04. Bahagia bersama luka

Awan menolehkan kepalanya menghadap biru dan menatapnya lama.

" Ada belek dimatamu.  Kata awan sambil tertawa

" masa?  Tanya biru  " coba deh kamu diem . Pinta biru menatap balik awan yang berusaha menghentikan tawanya " Ada aku dihatimu.  Ucap biru sambil tertawa terpingkal-pingkal

" kamu tau gak kenapa kertas warnanya putih?  Tanya awan

" kenapa?  Tanya biru penasaran

"karena kalo biru itu kamu. Jawab awan berharap biru tertawa" kok diem?  Garing ?

" bukan garing,  tapi gak lucu. Coba aku deh yang ngasih tebakan. Usul biru semangat

" apa?  Tanya awan

" apa bedanya pak dudung sama kamu?

" bedanya  dudung jelek  aku ganteng. Jawab awan asal

" kok dijawab bener, gak seru kamu.  Rajuk biru pada awan

" ada lagi nggak?  Tanya awan

" nggak ada. Jawab biru kesal

" pulang?  Tanya awan datar

Biru semakin kesal dengan respon awan yang biasa saja. "  kamu tu ya,  aku lagi marah bukannya dibujuk biar gak marah lagi,  dikasih bunga kek atau apalah. Ini malah ngajak pulang. 

" kamu mau bunga,  besok aku bawain. Kamu mau bunga apa?

" bunga bangkai.  Ucap biru sambil berlalu meninggalkan awan

"mau kemana?  Tanya awan sedikit keras

"pulang. 

Mendengar kata pulang, awan langsung berdiri mengejar biru yang sudah berjalan menjauh

" bir, jangan marah . Aku mintak maaf ya,  aku anterin kamu pulang.  Ucap awan sambil menggenggam tangan biru

Biru sedikit terkejut menerima perlakuan awan. Biru belum pernah merasakan sebahagia ini semenjak kepergian orangtuanya.

"yuk pulang . Ucap awan tetap menggandeng tangan biru

                                        ***

Baru saja biru meletakkan tasnya diatas meja,  teriakan bulan sudah menggema didalam kelas.

" kamu kemaren kemana?  Kok gak masuk? Kamu sakit?  Atau ada masalah?  Tanya bulan tampak khawatir

Biru yang melihat kekhawatiran diwajah bulan,  merasa bersyukur dari sekian banyaknya manusia dimuka bumi ini setidaknya ada satu yang masih peduli kepadanya.

" aku nggak sakit kok bul.  Kemaren itu aku diajak....

" aku kebelet bir,  toilet dulu ya. Izin bulan memotong biru

"ya udah, pergi aja.  Ntar malah ngompol dikelas. Canda biru pada bulan

" sekate-kate kamu bir,  aku bukan bocah. Kata bulan sambil berlari kekamar mandi

Melihat kelakuan antik bulan,  kadang membuat kesedihan yang biru rasakan seakan menguap.  " makasih ya bul,  udah mau jadi sahabat aku. Padahal kamu bisa dapetin temen yang lebih segalanya dari aku. Kamu cantik,  kaya . tapi sayang nggak pinter.  Ucap biru lirih

" lagi ngomong apa? 

" heran deh,  kenapa suara awan kedengeran terus ditelinga aku. Kata biru yang masih fokus pada gadgetnya.

" aku nggak dianggep ? Ya udah aku pulang aja

Biru sontak mengangkat kepalanya mendengar suara awan yang bukan sekedar halusinasi belaka. Keterkejutannya bertambah kali lipat melihat awan yang sedang duduk disampingnya sambil melipat kedua tangganya didepan dada.  " ngapain kesini?  Tanya biru menatap heran awan

Sedangkan yang ditatap hanya memasang muka datar .

" balik ke kelas sana,  malu dilihatin orang. Ucap biru lirih

" temen kamu mana?

"siapa?  Bulan maksud kamu?  Lagi ketoilet, kenapa?  Tanya biru penasaran

" nggak papa,  aku pulang. Jawab awan singkat sambil berlalu pergi

" aneh tu anak.  Tapi,  aku tetep cinta. Ucap biru lirih

                                        

                                     ***

Biru sibuk berguling-guling dikamar saat mengingat moment yang dilaluinya bersama awan.  Awal mereka mereka kenal dan menjadi makin dekat dan akhirnya pacaran yang semula tanpa rasa sekarang menjadi sangat cinta. "ya ampun,  senyumnya awan tu bener-bener manis.  Ngalahim gulanya indonesia. Ngebuat yang ngeliat langsung diabetes.  Ucap biru pada dirinya sendiri sambil senyum-senyum nggak jelas. "kalo misalnya ibu sama bapak masih disini,  aku pasti merasa sangat bahagia.  Biru harap ayah sama ibu tenang disana.  Sekarang biru bahagia ayah ibu, ada sosok awan yang sudah berada dihati biru.  Yang memberi kebahagian baru dikehidupan biru.  Ada bulan yang selalu menjadi sahabat biru,  menemani masa sulit biru,   dan yang selalu mengkhawatirkan biru. Ucap biru berandai-andai

                               ***

Awan berlari menghampiri biru yang sedang berjalan menuju parkiran

" kita jalan.  Kata awan menarik tangan biru

Biru yang belum terbiasa dengan perlakuan awan pun sontak terkejut. Dan hanya diam ketika dituntun awan untuk menaiki motor dan memasang helmnya.

" jangan bengong,  ntar jatuh cinta. Ucap awan sambil memegang hidung mancung biru.

" sakit wan,  malu dilihat orang.  Kata biru memalingkan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.

" ya udah,  yuk berangkat.  Ajak awan setelah memasang helmnya sendiri. " pegangan yang erat bir. Ucap awan

Biru langsung menarik jaket awan

" bukan gitu bir,  tapi gini.  Kata awan sambil membawa tangan biru untuk memeluk pinggangnya

" kamu modus. Ucap biru sambil menepuk pelan pundak awan

" nggak papa,  sama pacar sendiri.  Ucap awan membela diri

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh,  akhirnya mereka sampai disebuah restoran dengan gaya klasik. Berbagai Tanaman yang ditata sebegitu rupa, menambah keindahan. Setelah mendapatkan tempat duduk yang cocok,  mereka memesan makanan .

" ngapain ngajak aku kesini?  Tanya biru penasaran

" sebagai perpisahan.  Ucap awan

Biru semakin penasaran mendengar jawaban awan,  apakah ini akhir dari kebahagian singkat kemarin . "maksud kamu? 

Awan sontak menarik bibirnya membentuk senyuman " becanda.  Jawab awan singkat

" becandaan kamu nggak lucu wan. Ucap biru

Awan mengeluarkan benda pipih berwarna silver dari saku seragamnya " ini buat kamu.  Ucap awan sambil memasangkan cicin dijari manis biru.

Biru membulatkan matanya melihat awan telah memasangkan cincin dijari manisnya. Biru merasa sangat bahagia,  ingin sekali dia berteriak didepan awan kalau dia sangat mencitai cowok dingin ini. Niatnya diurungkan ketika pesanan mereka sudah berada diatas meja.

" makan dulu ya bir,  aku laper.  Ucap awan menyuap satu sendok penuh kedalam mulutnya

Biru yang melihat tingkah awan hanya tersenyum bahagia. Mencintai dan dicintai adalah kebahagian luar biasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.  Hanya bisa dirasakan setiap orang yang mengalaminya.

Mereka keluar dari restoran ketika sudah menjelang sore. Awan langsung berjalan menuju motornya terparkir

" awan,  panggil biru

Awan yang merasa dipanggil langsung membalikkan badannya menghadap biru yang berada tepat dibelakngnya.  "kenapa?

" terimakasih,  terimakasih atas kebahagiannya hari ini dan hari-hari sebelumnya.I Love you awan.  Ucap biru langsung berhambur kepelukan awan

Dalam pelukan biru,  Awan langsung mematikan sesuatu dari hpnya. Setelah pernyataan yang keluar dari mulut biru. Dan buru-buru memasukan gadgetnya kedalam saku celana. " ya udah,  yuk pulang keburu malem. Ucap awan melepas pelukan biru

Biru merasa ada yang hilang dari awan,  tidak seperti kemarin -kemarin. Biru langsung menampik kemungkinan-kemungkinan yang bergelayut dipikirannya.

                                         ***

Biru langsung tersenyum ketika melihat awan masuk kedalam kelasnya membawa mawar merah dan putih yang dirangkai sangat indah berjalan kearahnya. 

" pagi sayang,  mawar buat kamu. Ucap awan sambil mencium tangan bulan

                                      ***

                 

Terpopuler

Comments

Toshio Inge

Toshio Inge

eeehhh koq nyium tangan bulan 👊

2021-04-01

0

Jac_Aline

Jac_Aline

buat taruhan x nih......

2020-08-13

1

Rafa Chan

Rafa Chan

ouw di buat taruhan itu yaah...si biru

2020-06-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!