" Saya ingin bertemu dengan pemimpin perusahaan ini..." uajjr asisten Willy yang mulai kehabisan kesabaran.
" Kalau tuan belum ada janji... tuan nggak bakal bisa ketemu pak direktur." jawab resepsionis itu sedikit kesal.
" oh ya.... saya dari perusahaan pusat. Saya kesini ingin menggantikan direktur disini untuk sementara." sahut Wilda mulai kehabisan kesabaran.
" oh.... mana buktinya.? banyak orang yang ingin menjadi direktur disini. mendingan kalian berdua pergi deh dari sini. Saya males ngeladenin kalian." kata resepsionis itu yang ingin melanjutkan pacaran.
Wilda yang sudah kehabisan kesabaran dia langsung menuju ruang direktur.
" hei.... kamu mau kemana.? satpam.satpam." teriak resepsionis itu.
BRUAKKK.
Wilda mendobrak pintu direktur dan melihat direktur sedang berciuman dengan wanita.
" oh..... pantesan kantor cabang ini bobrok begini... pemimpinnya saja begini." ujar Wilda merasa geram.
" Kamu siapa. berani mengganggu saya.? security.!! security.!!" teriak direktur itu memanggil security.
" Asisten Willy tolong telpon kantor ini... dan beritahu mereka saya bakal menggantikan dia...." perintah Wilda.
" Siap tuan." jawab Willy segera menelpon direktur itu didepannya.
Alarm telpon direktur itu berbunyi dan dilayarnya tertulis asisten direktur utama.
" Ada apa..? karena saya sudah tidak ada waktu. Segera adakan rapat dadakan untuk seluruh karyawan disini. Paham..!" kata Wilda.
" ba..baik." jawab direktur itu segera menghubungi sekertarisnya untuk segera menyiapkan tempat rapat.
Saat rapat semua orang yang ada di kantor ini sudah di kumpulkan.
" baiklah. Saya langsung saja rapatnya. Asisten Willy tolong tunjukkan daftar namanya.!" kata Wilda. Asisten Willy segera menunjukkan daftar nama si proyektor.
" Kalian bisa lihat sendiri, cari nama kalian. kalau nggak ada berarti kalian harus keluar dari kantor ini.... kalau ada yang menolak silahkan ngomong." kata Wilda dengan nada dingin.
" Maksud anda apa main pecat saya.? Saya sudah berkorban banyak waktu untuk kantor ini. Kenapa anda memecat saya...?" teriak seorang wanita yang tak lain resepsionis tadi.
" Oh.... asisten Willy." kata Wilda memberikan isyarat.
Asisten Willy paham dan menunjukan beberapa foto panas yang entah dari mana.
" Apakah saya tidak pantas memecat kamu.? KELUAR!!" geram Wilda merasa jijik saat melihat gambar itu. wanita itu hanya pasrah keluar ruangan dengan malu.
" Baiklah. siapa lagi yang membutuhkan bukti.?" tanya Wilda.
Para karyawan itu tidak menjawab dan yang namanya tidak ada dilayar memilih langsung keluar dari kantor itu, karena takut perbuatannya diketahui semua orang.
" Baiklah. Karena para sampah sudah singkirkan. Maka saya ingin pihak HRD membuka lowongan pekerjaan baru. Dan untuk lainya.............." kata Wilda melanjutkan Rapat.
Selesai rapat Wilda mengajak asisten Willy makan siang.
Saat keluar kantor untuk menuju ke warung makan dipinggir jalan mereka dicegat oleh Angela.
" Saya ingin berbicara berdua sama kamu." kata Angela pada Wilda.
" Maaf saya sudah janji dengan asisten Willy untuk makan siang bersama. Kalau kamu ada yang mau dibicarakan, tunggu saya selesai makan siang." balas Wilda.
" Tapi saya ingin berbicara denganmu sekarang.! Asisten Willy apakah anda bisa memberikan waktu untuk saya.?" kata Angela.
" bi...bisa..." jawab asisten Willy terpotong.
" Tidak bisa. Saya sudah mengajak asisten Willy untuk makan siang bersama" potong Wilda.
" saya nggak mau tahu. Asisten Willy mohon turun dan makan siang sendiri.!" perintah Angela mulai kesal.
" Asisten Willy.... sebulan ini Anda akan menjadi asisten saya.... jadi nggak perlu nurutin perkataan nona manja ini...." kata Wilda menyindir Angela.
" Kamu...... pokoknya saya ingin bicara denganmu sekarang..!" kekeh Angela.
Wilda mengacuhkannya dan menyalakan motornya dan melanjutkan menuju ke warung makan.
" apakah tidak papa meninggalkan nona muda seperti itu tuan.?" tanya asisten Willy khawatir.
" Tidak papa. Dia itu sepertinya sudah dimanja sejak dari kecil. Semua kemauannya dituruti makannya sifatnya seperti itu. Kalau orang tuanya tidak bisa mendidiknya biar saya saja yang membantu mendidiknya. Lagian dia juga sudah mau punya anak. Kalau dimanja terus gimana mengurus anaknya kelak.?" kata Wilda menjelaskan.
" Tapi tuan... wanita hamil kan harus dimanja.!" balas asisten Willy.
" iya... sih. sudahlah. Kita makan dulu saja. Urusan Angela biar nanti saja. Aku pusing." keluh Wilda yang capek sejak dari tadi pagi.
Setelah makan siang Wilda kembali kekantor untuk melanjutkan bekerja.
Saat masuk kedalam ruangan dia sudah ditunggu oleh Angela.
" Asisten Willy tolong keluar sebentar. Saya mau berbicara dengan dia.!" kata Angela yang sedang duduk di kursi direktur.
Wilda mengangguk tanda menyetujui.
" Apa yang ingin kamu bicarakan.?" tanya Wilda duduk didepan Angela.
" Kenapa kamu menyetujui keinginan papaku untuk menikahiku?" tanya Angela dengan tatapan curiga.
" Oh..... tentang ini aku merasa bersalah dengan papamu. Dan aku juga nggak mau anak kandungku lahir tanpa ayahnya. Apakah salah.?" tanya Wilda.
" Oh.... Aku ingin kamu batalkan perjanjian bofohmu dengan papaku. Ingat ya.... aku nggak mau menikah dengan kamu..." kata Angela dengan angkuh.
" Kamu kira saya mau sama kamu. Saya nggak buta. Kamu itu siapa.? Kamu hanya gadis manja yang tidak bisa apa-apa." balas Wilda.
" Ka..kamu.!! Pokonya Aku ingin Kamu... batalkan perjanjian kamu dengan papaku. Aku nggak mau punya suami miskin sepertimu." kesal Angela.
" Cih.... lihat.! Kamu itu sudah manja, matre. Siapa yang ingin menikah denganmu...? Kalau kamu nggak ngandung anakku, memangnya aku mau menikah sama kamu...? Walaupun saya miskin setidaknya saya bahagia dengan kehidupan saya yang tenang ini..... Tapi malah ketemu kamu... hidupku jadi nggak tenang." kata Wilda.
Plak....
" Pokoknya aku ingin kamu batalin perjanjian ini.... kalau enggak jangan salahkan aku kalau aku melukai keluargamu....." ancam Angela yang sudah emosi karena dihina terus oleh Wilda.
" Hahaha.... nona!! Ingat.! kamu boleh melukai saya... Tapi kalau kamu berani melukai keluarga saya.. Kamu bakal tahu akibatnya...!! papa kamu tadi juga mengancam saya...." balas Wilda membuat Angela ketakutan.
" Haizzz sudahlah. ngomong dengan gadis manja sepertimu ini memang susah. Kamu keluar saja. Nanti malam aku bakal kerumahmu untuk membicarakan lagi dengan keluargamu." kata Wilda memijit alisnya.
" ba.... baiklah." jawab Angela yang masih ketakutan.
Angela keluar ruangan dengan tubuh yang gemetaran.
" Asisten Willy. Tolong antarkan nona Angela pulang.!" perintah Wilda merasa khawatir dengan Angela.
Asisten Willy mengantarkan Angela pulang. Wilda melanjutkan mengecek laporan yang menumpuk di mejanya.
Saat sedang mengecek laporan Wilda mendapatkan telpon dari Bosnya yang dipabrik motor.
" halo Wil. kamu kenapa nggak masuk hari ini..?" tanya Bosnya.
" Saya sepertinya nggak bisa melanjutkan bekerja dipabrik lagi pak. Saya tadi pagi diculik dan disuruh bekerja di kantor pinggir kota." jawab Wilda.
" Hah.!! kok bisa.?" tanya Bosnya khawatir.
" um..... Besok saya ceritain deh pak. Nggak enak kali ditelpon . panjang ceritanya soalnya." balas Wilda.
" Oh. Baiklah." kata Bosnya menutup telponya.
" Haizzz Sampek lupa aku...!" kata Wilda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Teh Gelas
tegas, sangat tegas,,,,,,,
2020-10-11
1