BAB 4

Ara langsung tertawa melihat wajah kaget Zea.

"Kaget ya?." Tanya Ara dengan tampang tengil nya.

"Ini seriusan kita menjemput Mark, bersama Mama dan Papa nya?." Zea bertanya sambil menatap Ara dengan tatapan menuntut.

"Iyalah Zea, eh salah, aku harus memanggil mu Raudha kan di depan Mark." Sahut Arania, saat ini kedua gadis dengan penampilan culun itu masih berada di dalam mobil, yg telah berada di area parkiran Bandara.

"Ara, benaran Mark kembali hari ini?." Zea bertanya sekali lagi, tatapan mata gadis itu begitu penuh binar bahagia, karna setelah sekian lama dia akan bertemu kembali dengan sang pangeran masa kecil nya.

"Iya Raudha, beneran, bagaimana? Suka tidak surprise nya?." Ara menyahuti seraya mencubit gemas kedua pipi Zea. Yang membuat Zea langsung mengerucutkan bibirnya.

"Aiissh, Ara sakit tau." Ujar Zea dengan bimoli nya, alias bibir monyong lima centi, tak lupa gadis itu mengusap-usap pipinya yg terasa sedikit nyeri akibat cubitan Ara.

"Saat ini pipi mu aku cubit, ntar lagi pasti pipi mu jadi korban kecupan Mark, ahahaha." Tawa Ara pecah, dia ingat saat Mark dan Zea masih kecil, dimana Mark pasti selalu curi-curi kesempatan untuk mencium pipi chubby Zea.

"Itukan dulu Ara, sekarang kita sudah sama-sama remaja, lagi pula belum tentu kan dia mengenali aku dengan penampilan yg seperti ini." Sahut Zea.

"Ara bagaimana penampilan ku sekarang? Apakah sangat buruk, apakah ada sesuatu di wajah ku, jangan sampai aku sangat jelek saat bertemu Mark nanti." Cerocos Zea, gadis itu mulai mengaca di spion bagian dalam mobil.

Sesekali gadis itu akan membenarkan rambut nya, serta membenarkan baju nya, tak lupa dia menghembuskan nafas nya ke telapak tangan, dan gadis itu juga mengendus-endus aroma tubuh nya sendiri, untuk memastikan bahwa dirinya tidak bau badan dan bau nafas.

Ara kembali tertawa melihat Zea yg sudah mulai salting duluan.

"Betul juga sih, tapi dengan begitu kita bisa melihat, apakah pangeran Mark mu itu memang menjaga hatinya untuk mu, atau hanya bualan nya belaka." Ujar Ara. Zea menganggukkan kepalanya.

"Heem, aku juga penasaran apakah Mark akan mengenali ku dengan nama dan penampilan yg berbeda." Tanggap Zea.

"Iya kita akan mengetahui nya nanti, saat ini kita harus segera ke ruang tunggu, sebentar lagi pesawat nya akan landing." Sahut Ara, yang langsung diangguki oleh Zea.

Kedua gadis berpenampilan culun itu akhirnya turun dari mobil.

"Mang Jun tunggu aja disini." Titah Ara, sebelum diaberjalan menuju ruang tunggu Bandara.

Arjun sang sopir sekaligus bodyguard Ara hanya bisa mengangguk, namun tetap lelaki yg berumur 30 tahunan itu mengawasi dari jarak jauh, jangan sampai kedua gadis itu dalam bahaya.

Kedua gadis culun tadi berjalan menuju ruang tunggu di Bandara, mereka akan menunggu kedatangan Mark bersama kedua orang tua nya.

"Kok aku deg-degan gini ya." Keluh Zea , sambil mencoba menenangkan detak jantung nya yg berdebar keras dan tak menentu.

"Ciyee yg deg-degan karna akan bertemu pangeran nya." Ara malah sengaja menggoda Zea.

"Gimana jantung nya, amankan Raudha?." Tambah Ara lagi.

"Kurang aman, seperti nya aku butuh kacang kulit Ara, agar jantung ku sehat." Zea menanggapi dengan setengah bercanda, agar dirinya tidak terlalu gugup lantaran akan bertemu Mark setelah sekian lama.

"Tidak ada kacang kulit, ada nya kacang lupa kulit nya." Celetuk Ara.

"Perkataan mu mengingatkan aku akan Si bajingan itu." ucap Zea yg semula berwajah ceria, kini seketika wajah nya menjadi dingin dan datar, sorot mata gadis itu pun berubah setajam pisau.

"Kita pasti akan menemukan bajingan itu secepat nya, dan kita akan memberikan hukuman yg setimpal." Sahut Arania, gadis itu juga berkata dengan nada berapi-api.

"Semoga saja." Sahut Zea singkat.

"Tenang, Mark telah kembali, dia bersama R2 pasti akan menemukan bajingan itu, dimana pun dia bersembunyi." Ucap Ara mantap.

"Kamu benar." Sahut Zea seadanya, dengan di iringi helaan nafas berat nya.

Kedua gadis culun itu langsung mendudukkan bokong mereka, di salah satu kursi yg ada di ruang tunggu Bandara tersebut.

"Jam berapa pesawat nya landing?." Zea mulai bertanya, mengalihkan pembicaraan mengenai bajingan yg tadi membuat mereka berapi-api.

Ara yg di tanya langsung melihat pergelangan tangan nya, untuk melihat waktu.

"Kalau menurut penjelasan Mama Angel kemaren, harus nya pesawat mereka segera landing." Sahut Ara menjelaskan, karna memang jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan jadwal pesawat yg di tumpangi Mark dan kedua orang tua nya mendarat adalah jam sekarang.

Baru saja Ara mengatupkan mulutnya setelah menjawab pertanyaan Zea tadi, sebuah pesawat mulai mendarat dengan sempurna.

"Tuh pesawat nya sudah landing, pasti sebentar lagi Mama Angel akan menelpon." Ara mulai bersorak senang.

Sedangkan Zea, gadis itu tampak mengepal-ngepalkan telapak tangan nya pelan.Ara menyadari hal itu, dan gadis tersebut langsung meraih tangan Zea, terasa jika tangan Zea mulai berkeringat dingin.

"Astaga Zea, relax aja kenapa sih, jangan terlalu grogi gini lah." Ujar Ara sambil terkekeh pelan.

"Mana Zea yg dulu suka tebar pesona pada Mark, mana Zea yg dulu tak pernah disungkan pada Mark?." cerocos Arania.

"Jangan disamakan lah Ara, dulu aku masih kecil dan belum faham apa itu artinya pacaran dan cinta-cintaan, sekarang semua nya sudah terasa berbeda." Sahut Zea.

"Iya-iya, beda nya sekarang kamu jadi orang asing dimata Mark, oleh sebab itulah kamu jangan gugup gini dong, yang ada Mark malah curiga nanti." Ara tak henti-henti nya mengoceh.

"Terus aku harus nyosor duluan seperti kamu sama Zio gitu, justru kalau aku seperti itu Mark akan lebih curiga, karna hanya Zea yg berani dan tidak pernah malu pada Mark." Celetuk Zea. Perkataan Zea barusan Ara akui kebenaran nya.

"Benar juga, ya sudah kamu harus tetap jadi Raudha yg suka gugup setiap bertemu orang baru." Sahut Arania menyetujui.

Bersamaan dengan itu suara ponsel Ara mulai terdengar. Ara langsung merogoh ponsel nya dari saku hoodie yg ia kenakan.

"Mama Angel." Ucap Ara, saat dia melihat nama yg tertera di layar ponsel nya.

"Angkat saja." Sahut Zea tak acuh.

Ara pun menerima panggilan dari Angel, dan mengaktifkan pengeras suara, agar Zea bisa mendengar percakapan mereka.

"Ara, apakah kamu sudah sampai, Mama dan Papa bersama Mark sudah turun dari pesawat nih." Terdengar suara lembut seorang wanita yg Zea dan Ara hafal, tentu saja itu adalah suara Angel.

"Ara ada di ruang tunggu Ma." Sahut Ara.

"Bawa berapa mobil?." Tanya Angel.

"Ehehehe, cuma satu mobil Ma." Ara cengengesan, karena dia memang hanya membawa satu mobil, padahal yg di jemput adalah tiga orang, belum lagi barang-barang nya.

"Dasar bodoh, kalau cuma bawa satu mobil, mana muat kita bertiga, belum lagi barang-barang." Gerutu seorang pria, yang Ara yakini itu adalah Mark.

"Kalian cepatlah kemari, nanti kita bahas masalah mobil ." Usai mengatakan hal itu, Ara langsung memutus panggilan begitu saja.

"Sudah dengarkan suara pangeran mu itu, mulutnya sangat pedas, seperti bon cabe level 100." Ara berkata pada Zea.

Zea tersenyum manis, dia ingat bahwa dirinya dan Mark pernah melawan penjahat dengan melempar bon cabe di wajah para penjahat.

"Malah senyum-senyum tidak jelas." Gerutu Ara karna bukan nya menanggapi perkataan nya barusan, Zea malah senyum-senyum sendiri.

Hingga lagi-lagi terdengar suara ponsel Ara berdering. Ara langsung menatap layar ponsel nya, kali itu nama Mark yg tertera.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Ara langsung menjawab panggilan dari Mark.

"Ada apa Mark." Ketus Ara.

"Kamu dimana, kami sudah di ruang tunggu." Ucap Mark.

Ara bisa melihat seorang remaja lelaki tampan, berjalan bersama kedua orang tua nya. Langsung saja Ara melambaikan tangan nya.

"Mama, Papa, Mark, Ara disini." Teriak gadis culun satu itu, sedangkan Zea langsung berdiri dari duduk nya, mata gadis itu tak teralihkan dari seorang remaja yg sangat tampan dan juga keren, siapa lagi kalau bukan Angkasa Mark Sanjaya.

Saking terpesona nya Zea sama Mark, gadis itu bahkan hampir lupa menutup mulut nya. Mark yg telah melihat dimana keberadaan Ara langsung memutus kan panggilan nya.

Ketiga orang itu berjalan mendekati Ara.

"Mama, Papa, Mark, Ara kangen kalian." Gadis itu langsung berlarian kecil menghampiri ketiga orang tersebut, dan langsung menubruk tubuh Angel.

Angel membalas memeluk erat Ara, kemudian bergantian dengan Arnold yg memeluk erat tubuh gadis itu, dan terakhir Mark akan tetapi bukan nya memeluk Arania, remaja tampan satu itu malah menatap Ara dari ujung rambut hingga ujung kaki.

" Mark apakah kamu tidak kangen padaku?." Ara menatap Mark.

"Ini benaran kamu Ara, yg benar saja kenapa kamu berpenampilan seperti ini." Cibir Mark, sambil menjawil hidung Arania.

"Meskipun berpenampilan begini Ara tetap cantik kan Ma, Pa, dan kalian masih bisa mengenali Ara kan?." Sahut Ara.

"Iya-iya cantik, tapi kalau di lihat dari sedotan." Sahut Mark, remaja itu memang paling suka mencibir Ara.

"Lalu siapa yg paling cantik menurut mu?." Tanya Ara, untuk sejenak Ara melupakan Zea yg saat itu hanya menjadi penonton.

"Jangan ditanya, sudah pasti yg paling cantik bagi Mark adalah Zea Jelita." Ledek Arnold.

"Memang nyata nya begitu, Zea ku pasti tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik saat ini." Sahut Mark.

"Oh iya apakah kamu tidak mengajak Zea?." Mark langsung bertanya pada Arania.

"Kan aku sudah bilang Mark, saat ini Zea belum kembali, dia masih di Swiss." Sahut Arania, tentu saja gadis itu hanya berbohong.

"Kapan dia akan kembali ke kemari, ah aku sudah sangat merindukan nya." ucap Mark menghela nafas berat, sungguh dia ingin sekali rasa nya bertemu dengan Zea.

"Lupakan dulu tentang Zea mu itu, kenalkan ini teman ku." Ara langsung menghampiri Zea.

Arnold, Angel dan Mark langsung menatap Zea dengan intens, meneliti penampilan gadis culun itu.

"Siapa nama mu cantik?." Angel langsung bertanya pada Zea.

"Raudhatul Tante, panggil saja Raudha." Sahut Zea dengan suara lembut nya, mendengar suara nya saja Angel tidak merasa asing, suara gadis itu seolah familiar di telinga nya. Angel langsung merengkuh tubuh Zea dalam dekapan nya.

"Terimakasih sudah menjemput Mama bersama Ara, Markboleh saja tidak mengenali mu, tapi Mama tahu siapa kamu." Bisik Angel di telinga Zea, yang membuat gadis itu langsung membelalakkan mata nya, tidak menyangka bahwa Angel akan mengenali nya.

"Jangan beritahu pada Mark Ma, please." Zea membalas bisikan Angel.

"Baiklah, Mama faham kamu ingin menguji Mark kan." Angel juga membalas berbisik, kedua wanita beda generasi malah sibuk bisik-bisik, akan tetapi baik Ara ataupun Arnold tidak ada yg menyadari nya.

Namun tidak dengan Mark, lelaki tampan itu menatap sang Mama dan gadis culun itu dengan mata memicing tajam.

        *

Bersambung...................

Terpopuler

Comments

fee2

fee2

mark gak sadar ya zea jelita ada di hadapanmu....

2025-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 EPS 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
EPS 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!