Seorang yang tunggu kehadirannya dari depan kelas akhirnya masuk, dengan senyum manis masih tertengger di bibir merah itu. Ia duduk sembari memainkan ponselnya. Tampak ia tidak memperdulikan ku seperti biasanya, dan tidak ada satu kata pun keluar dari mulutnya.
"Wi, siapa cewek tadi? Pacarmu bukan?" Tanya ku menyesal.
"Tidak, cuma teman." Singkat dijawab.
"Anak kelas mana?"
"Sebelah."
"Cantik kan?" Pernyataan ku.
"Hmm..."
"Kau menyukainya Wi?" Matanya menyorot kepada diriku dengan tajam.
"Kalau iya emang kenapa? Ini bukan urusan mu! Urus saja kakak tersayang kau itu. Di bilang kakak tapi nyatanya apa pacar mu!" Ujarnya penuh ketegasan, ia pun keluar dari kelas.
"Wi? Dia memang kakak ku," Ku tarik tangannya.
"Basi tau gak!" Ia menghempaskan tanganku.
Satu harian itu ia tak masuk kelas. Sampai guru pun bertanya kepada satu kelas. Mereka menjawab,
"Ia bolos tuh bu, ya gak?" Jawaban dari salah satu temanku itu membuat geram saja.
Aku hanya menatap malas, dan terus memikirkannya yang sedari tadi tidak ada kabar. Haruskah aku seperti ini selalu? Membuat diriku ragu bila akhirnya sakit akan sikap dinginnya, walau dia telah kembali nantinya ke dalam kelas. Hmm...
🍁🍁🍁
Jam istirahat pun tiba. Aku menyendiri di meja kantin. Memakan makanan itu pun aku tidak mau, muak dan ingin cepat pulang saja. Seseorang pria yang cukup menawan dan mempersona duduk dihadapan ku, sembari menatap ku dengan sorot matanya. Aku tertunduk malu, dan alih-alih membuang pandanganya. Sampai beberapa wanita berkelompok di sebelah sana berbisik-bisik. Kesan lucunya, terdengar sampai ke meja ku.
"Lihatlah anak baru itu! Masih baru saja sudah songong banget, dekat-dekat dengan Yoon Seon lagi."
"Benar tuh akuu aja yang sudah lama naksir gak direspon-respon,"
"Kau narksir juga?"
"Ya lah," Ujar santai itu.
"Itu punya ku duluan!"
"Ih... Apa jah,"
Skip ***
Saling jambak satu sama lain, dikarenakan pria tampan dihadapanku saat ini. Memang jikalau wanita sudah saling kumpul dan memperbincangkan lelaki yang tampan sangatlah berisik. Sekian, ia pun membawa ku ke taman belakang sekolah. Dan memulai interaksi pertama kalinya.
"Kau Zahra Afifah yang anak batu kelas XI, dekat kantin itu bukan?" Ku jawab dengan anggukan malu.
"Oh ya, Song Yoon Seon imnidda," Ia menjulurkan tangannya.
"Zahra Afifah imnidda." Hanya ku respon dengan merapatkan kedua telapak tangan ku.
"Kelas ku di ujung sana, kelas XII."
"Iya kak."
"Bisa kita belajar sama? Banyak kata orang kau pintar?"
"Tidak!"
"Sudah jangan merendah, besok ku jemput setelah jam pelajaran berakhir ok." Aku hanya tertuduk lemas di bangku taman yang terletak di situ.
Bukannya aku menolak, tetapi ia adalah orang yang nyaris menjadi idola satu sekolah. Mungkin? Aku akan terkena imbasnya. Ketampanan itu yang memikat para kaum Hawa terikat oleh jati dirinya. Entah apa yang menjadikan ia ingin belajar bersama ku. Ia pun tetap memaksa apa boleh buat ini sudah rencana yang mengejutkan seseorang. Menjemput segalanya, akan pemaparan yang tidak begitu dipercaya.
Teruntuk ini sebenarnya aku malu jika bersanding dengan kakak kelas yang sangat tampan dan sangat berkharisma ini. Lagi pula dia sangat dingin dengan setiap wanita. Karena itulah banyak dari kaum hawa suka dengan penampilannya. Bak sebagai pangeran saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Catur Priyati
kenapa zahra blm sadar dgn perasaannya ya...
2020-08-06
0
Jeje
ssh like sampai part 5... dan rate 5 jg
2020-06-30
0
Zhanshi04
hwaa diajak belajar bareng :')
tp katanya orang korea ganas sama yang bukan korea hati"
2020-06-28
0