ranah fisik.

Selain pintar, Rendra juga bisa dibilang memiliki mental yang kuat. Lihat saja, dia bahkan bisa dengan tenangnya menghadapi para pembully yang mengganggu. Itu juga bukan jadi halangan bagi Rendra untuk menuntut ilmu.

Kini Rendra masuk ke wilayah kampus. Kebetulan ada hal yang ingin dia urus di sana. Mengingat dia dipilih menjadi kandidat untuk ikut pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Rendra penasaran dengan ilmu yang dia akan dapatkan di negeri orang.

Usai mengurus urusannya, Rendra langsung ke rumah sakit. Untuk sekarang dia bertugas menjadi dokter koas di departemen penyakit dalam. Dalam pendidikan kedokteran sendiri ada masa yang disebut masa koas atau tahapan terakhir dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi dokter. Di tahap ini, para mahasiswa kedokteran akan mendapat tugas praktek di berbagai departemen spesialis di rumah sakit.

Sudah tiga bulan lebih Rendra menjalani masa koasnya. Dia telah melewati masa koas di departemen spesialis anak.

Hari itu Rendra bertugas menangani pasien yang cuci darah. Pasien tersebut tergolong masih sangat muda. Tepatnya berusia 18 tahun. Namanya adalah Anika.

Anika terbaring di hospital bed dengan tatapan kosong. Ini sudah cuci darah ketiga puluh kali baginya.

"Dok... Apa aku bisa sembuh? Sampai kapan aku akan terus begini?..." lirih Anika. Matanya tampak berkaca-kaca.

Rendra tersenyum tipis sembari memeriksa kondisi fisik Anika. "Jangan ngomong begitu. Harusnya kau bersyukur, karena penyakitmu bisa di obati. Kau juga bisa berjalan seperti biasanya. Banyak loh pasien di rumah sakit ini yang penyakitnya nggak bisa di obati," tanggapnya panjang lebar.

"Tapi aku capek, Dok... Aku nggak bisa kerja. Karena ini juga aku diputusin sama pacarku..." Anika terisak.

Rendra dan dua perawat yang ada di sana lantas bertukar pandang. Menemukan pasien yang putus asa seperti ini tentu adalah hal biasa.

"Semuanya sudah siap, Dok. Prosedur pencucian darah bisa kita lakukan," imbuh Fitri, salah satu perawat yang sekarang menemani Rendra.

Rendra mengangguk. "Tunggu sebentar," ucapnya seraya menatap Anika.

"Kau nggak boleh merasa tidak memiliki harapan dalam hidupmu. Kalau kau terus begini, bagaimana kau bisa sembuh? Karena biasanya orang yang cepat sembuh itu adalah orang yang percaya kalau dirinya akan sembuh. Percaya kalau semuanya baik-baik saja. Lupakan orang yang sudah menyakitimu," tutur Rendra panjang lebar. Dia memang tipe dokter yang peduli pada pasien. Setidaknya untuk saat ini.

Anika memecahkan tangis. Karena itu, Rendra akan melakukan prosedur pencucian darah saat Anika siap.

...***...

Setelah melakukan prosedur pencucian darah, Rendra sibuk mengikuti dokter Reza. Dokter Reza sendiri merupakan dokter senior spesialis penyakit dalam sekaligus pembimbing para dokter koas di rumah sakit Hermawan.

Dokter Reza memiliki beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit. Bersama dua temannya, Rendra sibuk mencatat hal-hal penting tentang diagnosa dan penyakit.

Hari itu, Dokter Reza juga kedapatan pasien baru yang menderita kanker darah. Dia mengajak para dokter koas ke ruang operasi. Sekarang mereka sudah berada di ruangan dengan segala perlengkapan yang sudah steril.

Dokter Reza menatap para dokter koas secara bergantian dengan serius. Tak terkecuali Rendra.

"Apa kalian tahu dengan yang akan aku lakukan di ruangan ini?" tanya Dokter Reza.

Rendra sudah mengangakan mulut untuk menjawab. Namun kalah cepat dari Ian.

"Melakukan prosedur operasi kan, Dok?" ujar Ian.

"Anak ingusan juga tahu kalau sekarang aku akan melakukan operasi! Aku itu menanyakan tentang operasi seperti apa yang akan aku lakukan. Kalian kok mau jadi dokter cara berpikirannya pendek sekali!" omel Dokter Reza dengan mata melotot. "Jadi dokter itu bukan main-main loh!" tambahnya.

Memang kebanyakan dokter pembimbing galak. Mengingat ilmu kedokteran erat kaitannya dengan nyawa manusia. Rendra tak bisa membayangkan akan segalak apa dokter yang akan ditemuinya saat di departemen bedah.

Ian menunduk. Dia tak bersuara lagi karena tidak tahu dengan prosedur operasi apa yang akan dilakukan oleh Dokter Reza. Hal serupa juga dilakukan Erik.

Berbeda dengan Rendra. Dia yang tahu segera angkat suara. "Biopsi sumsum tulang, Dok! Kita melakukan proses ini untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien," ungkapnya.

Dokter Reza mengangguk. "Benar sekali! Pintar kamu. Kalau begitu, kau dan kau keluar!" suruhnya, mengusir Erik dan Ian.

"Tapi, Dok. Kami--"

"Keluar!" tegas Dokter Reza. Nampaknya dia tidak memberikan keringanan untuk dokter koas yang ilmunya minim.

Terpopuler

Comments

pije

pije

iywdh lanju

2025-03-18

0

Mahayabank

Mahayabank

Mantaaap...Lanjuuuut lagiiee 👌👌👌

2025-02-20

0

Mahayabank

Mahayabank

Yaudah lanjuuuut lagiiieee 👌👌👌

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Rumah Bordil
2 Chapter 2 - Vino & The Geng
3 Chapter 3 - Departemen Penyakit Dalam
4 Chapter 4 - Sepeda Hancur
5 Chapter 5 - Rombongan Preman
6 Chapter 6 - Saingan Rendra
7 Chapter 7 - Rencana Ian
8 Chapter 8 - Terkunci
9 Chapter 9 - Musibah
10 Chapter 10 - Endah & Vanya
11 Chapter 11 - Teman?
12 Chapter 12 - Tentang Wanita Psk
13 Chapter 13 - Penderitaan Wanita Psk
14 Chapter 14 - Tumbal Rokok
15 Chapter 15 - Tentang Dunia Malam
16 Chapter 16 - Hedon Anak Kaya
17 Chapter 17 - Murung
18 Chapter 18 - Kecelakaan Beruntun
19 Chapter 19 - Bakat Yang Mulai Nampak
20 Chapter 20 - Bedah Pertama
21 Chapter 21 - Berhasil!
22 Chapter 22 - Tawaran Susan
23 Chapter 23 - Pilihan Audy
24 Chapter 24 - Tak Punya Pilihan
25 Chapter 25 - Departemen Bedah
26 Chapter 26 - Dokter Hakim
27 Chapter 27 - Operasi Kedua
28 Chapter 28 - Tukang Adu
29 Chapter 29 - Bertemu Dokter Hakim
30 Chapter 30 - Satu Batu Untuk Dua Burung
31 Chapter 31 - Di Sidang
32 Chapter 32 - Meluapkan Amarah
33 Chapter 33 - Tawaran Suherman
34 Chapter 34 - Menolak
35 Chapter 35 - Biasa Saja?
36 Chapter 36 - Dr. Soetomo
37 Chapter 37 - Belajar Bela Diri
38 Chapter 38 - Dokter Hakim Menghilang
39 Chapter 39 - Mencurigai Vino
40 Chapter 40 - Dituduh
41 Chapter 41 - Tawaran Kedua Mister Man
42 Chapter 42 - Keluar Dari Daftar
43 Chapter 43 - Lusa
44 Chapter 44 - Fakta Segitiga Hitam
45 Chapter 45 - Sekedar Info
46 Chapter 46 - Merubah Penampilan
47 Chapter 47 - Tato
48 Chapter 48 - Rencana Tersembunyi
49 Chapter 49 - Semua Hilang
50 Chapter 50 - Kebutuhan Biologis
51 Chapter 51 - Yang Sebenarnya
52 Chapter 52 - Derita Elisa
53 Chapter 53 - Melihat Sendiri Sifat Aslinya
54 Chapter 54 - Ide Rendra
55 Chapter 55 - Mempesona
56 Chapter 56 - Bertemu Endah
57 Chapter 57 - Bertemu Vanya
58 Chapter 58 - Takdir?
59 Chapter 59 - Aku Perjaka, dan Aku Bangga
60 Chapter 60 - Dokter Hewan
61 Chapter 61 - Seekor Harimau Kecil
62 Chapter 62 - Misi Pertama
63 Chapter 63 - Bisnis Baru Mister Man
64 Chapter 64 - Dokter Rendra Kembali Bekerja
65 Chapter 65 - Diagnosa Eva
66 Chapter 66 - Serangan Tiba-Tiba
67 Chapter 67 - Skenario Rendra
68 Chapter 68 - Rencana Sebenarnya
69 Chapter 69 - Pelabuhan
70 Chapter 70 - Menggagalkan Penyelundupan
71 Chapter 71 - Alergi
72 Chapter 72 - Luka Infeksi
73 Chapter 73 - Rencana Dimulai
74 Chapter 74 - Kekacauan
75 Chapter 75 - Keterkaitan Vino
76 Chapter 76 - Alasan Arini
77 Chapter 77 - Istirahat
78 Chapter 78 - Ponsel Mister Man
79 Chapter 79 - Ke Klinik Davina
80 Chapter 80 - Kejadian Tak Terduga
81 Chapter 81 - Siapa?
82 Chapter 82 - Memastikan
83 Chapter 83 - Bicara
84 Chapter 84 - Petir
85 Chapter 85 - Kehujanan
86 Chapter 86 - Kamar Merah
87 Chapter 87 - Sup Davina
88 Chapter 88 - Membawa Audy
89 Chapter 89 - Dikejar Polisi
90 Chapter 90 - Tempat Aman
91 Chapter 91 - Ciuman Yang Lain
92 Chapter 92 - Tidak Fokus
93 Chapter 93 - Sepemikiran
94 Chapter 94 - Diagnosa Vino
95 Chapter 95 - Membawa Vino
96 Chapter 96 - Rendra Vs Vino
97 Chapter 97 - Rendra Vs Vino [2]
98 Chapter 98 - Flashback
99 Chapter 99 - Bertemu Ibu
100 Chapter 100 - Bebasnya Vino
101 Chapter 101 - Super Hero
102 Chapter 102 - Kacau?
103 Chapter 103 - Hacker Handal
104 Chapter 104 - Ketinggalan
105 Chapter 105 - Rumah Davina
106 Chapter 106 - Rumah Davina [2]
107 Chapter 107 - Tidak Aktif
108 Chapter 108 - Pengakuan Tak Terduga
109 Chapter 109 - Ucapan Rendra
110 Chapter 110 - Jasa Whistleblower
111 Chapter 111 - Video
112 Chapter 112 - Satu Per Satu Terkuak
113 Chapter 113 - Kaburnya Vino
114 Chapter 114 - Nasib Vino
115 Chapter 115 - Tak Bernafas
116 Chapter 116 - Hujan Deras Di Pemakaman
117 Chapter 117 - Cukuran
118 Chapter 118 - Rencana Selanjutnya
119 Chapter 119 - Nasib Vino
120 Chapter 120 - Dokter Relawan
121 Chapter 121 - Kembali Bekerja
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Chapter 1 - Rumah Bordil
2
Chapter 2 - Vino & The Geng
3
Chapter 3 - Departemen Penyakit Dalam
4
Chapter 4 - Sepeda Hancur
5
Chapter 5 - Rombongan Preman
6
Chapter 6 - Saingan Rendra
7
Chapter 7 - Rencana Ian
8
Chapter 8 - Terkunci
9
Chapter 9 - Musibah
10
Chapter 10 - Endah & Vanya
11
Chapter 11 - Teman?
12
Chapter 12 - Tentang Wanita Psk
13
Chapter 13 - Penderitaan Wanita Psk
14
Chapter 14 - Tumbal Rokok
15
Chapter 15 - Tentang Dunia Malam
16
Chapter 16 - Hedon Anak Kaya
17
Chapter 17 - Murung
18
Chapter 18 - Kecelakaan Beruntun
19
Chapter 19 - Bakat Yang Mulai Nampak
20
Chapter 20 - Bedah Pertama
21
Chapter 21 - Berhasil!
22
Chapter 22 - Tawaran Susan
23
Chapter 23 - Pilihan Audy
24
Chapter 24 - Tak Punya Pilihan
25
Chapter 25 - Departemen Bedah
26
Chapter 26 - Dokter Hakim
27
Chapter 27 - Operasi Kedua
28
Chapter 28 - Tukang Adu
29
Chapter 29 - Bertemu Dokter Hakim
30
Chapter 30 - Satu Batu Untuk Dua Burung
31
Chapter 31 - Di Sidang
32
Chapter 32 - Meluapkan Amarah
33
Chapter 33 - Tawaran Suherman
34
Chapter 34 - Menolak
35
Chapter 35 - Biasa Saja?
36
Chapter 36 - Dr. Soetomo
37
Chapter 37 - Belajar Bela Diri
38
Chapter 38 - Dokter Hakim Menghilang
39
Chapter 39 - Mencurigai Vino
40
Chapter 40 - Dituduh
41
Chapter 41 - Tawaran Kedua Mister Man
42
Chapter 42 - Keluar Dari Daftar
43
Chapter 43 - Lusa
44
Chapter 44 - Fakta Segitiga Hitam
45
Chapter 45 - Sekedar Info
46
Chapter 46 - Merubah Penampilan
47
Chapter 47 - Tato
48
Chapter 48 - Rencana Tersembunyi
49
Chapter 49 - Semua Hilang
50
Chapter 50 - Kebutuhan Biologis
51
Chapter 51 - Yang Sebenarnya
52
Chapter 52 - Derita Elisa
53
Chapter 53 - Melihat Sendiri Sifat Aslinya
54
Chapter 54 - Ide Rendra
55
Chapter 55 - Mempesona
56
Chapter 56 - Bertemu Endah
57
Chapter 57 - Bertemu Vanya
58
Chapter 58 - Takdir?
59
Chapter 59 - Aku Perjaka, dan Aku Bangga
60
Chapter 60 - Dokter Hewan
61
Chapter 61 - Seekor Harimau Kecil
62
Chapter 62 - Misi Pertama
63
Chapter 63 - Bisnis Baru Mister Man
64
Chapter 64 - Dokter Rendra Kembali Bekerja
65
Chapter 65 - Diagnosa Eva
66
Chapter 66 - Serangan Tiba-Tiba
67
Chapter 67 - Skenario Rendra
68
Chapter 68 - Rencana Sebenarnya
69
Chapter 69 - Pelabuhan
70
Chapter 70 - Menggagalkan Penyelundupan
71
Chapter 71 - Alergi
72
Chapter 72 - Luka Infeksi
73
Chapter 73 - Rencana Dimulai
74
Chapter 74 - Kekacauan
75
Chapter 75 - Keterkaitan Vino
76
Chapter 76 - Alasan Arini
77
Chapter 77 - Istirahat
78
Chapter 78 - Ponsel Mister Man
79
Chapter 79 - Ke Klinik Davina
80
Chapter 80 - Kejadian Tak Terduga
81
Chapter 81 - Siapa?
82
Chapter 82 - Memastikan
83
Chapter 83 - Bicara
84
Chapter 84 - Petir
85
Chapter 85 - Kehujanan
86
Chapter 86 - Kamar Merah
87
Chapter 87 - Sup Davina
88
Chapter 88 - Membawa Audy
89
Chapter 89 - Dikejar Polisi
90
Chapter 90 - Tempat Aman
91
Chapter 91 - Ciuman Yang Lain
92
Chapter 92 - Tidak Fokus
93
Chapter 93 - Sepemikiran
94
Chapter 94 - Diagnosa Vino
95
Chapter 95 - Membawa Vino
96
Chapter 96 - Rendra Vs Vino
97
Chapter 97 - Rendra Vs Vino [2]
98
Chapter 98 - Flashback
99
Chapter 99 - Bertemu Ibu
100
Chapter 100 - Bebasnya Vino
101
Chapter 101 - Super Hero
102
Chapter 102 - Kacau?
103
Chapter 103 - Hacker Handal
104
Chapter 104 - Ketinggalan
105
Chapter 105 - Rumah Davina
106
Chapter 106 - Rumah Davina [2]
107
Chapter 107 - Tidak Aktif
108
Chapter 108 - Pengakuan Tak Terduga
109
Chapter 109 - Ucapan Rendra
110
Chapter 110 - Jasa Whistleblower
111
Chapter 111 - Video
112
Chapter 112 - Satu Per Satu Terkuak
113
Chapter 113 - Kaburnya Vino
114
Chapter 114 - Nasib Vino
115
Chapter 115 - Tak Bernafas
116
Chapter 116 - Hujan Deras Di Pemakaman
117
Chapter 117 - Cukuran
118
Chapter 118 - Rencana Selanjutnya
119
Chapter 119 - Nasib Vino
120
Chapter 120 - Dokter Relawan
121
Chapter 121 - Kembali Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!