Di Rumah Ana
Ana sudah sampai di rumah, akan tetapi ia tidak mendapati sarah, paman dan bibinya.
“ma, koq sarah belum datang juga ya ma.” tanya sarah dengan sedikit khawatir kalau sarah ngga jadi datang.
“dari pada kamu sibuk nungguin sarah mending kamu bantuin mama ya sayang, bantuin mama ngangketin bantal buat sarah tidur.” perintah Ibunya Ana.
Ana pun menuruti perintah dari Ibunya. Dia mengambil bantal di lemari dan bergegas ke kamar sarah. Ana pun membuka pintu dan menghidupkan lampunya. tiba-tiba . . . . .
“Surprise !!!!” seru sarah
“Saarah!!” seru Ana dengan ekspresi terkejut.
Kemudian Sarah pun memeluknya.
“iya kak ini Sarah, Sarah rindu banget sama kak”.
“ya ampun Rah, ngga terasa kamu dah makin gede aja.” seru Ana sambil tersenyum lebar.
“iya dong kak hehehe. kakak juga makin cantik aja.” seru Sarah dengan sangat jujur.
Ibunya Ana datang menghampiri mereka
“udah jumpa kangennya ?” tanya Ibunya Ana.
“belum lepas rindunya”. seru Ana
“eemm ngomong nih Rah, paman sama bibi mana ?” tanya Ria.
“paman sama bibimu keburu pulang karna ada pekerjaan yang mendadak.” jawab Mama Ana.
“Iya kak, mama juga niatnya mau nginep di sini untuk beberapa malam. eehh papa ternyata ada pekerjaan mendadak jadi ngga bisa deh nginep di sini.” tambah Sarah.
“yyaahhhh padahal aku juga rindu mereka.” seru Ana sedih.
“Tapi mama ada nih titipan bingkisan untuk kakak.” Seru fitri lagi.
Ana pun menerima bingkisan dari bibinya. ibunya pun pergi melanjutkan pekerjaannya lagi. Ana pun curhat-curhatan dengan Sarah. mereka tertawa bahagia selama mereka menumpahkan isi hati mereka.
Malam pun tlah tiba, mereka bertiga sudah selesai makan malam dan bergegas kekamar.
“kak malam ini aku tidur di kamar kakak ya.” Sarah memohon pada Ana.
“iya, kakak juga seneng kalo sarah tidur di kamar kakak.” jawab Ana.
“Ya udah kalo gitu kamu tidur duluan ya, kan kamu pasti capek banget dari samarinda ke sini (Jakarta)”. tambah Ana lagi.
Sarah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ana. Ia pun bergegas tidur. sedangkan Ana sibuk dengan bingkisan yang diberi oleh bibinya. ia pun membuka bingkisan itu. Isinya ternyata buku Diary yang mempunyai alat pengaman.
Ana merasa senang sekali dengan bingkisan yang diberi oleh bibinya. bukan hanya buku Diary yang ada di dalam bingkisan itu. ada sepucuk surat yang diselipkan olehh bibinya.
“Untuk Ponakanku Tersayang~
Bibi tau hari-hari mu pasti sangat melelahkan dan bibi tau kamu masih saja direndung kesedihan karena kepergian ayahmu. lupakanlah semua itu sayang, kamu bisa sakit jika mengingat ingat itu secara terus menerus. Bibi berharap kamu segera mendapatkan serorang jodoh yang mencintai dan menyayangi mu.
Ponakanku tersayang, kamu bisa menulis di buku itu ketika kamu sudah menikah. Bibi memberi mu buku Diary karna bibi tau kamu suka sekali menulis segala aktivitasmu.
Dari bibimu yang sangat mencintaimu.”~
Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya. ia merasa terharu dan sedih membaca surat dari Bibinya itu. Ana juga merasa sedikit kesal pada bibinya. Bibinya selalu saja mendoakan dia agar cepat menikah bukannya mendoakan Ana cepat wisudah dan menjadi seorang sarjana.
“dari dulu bibi memang tidak pernah berubah, selalu saja menyuruhku cepat cepat menikah.” ketus Ana.
***
Keesokan harinya tepat jam 6 pagi Ana melakukan aktivitasnya, yaitu lari pagi. Kali ini dia tidak sendirian. Ana lari pagi bersama sepupunya Sarah.
Sepanjang mereka berlari banyak sekali kaum adam yang melirik-lirik ke arah mereka. Ada beberapa dari kaum adam yang melirik terjatuh bahkan ada juga yang menabrak tiang listrik.
Hal itu membuat Sarah tertawa terbahak bahak melihat tingkah laku mereka. Ana sudah terbiasa dengan tingkah laku para kaum adam yang seperti itu. Jadi, Ana tidak heran lagi.
Ana selalu menghiraukan mereka, dia tidak peduli pada mereka. Ana takut jika ia simpatik pada mereka, mereka akan jatuh hati padanya.
Dalam tawa Sarah ia heran apa yang membuat mereka sampai menjadi seperti itu. Sarah pun bertanya pada Ana sambil menoleh ke arah Ana. Akan tetapi pertanyaannya tidak jadi ia lontarkan karna ia terkagum melihat Anaa.
Sarah kagum melihat kecantikan Ria yang begitu alami. Semakin Ana berkeringat malah membuat Ana terlihat semakin cantik.
“yaa daebak.” seru Sarah dengan bahasa korea yang maksudnya menakjubkan.
“Kenapa Rah.” tanya Ana.
"kakak terlihat cantik walaupun berkeringat". jawab Sarah terkagum kagum.
"aahh kamu mah bisa aja Rah". jawab Ana dengan perasaan yang biasa biasa saja.
Mereka akhirnya pun beristirahat di tempat biasa Ana duduk. Tidak lama mereka beristirahat kemudian mereka kembali pulang ke rumah. Ana bergegas siap siap berangkat ke kampus begitupun juga dengan Sarah, iya juga bersiap siap untuk berangkat ke sekolahnya untuk pertama kalinya.
Mereka pun sarapan bersama. Selesai sarapan mereka berpamitan sama Mamanya Ana. Ana pun mengeluarkan mobil Mini Coopernya dan berangkat bersama Sarah. Kebetulan kampus dan sekolah Sarah satu arah.
Sekolah sarah lebih dekat daripada kampus Ana. jadi mulai sekarang dia akan selalu punya temen ngobrol saat di perjalanan menuju kampus. Hal itu membuat Ana bahagia.
Sesampainya di sekolahnya sarah, sarah mencium tangan Ana.
"yang rajin ya nak belajarnya". canda Ana
"Iya maa". sarah membalas candaan Ana.
Mereka berdua pun tertawa mengatakan hal konyol itu. Kalau dipikir pikir sebenarnya Ana sudah cocok menjadi seorang ibu. cuma hatinya masih terfokus ke kuliahnya.
Ana melanjutkan perjalanannya menuju kampus. Sesampainya di kampus ia terheran heran. Ana tidak melihat teman temannya. biasanya mereka sudah nangkring nungguin Ana datang.
Ana berpikir mungkin mereka datang agak telat hari ini. Ana akhirnya memutuskan untuk menunggu kedua sahabatnya itu. 30 menit Ana menunggu sepertinya mereka benar benar datang terlambat jadi Ana pun masuk ke kelas.
Di Kelas
Betapa terkejutnya Ana melihat kedua sahabatnya ada di dalam kelas.
"Loh, kalian ada di sini, tumben kalian ngga nangkring di depan ?". tanya Ana heran.
Rita dan Fitri menghiraukan ucapan Ana. mereka pura pura sibuk dengan temen yang lain. Ana menyadari tingkah laku kedua sahabatnya itu. Ia pun berusaha mencari cara untuk mendapatkan hati temannya.
Saat hendak melakukan aksinya dosen mereka pun masuk. Ana menunda niatnya dan fokus ke pembelajaran.
Setelah selesai mata kuliah dengan dosen. kedua sahabatnya terburu buru keluar. mereka berusaha menghindar dari Ana.
Ana juga bergegas menghampiri mereka. akan tetapi bukunya terjatuh dan membuat dia tertinggal dari sahabatnya.
Setelah bukunya tersusun, Ana mencari cari batang hidung Rita dan fitri. Akhirnya ia pun menemukan sahabatnya itu. Ana pun mendekat dan merangkul leher kedua temannya.
"Hayooo kalian pasti ngambekkan sama aku". tanya Ana.
"ngga tuh". jawab Rita dengan muka cemberut.
"Aku tau kok kalian pasti kesel banget sama aku". kata Ana sedih.
"trus aku harus gimana dong ?" . tanya Ana lagi.
Kedua sahabatnya merasa iba melihat Ana yang merasa bersalah. Rita dan fitri pun memaafkan Ana dengan satu syarat yaitu Ana harus mentraktir mereka berdua makan. Ana pun dengan senang hati sangat menyetujui permintaan kedua sahabatnya itu. Mereka pun pergi menuju cafe terdekat dengan menaiki mobilnya Ana.
Bersambung . . . . . . .
TTD
By.Bae
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ukhti Rose’
aku baru mulai
2020-10-25
2
PrameZ💏
ktanyh ... hidup ny cukup lah buat mkn .. tp punya mini coper . 😅😅😅😅😅
2020-10-17
2
Siti Wakiah
katanya ana td jalan kaki kok bisa bawa mobil sih????
2020-10-17
2