Suara Gadisnya

Regan melangkah pelan memasuki rumah sakit. Sementara keempat sahabatnya sudah berlari di depannya dengan raut khawatir. Erteza yang biasanya tenang juga menampilkan wajah khawatir yang begitu kentara. Apalagi Leo. Cowok itu sudah sedikit pucat karena terlalu khawatir.

Saat mendapat telpon tentang Ghea yang mengalami kecelakaan, Leo terburu-buru pergi usai memberitahu teman-temannya. Semuanya tentu saja terkejut, lalu terburu-buru ke rumah sakit.

Bagaimana pun, Ghea adalah satu-satunya cewek yang memiliki hubungan dekat dengan mereka setelah Atlana. Selain itu, Ghea adalah sahabat Leo yang sudah cowok itu anggap seperti adik sendiri, juga sahabat satu-satunya milik Atlana.

"Sus, ruangan atas nama Ghea Rasila?"

Suster yang berada di meja resepsionis langsung mencari ruangan yang ditempati Ghea. "Pasien masih ditangani di ruang IGD."

Leo mengangguk dan berterima kasih. Kemudian sama-sama mereka menuju IGD dengan langkah lebar yang dipercepat.

"Kalau gue tau siapa yang buat lo kecelakaan kayak gini, abis dia sama gue, Ghe," gumam Leo sambil mengepalkan tangannya.

Disana, Ghea sudah di tangani oleh dokter. Setelah beberapa lama melakukan pemeriksaan, Ghea dipindahkan ke ruang rawat dan ditangani langsung oleh dokter ortopedi, mengingat kondisi tangan gadis itu yang patah dan kakinya yang cidera cukup serius.

Ting.

Semua langsung mengecek handphone saat notifikasi terdengar bersamaan di handphone masing-masing. Kecuali Regan. Dia hanya terdiam dengan raut dinginnya.

"Anjing!" Leo mengumpat setelah membaca pesan tersebut. Pesan yang dikirim Marvin di grup chat yang dibuat khusus untuk mereka berlima. Tidak. Berenam ditambah Marvin yang sengaja dimasukan Jovan. Katanya, dengan adanya Marvin dalam grup, mereka lebih mudah mendapat informasi secara bersamaan.

"Gercep juga Bang Marvin dapat infonya," ujar Yudha.

Erteza tak mengeluarkan sepatah kata. Hanya saja, dia meninggalkan teman-temannya begitu saja dan keluar dari ruang rawat Ghea.

"Eh, Erteza mau kemana?" seru Yudha.

"Ketemu parasit, mungkin?" ucap Leo santai. Karena sudah tahu informasi mengenai penyebab kecelakaan Ghea, lelaki itu memilih ikut duduk bersama Regan di sofa. Waktu ia beraksi malam hari. Akan ia pastikan orang yang membuat Ghea terluka membayarnya malam nanti.

"Gue mau nyamperin Erteza. Diam-diam begitu, kadang bisa khilaf juga," ujar Jovan langsung berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Gue juga ikut," ucap Yudha membuntuti Jovan.

Sekarang dalam ruangan itu hanya tersisa Regan, Leo, dan Ghea yang masih terbaring tak sadarkan diri.

"Thanks udah siapin semua ini buat Ghea." Leo menatap Regan yang masih terus terdiam. Benar, semua biaya rumah sakit Regan yang membayarnya, termasuk fasilitas ruangan rawat VIP yang sekarang Ghea tempati.

"Dia baik sama cewek gue."

Mulut Leo gatal mendengar jawaban Regan. Ingin sekali dia mengatai Regan untuk sadar diri. Atlana sudah memutuskan hubungan mereka sebelum pergi. Seharusnya bukan "cewek gue" tapi "mantan cewek gue".

Tapi apa daya, Leo tidak berani. Apalagi tidak ada teman-temannya. Dia bis mati diamuk Regan.

Larut dalam pikirannya, Leo dikejutkan oleh Regan yang tiba-tiba berdiri. Dia mendongak, menatap tubuh Regan yang menjulang.

"Mau kemana lo?"

"Gue ada urusan." Hanya itu jawaban Regan. Tanpa repot-repot menjelaskan panjang lebar, dia keluar dari ruangan itu.

Langkah kakinya membawanya ke taman rumah sakit. Dia duduk di salah satu kursi kayu panjang yang saling membelakangi.

Sebenarnya, saat berada di ruangan tadi, dia teringat akan pertama kali dia membawa Atlana ke rumah sakit. Saat itu, jantungnya berdetak dengan hebat. Entah karena takut kehilangan Atlana atau karena amarah yang mulai mengusai dirinya.

"Maafin Kakak ya, gak sempat angkat telpon kamu tadi. Tadi kakak lagi ada pasien. Kasian banget Lana, pasiennya."

Deg!

Lana?

Regan merasakan jantungnya berdebar tak normal. Lana? Itu seperti nama gadisnya. Ia sedikit menoleh kan kepalanya hingga melihat seorang perempuan berpenampilan layaknya seorang dokter duduk membelakanginya, sefang melakukan panggilan video. Sepertinya dokter itu baru saja duduk.

Regan mencoba untuk mengintip ke arah layar handphone, berusaha melihat wajah seorang yang dipanggil "Lana" itu. Tapi, dia tidak mendapatkan kesempatan.

"Dia cewek, cantik lagi. Korban tabrak lari. Untung masih bisa diselamatin. Hanya saja tangannya patah, sama cidera kakinya cukup serius." Dokter itu kembali berbicara.

"Aku kok tiba-tiba sedih ya, Kak, dengernya. Kasian banget."

Detak jantung Regan semakin menggila mendengar suara itu. Benar-benar suara milik gadisnya. Kembali ia coba mengintip, tapi masih belum bisa. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak terpancing dan duduk tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Iya, kasian banget. Kayaknya gak ada orang tua. Keluarganya dihubungi tapi lagi di luar kota. Untungnya teman-temannya datang. Jadi, dia gak sendiri."

"Aku jadi ingat teman aku yang ada di situ, Kak. Titipin salam buat pasien Kakak, ya. Bilangin semangat. Jangan menyerah. Hidup pasti ada aja masalahnya. Tapi, semuanya pasti akan ada akhirnya. Aku doa in dia cepat sembuh."

"Amiin. Kakak jadi tersentuh dengar omongan kamu. Nanti pasti Kakak sampai in kalau udah sadar."

"Oh ya, Kak. Hati-hati ya, di situ."

"Iya, Atlana. Udah beberapa kali kamu ngomong gitu."

Jantung Regan semakin tak terkendali. Atlana, itu nama gadisnya.

"Sering-sering telpon aku sama mama."

"Iya, Atlana Nayanika. Kamu jadi makin cerewet ya sejak Kakak tinggal."

Regan meneguk ludahnya. Darahnya berdesir hebat. Jantungnya, jangan ditanya lagi bagaimana cepatnya ia berdetak. Atlana Nayanika, itu gadisnya. Sudah pasti gadisnya.

Regan mencoba menenangkan dirinya dan tetap berusaha tenang. Dia beranjak dari duduknya, berjalan memutar hingga melewati depan dokter tersebut. Mata tajamnya mengarah pada dokter tersebut, tepatnya pada id yang dikenakan dokter yang ia ingat sebagai dokter ortopedi yang menangani Ghea.

Renata Harasta.

Nama yang Regan dapat, dan akan ia ingat. Regan melangkah ke parkiran, memasuki mobilnya lalu mengirimkan pesan singkat pada Leo.

Regan

Gue balik.

Setelah itu, dia mematikan ponselnya, lalu melajukan mobil meninggalkan rumah sakit.

***

Regan menatap beberapa informasi yang dibawakan Marvin padanya. Lelaki itu bergerak cepat mencari informasi mengenai dokter Renata Harasta.

"Atlana diangkat menjadi anak," gumam Regan. Dia bisa melihat dengan jelas foto gadisnya bersama dokter itu.

"Gue kesana," putus Regan. Dia akan menjemput gadisnya sendiri.

"Oke. Besok saya siapkan penerbangannya."

"Hm."

Marvin berpamitan pergi usai semua urusannya bersama Regan selesai. Regan memilih kembali ke rumah sakit. Tadi, Leo memberi kabar jika Ghea sudah sadar.

Regan tiba disana tepat ketika dokter Renata keluar dari ruangan Ghea bersama seorang suster. Dokter cantik itu tersenyum tipis ke arah Regan, yang hanya dibalas anggukkan kecil Regan.

"Kapan gue punya cewek secantik dokter Renata. Udah cantik, baik lagi." Kalimat itu memenuhi indra pendengaran Regan ketika masuk ke ruangan tersebut. Namun seperti biasa, Regan tak peduli. Cowok itu mendudukkan tubuhnya di samping Erteza yang tengah menatap serius ke arah Leo dan Ghea di depan sana.

"Eleh, sok sok an lo mau punya cewek kaya dokter Renata. Ngaca! Duit aja masih suka minta ke Regan," celetuk Jovan menanggapi Yudha. Sontak cowok itu langsung mendapat tatapan sinis dari Yudha.

"Mulut lo pengen gue lakban!"

"Gue yang lakban mulut lo berdua." Leo menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tajam membunuh. Jovan dan Yudha seketika terdiam. Leo juga berbahaya jika sudah mengamuk.

"Oh ya, Gan. Lo— buseeet, tatapan lo, Za."

Erteza mengalihkan tatapannya ke arah Yudha. Membuat Yudha bersama Jovan terkekeh sambil menaikkan turunkan alisnya.

"Ciee... Cemburu lo ya?" ujar Yudha.

"Yo, kasi kursi buat Erteza, Yo. Kayaknya dia juga mau deket Ghea. Lo kan udah dari tadi," seru Jovan.

Erteza tetap diam melihat kelakuan dua sahabatnya. Hingga deritan kursi yang terdengar membuatnya berpaling. Ia menatap Leo yang berjalan mendekat.

"Sana gih! Gue mau balik bentar."

"Lho? Kok balik? Lo marah?" Jovan tak menyangka ucapannya membuat Leo ingin pulang.

"Apa sih lo anjing! Lo pikir gue cowok sensian dikit-dikit marah? Gue ada urusan penting." Leo meraih kunci motor berikut dengan jaket miliknya.

"Kirain lo marah. Tapi, lo mau kemana sih?"

"Bersih-bersih!"

Sontak jawaban Leo membuat Jovan dan Yudha sedikit terkejut. Erteza tak begitu memperhatikan Leo. Fokusnya hanya pada Ghea yang terbaring lemah. Dan Regan, dia hanya menatap kepergian Leo dengan segaris senyum samar di bibirnya. Dia paham "bersih-bersih" yang Leo maksud.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Hadeeehhh ini Renata kayak sengaja mancing2,Malah nyebutin nama panjangnya..🤣🤣 Bikin orang sebelah kebakaran jenggot 😜😜

2025-07-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Itu Ghea lho Lana temen kamu..

2025-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kenangan
2 Kecurigaan Para Sahabat Regan
3 Suara Gadisnya
4 She's My Girlfriend (Menemukan Atlana)
5 Harus Balik!
6 Kembali
7 Mantan
8 Nana?
9 Apartemen Regan
10 Bertemu Dara
11 Kedatangan Atlana Di Markas
12 Pertemuan Atlana Dan Nita
13 Kebenaran
14 Pilihan
15 Keputusan Atlana
16 Tamparan
17 Balikan
18 Gue Payungin.
19 Alasan Atlana Pergi
20 Balapan
21 Peringatan
22 Bertemu Yuni Dan Kakek Adri
23 Makam Yolan Dan Bertemu Arman
24 Ubah Panggilan
25 Mencari Bukti
26 Menikmati Udara Malam
27 Ketahuan
28 Memulai Dari Yuni
29 Yuni Ibu Kandung Nita
30 Imbalan
31 Beberapa Bukti
32 Reaksi Nita
33 Suruhan Atlana Dara
34 Drama
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Membuat Masalah
40 Orang Tua Angkat Atlana
41 Dihadang Anak Buah Yohan
42 Kemarahan Regan
43 Foto Bareng Regan
44 Penawaran
45 Penyerangan
46 Selain Ja***g, Lo Juga Gila!
47 Kakek Gak Sepenuhnya Bersalah
48 Maaf, Aku Kelepasan
49 Takut
50 Siapa Yang Selingkuh?
51 Calon Menantu
52 Hasil Tes DNA
53 Yuni Atau Hidup Lo?
54 Bab 54
55 Nita Benar-benar Gila
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71 (END)
72 Extra Chapter 1
73 Extra Chapter 2
74 Extra Chapter 3
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Kenangan
2
Kecurigaan Para Sahabat Regan
3
Suara Gadisnya
4
She's My Girlfriend (Menemukan Atlana)
5
Harus Balik!
6
Kembali
7
Mantan
8
Nana?
9
Apartemen Regan
10
Bertemu Dara
11
Kedatangan Atlana Di Markas
12
Pertemuan Atlana Dan Nita
13
Kebenaran
14
Pilihan
15
Keputusan Atlana
16
Tamparan
17
Balikan
18
Gue Payungin.
19
Alasan Atlana Pergi
20
Balapan
21
Peringatan
22
Bertemu Yuni Dan Kakek Adri
23
Makam Yolan Dan Bertemu Arman
24
Ubah Panggilan
25
Mencari Bukti
26
Menikmati Udara Malam
27
Ketahuan
28
Memulai Dari Yuni
29
Yuni Ibu Kandung Nita
30
Imbalan
31
Beberapa Bukti
32
Reaksi Nita
33
Suruhan Atlana Dara
34
Drama
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Membuat Masalah
40
Orang Tua Angkat Atlana
41
Dihadang Anak Buah Yohan
42
Kemarahan Regan
43
Foto Bareng Regan
44
Penawaran
45
Penyerangan
46
Selain Ja***g, Lo Juga Gila!
47
Kakek Gak Sepenuhnya Bersalah
48
Maaf, Aku Kelepasan
49
Takut
50
Siapa Yang Selingkuh?
51
Calon Menantu
52
Hasil Tes DNA
53
Yuni Atau Hidup Lo?
54
Bab 54
55
Nita Benar-benar Gila
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71 (END)
72
Extra Chapter 1
73
Extra Chapter 2
74
Extra Chapter 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!