BAB 5

"Mama bisik-bisik apaan?." Mark langsung bertanya penuh selidik.

Zea yg mendengar pertanyaan Mark barusan sontak langsung melepaskan pelukkan nya dari Angel.

Gadis itu langsung menunduk, tak berani bersitatap dengan Mark, bukan lantaran takut pada pria tampan itu, tetapi takut pria itu juga langsung mengenali nya seperti Angel.

"Kamu." Mark langsung berkata sambil menatap tajam Zea.

"I... Iya." Sahut Zea dengan pura-pura gagap, agar Mark tidak curiga.

"Siapa nama mu?." Tanya Mark.

"Dan bicara apa kamu dengan Mama ku?." Tambah Mark penuh selidik.

"Nama ku Raudha..." Belum sempat Zea menyelesaikan kalimat nya, Mark telah lebih dulu memotong perkataan gadis itu.

"Nama panjang mu." Tegas Mark.

Zea yg mendapat pertanyaan demikian langsung memutar otak nya, jika dia menyebutkan nama asli nya, maka bisa saja Mark mencari tahu detail tentang dirinya.

Zea menatap Arania, meminta bantuan gadis itu, akan tetapi yg di tatap hanya mengedikkan bahunya tak acuh.

Karna tak ada pembelaan dari Ara, terpaksa Zea memutar otak nya sendiri, untuk mencari nama yg tepat, hingga sebuah ide muncul di kepala kecil gadis itu.

Gadis tersebut mulai mengangkat kepala nya, sambil tersenyum menatap Mark.

"Nama panjang ku adalah Raudhatuuuuuuullllllll." Ucap Zea dengan tampang tengil nya.

Yang membuat Mark langsung menatap jengah gadis culun di depan nya saat ini. Sementara Ara, dan Angel sudah berusaha menahan tawa mereka. Sedangkan Arnold hanya menatap Zea dengan mata memicing tajam, lelaki itu merasa tak asing dengan gadis culun itu.

"Tidak jelas." Decak Mark.

"Jawab yg benar." Sentak Mark, dengan nada tegas nan dingin.

Baru kali itu Zea mendengar nada dingin dari lelaki tampan tersebut.

"Ternyata dia lebih dingin dari kak Zio, tapi tidak apa-apa, aku suka yg seperti ini." Gumam Zea dalam hati.

"Kenalkan, nama ku Raudhatul Sanjaya." Zea kembali berkata seraya tersenyum lebar, dan mengulurkan tangan nya pada Mark.

Mark menghela nafas dalam, sungguh gadis culun dihadapan nya ini sangat menyebalkan. Jauh berbeda dengan Zea yg menurut Mark sangat lucu dan menggemaskan.

Andai saja Zea yg mengatakan bahwa nama panjang nya adalah Zea Jelita Sanjaya maka pastilah Mark akan merasa tersanjung.

"Ara, dari mana kamu bertemu dengan gadis aneh begini ." ucap Mark yg terlanjur kesal dengan Zea, hanya menatap tak acuh tangan gadis itu, sedikit pun lelaki tampan itu tak tertarik untuk berkenalan dengan gadis yg bernama Raudha tersebut.

"Sombong." Gerutu Zea pelan, karna Mark benar-benar mengabaikan nya.

Mark mendengar gerutuan Zea, akan tetapi apakah lelaki itu peduli, oh tentu saja tidak. Lelaki itu malah langsung berjalan untuk meninggalkan ruang tunggu tersebut.

"Dimana mobil nya?." ucap Mark menatap Ara.

"Parkiran." Bukan Ara yg menjawab nya, akan tetapi Zea, gadis itu sengaja mengejar langkah Mark dan mensejajarkan langkah nya dengan lelaki tampan tersebut.

Begitu langkah nya telah sejajar dengan Mark, langsung saja Zea kembali berkata.

"Tampan jangan sombong- sombong kenapa sih?." Ujar Zea sambil menatap Mark. Mark yg di tatap begitu intens langsung memalingkan wajah nya.

"Jangan dekat-dekat." Usir Mark, bukan tanpa alasan Mark memalingkan wajah nya, akan tetapi lelaki tampan itu merasakan ada nya getaran aneh yg tiba-tiba menelusup di bagian terdalam hatinya, saat tak sengaja bersitatap dengan gadis itu.

Di belakang kedua insan itu ada Ara bersama kedua orang tua Mark mengiringi.

"Mengapa senyum dan cara bicara nya mirip seperti Zea?." Arnold berbisik pada sang istri.

"Tidak ada yg mirip kok Pa." Kilah Angel, dia tahu bahwa suami nya itu tidak bisa menjaga rahasia, jika dia mengatakan bahwa gadis culun itu adalah Zea, maka otomatis hal itu akan sampai pada Mark.

"Rambut nya persis seperti Zea, mata nya juga, apalagi senyum nya, aku tidak akan pernah lupa bahwa Zea memiliki lesung pipi, persis gadis itu." Tunjuk Arnold pada Zea yg berjalan di depan mereka.

Ara hanya pura-pura tuli, gadis yg juga berpenampilan culun itu memilih tak ikut campur urusan kedua pasutri tersebut.

"Di dunia ini ada ratusan bahkan ribuan orang yang mempunyai rambut berwarna coklat, serta bola mata dengan warna biru, dan yang mempunyai lesung pipi juga banyak." Angel masih mengelak, wanita itu tidak akan mengingkari janjinya pada Zea.

Arnold akui bahwa perkataan istrinya barusan memang sangat lah benar, akan tetapi mengapa hatinya masih sangat yakin bahwa gadis yg berpenampilan culun serta mengaku nama nya Raudha itu adalah Zea.Kembali pada Mark dan Zea.

"Pangeran tampan, jangan galak-galak jadi cowok, nanti tidak laku." Kecam Zea, dia sama sekali tidak merasa sungkan pada Mark.

"Berisik." Ketus Mark. Lelaki tampan itu kemudian memasuki mobil yg pintu nya memang telah di bukakan oleh Arjun sang sopir sekaligus bodyguard Ara. Zea menyusul masuk kedalam mobil yg sama.

"Mama, Papa, kalian pulang naik taksi aja ya." Ara berkata sambil menatap Angel dan Arnold bergantian, mereka memang telah berada di area parkiran Bandara.

"Baiklah." Hanya kata itu yg bisa di ucapkan Angel. Arnold juga hanya bisa mengangguk.

"Kalian duluan lah pulang nya." Arnold berkata sambil menutup pintu mobil, karna Ara telah masuk ke dalam mobil tersebut. Mobil yg di kendarai Arjun tersebut bukan lah mobil yg bisa muat banyak orang, akan tetapi mobil sport yg hanya muat 4 orang.

Hingga Ara duduk di sebelah Arjun sang sopir, sedangkan Zea dan Mark duduk di bagian belakang.

"Dadah Mama, Papa, Ara duluan." Ara melambaikan tangan pada Arnold dan Angel.

"Om, Tante, Kami pulang duluan ya, kalian hati-hati." Zea tak mau kalah, gadis itu membuka kaca jendela mobil nya, dan menyembulkan kepala nya, sambil tersenyum manis pada Arnold dan Angel.Kedua pasutri itu mengangguk mantap.

"Kalian juga hati-hati, Arjun jaga mereka." Pesan Arnold pada Arjun sang sopir.

"Mark, jaga Ara dan Raudha ya." Pesan Arnold pada sang putra. Mark hanya diam, lelaki itu sama sekali tidak berniat menanggapi perkataan sang Mama.

Lelaki tampan itu malah menyenderkan kepala nya di sandaran jok mobil tersebut, dengan mata terpejam, di telinga nya terpasang earphone. Perlahan mobil sport warna biru metalick tersebut meninggalkan area parkiran Bandara.

Sesekali Zea akan melirik ke arah Mark yg masih setia memejamkan mata nya, entah lelaki itu memang tidur, atau hanya pura-pura tidur.

Zea meneliti setiap inci wajah lelaki tersebut, tak banyak yg berubah dari saat Mark masih kecil dulu, hanya kini lelaki itu semakin tegas saja, dan juga sudah ada kumis tipis nya.

"Kamu tidak berubah Mark, masih tetap tampan, bahkan semakin dewasa kamu semakin menawan." Gumam Zea dalam hati, sambil menatap lekat wajah pangeran yg telah sekian tahun tak pernah ia lihat.

"Jangan melihatku terus." Tiba-tiba lelaki tampan itu membuka matanya, seraya berkata dan menatap tak suka pada Zea.

"Mark yg sopan pada teman ku, lagi pula apa masalah mu." Ara langsung menyergap Mark.

"Aku tidak suka di perhatikan oleh orang asing Ara, jadi kalau kamu ingin aku sopan pada teman mu ini, maka suruh dia untuk tidak kecentilan di depan ku, faham." Tegas Mark dengan nada tak ingin di bantah.

Ara menghela nafas berat, mulut sepupu nya itu memang sangat pedas.

Zea sendiri entahlah, dia tak tahu harus bereaksi seperti apa, harus kah dia merasa sedih karna di abaikan oleh Mark, ataukah dia harus merasa senang karna sejauh ini Mark masih menjaga perasaan nya hanya untuk Zea, sehingga pria tersebut tak suka pada gadis yg tidak dia kenal.

Gadis itu kini hanya menundukkan kepalanya, matanya menekuri jari jemari kaki nya sendiri, walaupun memang tak ada yg menarik dari jari jemari nya itu.

Mark yg melihat gadis culun yg kini berada di sebelahnya seolah ketakutan dan sedih merasa bersalah. Ada rasa tak tega dalam hati kecilnya. Akan tetapi lelaki tampan itu lekas-lekas menepisnya.

"Apa yg kamu fikirkan Mark, dia bukan Zea mu, kamu harus tetap menyatakannya seperti itu pada gadis lain, hanya pada Zea kamu boleh menyatakan hangat." Hardik Mark dalam hati.

Lelaki tampan tersebut menghela nafas dalam. Kemudian menatap keluar jendela. Setelah nya mengalihkan pandangan nya kepada Arania.

"Ara, antarkan aku bertemu adik ipar dan Eyang." ucap Mark langsung berkata pada Ara. Ara hanya mengangguk.

"Kamu tahu kan tempat nya?." Tanya Mark.

Lagi-lagi Ara mengangguk, sedangkan Zea yg mendengar hal itu, mata nya mulai berkaca-kaca, dia faham betul siapa yg di maksud Mark adik ipar dan Eyang.

\*

Bersambung................

Terpopuler

Comments

Dyah Oktina

Dyah Oktina

kok sandjaya... kan itu marganya mark?

2025-04-05

0

fee2

fee2

pulang ke rumah zea ya....

2025-01-21

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuut

2025-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 EPS 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
EPS 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!