dua bulan kemudian
Wilda sudah ditinggal Aslan hampir dua bulan. Selama dua bulan ini dia kesepian karena tidak ditemani dengan sahabatnya yang cerewet itu.
Bulan lalu Wilda mengikuti tes PNS walaupun belum punya pengalaman menjadi Guru.
Dan hari ini dia menerima sebuah surat yang memberitahu bahwa dia lulus tes PNS dan dia mendapatkan sertifikat pegawai negeri.
" Halo... Bu..." kata Arja menelpon ibunya.
" Ada apa Wil.? pagi-pagi udah telpon.? kamu nggak kerja.?" tanya ibunya.
" Hari ini libur Bu. Wilda mau ngasih tau bahwa Wilda sudah mendapatkan sertifikat Pegawai Negeri." kata Wilda memberi tahu ibunya.
" Hah.? yang benar.? syukurlah. akhirnya kamu bisa mewujudkan impianmu..." kata ibunya ikut bahagia dan bangga pada Wilda.
" iya Bu... ini semua berkat doa ibu.." kata Wilda.
" iya.... kamu kapan pulang kampung.?" tanya ibunya.
" mungkin bulan depan Bu... habis gajian Wilda bakal mengundurkan diri dari pekerjaan Wilda dan pulang kampung." jawab Wilda mengingat adiknya sudah selesai ujian.
" Baiklah... kamu udah sarapan belum.? inget sarapan. jangan sampai lupa." ujar ibunya mengingatkan Wilda.
" ini aku lagi makan..." kata Wilda menunjukkan piring yang berisi nasi dan ikan bakar.
" waduh.... besar banget ikannya.? kamu mampu menghabiskan.?" kaget ibunya.
" habis lah Bu... kalau nggak habis kan bisa buat nanti siang hehehe." balas Wilda.
Seketika ibunya meneteskan air mata melihat anaknya begitu dewasa.
" ibu kenapa Bu.? kok nagis.?" bingung Wilda melihat ibunya meneteskan air mata.
" nggak apa-apa. ibu bangga sama kamu. sudah ya.. ibu mau nyiapin sarapan buat adik-adik kamu dan bapak." kata ibunya yang sudah tidak kuat menahan tangis.
" oh.. ya sudah. kalau begitu Wilda mau lanjut makan baru setelah itu mencuci baju.." kata Wilda.
" baiklah...." kata ibunya.
Wilda menutup telponnya dan dia pengen sekali cepat-cepat pulang kampung buat ketemu keluarganya.
Arja sebenarnya sudah menabung untuk buka usaha dikota tempat asalnya agar kedua adiknya tidak perlu merantau.
Dia diam-diam membeli tanah di dekat pusat kota, walaupun kecil tapi muat untuk buka usaha bengkel.
Wilda dulu lulusan SMK otomotif dan sekarang dia juga punya pengalaman merakit kendaraan.
Sekarang bengkelnya sudah berjalan dan di jalankan oleh Aslan seminggu yang lalu.
Untuk sementara keuntungan dari bengkel Wilda menyerahkan sepenuhnya pada Aslan, karena dia belum bantu apa-apa.
" halo Lan.! gimana kabar kamu.? udah dua hari nggak nelpon." kata Wilda sambil memakan sarapannya.
" Iya... bengkel rame soalnya. gua aja sampai lembur tadi malam." kata Aslan sedikit mengeluh.
" Hahaha.... nggak papa... oh ya... Lo butuh bantuan nggak.? kedua adik gua udah selesai ujian." kata Wilda.
" wah... bagus juga sih.. itung-itung ngelatih adik Lo... biar gue gak perlu capek-capek ngurus bengkel, dan gua juga bisa segera melamar jadi guru..." kata Aslan setuju.
" baiklah. nanti gua kabarin mereka..." balas Wilda senang.
" siap.siap... Lo kapan pulang kampung.?" tanya Aslan.
" bulan depan. nih... gua baru dapat surat. Sertifikat PNS." kata Wilda menunjukkan sertifikatnya.
" Wah... hebat banget lo... belum punya pengalaman saja sudah lulus tes PNS.
gua lalu juga ikutan tesnya tapi masih menunggu hasilnya... nggak tenang gue rasanya." kata Aslan.
" Hahaha.... tunggu saja. gua doa'in biar Lo jadi PNS.." ujar Wilda.
" Ok.... sudah ya... Zizi kelihatannya sudah kesini." kata Aslan melihat calon istrinya.
" baiklah. dasar." kata wilda menutup telponnya.
" huh.... Bu Zizi udah sama Aslan... gua bisa apa.? mungkin memang gak jodoh." kata Wilda pada dirinya sendiri.
flashback.
Sebulan yang lalu.
" Lan... bapak mau ngomong nih..." teriak bapaknya dari luar kamar Aslan.
" iya pak.... ada apa pak.?" tanya Aslan yang baru bangun tidur.
" kamu cepetan bersiap. bapak ajak kamu buat bertemu dengan calon istri kamu..." ujar bapaknya.
" Hah... memangnya nggak bisa nanti sore atau malam saja pak.? ini kan masih pagi." kata Aslan menguap.
" Kaya temen bapak nanti sore anaknya bakal keluar untuk berkumpul bersama dengan teman kerjanya... kamu cepetan mandi dan berpakaian rapi gih...." balas bapaknya.
" oh. baiklah....baik.." kata Aslan malas.
Setelah setengah jam Aslan tanpa sadar sudah didepan rumah calon istrinya.
" Selamat pagi Har...." sapa bapaknya Aslan berjabat tangan dengan calon besannya yang bernama Hardi
" pagi dad" sapa bapaknya Zizi pada bapaknya Aslan yang bernama Dadi.
" ini pak.... anak saya yang baru balik dari kota besar." kata pak dadi memperkenalkan Aslan.
" pagi pak... saya Aslan." kata Aslan bersalaman dengan pak Hardi.
" pagi juga nak Aslan... kamu sudah besar ya..." balas pak Hardi.
" Zizinya mana Har.?" tanya pa dadi karena tidak melihat calon menantunya.
" lagi dandan. biasalah anak perempuan. Hahaha" jawab Hardi.
" iya Har. Hahaha." tawa Dadi.
" nih... udah keluar.!" kata Hardi melihat putrinya sudah keluar dari kamar bersama ibunya.
Aslan kaget saat melihat wajah Zizi karena sangat mirip dengan guru yang diidamkan sahabatnya.
" Dia Zizi guru di SMK kecamatan sebelah pak.?" tanya Aslan kaget.
" Kok kamu tahu.? kalian udah saling kenal ya.?" tanya Dadi kaget mendengar kata Aslan.
" Nggak saling kenal pak... Aslan punya sahabat mantan muridnya Bu Zizi." jawab Aslan berusaha tenang.
" oh.... siapa nama teman kamu.?" tanya Zizi.
" Wilda Bu.... alumni lima tahun lalu." jawab Aslan.
" oh.... Wilda ya...." paham Bu Zizi.
" Pak. Aslan.... bisa nolak perjodohan ini nggak.?" bisik Arja pada bapaknya.
" ya nggak bisa lah. kamu itu sudah dijodohkan sejak kecil." balas bapaknya.
" tapi... pak..." kata Aslan.
" udah.... kamu nurut saja..." potong bapaknya.
" Apakah nak Aslan keberatan dengan Putri saya.?" tanya pak Hardi.
" nggak kok Har. dia kaget soalnya dia dijodohkan dengan nak Zizi." balas Dadi.
" oh ya sudah... Zizi. Aslan kan baru pulang dari kota besar.! kenapa nggak kamu ajak keliling disini.... biar tambah akrab kalian." kata Hardi memerintah putrinya.
" baik pak...ayo Lan. kita keluar." ajak Zizi.
" eee baik Bu..." jawab Aslan.
" hei.. kamu kenapa memanggil Zizi ibu...? panggil Zizi saja.!" tegur Dadi pada Aslan.
" ba..baik pak." gugup Aslan.
" Ayo Zi.." ajak Aslan.
" tuh Har. anakku nggak nolak kan.?" kata Dadi saat melihat Aslan menggandeng tangan Zizi.
" iya..." jawab Hardi.
Dadi dan Hardi membicarakan tanggal pernikahan anak-anaknya.
Aslan yang memboncengkan Zizi menggunakan Mogenya berkeliling dan menuju ke taman kota.
Sesampainya disana Aslan mengajak Zizi untuk duduk di kursi taman.
" duduk Zi..." kata Aslan menyuruh Zizi duduk di kursi dibawah pohon.
" kamu.... nggak keberatan dengan perjodohan ini?" tanya Aslan pada Zizi yang tidak membantah sama sekali saat dijodohkan dengannya.
" keberatan sih.... tapi mau bagaimana lagi..? bapak saya memaksa saya." jawab Zizi.
" huh... sebenarnya saya keberatan. soalnya kamj adalah perempuan yang diidamkan sahabat saya..." kata Aslan memberi tahu dan dia membuka telpon untuk menelpon Wilda.
" halo Da..." sapa Aslan.
" hai... Lan. ada apa siang-siang gini nelpon. ganggu gua makan siang saja." jawab Wilda yang sedang istirahat makan siang di tempatnya bekerja.
" gua mau ada kabar nih... nih lihat." kata Aslan menunjukan wajah Zizi pada Wilda.
" eh.... itu bu Zizi Lan.?" tanya Wilda kaget.
" iya..." jawab Aslan.
" kok bisa sama Lo.?" tanya Wilda.
" Sebenarnya dia.... yang mau dijodohkan sama gua Wil.! gua bingung Wil. Gua ngerasa bersalah sama Lo..." kata Aslan sedih ingin menangis.
Wilda hanya bisa diam karena kaget dengan perkataan sahabatnya itu.
" halo Wil. Lo nggak papa kan.?" kata Aslan.
" eh... nggak papa... Lo nikahin saja. gua udah punya gebetan baru...." kata Wilda berusaha menahan sakitnya di dada.
" beneran Lo gak papa Wil. Kalau Lo keberatan gua bakal nolak Wil. gua bisa kabur ke kota dan bersama Lo lagi saja..." kata Aslan merasa bersalah.
" gua nggak papa beneran.. mungkin memang Bu Zizi jodoh Lo... Lo terima saja perjodohannya. Bahagia' in Bu Zizi. Lo gak usah mikirin gua. gua udah punya gebetan baru... nanti saat pulang kampung gua kenalin sama Lo..." jawab Wilda.
" beneran Lo nggak keberatan.?" tanya Aslan merasa bersalah.
" beneran gua nggak papa. lagian gua udah nggak ada rasa sama Bu Zizi. mungkin sejak bertemu cewek dua hari lalu..." kata Wilda.
" ya sudah ya... gua udah selesai nih... istirahatnya... lagian gua belum makan siang...." ujar Wilda melibatkan makan siangnya.
" Ok deh... nanti malam gua telpon lagi..." kata Aslan
" iya.." jawab Wilda menutup telponya dan berlari ke kamar mandi karena dia sudah nggak tahan ingin menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments