Second Chance

Second Chance

prolog

"Aku tidak mau, dan aku menolak keras perjodohan ini"

Sungut karina gadis bersurai panjang itu duduk sambil melipat kedua tangannya didada, Dadanya bergerak naik turun tak beraturan pertanda ia berusaha menahan gejolak amarah yang siap meledak kapan saja.

Gadis itu kini sedang duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya. Mereka membahas sesuatu yang serius namun belum selesai mereka membahasnya Karina sudah menyuarakan penolakannya dengan tegas.

Hal yang sedang mereka bahas adalah tentang perjodohan, kedua orang tuanya sudah memilihkan calon pendamping untuk Karina, bahkan kedua orang tuanya sudah sering mengatur pertemuan mereka, namun Karina selalu menolak untuk datang dan lebih memilih untuk menghabiskan malam dengan lembur di kantor.

Karina adalah gadis yang cantik, bahkan bisa dikatakan dia sangat cantik. Bukan hanya parasnya yang cantik tapi karakternya yang ceria, dan mudah bergaul mampu membuat para pria terpikat dengan pesonanya, namun dibalik itu semua dia adalah seorang gadis yang gila kerja, dia sangat mencintai pekerjaannya, Sampai dia lupa akan usia juga masalah percintaannya hingga membuat kedua orang tuanya ikut turun tangan mencarikan calon pendamping untuk Karina, sejauh ini hanya satu orang laki-laki yang dekat bahkan sangat dekat dengan gadis itu, ia tak lain dan tak bukan adalah Bian sahabatnya sendiri.

Kini di usianya yang menginjak dua puluh lima tahun dan belum memiliki seorang kekasih membuat orang tuanya merasa khawatir dan pada pertambahan usianya kali ini ia mendapatkan sebuah hadiah berupa sebuah perjodohan...

Ia tentu menentang keras, Perjodohan ini. Oh yang benar saja, dia masih ingin menikmati masa lajangnya, selain itu masih banyak hal-hal yang ingin dia capai dalam karirnya, ia juga masih ingin mengembangkan kemampuannya dalam bidang kepenulisan, dan lagi ia bahkan belum mengenal siapa laki-laki yang akan dijodohkan dengannya

"Ibu tidak menerima penolakan lagi Karina, kali ini kau harus datang kakak-kakakmu juga akan datang,, Ibu yakin setelah kau melihat siapa calon suamimu kau pasti tidak akan menolaknya" tegas Ibu Karina

"Tapi Ibu, apa Ibu lupa aku masih ingin mengembangkan karirku, aku juga masih ingin mengambil pendidikan S2 Ibu~ " bela Karina

"Karina, Ayah dan Ibu sudah tidak muda lagi, kami tidak bisa selalu ada disampingmu, kakak-kakakmu juga sudah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga mereka sendiri sekarang. Kalau kami pergi nanti siapa yang akan menjagamu, setidaknya ketika kami pergi nanti kami akan tenang karena sudah ada yang bertanggung jawab atas dirimu. Ibu tidak melarangmu untuk kembali menempuh pendidikan , kau masih bisa mengambilnya walau sudah menikah nanti. Percayalah sayang, kami melakukan ini untuk kembaikanmu" tambah ibu Karina

Karina terdiam, ia akan kalah kalau ibunya itu sudah berbicara seperti demikian. Dia berdiri, berbalik dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua, ia sengaja menghentakan kakinya dengan keras pertanda bahwa gadis itu sekarang sudah benar-benar kesal.

Sesampai di Kamar, Karina mengambil ponselnya dan menelfon Bian, tidak berapaan lama sambungan telefon terhubung

"Hallo Bee, ada apa?"

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku baru selesai mandi, kau sendiri?"

"Aku...."

Karina tidak bisa melanjutkan ucapanya, dia merasa berat untuk mengatakan ini

"Hallo Bee, kau masih disana?"

Karina tersentak ia pun membuang nafas berat sejurus kemudian mengalirlah cerita tentang apa yang baru saja ia dan kedua orang tuanya bicarakan

"Apa yang harus aku lakukan Bi? aku tidak mau, kau tau bukan aku sangat mencintai pekerjaanku sekarang ini, dan lagi usiaku baru dua puluh enam, kenapa juga meraka menjodohkanku aish"

Ada rasa sedikit rasa kecewa pada hati Bian mendengar kata-kata Karina, tapi segera ia mengelengkan kepalanya

"Karina tenanglah jangan emosi, aku tau dan paham perasaanmu, tapi Karina tidak ada salahnya bukan kau mencobanya, temui saja dulu baru setelahnya kau putuskan, tapi Karina kalau boleh aku sarankan sebaiknya kau pikirkan lagi perjodohan ini, Ibumu benar, untuk seorang wanita kau sudah tergolong seorang yang mapan dan aku rasa usiamu juga sudah cukup. Aku tidak memaksamu aku hanya menyarankanmu saja"

Karina terdiam mendengar kata-kata Bian, dia menghembuskan nafas lelah

"Baiklah aku akan mencoba menemuinya"

Bian tersenyum, ada perasaan lega dalam hatinya mendengar penuturan Karina

.

.

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Vanni Sr

Vanni Sr

udh mau 2th gk kelar kelar huft jd phpin pembaca dong kk

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!