Mimpi tapi nyata

"Bangun Bagas, banguuunnn." Seorang wanita berusaha membangunkan Bagas.

Bagas bangun dari tidurnya, ia terkejut sudah ada seorang wanita cantik dan dua orang laki-laki yang sedang memperhatikan.

"Kalian siapa?" tanya Bagas kebingungan sambil melihat sekeliling.

"Akhirnya kau sadar juga" kata seorang wanita cantik yang membangunkan Bagas.

Bagas pun ingat, wanita di depannya adalah seorang wanita cantik yang ia temui di mimpi nya dan sekarang ia berada di rumah itu lagi.

"Hahaha, pasti gue lagi mimpi," kata Bagas sambil memejamkan mata nya.

"Kau tidak sedang bermimpi," kata wanita cantik itu.

Bagas membuka matanya, menampar pipi nya berkali-kali.

"Ini nyata?"

"Iya Bagas, ini nyata. Kami butuh bantuan mu."

Bagas semakin kebingungan.

"Perkenalkan namaku Anna, dan itu kakakku. Brata dan Jaka." Anna memperkenalkan dirinya dan kedua kakaknya.

"Ramalan mengatakan, akan datang seorang penyelamat bernama Bagas. Yang merupakan keturunan dari ksatria Bagaskara," kata Jaka.

"Aku? penyelamat?"

"Iyaa Bagas, aku mohon. Bantu kami," kata Anna.

"Bantu apa?" tanya Bagas.

Brata menghampiri nya lalu berkata.

"Dahulu kala, ada seorang penyihir jahat bernama Adilaga. Ia berambisi untuk menguasai dunia. Namun, nenek moyang kami berhasil menggagalkannya. Dan sekarang ia kembali dan telah berhasil merebut kekuasaan. Sekarang ia berniat melepaskan para roh jahat yang telah lama terpenjara untuk menyatukan dua dunia, dunia roh dan dunia kita ini."

"Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan pada kalian. Pertama, saya bukan penyelamat. Saya hanya orang biasa. Kedua, saya bukan dari dunia ini. Dan ketiga, saya haus, boleh minta minum?" Bagas memegang tenggorokannya.

Anna pun mengambilkan segelas air untuk Bagas, lalu berkata.

"Bisa kau buktikan, kalo kau bukan sang penyelamat."

"Tentu saja. Saya gak punya keahlian apapun dalam menggunakan senjata. Saya cuma penulis," jawab Bagas dengan tegas.

***

Mereka punya mengajak Bagas ke tanah lapang, Planet biru itu masih terlihat jelas meskipun di siang hari.

"Itu planet apa?" tanya Bagas sambil menunjuk ke arah planet tersebut.

"Itu adalah dunia roh, semua roh jahat terkurung di sana," jawab Jaka.

"Jadi itu gak nyata, cuma roh ghaib."

"Itu nyata, karena jika Adilaga berhasil menyatukan dua dunia, roh-roh jahat itu bisa membuat kekacauan, bahkan mengambil raga kita semua," jelas Jaka.

"Di dunia gue sekarang udah gak berlaku hal ghaib seperti itu, kami lebih percaya sains dan logika," jawab Bagas.

"Apapun yang kau bicarakan, yang jelas. Kita dibesarkan di dunia yang berbeda. Dan kau sebenarnya juga dari dunia ini. Jadi bantulah kami." Jaka memberikan busur panah pada Bagas.

"Panah? hehe ini pertama kali aku menggunakan," kata Bagas.

"Lalu, anak panahnya mana?" tanya Bagas.

"Kau tidak perlu susah-susah membawa anak panah." Tiba-tiba muncul anak panah di tangan Bagas.

"Keren," kata Bagas kagum.

"Baik, sekarang kau bidik sasaran itu,"Jaka menunjuk ke arah sasaran panah yang berada di batang pohon.

"Okee, aku yakin bakal meleset," jawab Bagas.

Bagas bersiap untuk membidik sasaran, namun ia tidak menargetkan kearah sasaran agar tidak berurusan dengan mereka.

Anak panah melesat dan tertancap tepat di tengah sasaran.

"Aku sangat yakin dia orangnya," bisik Anna pada Brata.

Bagas terkejut, anak panahnya tepat sasaran. Jaka tersenyum kemudian menghampiri Bagas.

"Lalu apa lagi alasanmu untuk tidak mengakui bahwa kau adalah sang penyelamat."

"Satu kali lagi. Mungkin tadi hanya kebetulan," pinta Bagas.

Bagas mencoba memanah kembali. Namun, ia mengarahkannya keatas. Anak panah melesat keatas, tak lama kemudian anak panah tersebut turun bersama petir yang akhirnya menyambar pohon tersebut.

Mereka menghampiri pohon itu, ternyata anak panah kedua juga menancap tepat sasaran. Bagas kebingungan, karena itu adalah pertama kali ia menggunakan panah.

Mereka menatap Bagas.

"Kau harus menerima takdirmu. Bagas," Kata Anna sambil tersenyum.

Bagas pun menerima takdirnya sebagai penerus ksatria Bagaskara.

"Baik aku terima takdir ini, tapi aku ingin bertanya satu hal," kata Bagas.

"Jika kami tahu, kami pasti menjawab apapun pertanyaanmu," kata Anna.

"Jika aku berasal dari dunia ini ... Jelaskan kenapa aku bisa ke duniaku yang sekarang?" tanya Bagas.

"Ksatria Bagaskara adalah seorang yang sakti mandraguna, ia bisa masuk ke dimensi lain. Mungkin ia memilih untuk menetap di dunia mu yang sekarang. Dunia ini yang dulu nya aman pun berantakan ketika ia menghilang," Jawab Anna.

"Lalu kalian dapat ramalan itu dari mana?" tanya Bagas.

"Kak."Anna menoleh ke Jaka.

"Sekian lama aku mencari keberadaan ksatria Bagaskara beserta keturunannya, ada yang bilang, ia masih hidup sampai sekarang. Suatu hari aku bertapa di gunung Agra, di situ adalah tempat dimana sang ksatria mendapatkan kekuatan dan pusakanya. Di sana aku mendapat kabar bahwa ia sedang berada di dimensi yang berbeda. Namun akan ada salah satu keturunannya yang akan ditakdirkan sebagai penerus nya di dunia kami," jelas Jaka.

"Boleh kah kami tau bagaimana cara kau bisa masuk kedunia ini?" tanya Anna.

"Saya merasa bosan dengan kehidupan nyata ku. Saya seorang penulis. Menurutku, dunia imajinasi lebih indah dari kehidupan nyata yang ku alami. Suatu saat, saya mendapat sebuah masalah yang berat, sehingga tidak bisa kembali berimajinasi," kata Bagas dengan wajah serius.

"Suatu malam, saya berdoa agar mimpi ku bisa lebih indah dari dunia nyata. Kemudian saya terbangun di tempat ini. Saya sempat kembali kedunia ku. Tetapi, tiba-tiba ada cahaya yang membuat saya kembali lagi kesini," lanjut Bagas.

Mereka sangat memperhatikan saat Bagas bercerita. Lalu Anna berkata.

"Jadi sekarang di duniamu, kamu sedang tidur."

"Sepertinya begitu, dunia ini adalah mimpi bagiku. Dan duniaku adalah mimpi bagi kalian."

"Setidaknya di sana tidak ada penyihir jahat yang ingin menguasai dunia," kata Jaka sambil tertawa.

Bagas tersenyum, dalam hati ia berkata.

"Lo belum tau aja, dunia gue kayak gimana ancurnya hehe."

***

Mereka kembali ke rumah, Bagas di jamu berbagai macam makanan. Anna memandangi Bagas.

"Aduuhh nih cewek mandangin gue mulu. Jadi salting," kata Bagas dalam hati.

"Ada hal yang salah?" Bagas bertanya ke Anna dengan gaya sok cool.

"Hehe tidak Bagas, aku mengagumi mu," kata Anna tersenyum.

Bagas pun salah tingkah, sampai tidak bisa berbicara sepatah kata pun.

"Anna, tidak baik berbicara saat sedang makan. Biarkan Bagas menghabiskan hidangannya dulu," kata Jaka.

"Iya kak. Maaf," jawab Anna dengan suara pelan.

Setelah selesai makan, Bagas meminta izin untuk kembali kedunianya sebentar karena ada hal yang harus ia kerjakan. Mereka pun mempersilahkannya.

"Saya harus kembali ke dunia ku, ada hal yang harus dikerjakan," kata Bagas.

"Tidak masalah, asalkan kau kembali lagi untuk membantu kami. Dan secepatnya kita menyusun rencana untuk mengalahkan Adilaga," jawab Jaka.

"Iya, selesaikan dulu urusanmu di sana," kata Brata.

Bagas diantarkan Anna ke sebuah kamar.

"Ini kamar mu."

"Terimakasih Anna." Bagas tersenyum.

Bagas berbaring di ranjang, memejamkan matanya. Karena perut yang sudah kenyang, ia pun mudah untuk tertidur.

Tak lama kemudian ia terbangun di lantai kamarnya, ia melihat ke arah jam dinding.

"Gue tidur cuma satu jam," Bagas terheran-heran.

***

Terpopuler

Comments

Gadi Liem

Gadi Liem

aku udah mampir nih, bawa jempol..
semangat terus bro..

2020-11-23

1

_rus

_rus

Sudah aku like dan Rate Thor... 👍🏽👍🏽
Semangat pokoknya 💪🏽💪🏽

Jangan buat untuk semuanya mampir di novel pertamaku yang berjudul "Sebuah Kisah Cintaku" 😁🙏🏽

2020-11-19

1

Pendek🎭pesek

Pendek🎭pesek

mampir disini😁

2020-11-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!