Di Rumah Sakit
Tiba di rumah sakit, Rita yang di temani oleh kedua sahabatnya itu berhambur langsung keluar dari mobil meninggalkan Ana dan Fitri.
Rita menanyakan ruang Doni di rawat dengan salah satu resepsionis di rumah sakit itu.
Setelah Rita mengetahui ruangan Doni, Rita berlari terburu buru untuk melihat keadaan Doni. Karena sangat terburu buru, ia tidak sengaja menabrak seseorang perempuan paruh baya.
Dia pun meminta maaf dan membantu perempuan paruh baya itu untuk merapikan barang barang yang dibawanya.
Sampai di depan ruangan Doni di rawat, ia mendapati ibunya Doni dan anak buahnya sedang menunggunya di luar.
“Tanteee”. Ucap Rita lirih.
Ibunya Doni pun langsung melihat ke arah Rita dan mereka pun saling berpelukan. Ibunya Rita sangat mengenal Rita dengan baik, ia sangat merestui hubungan Rita dengan anaknya Doni.
Usai mereka berpelukan, Rita melihat Doni dari jendela yang sedang di tangani oleh dokter. Rita sangat sedih melihat keadaan Doni yang sangat parah.
Dokter pun keluar dari ruangannya Doni.
“Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya dok ?”. tanya ibunya Doni.
“Keadaan anak ibu sangatlah parah bu, ia mengalami luka di bagian kepala yang serius. sehingga, membuat keadaannya semakin kritis”. Jawab pak Dokter.
Rita dan Ibunya semakin bersedih mendengar kata kata Dokter itu.
“Dok, bolehkah saya menemui anak saya Dok ?“. tanya ibunya Doni lagi.
“Untuk saat ini pasien tidak boleh bertemu keluarganya karna itu dapat mengganggu pasien bu”. Jawab dokter.
“Akan tetapi, selama saya mengobati pasien, Pasien selalu saja memanggil manggil nama Rita”. Tambah dokter itu lagi.
“Apa ibu yang bernama Rita ?”. tanya dokter itu pada ibunya Doni.
”Bukan saya dok, Dia yang bernama Rita (sambil menunjuk ke arah rita)". Ucap Ibu Doni.
“Ada baiknya jika nona Rita masuk dan menemani pasien supaya pasien terespon untuk bisa melewati masa kritisnya”. Jelas pak dokter dengan bijak.
Ibunya doni pun menyuruh Rita untuk masuk keruangan Doni.
Rita pun masuk ke dalam ruangan Doni. Rita duduk di samping tempat Doni terbaring lemah. Rita menggenggam tangan Doni sambil mengelus elus rambutnya Doni.
“Honey, kenapa kamu jadi kaya gini. Aku ngga bisa ngelihat kamu kayak gini. Ini semua salahku. Tapi, tapi kenapa kamu lakukan semua ini Honey”. Aku, aku ngga mau kehilangan kamu Honey. Cepatlah sembuh Honey, supaya kita bisa bersama lagi seperti hari kemarin". Ucapan dengan isak tangis penuh penyesalan dan merasa bersalah.
Kedua sahabatnya itu pun akhirnya tiba di depan ruangan Doni dirawat. Mereka tidak melihat Rita, tapi mereka bertemu dengan ibunya Doni. Mereka memang tidak pernah bertemu ibunya Doni sebelumnya. Mereka yakin itu adalah ibunya Doni dan langsung menyapanya.Mereka menanyakan keadaan Doni.
Ibunya yakin kalau mereka adalah teman Rita dan Doni, ia pun menjawab bahwa keadaan Doni kritis. Mendengar hal itu mereka pun turut bersedih.
“Tanteee, apakah tante bertemu dengan Rita ?”. tanya Fitri.
“Iyaa, Rita ada di dalam, hanya Rita yang di perbolehkan oleh dokter untuk masuk ke dalam”. Jawab ibu doni.
Seorang perawat masuk ke ruangan Doni untuk melihat perkembangan Doni. Perawat yang melihat Rita berada di dalam menyuruh Rita untuk keluar sebentar.
Rita akhirnya keluar dari ruangan Doni. Rita terlihat sangat pucat seperti mayat. Ibu Doni menyuruh Rita untuk tidak terlalu memikirkan Doni. Ibunya yakin Doni pasti akan baik baik saja.
Kedua sahabatnya pun mendekati dan menenangkan Rita yang sedang bersedih. Ibunya Doni menyuruh mereka untuk pulang beristirahat. Rita tidak mau pulang, ia ingin menemani Doni di rumah sakit.
Apalah daya Ibunya Doni, ia juga tidak bisa memaksa Rita. Begitu juga dengan sahabatnya, mereka juga tidak berhasil membujuk Rita.
Handphone Rita berdering
Rita tidak mengangkat teleponnya, ia hanya terdiam seperti orang yang kehilangan akal. Ana pun mengangkat telepon Rita dan sedikit menjauh dari tempat Fitri dan Rita duduk. Ternyata Ayahnya Rita yang menelpon.
"Halo Om ini Ana". ucap Ana.
"Halo Ana, Rita nya mana. kok Ana yang ngangkat"?. tanya ayah Rita.
"Iya Om, eeee Rita nya lagi di kamar mandi Om". jawab Ana aga gugup.
"Kalian ada di mana sekarang". tanya Ayah Rita.
"Lagi di rumah Fitri Om". Jawab Ana.
"Om sebenarnya Rita mau nelpon Om tadinya. Mau ngabarin ke Om kalo kita bertiga nginep di rumah Fitri. Soalnya kita kejar tayang Om ngerjain tugas kuliah". Tambah Ana yang terpaksa berbohong. Ana yakin pasti mereka tidak akan berhasil membujuk Rita dengan cara apapun itu.
"Ohh ya sudah, Om izinin kalau begitu. Tapi kalian memang benar-benar ngerjain tugaskan"???. Tanya Ayah Rita untuk lebih meyakinkan.
Ana pun berusaha untuk meyakinkan Ayahnya Rita Sampai-sampai ia keceplosan akan mengirimkan Foto mereka saat ini yang sedang mengerjakan tugas kuliah.
Ayahnya Rita pun memutuskan telfonnya dan menunggu kiriman foto dari mereka.
Ana memanggil Fitri untuk datang menghampirinya.
"Aduhhhh, gawat ini gawat gawat gawat". seru Ana panik.
"Lo knpa Na". tanya Fitri.
Ana menceritakan semua percakapannya dengan Ayahnya Rita.
"*Waah bisa gawat nih Na. Kalau sampai Om Hendra (Ayahnya Rita) curiga, bisa-bisa nanti Om hendra nyariin kita dan . . .
" ngga, itu ngga boleh terjadi*". seru Ana yang memotong ucapan Fitri.
Ana mempunyai ide yang cemerlang.
"Fit, gue punya ide. Tapi....
"Tapi apa Na". tanya Fitri.
"Gue ngga punya foto kita bertiga lagi belajar, di Handphonenya Rita juga ngga ada". seru Ana dengan nada putus asa
Fitri senyum-senyum, dan ia pun berkata bahwa ia selalu update foto mereka bertiga di Instagram. Ana tidak setuju kalau fotonya di ambil dari Instagram. Ana takut kalau Om Hendra sudah penah melihat foto itu.
"di Handphone lo ada ngga foto yang lain dari yang lo upload ke sosial media ???". tanya Ana
Fitri pun mencari-cari, ternyata ada untungnya lagi foto itu pas dengan baju yang di pakai Rita sekarang. Mereka pun mengirim foto itu ke Om Hendra melalui Whatsapp.
Om Hendra pun senang melihat mereka belajar dengan tekun. Om Hendra pun mengirimkan pesan singkat yang intinya menyemangati mereka.
Ana dan Fitri merasa lega karena Ayahnya Rita mempercayai mereka. mereka pun duduk di samping Rita. Mereka menceritakan semuanya pada Rita. Rita sama sekali tidak merespon pembicaraan mereka. Rita hanya terdiam dan selalu saja meneteskan air mata.
Ibunya Doni datang menghampiri mereka. Ibunya Doni menyuruh Ana dan Fitri untuk pulang, sementara Rita tetap di sini karena Rita memang tidak bisa di bujuk lagi untuk pulang.
Mereka pun menuruti kata-kata ibunya Doni. Ana dan Fitri pamit pulang sama ibunya Doni dan memeluk Rita.
"kamu jaga diri baik-baik ya Rit". ucap Ana yang hampir menangis.
Rita hanya mengangguk-angguk saja. Ana dan Rita pun pulang dengan di kawal oleh suruhan ibunya Doni.
Bersambung . . . . . .
TTD
By.Bae
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nyai Iteunk
aku belum gregret baca ny dan masih banyak tipo yang salh sebut nama maaf ya, thor komenan ku untuk motivasi
2022-06-10
0
Ukhti Rose’
uwuw
2020-10-25
0
Asthy Ajh
maaf thor,, ini pemeran utama nya ana apa rita ya,, sy baca dr chapter 1, yg d kenalin natashya atau ana...
2020-10-17
2