22.00 ksp
Bian baru saja melangkahkan kakinya kedalam apartemen, hari ini dia begitu lelah, setelah selesai meninjau lokasi laki-laki itu kembali ke Kantor dan setelah itu dia mempersiapkan berkas untuk meetingnya esok hari, dia ingin segera membersihkan diri dan segera merebahkan diri diatas kasurnya.
"Bagaimana perasaanmu? apakah kau sangat menikmati kencanmu hari ini sampai pulang selarut ini?"
Bian meghentikan langkah untuk masuk ke kamarnya, keningnya berkerut mendapat pertanyaan itu dari Karina, laki-laki itu lalu berbalik dan menatap Karina yang masih asik memandang televisi
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak suka mengulang pertanyaanku" jawab Karina acuh
"Sungguh aku tidak mengerti apa maksudmu, kencan apa yang kau maksud?"
"Apakah aku harus menjelaskan kejadian tadi siang di Restoran sushi itu?"
Sekarang Bian tahu maksud dari pertanyaan Karina tadi, gadis itu pasti salah paham dengan apa yang dia lihat
"Kau salah paham, dia Yejin salah satu anak buahku, dia juga sahabatku. Aku tidak berkencan dengannya, tadi kami melakukan kunjungan, sebelum pergi kami makan siang dulu"
Karina berdecih, ia lalu memutar duduknya menghadap Bian.
"Aku tidak butuh alasanmu, kalau kau ingin berkencan dengannya setidaknya ceraikan aku agar kau lebih bebas berkencan dengannya."
Bian memejamkan matanya, ia menarik nafas dalam berusaha untuk meredam emosinya
"Karina, jebal....aku sedang tidak ingin berdebat, aku benar-benar lelah"
"Ceraikan aku" permintaan itu meluncur begitu saja dari mulut Karina
Bian mengepalkan tangannya, selalu kata-kata itu yang keluar dari Karina kalau dia sudah merasa terpojokkan
"Sampai kapan pun tidak akan pernah. Aku akan mengabulkan apapun kecuali perceraian"
"Kau egois Bian, kau sudah berselingkuh dan kau masih tidak mau menceraikanku, kau sudah melewati batasanmu dalam rumah tangga kita"
"Aku tidak berselingkuh Karina, dan tidak pernah terbesit dalam pikiranku untuk melakukan itu. Dan batasan apa yang kau bicarakan? Rumah tangga mana yang kau maksud? Apakah hubungan kita yang seperti ini yang kau maksud rumah tangga? Selama ini hanya aku yang menganggapmu sebagai pasangan, perlu aku pertegas hanya aku yang selama ini menganggap ini rumah tangga, bukankah kau menolak hubungan ini sejak awal?lalu batasan mana yang aku langgar?" jawab Bian dengan sedikit menaikkan nada suaranya
Karina membeku mendengar jawaban dan nada bicara Bian, selama dia mengenal Bian dia tidak pernah mendengar nada bicara Bian sekeras itu, dan jawaban itu menusuk hatinya, Karina hanya dapat terdiam dan tak bisa membalas ucapan Bian. Tanpa sadar air matanya mengalir deras dipipi gadis cantik itu
"Aku tidak pernah keberatan dengan apapun yang kau lakukan, jadi aku mohon sedikit saja tolong mengerti keadaanku Karina" lanjut Bian dengan suara melemah dan penuh keputusasaan
"Aku membencimu Bian" ujar Karina.
Setelah mengatakan itu Karina menyambar coatnya dan keluar apartemen dengan dentuman keras saat gadis itu menutup pintu.
Setelah kepergian Karina, Bian kembali merutuki dirinya sendiri, lagi-lagi dia menyakiti hati wanita yang sangat dicintainya, Seharunya dia lebih bisa meredam emosinya, seharunya kata-kata sialan itu tidak keluar dari mulutnya. Ia menghela menarik nafas panjang , laki-laki itu lalu masuk kedalam Kamar membersihkan diri lalu bergegas mencari Karina.
Sementara itu dilain tempat, Karina duduk disalah satu bangku taman, air matanya tidak berhenti mengalir sejak dia keluar dari apartemen.
Suasana hatinya benar-benar tidak baik sekarang, ingin rasanya dia meluapkan semua kekesalan dan marah dihatinya. Kenapa? Hanya satu pertanyaan itu yang terus berputar dalam kepalanya, keluarganya mengatakan ini yang terbaik untuk dirinya, terbaik mana yang mereka maksud, apakah dengan pernikahan yang seperti ini, yang mereka maksud terbaik ? Ia kehilangan impiannya, mimpi yang selama ini menjadi semangat hidupnya, padahal tinggal sedikit lagi dan mimpinya menjadi seorang penulis hebat tercapai, tapi semua itu musnah seketika perjodohan itu terjadi. Entah sampai kapan ia akan bertahan dalam pernikahan ini. Membayangkan hal itu semua membuat air mata Karina lagi-lagi mengalir, ia semakin tergugu dalam tangis kepiluan yang mencekram hatinya.
.
.
Kini Bian berada di taman dekat apartemennya, ia yakin bahwa Karina pasti pergi ke taman, ia segera berjalan mencari keberadaan sang istri, dan benar saja dugaannya, ia lihat gadis itu sedang duduk disalah satu bangku taman dengan bahu yang bergetar, menghela nafas lelah Bian mencoba mengais kesabar disetiap langkahnya menuju Karina
"Udara malam tidak bagus untukmu, ayo pulang aku akan menjelaskan semuanya"
"Kenapa?"
satu alis Bian terangkat mendapat pertanyaan itu, bukannya menjawab ajakan Bian, Karina justru memberikan pertanyaan membingungkan pada Bian,
Tidak mendapat jawaban dari Bian, Karina kembali mengulang pertanyaannya
"Kenapa kau melakukan semua ini padaku? apa aku pernah berbuat salah padamu?"
Kini Bian mengerti akan pertanyaan yang Karina berikan padanya
"Bukankah sudah sering aku menjawabannya, aku mencintaimu, aku melakukan ini semua untuk kebaikanmu Karina, hanya aku... aku yang paling mengerti dirimu, dan aku yakin hanya denganku kamu akan bahagia"
Karina tertawa sarkas mendengar jawaban Bian
"Kau bilang paling mengerti aku? ahahhahha lelucon macam apa ini? apakah ini yang kau sebut paling mengertiku dan hanya dirimu yang dapat membahagiakanku? apakah dengan menghancurkan impian dan hidupku seperti ini maksudmu? Satu hal yang paling aku sesali dalam hidup ini, yaitu pernah mengenal laki-laki sepertimu, dulu dengan bodohnya aku percaya padamu, mempercayakan semuanya padamu, bahkan aku mencurahkan semua keluh kesahku padamu, aku kira kau adalah seorang yang akan selalu mendukungku mencapai semua impianku, tapi ternyata... kau adalah musuh dalam selimut, kau menghancurkan semuanya dengan keegoisanmu, kau selalu mengatakan cinta yang melandasi semua tindakanmu ini, tapi aku rasa kau tidak mengerti apa itu cinta yang sebenarnya. Kalau kau memang mencintaiku kau tidak akan melakukan perjodohan ini, kau akan membiarkan aku bahagia dengan mencapai semua impianku. Didalam cinta tidak ada paksaan seperti ini asal kau tau, ini bukan cinta tapi ini adalah obsesi ingat itu"
Setelah mengatakan itu Karina pergi meninggalkan Bian yang masih bertahan ditempatnya. Inginnya Bian marah karena sungguh kata-kata Karina melukai hatinya, ia benar-benar mencintai Karina, dan ini semua bukan obsesinya tapi ini adalah cara Bian untuk melindungi Karina, tapi kembali lagi dia sudah memaksa Karina untuk masuk kedalam perjodohan ini, Karina juga sudah memperingatkannya bahwa pernikahan ini akan menjadi hukuman untuknya, jadi biarlah sekarang Bian menerima semua kata-kata pedas dan kebencian dari Karina. Ia percaya bahwa suatu saat nanti Karina akan menerima semua ini, dan ia yakin bahwa suatu saat nanti pula perjuangannya akan membuahkan hasil yang manis. Sekarang dia hanya harus meminta pada Tuhan untuk memberinya kesabaran yang lebih berlipat lagi untuk memperjuangkan cintanya.
.
.
.
.
TBC
See you next Chapture...😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments