Hari itu pekerjaan Amel benar-benar menguras tenaganya. Ada pelanggan yang memesan dessert yang dia sediakan untuk di bawa pulang. Sepertinya terlalu enak sehingga pelanggan itu jadi ketagihan dan katanya ingin membawakan untuk anaknya sekalian.
Amel pulang sekitar pukul delapan malam. Sebagai koki makanan penutup seharusnya Amel bisa pulang lebih awal. Walaupun restoran buka dari jam sembilan dan tutup jam sebelas malam. Tapi jam kerja Amel dimulai dari jam delapan sampai jam lima saja. sedangkan karyawan lain ada yang bekerja secara dua shift bergantian. Karena memang dessert itu hanya untuk pelengkap saja dan bisa di siapkan dari sebelumnya.
Amel sudah siap hendak mengayuh sepedanya. Sampai sebuah mobil yang sudah Amel kenal pemiliknya menghalangi jalan wanita itu.
Seorang lelaki berbadan kekar turun dari mobil dan berkata. "Ayo masuk! Aku antar kau pulang."
Amel pertamanya merasa senang, karena ia tak perlu capek mengayuh sepeda setelah kelelahan melanda tubuhnya yang seharian berkutat dengan adonan.
Tapi setelah ia berpikir ulang, ajakan dari bosnya itu sungguh mencurigakan. Apa ada yang ingin dia rencanakan? Ya, laki-laki itu adalah Danil, bos Amel yang begitu menjengkelkan.
Amel menyipitkan matanya tajam. Saat Danil meraih sepeda lipat Amel hendak menyimpannya di bagasi mobil. "Bos lagi gak ada maunya kan?" tanyanya sedikit curiga.
Danil terdiam. Tangannya yang sudah menyentuh sepeda Amel ia tarik ke tempat awal. "Ini sudah malam, kau pikir aku tega membiarkan mu pulang sejauh itu hanya dengan menggunakan sepeda." sanggah Danil dengan nada dingin. "Kalau tidak mau ya sudah." Danil berbalik dan hendak melangkah pergi. Hingga satu panggilan dari Amel membuat langkah itu jadi terhenti.
"Aku mau ikut bos!" seru Amel sedikit berteriak.
Danil menghela nafas kasar, gadis ini benar-benar membuat emosinya naik turun. Ia pun kembali berbalik badan dan menghampiri Amel untuk mengangkut sepeda gadis itu ke dalam mobilnya.
"Cepat naik!" seru Danil saat sepeda Amel sudah masuk ke dalam mobil.
Amel setengah berlari untuk masuk ke dalam mobil bosnya, ia masuk di pintu belakang kemudi. Hal itu membuat Danil kembali emosi. "Kau pikir aku ini supir mu? Pindah ke depan!" perintah nya yang tak ingin di bantah.
Amel terkesiap. Kebiasaan buruknya saat naik mobil bersama bosnya itu tidak pernah tidak bisa lenyap.
Sambil merutuki dirinya sendiri, Amel segera beralih kursi. "Maaf bos, aku lupa!" serunya saat sudah duduk di kursi samping kemudi.
"Hem... " Danil hanya bergumam menanggapi. Lalu menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan restoran miliknya itu.
Dalam beberapa saat keheningan melingkupi mereka berdua. Pandangan Amel tertuju keluar jendela mobil menatap suasana malam di pinggir jalan yang di penuhi oleh muda-mudi yang jalan-jalan sambil bergandengan tangan. Amel jadi ingat jika malam ini adalah malam minggu. Waktunya para pasangan untuk berkencan. Ah, Amel jadi berkhayal. Andaikan dia juga punya pacar?
"Besok kita akan ke rumah Ara!" Kalimat itu membuat Amel tersadar dari khayalannya. Amel langsung menoleh ke arah bosnya. Ingin sekali menolak tapi sepertinya ia tidak bisa. Kalimat itu bukan sekadar ajakan. Tapi lebih kepada perintah seorang atasan. Hah, ternyata benar dugaan Amel barusan. Bosnya sungguh punya motif yang di sembunyikan.
"Ma.... Mau ngapain bos?" tanya Amel sedikit gugup.
Danil menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada jalanan di depan sana. "Mau silaturahmi saja. Memangnya tidak boleh?" jawabnya dengan nada santai. Seolah dia tidak pernah tahu jika wanita yang akan dia temui itu kini sudah punya suami.
"Tapi bos....?"
"Kalau tidak mau, besok kamu perlu datang lagi ke restoranku." tukas Danil yang lagi-lagi penuh ancaman.
Amel melemaskan bahunya, ia tak bisa lagi berbicara. Suaranya seakan ikut tercekat jika ia mengingat kata di pecat.
"Baik bos." seru Amel dengan nada lemas. Baiklah, sebaiknya Amel ikuti saja kemauan bosnya. Ia juga tidak tahu apakah Ara akan menerima kedatangan mereka berdua.
Setelah lima belas menit menempuh perjalanan. Akhirnya mobil Danil berhenti di depan sebuah gang kecil yang tidak bisa di lewati oleh mobilnya. Dan kontrakan Amel berada di ujung gang sana.
Sebenarnya jarak dari kontrakan Amel lebih dekat jika di tempuh dengan menggunakan sepeda. Tentu saja harus melewati jalur belakang dan melewati perkampungan. Karena jika melewati jalan besar mereka harus menempuh jalan yang berputar.
Danil tahu itu, dan tidak mungkin dirinya membiarkan Amel melewati jalan yang begitu sepi masuk di antara gang-gang kecil di malam hari.
"Besok sore saja kita berkunjung ke rumah Ara. Biar kamu bisa istirahat dulu di hari liburmu." seru Danil mengingatkan Amel, seakan ia adalah bos yang begitu perhatian dengan karyawannya untuk istirahat di akhir pekan.
Jika ada orang lain yang mendengar percakapan mereka, sekilas akan terdengar seperti itu. Tapi siapa tahu, Amel sangat yakin jika bosnya akan mengganggunya setiap waktu.
Sebelumnya juga pernah terjadi, saat Ara masih belum menikah dan Danil hendak mengajak wanita itu berkencan dengannya. Dia bilang tidak akan menganggu Amel sebelum ia pergi berkencan dengan Ara.
Tapi buktinya apa, dari pagi hingga menjelang petang. Puluhan pesan singkat dan dering telepon yang masuk bergantian di ponsel milik Amel. Membuat gadis itu benar-benar terganggu.
Danil selau bertanya tentang apa saja yang di sukai sahabatnya? Baju apa yang pantas ia pakai? Apakah dia terlihat tampan dengan baju yang berulang kali ia foto dan di kirim lewat pesan WA nya. Sungguh narsis bukan?
Amel mencebikkan bibir, seraya mengambil alih sepeda yang sudah di turunkan dari atas mobil. "Kita lihat saja nanti!" gumam Amel dalam hati. Dan anggukan kepala ia tunjukkan sebagai jawaban atas perkataan bosnya tadi.
Sejenak keduanya saling diam, Amel menunggu bosnya pergi terlebih dulu sebelum ia masuk ke dalam gang kontrakannya.
Danil juga melakukan hal yang sama. Ia melongokkan kepalanya mengarah ke dalam gang yang terlihat sepi dan gelap gulita. "Kamu yakin mau lewat ke sana? Itu gelap loh." tanyanya tak percaya.
Amel mengikuti arah tatapan bosnya sambil mulai menaiki sepeda. "Mau gimana lagi, gang ini satu-satunya yang paling dekat dengan kontrakan aku. Kalau mau yang lebih terang harus lewat gang depan. Dan itu jaraknya dua kali lipat dari gang ini. Aku tidak mau." ucap Amel sambil mengedikkan bahu.
"Ini belum terlalu malam. Bos tenang saja, di sini aman!" tambah Amel begitu yakin. Karena di dalam sana banyak rumah penduduk juga dan jika terjadi sesuatu ia tinggal teriak saja.
Danil memilih untuk percaya daripada dia harus mengantar Amel masuk kedalam sana. Masa iya ia harus memperkecil mobilnya agar bisa sampai di depan kontrakan pegawainya? Danil juga sedikit lega karena Amel memakai sepeda setidaknya gadis itu bisa lebih cepat pergi jika ada orang membuntuti nya.
Danil meminta Amel untuk pergi lebih dulu dan memperhatikan punggung Amel hingga terlihat samar di kegelapan. Lalu pemuda itu memutuskan untuk pulang.
***
Di hari berikutnya semua terjadi sesuai dengan perkiraan Amel. Danil yang semalam sempat menyuruhnya untuk beristirahat malah mengganggunya lewat saluran ponselnya. Pertanyaan ini itu selalu Amel dapatkan untuk sekadar mendapatkan saran.
Sebenarnya Amel tidak perlu melayani kegugupan sang atasan, karena mereka hanya akan berkunjung bukan untuk berkencan. Bosnya selalu saja menyebalkan.
"Bos ayo pulang! Kalau kamu terlalu mabuk siapa yang akan bawa mobil." Amel terus saja membujuk bosnya untuk berhenti minum minuman beralkohol.
Amel bisa saja meninggalkan bosnya begitu saja, ia bisa pulang dengan menggunakan angkutan kota. Tapi Amel tak setega itu. Meninggalkan orang yang sedang patah hati dalam keadaan tak sadarkan diri. Setelah berkunjung ke rumah sahabatnya tadi Danil membawanya ke tempat ini. Sebuah bar kecil yang terletak di tengah kota. Amel mengikuti Danil untuk melampiaskan kekecewaannya di sana.
****
Kira-kira Danil kenapa ya? Kalau mau tahu coba cek di novel sebelah "My lovely idiot husband". episode 51. Apa yang Ara lakukan saat mereka berkunjung kerumahnya. Sampai membuat Danil gak mau pulang dan memilih untuk mabuk-mabukan?
Yuk klik like dan juga kasih sarannya biar novel ini makin banyak yang suka. Vote nya buat MLIH dulu aja ya... Makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Intanksm98
Saya suka saya suka..
2020-10-05
0
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
mampir disini ya
2020-09-24
0
she gemeeeuuuzzzz
semangat Amy,makin suka m novelnya
2020-09-02
0