Malam itu cahaya biru datang menyelimuti bagas. Terdengar suara wanita memanggil namanya.
"Bagas, bangunlah. Bantu kami." Samar-samar terdengar suara seorang wanita.
Bagas terbangun. Seketika cahaya biru itu menghilang. Ia duduk di pinggir ranjang sembari mengumpulkan nyawa. Tak lama kemudian ia pun sadar dan berkata.
"Gue di mana?"
Bagas melihat sekelilingnya, ia sedang berada di sebuah kamar dengan ornamen kuno. Masih bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, ia keluar kamar untuk melihat ruangan lain.
Sesampainya di depan sebuah kamar yang tak terkunci, ia membuka pintu tersebut perlahan-lahan. Terlihat seorang wanita cantik sedang tertidur pulas di ranjangnya. Bagas terpaku melihat kecantikannya.
Bagas ingin menghampirinya. Namun, tak lama kemudian ia mengurungkan niatnya. Ia pun mencari pintu keluar, lalu keluar dari rumah tersebut. Melihat sekeliling halaman rumah, ternyata rumah itu di kelilingi oleh pepohonan.
Bagas melihat ke atas, langit malam itu sangat indah. Cahaya bulan bersinar terang, ada sebuah planet yang mencuri perhatiannya. Sebuah planet berwarna biru yang memancarkan cahayanya lebih terang dari cahaya bulan malam itu.
Cahaya nya semakin terang, seketika di halaman rumah tumbuh bunga-bunga berwarna biru. Tercium semerbak wangi bunga. Bagas menghampiri bunga-bunga indah tersebut, ia pun memetiknya.
Tiba-tiba tubuhnya terangkat, terbang menuju langit, mendekati planet biru. Ia menutup matanya, sembari merasakan angin sepoi-sepoi. Namun saat membuka mata, betapa terkejutnya Bagas. Tepat di depan wajahnya, ia melihat makhluk menyeramkan yang seolah-olah ingin memakan.
Bagas pun terjatuh dari langit, ia berteriak. Saat tubuhnya menyentuh tanah, ia terbangun.
"huuuuufftt ... cuma mimpi," Bagas masih ngos-ngosan.
Ia pun terkejut melihat tangan nya masih menggenggam bunga yang ia petik.
"Tadi mimpi bukan ya?" Bagas kebingungan, ia pun menelfon Alvin.
"Halo, Vin ke rumah gue sekarang, penting."
"Iyeee ada apaan, pagi pagi gini."
"Pokoknya lo kesini."
"Iya iya. Gue mandi dulu," jawab alvin.
"Sekalian nitip bubur di depan komplek," lanjut Bagas.
"Bilang aja mager beli sarapan."
"Hehehe iya sih ... tapi beneran, ini ada hal penting."
"Oke oke," jawab Alvin.
Bagas masih memandangi bunga berwarna biru itu. Baunya sangat wangi, bahkan kamar pun juga menjadi wangi.
"Ini kalo jadi pewangi kamar oke juga," kata Bagas sambil memandangi bunga itu.
Bagas pun mandi, bunga itu ditinggalkan di atas meja. Tak lama kemudian bunga itu pun melayang, sambil memancarkan sinarnya, dan tiba-tiba menghilang.
Setelah Bagas mandi ia kembali ke kamarnya
"Bunga nya kemana?" Bagas kebingungan.
Telfon berdering.
"Halo, gue udah di depan."
"Aduuhhh, pasti dikira bohong dah gue," kata Bagas dalam hati.
"Iyaa iyaa, tunggu sebentar," kata Bagas sambil menuju pintu.
Ia membuka pintu, Alvin pun masuk sambil membawakan bubur pesanan Bagas.
"Nih buburnya."
"Mantapp ... makasih yaa bro."
"Iya sama-sama, jadi ada apaan?" tanya Alvin.
Bagas menceritakan mimpi nya semalam dan bunga biru yg ia genggam saat terbangun.
"Terus sekarang mana bunganya?" tanya Alvin.
"Tadinya ada. Tapi pas gue mandi, tiba-tiba ilang," jelas Bagas.
Alvin tertawa, Bagas pun juga ikut tertawa.
"Diem!!" Mereka pun diam sejenak, "Lo mau ngibulin gue?" lanjut Alvin kesal.
"Sumpah gue gak bohong."
"Mana buktinya? bilang aja mager beli sarapan," kata Alvin.
"Iya juga sih, tapi suerrr gue gak bohong."
"Gue cek kamar lo ya, jangan-jangan lo halu. Gue tau lo habis putus, tapi jangan halu juga kali," sambil berjalan menuju kamar Bagas.
Saat Alvin membuka kamar tiba-tiba ia terdiam, lalu berkata.
"APAAN TUHH!!!" Alvin menghampiri Bagas.
"Rumah lo ada hantunya, gue cabut dulu"
"Ehh mau kemana? halu lo?"
"Coba lo liat sendiri sana." Alvin ketakutan.
"Mana ada hantu. Makanya jangan kebanyakan nonton Roy kimochi," kata Bagas mengejek Alvin.
"Seru tuh acara nya," jawab Alvin.
"Yaudah gue cek. Tapi lo ikut gue, biar gue temenin," kata Bagas.
"Lah? kan yang mau ngecek elu Bambang."
"Yaa buat jaga jaga aja," jawab Bagas.
Mereka pun ke kamar, ternyata bunga melayang di udara, memancarkan cahaya dan wangi nya yang khas.
"Itu bunga yang gue maksud," kata Bagas.
"Itu bunga hantu Gas. Mana ada bunga bisa terbang gitu. Udah deh gue pulang aja."
Bagas pun menghampiri nya lalu menggenggam bunga tersebut.
"Ini bunga ajaib, gue petik pas mimpi semalem."
"Kayaknya gue deh yang lagi mimpi," jawab Alvin.
Plakkk!!!
Bagas menampar Alvin.
"Sakit gak?" tanya Bagas.
"Ya sakitlah!" jawab Alvin memegang pipinya.
"Berarti lo udah bangun, hehehe," Bagas tertawa.
Bagas mencari Vas bunga, kemudian menanamnya.
"Kenapa ditanem sih tu bunga?" tanya Alvin.
"Lo cium bau nya gak?" tanya bagas.
"kecium kok."
"Gimana?"
"Wangi sih ...."
"Nah itu dia ... Meskipun nih bunga mistis, yang penting wangi. Lumayan buat pengharum ruangan," kata Bagas.
"Tapi aneh sih, bunganya cuma setangkai tapi wangi banget. Bisa melayang-layang lagi."
Mereka kembali ke kamar lalu menaruh bunga nya di meja.
"Nah ... kan wangi kamar gue."
"Lo yakin gas? ini aneh loh, hati-hati lo," kata Alvin.
"Tenang aja," ucap Bagas santai.
Mereka pun menuju ruang tamu, kemudian duduk. Alvin pun bertanya.
"Jadi gimana, udah nulis lo?"
"Belum sama sekali, tapi nanti gue mau nulis tentang mimpi gue semalem," jawab Bagas.
"Mau dijadiin novel? cerita lo tadi kan cuma sebentar. cuma bangun, liat cewek cantik, petik bunga, terbang, terus jatuh."
"Ya kan siapa tau ntar malem mimpi lagi."
"Gue kasih tau ya. Mimpi itu bunga tidur, pasti beda-beda tiap malem. Mana bisa dilanjutin, lo kira sinetron ada episodenya," kata Alvin.
"Iyaa juga yaa."
"Eh tapi kalo lo mimpi lagi, ambil barang yang berharga, siapa tau bisa kebawa kedunia nyata kayak tuh bunga."
"Hahaha oke okee, siappp," jawab Bagas.
"Yaudah, gue pamit dulu."
"Mau kemana lo? buru-buru amat," tanya Bagas.
"Ada kerjaan gue. Proyek, proyek."
"Yaelah gaya-gayaan lu."
"Hahaha yaudah gue pergi dulu. Hati-hati lo, ntar lo di gangguin sama tuh bunga hantu."
"Gak bakalan lah, ada-ada aja lo."
Alvin pun pergi, Bagas kembali ke kamar. Saat di kamar ia mencoba mengetik kejadian semalam di laptopnya. Teringat wanita cantik yang ia lihat semalam.
"Coba aja gue sempet kenalan," kata Bagas sambil tersenyum.
"Kira-kira, gue bisa mimpi ketempat itu lagi gak yaa?" Bagas berbicara sendiri.
"Eh, nggak-nggak. Ogah gue ketemu makhluk serem itu lagi. Lagian juga cuma mimpi," lanjut Bagas.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan dalam lemari. Ia menghampiri lemari tersebut, lalu mencoba mendengar lebih dekat. Suara ketukan masih terdengar dengan jelas.
Bagas pun membuka lemari tersebut, tiba-tiba terpancar cahaya sangat terang. Ia pun langsung tertidur.
"Bagas, bangun. Tolong kami." Terdengar suara wanita samar-samar.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
onewaytosee
waah.. bikin pnasaran🤓
2020-11-21
1
𝒜𝓃𝒶𝓃𝒹𝒶
ceritanya seru!
2020-11-13
1
Pendek🎭pesek
ikut mampir thor
2020-11-07
1