Dikamar tidur yang cukup besar, dengan cahaya lampu yang minim, Zayn tengah terbangun dari tidurnya, dia merasa ada yang aneh didalam hatinya.
Dengan hati yang gelisah Zayn menyalakan lampu utama kamarnya, seketika ruangan itu jadi terang benderang. Sampai akhirnya sang istri ikut terjaga, karena Zayn tiba-tiba sudah duduk ditepi kasurnya.
"Astaghfirullah, ada apa ini? kenapa hatiku merasa sesak sekali, ada apa ini ya Allah". gumam Zayn.
"Ada apa bang? Abang mimpi buruk"? tanya Syifa.
Zayn menoleh, lalu menatap lekat wajah istrinya.
"Perasaanku merasa tidak enak dik, apa terjadi sesuatu dengan Zayna dirumah sakit"? lirih Zayn.
"Apa Zayna dirumah sakit sekarang"? seru Syifa.
"Bukankah Bang Zayn bilang, dia juga ada dirumah malam tadi. Atau dia sedang dinas malam ini bang"? imbuhnya lagi ikut khawatir dengan adik iparnya itu.
"Hmm, tiba-tiba rumah sakit memanggilnya jam sebelas tadi, dan Abang yang mengantarnya kesana. Telah terjadi kecelakaan beruntun, pihak rumah sakit kekurangan tenaga medis untuk berjaga malam ini". jelas Zayn dengan raut wajah yang murung.
"Coba Abang telpon Zayna, jadi hati kita bisa tenang jika mendengar suaranya secara langsung".
"Kamu benar dik, Abang telpon Zayna dulu ya".
Syifa mengangguk, lalu mengusap lembut punggung tangan suaminya sedikit memberinya ketenangan.
Zayn sudah menghubungi Zayna berapa kali namun tidak diangkat juga, dan membuat hatinya semakin tidak karuan. Zayn dan Zayna hanya berbeda waktu 10 menit saja pasca kelahiran, mereka memang bukan kembar identik yang sama persis tapi ikatan batin keduanya cukup kuat.
Zayn dan Zayna saling terhubung satu sama lain, misalkan salah satu dari mereka ada yang sakit atau terluka, tentu yang lainnya turut merasakan hal yang sama detik itu juga. Kontak batin saudara kembar memang tidak bisa diragukan lagi dalam hal ini.
"Abang tidak akan tenang sebelum melihat sendiri kondisi Zayna secara langsung dik". ujar Zayn.
"Tapi ini sudah larut Bang, kita tunggu sampai besok pagi ya. Kalau sampai besok pagi Zayna tidak ada kabar, kita akan pergi kerumah sakit bersama".
"Tapi sekarang masih jam 1 dik, masih ada berapa jam lagi sampai menunggu matahari terbit".
Syifa menghela nafasnya, suaminya itu selalu bersikap berlebihan kalau sudah berhubungan dengan insting dan hatinya. Terkadang Syifa suka iri dengan sikap suaminya, yang lebih mengutamakan keluarganya dibanding istrinya sendiri.
Bukan pertama kalinya Zayn bersikap seperti ini, Syifa terkadang harus mengalah karena Zayn yang sering menunda pekerjaannya demi keluarganya.
Pernah suatu hari, Zayn sedang menemani Syifa di sebuah kajian yang diadakan dipondok pesantren sahabatnya di Banten. Awalnya Syifa cukup senang karena ada sang suami yang kini menemaninya.
Tiba-tiba, Zayn harus segera pulang ke Jakarta. Karena adiknya Zayna dikabarkan sedang sakit di asramanya. Syifa lagi-lagi harus mengalah, dan Zayn yang tidak bisa melihat sang adik kenapa-kenapa, langsung memilih pulang dan meninggalkan sang istri yang masih tetap kekeh ingin tinggal disana.
Semenjak kejadian hari itu, Syifa menjadi tambah menutup diri dari keluarga suaminya. Karena Syifa pikir dia tidak cocok bergaul dengan keluarga konglomerat seperti keluarga suaminya itu.
*
*
*
Diruang UGD, Zayna langsung menggulirkan matanya menatap keseluruh ranjang yang ada disana. Dari tempatnya dia berhasil menangkap sosok cantik bersurai panjang, yang sudah terbaring lemah dengan mata yang tertutup rapat.
"Dia pasien terakhir dari kecelakaan malam ini Dok". ucap suster Icha pada Zayna.
"Bagaimana keadaannya"? tanya Zayna.
"Kepalanya terbentur cukup kuat Dok".
"Apa sudah dilakukan CT Scan"? tanya Zayna lagi.
"Belum Dok, kita masih menunggu intruksi lebih lanjut dari Dokter Zayna". jawab suster Icha.
"Dia pingsan atau"?
"Gadis itu masih sadar Dokter". sela suster Icha.
Zayna mengangguk, lalu segera menghampiri gadis cantik itu, tangannya sudah terpasang selang Infus dan juga selang oksigen yang ada pada hidungnya.
"Selamat malam Nona, apa yang tengah Kamu rasakan saat ini"? sapa Zayna ramah.
Gadis itu mulai mengerjab-ngerjabkan matanya, kemudian membukanya secara perlahan.
Saat mata gadis itu terbuka dengan sempurna, Zayna tersentak kala melihat iris dari bola mata gadis itu berbeda warna sama persis dengan seseorang yang ia kenal dimasa lalu.
"Azzura"? teriak Zayna tanpa sadar.
"Kamu Azzura"? ucap Zayna lirih.
"Ada apa Dokter? apa anda mengenal gadis ini"? tanya suster Icha kemudian.
Zidan yang baru saja tiba di ruangan pun ikut panik, dan segera mendekat ke tempatnya Zayna.
"Ada apa Dokter Zayna? Apa terjadi sesuatu"? tanya Zidan yang turut merasakan ada ketegangan disana.
"Zidan"? gumam gadis lemah itu.
"Agatha"? seru Zidan, saat melihat wajah gadis yang sedang terbaring disana, ternyata dia mengenalnya.
"Agatha"? ujar Zayna mengulang kembali namanya.
"Hmm, dia Agatha temanku". jawab Zidan pelan.
"jadi namanya Agatha bukan Azzura"? tanya Zayna penasaran, dia terus menatap lekat mata gadis itu.
"Iya namanya Agatha Carolina Eudora". jelas Zidan.
"Tunggu, nama lengkapnya siapa tadi"? sela Zayna.
"Ada apa dengan anda Dokter Zayna? apa anda mengenal gadis ini"? Zidan balik bertanya.
"Matanya .. matanya mengingatkanku dengan seseorang yang begitu dekat denganku". cicit Zayna.
"Ahh .. anda benar Dokter, matanya Agatha memang terbilang langkah didunia. Dia mempunyai mata yang indah, setiap orang yang melihatnya pasti terpesona dengan kecantikan mata yang dia miliki". puji Zidan tanpa sadar.
"Kenapa Aku merasa tidak senang saat pria mesum dan arogant ini memuji gadis lain. Ada apa dengan dengan dirimu Zayna". gumam Zayna dalam hati.
"Kenapa jadi melamun? anda tidak jadi memeriksa gadis ini Dokter"? tegur Zidan sambil terkekeh.
Zayna mendelik sebal pada Zidan, gadis itu sedikit mendorong tubuh tegap Zidan agar bisa keluar dari sana sekarang juga. Dengan alasan dia tidak bisa fokus terhadap pasien kalau banyak orang disana.
"Tunggu diluar, saya tidak bisa kosentrasi kalau ada orang asing ditempat saya bekerja". balas Zayna.
Sreeettt ...
Zayna menarik gorden ditempatnya, agar Zidan tidak dapat melihat apa yang dia kerjakan didalam.
Ccckkkk ..
Zidan berdecak kesal dan menatap sebal pada Zayna yang sengaja mengusirnya dari sana.
"Dasar wanita galak". gumam Zidan.
Sementara Zayna masih menatap mata itu dengan pandangan yang sulit di artikan, dia tidak pernah salah dalam mengenali seseorang. Instingnya yang sangat kuat, membuatnya semakin yakin bahwa gadis lemah di hadapannya kini adalah Azzura. Gadis yang telah lama mereka cari selama ini.
"Dokter, silahkan diperiksa". tegur suster Icha yang membuyarkan lamunannya Zayna.
"Hmm, maaf .. saya sedikit lelah". dusta Zayna.
"Baiklah saya akan memeriksamu Nona Agatha". ucap Zayna kembali dengan lembut.
Gadis itu mengangguk sembari tersenyum lembut.
"Tidak masalah Dokter, saya mengerti. Pasti banyak pasien yang sudah kalian tangani malam ini". jawabnya dengan sopan.
"Hmm, semoga kondisimu juga tidak ada yang serius, kita akan melakukan CT Scan setelah ini". sahut Zayna sembari mengecek tubuh gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
mungkin agatha atau azzura kehilangan ingatany kali jgsabar ya azzura ...dyifa knp jd curigaan dan cemburu sm kembarany
2025-02-08
1
Lanjar Lestari
sudah fix kl Agatha adalah Azura
2025-02-09
0
Raline_Story
please supportnya readers ..
2025-01-25
0