Bab 4. Petualangan Part 2

Rein dan Luca terlihat narik pintu kayu kecil dan melesat kedalamnya. Kemudian menutup kembali kayu itu. Elise pun melihat sekitar dalam keadaan sepi pun segera mendekati pohon itu dan mengikuti mereka. Menarik pintu kayu itu dan masuk kedalam. Sebenarnya lebih tepat dipanggil papan kayu. Karena tidak ada gagang pintu hanya seutas tali untuk menarik papan itu agar bisa terbuka dan kembali ditutup dengan diangkat kembali papan itu dan diletakan diatas lubangnya. Tidak lama kepalaku sudah terlihat diluar tembok desa. Tembok terlihat sudah rapuh dan tidak ada perawatan yang baik membuatnya sangat mudah dibobol bahkan oleh anak berumur 5 tahun. Tinggal digali sedikit kebawah agar lebih mudah melewati lubang itu.

Jarak Elise dengan yang lain hanya terpaut 10 meter satu sama lain. Dengan cepat Elise berlari mengikuti dari belakang mempersingkat jarak diantara mereka. Mereka bergerak menuju Utara. Terlihat Luca dan Rein menatap Elise dengan terkejut. Mereka sudah berjalan selama tiga puluh menit dan anehnya Rein bahkan Luca baru sadar jika Elise berada dibelakang mereka dengan jarak lima meter.

"Kenapa kamu ada disini!!" Lihat Luca jika marah juga menyeramkan. Mata merahnya menyala semakin terang.

"Ehe, akukan halus ikut juga." Ucapku santai.

"Bukannya kamu kerja bakti?" Tanya Rein sinis.

"Eh ehe iya itu. Aku kabul tentu saja." Elise menjawab pelan.

"Bagaimana ini Rein. Aku ragu jadinya." Luca terlihat mencemaskan Elise yang ternyata mengikutinya dari belakang selama ini. Bodohnya dia tidak sadar akan hal itu.

"Bagaimana lagi. Sudah setengah jalan jika kita kembali pasti kita tidak akan bisa pergi keluar lagi." Jawab Rein kesal.

"Bisakah kita melindungi Elise?" Luca meragukan kemampuan dirinya.

"Aku akan melindunginya. Jika dia nakal aku bisa mengikatnya dan menyeretnya kembali tanpa masalah." lihat bagaimana sikap santai Rein itu. Elise menatapnya dengan kesal. Walaupun tahu bahwa dirinya adalah beban di kelompok ini yang harus dilindungi. Tapi entah mengapa tetap saja rasanya kesal.

"Baiklah. Elise kamu dengar. Jangan buat masalah dan tetap bersama kami." Luca menghela nafas setelahnya.

"Siap laksanakan kapten." Elise menjawab dengan mantap. Jadilah formasi ini. Luca didepan, Elise ditengah dan Rein dibelakang.

"Sebenarnya gimana caranya kamu bisa kabur?" Luca mulai mengintrogasi elise seraya tetap melanjutkan perjalanan.

"Ehehehe iya, aku nyapunya pelan-pelan ke arah pohon itu. Teelus ikutin kalian. Lagian kalian ga ajak-ajak bikin lencana. Telnyata aku mau ditinggal" Elise merajuk melihat sikap acuh meraka.

"Kan mau ngasih kejutan. Gagal deh." Kali ini Rein yang menjawab.

"Gak papa. Aku suka betualang."

"Ber-pe-tu-ala-ng. E-li-se." Koreksi Rein hanya dijawab dengan cengiran lebar khas Elise. Dan Luca menghela nafas. Sepertinya Elise tahu apa yang difikirkannya. Bagaimana beralasan kepada kepala panti. Karena mereka keluar sendirian saja sudah gawat ditambah membawa dirinya yang tidak bisa melakukan apa-apa. Sudah pasti double hukuman. Elise tidak tahu berapa lama mereka harus berjalan hingga akhirnya tiba di hutan Murbo.

...****...

Elise melangkah memasuki hutan mengikuti Rein dari belakang. Mereka masuk terus ke dalam hutan. Tidak ada pintu masuk hutan ataupun sebagainya hanya penuh dengan pepohonan rindang. Pepohonan disana normal. Selayaknya pohon pada umumnya tidak terlihat semenakutkan yang digambarkan dibuku yang dibacakan Carla. Elise menatap pohon yang seperti pohon apel berwarna merah.

"Lihat ada apel." Elise menunjuk pohon yang dimaksudnya. Tingginya tidak kurang dari 3 meter dengan buah yang sangat banyak menggantung di setiap dahan.

"Haruskah kita berhenti disini sebentar dan memetik beberapa apel matangnya?" Ucap Luca dibalas anggukan oleh Rein.

"Setujuuuu." jawab Elise riang. Elise duduk dibawah pohon apel yang rindang. Rein memetik beberapa apel(niatnya) tapi Rein justru menjatuhkan hampir seluruh apel dengan sihir angin hingga pohon apel bergoyang hebat. Luca yang terkejut menangkap apel-apel yang berjatuhan dengan sihirnya anginnya membuat apel mengambang tidak jatuh ke tanah. Sedangkan Elise berlari menjauh dari arah pohon.

"Hei,hei hati-hati Rein. Hampir saja kita tertiban tumpukan apel." protes Luca.

"Iya betul!! Untung saja aku sigap lali. Jika tidak pasti aku pasti sudah teltimbun dibawah sana." Elise mengomel panjang.

"Haha maaf." Rein tertawa kecil.

"Lalu bagaimana dengan apel sebanyak ini. Aku hanya membawa karung kecil. Tidak akan muat untuk membawa semuanya." tunjuk Elise pada kantong kain yang dibawanya. Didesa ini tidak ada tas atau apapun selain kantong kain untuk membawa barang. Jika barangnya besar maka bisa menggunakan karung ataupun kotak kayu. Tapi untuk barang kecil biasanya menggunakan kantong dari bahan dasar kain.

"Sebenarnya aku punya sebuah artefak kuno." Jawab Rein singkat.

"Apa itu?" Tanya Elise penasaran berjalan mendekat ke arah Rein berdiri.

"Ini kantung sihir. Sejenis sihir ruang dan waktu yang bisa menyimpan berbagai hal. Seperti lemari penyimpanan." Jelas Rein singkat seraya menunjukan sebuah kantung kecil lusuh yang sangat usang. Jika kantung itu tergeletak dijalan pun Elise yakin tidak akan ada yang mau mengambilnya.

"Wah- keeeleeen." Elise berteriak senang walaupun dirinya tidak tahu berapa berharganya kantong itu jika dijual karena bernama artefak kuno. Rein membuka kantung itu dan mulai memasukan apel. Elise dan Luca ikut membantu memasukannya. Butuh waktu yang cukup lama hingga semuanya selesai dimasukan. Elise menghela nafas memikirkan saat Rein dan Luca bisa melakukan sihir dengan mudahnya. Rein yang sadar menepuk pundaknya pelan.

"Elise, aku yakin kamu akan bisa melakukan sihir ini suatu saat nanti." Hiburnya. Elise sedikit lega mendengarnya.

"Eh tapi hanya aku yang punya. Karena ini termasuk artefak kuno. Luca saja tidak punya." ejek Rein menyebalkan. Disambut oleh cubitan Luca sebelum Elise memberikan reaksi apapun.

"Aw- itu menyakitkan kau tahu." Rein mengelus bekas cubitan Luca.

"Lebih baik mulutmu diam saja." Cibir Luca kesal.

"Ya.. ya. Baiklah tuan dan nona. Pelayan ini akan diam saja." Ucapnya seraya melangkah pergi menuju ke dalam hutan.

"Sudah jangan bersedih. Ayo kita kembali berburu sebelum waktu kita habis." Ucap Luca seraya mengelus puncak kepala Elise dengan lembut dan memberikan sebuah apel untuk dimakan diperjalanan.

"Ayo." jawab Elise pelan.

Masih tersisa kesedihan dilubuk hatinya tapi Elise mencoba untuk lebih berlapang hati melewatinya. Elise menggigit apel yang diberikan sementara Luca sudah selesai memakannya. Rasanya manis sekali. Mereka terus berjalan memasuki hutan yang lebih dalam untuk menjelajahi hutan. Mungkin saja ada sesuatu yang bisa dijual nanti. Hingga Rein berhenti mendadak membuat Elise menubruknya.

"Hei! kenapa belhenti tiba-tiba!!" oceh Elise kesal.

"Ssstt pelankan suaramu. Ada sesuatu disana." bisik Rein. Sepertinya memiliki indra yang sangat baik. Elise dan Luca mengangguk sebagai jawaban. Jantung Elise berderu kencang mendengarnya.

Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Hadiah
3 Bab 3. Petualangan Part 1
4 Bab 4. Petualangan Part 2
5 Bab 5. Petualangan Part 3
6 Bab 6. Petualangan Bab 4
7 Bab 7. Kisah Serigala yang Malang
8 Bab 8. Rencana
9 Bab 9. Slime!! Part 1
10 Bab 10. Slime Part 2
11 Bab 11. Slime!! Part 3
12 Bab 12. Slime!! part 4
13 Bab 13. Panen Besar
14 Bab 14. Keributan Kecil Part 1
15 Part 15. Keributan Kecil Part 2
16 Bab 16. Tama Sakit
17 Bab 17. Raja Slime
18 Bab 18. Masa lalu Fenrir
19 Bab 19. Teman baru Part 1
20 Bab 20. Teman baru Part 2
21 Bab 21. Ide Bisnis
22 Bab 22. Berhasil
23 Bab 23. Keranjang
24 Bab 24. Rumput Air
25 Bab 25. Memilin dan Memilin
26 Bab 26. Toko Paman Josh
27 Bab 27. Gerobak Part 1
28 Bab 28. Gerobak Part 2
29 Bab 29. Penebusan Dosa
30 Bab 30. Serikat Petualang Part 1
31 Bab 31. Serikat Petualang Part 2
32 Bab 32. Sapi atau domba?
33 Bab 33. Sebuah Evolusi
34 Bab 34. Potion
35 Bab 35. Toko Obat Sarah
36 Bab 36 Persiapan Musim Dingin
37 Bab 37. Bu Violet sakit
38 Bab 38. Tukang Gali Lubang
39 Bab 39.Pemanas dibawah lantai
40 Bab 40. Adakah Obatnya?
41 Bab 41. Toko Grim
42 Bab 42. Festival!!
43 Bab 43. Persiapan Festival
44 Bab 44. Selesai
45 Bab 45. Dama
46 Bab 46. Musim Dingin Yang Dingin
47 Bab 47. Penawaran
48 Bab 48. Rencana baru
49 Bab 49. Felix
50 Bab 50. Kontrak pertama
51 Bab 51. Bistro Royal
52 Bab 52. Kabar baik dan buruk
53 Bab 53. Lahan part 1
54 Bab 54. Lahan part 2
55 Bab 55. Lahan Part 3
56 Bab 56. Hutang
57 Bab 57. Felix—Pertemuan Pertama
58 Bab 58 Felix—Terperosok
59 Bab 59. Gelisah
60 Bab 60. Gedung
61 Bab 61. Renovasi gedung
62 Bab 62. Perkakas?
63 Bab 63. Tas sihir
64 Bab 64. Manajer
65 Bab 65. Hari Pembukaan
66 Bab 66. Pesanan?? part 1
67 Bab 67. Pesanan?? Part 2
68 Bab 68. Pesanan Part 3
69 Bab 69. Hari Ke 2 Pembukaan
70 Bab 70. Pesanan part 4
71 Bab 71. Upacara Pendewasaan.
72 Bab 72. Lunas
73 Bab 73. Ekspansi lahan
74 Bab 74. Kereta dan Rumah
75 Bab 75. Distrik Selatan.
76 Bab 76. Anak-anak Baru
77 Bab 77. Progress
78 Bab 78. Kuda Hitam
79 Bab 79. Badai
80 Bab 80. Kelinci Percobaan
81 Bab 81. Menerjang Badai
82 Bab 82. Bersama Badai
83 Bab 83. Setelah Badai
84 Bab 84. Harapan yang tak padam
85 Bab 85. Cahaya di ujung harapan
86 Bab 86. Bayang-bayang Diujung fajar
87 Bab 87. Harapan
88 Bab 88. Elise Aurellia Bayern
89 Bab 89. Jonathan Cornelis Bayern
90 Bab 90. Jonathan x Violet
91 BAB 91. KEHIDUPAN BARU
92 BAB 92. Distrik selatan
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Hadiah
3
Bab 3. Petualangan Part 1
4
Bab 4. Petualangan Part 2
5
Bab 5. Petualangan Part 3
6
Bab 6. Petualangan Bab 4
7
Bab 7. Kisah Serigala yang Malang
8
Bab 8. Rencana
9
Bab 9. Slime!! Part 1
10
Bab 10. Slime Part 2
11
Bab 11. Slime!! Part 3
12
Bab 12. Slime!! part 4
13
Bab 13. Panen Besar
14
Bab 14. Keributan Kecil Part 1
15
Part 15. Keributan Kecil Part 2
16
Bab 16. Tama Sakit
17
Bab 17. Raja Slime
18
Bab 18. Masa lalu Fenrir
19
Bab 19. Teman baru Part 1
20
Bab 20. Teman baru Part 2
21
Bab 21. Ide Bisnis
22
Bab 22. Berhasil
23
Bab 23. Keranjang
24
Bab 24. Rumput Air
25
Bab 25. Memilin dan Memilin
26
Bab 26. Toko Paman Josh
27
Bab 27. Gerobak Part 1
28
Bab 28. Gerobak Part 2
29
Bab 29. Penebusan Dosa
30
Bab 30. Serikat Petualang Part 1
31
Bab 31. Serikat Petualang Part 2
32
Bab 32. Sapi atau domba?
33
Bab 33. Sebuah Evolusi
34
Bab 34. Potion
35
Bab 35. Toko Obat Sarah
36
Bab 36 Persiapan Musim Dingin
37
Bab 37. Bu Violet sakit
38
Bab 38. Tukang Gali Lubang
39
Bab 39.Pemanas dibawah lantai
40
Bab 40. Adakah Obatnya?
41
Bab 41. Toko Grim
42
Bab 42. Festival!!
43
Bab 43. Persiapan Festival
44
Bab 44. Selesai
45
Bab 45. Dama
46
Bab 46. Musim Dingin Yang Dingin
47
Bab 47. Penawaran
48
Bab 48. Rencana baru
49
Bab 49. Felix
50
Bab 50. Kontrak pertama
51
Bab 51. Bistro Royal
52
Bab 52. Kabar baik dan buruk
53
Bab 53. Lahan part 1
54
Bab 54. Lahan part 2
55
Bab 55. Lahan Part 3
56
Bab 56. Hutang
57
Bab 57. Felix—Pertemuan Pertama
58
Bab 58 Felix—Terperosok
59
Bab 59. Gelisah
60
Bab 60. Gedung
61
Bab 61. Renovasi gedung
62
Bab 62. Perkakas?
63
Bab 63. Tas sihir
64
Bab 64. Manajer
65
Bab 65. Hari Pembukaan
66
Bab 66. Pesanan?? part 1
67
Bab 67. Pesanan?? Part 2
68
Bab 68. Pesanan Part 3
69
Bab 69. Hari Ke 2 Pembukaan
70
Bab 70. Pesanan part 4
71
Bab 71. Upacara Pendewasaan.
72
Bab 72. Lunas
73
Bab 73. Ekspansi lahan
74
Bab 74. Kereta dan Rumah
75
Bab 75. Distrik Selatan.
76
Bab 76. Anak-anak Baru
77
Bab 77. Progress
78
Bab 78. Kuda Hitam
79
Bab 79. Badai
80
Bab 80. Kelinci Percobaan
81
Bab 81. Menerjang Badai
82
Bab 82. Bersama Badai
83
Bab 83. Setelah Badai
84
Bab 84. Harapan yang tak padam
85
Bab 85. Cahaya di ujung harapan
86
Bab 86. Bayang-bayang Diujung fajar
87
Bab 87. Harapan
88
Bab 88. Elise Aurellia Bayern
89
Bab 89. Jonathan Cornelis Bayern
90
Bab 90. Jonathan x Violet
91
BAB 91. KEHIDUPAN BARU
92
BAB 92. Distrik selatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!