"Uncle Mike, pria itu sudah banyak kehabisan darah. Kalau dalam 10 menit ini kita tidak bisa menyumbat bagian pendarahannya, Zayna takut nyawanya tidak bisa tertolong lagi". jelas Zayna kembali pada Mike.
"Dimana dia"? tanya Mike khawatir.
"Dia masih disana". tunjuk Zayna pada ruangan yang ada disisi kiri yang tirainya sudah terbuka lebar.
"Zidan? Kenapa dia bisa terluka seperti ini"? batin Mike yang raut wajahnya langsung berubah cemas.
"Zayna, Kau akan memimpin operasi kecil sore ini, dan Aku akan mendampingimu". jawab Mike cepat.
"Tapi Profesor, dia tidak ada lisensi Dokter dirumah sakit kita. Dan ini menyalahi kode etik Kedokteran". bantah Dokter Anya kemudian.
"Tahu apa Kau tentang kode etik kedokteran Dokter Anya? sementara Kau saja, tidak bisa bertindak cepat mengatasi keadaan darurat seperti ini"! peringat Mike pada juniornya itu.
"Tapi Profesor, kalau Profesor Alana tahu dia juga pasti tidak akan setuju dengan hal ini". elaknya lagi.
"Diam! suster siapkan ruangan steril dan berapa alat serta obat-obatan yang diperlukan Dokter Zayna, dia yang akan memimpin operasi sore ini".
Semua Staff yang berjaga di ruang IGD mau tidak mau harus patuh dengannya. Sebab dia adalah pimpinan rumah sakit tempat mereka berkerja.
"Kamu sudah siap Dokter Zayna"? tanya Mike lagi dengan wajah penuh ketegasan.
Zayna mengangguk, lalu mengambil jas Dokter serta alat pelindung diri seperti sarung tangan steril, apron, dan masker yang sudah disiapkan untuknya.
Hanya butuh waktu 30 menit saja, Zayna berkutat dengan Needle holder dan memegang jarum Pinset, serta menahan jaringan saat menjahit. Gunting jahit halus yang ia gunakan dan berapa benang jahit dengan berbagai bentuk potongan silang, serta berapa kasa steril untuk perban.
"Tanganmu sangat tangkas Zayna, uncle yakin Kamu bisa menjadi Dokter Bedah yang hebat nanti". puji Mike saat melihat betapa cepatnya gerakan Zayna, dalam menjahit luka pada perut pasiennya.
Dia mampu mengatasinya hanya dengan anastesi lokal dan ruangan setempat, padahal lukanya cukup dalam dan pasien sempat kehilangan banyak darah. Untungnya stok darah dirumah sakit ini selalu ada, dan itu mempermudah pekerjaannya Zayna .
"Terimakasih uncle, insya allah berapa tahun lagi Zayna bisa menjadi Dokter Bedah hebat seperti uncle Mike nantinya". balas Zayna tersenyum manis.
Tidak lama, pemuda itu terlihat mulai sadar dan membuka matanya dengan perlahan. Pertama kali yang ia lihat adalah sosok cantik berhijab soft blue, yang masih menggunakan dress panjang tertutup.
"Kau sudah sadar? apa kepalamu sakit dan terasa mual? karena pihak rumah sakit belum melakukan pemeriksaan menyeluruh pada tubuhmu yang lain". jelas Zayna dengan panjang lebar.
Pemuda itu nampak bingung, sebenarnya siapa wanita dihadapan ini? apa dia yang sudah menolong dirinya di minimarket pusat kota tadi sore.
"Dia adalah Dokter yang telah menyelamatkan nyawamu sore ini". suara bariton nan tegas itu cukup membuyarkan lamunan pemuda tersebut.
Dia tersentak saat melihat Mike ikut masuk kedalam ruang rawat VVIP tersebut. Ya, Zayna lah yang telah memesan kamar rawat tersebut.
Katanya dilihat dari penampilan pemuda tersebut, dia tentu bukan orang biasa. Zayna pun akhirnya menempatkannya dikamar rawat yang paling mahal, sebagai bentuk rasa terimakasihnya untuknya, yang sudah bekerja keras menyelamatkan nyawanya itu.
Di Alana's Hospital, setiap Dokter yang berhasil menangani pasien rawat VVIP tentu akan mendapat komisi yang besar dari rumah sakit. Dan dianggap salah satu Dokter yang berprestasi kedepannya.
"Dokter Zayna terimakasih atas kerja kerasnya. Kamu boleh pulang dulu malam ini, besok Kamu bisa datang kembali untuk merawat pasien ini". jelasnya dengan tersenyum penuh wibawa.
"Hmm, baik Profesor. Jangan lupa bahwa saya yang merawat pasien ini besok". peringat Zayna dengan tersenyum kecil dibalik kata-katanya penuh makna.
"Tentu, dan saya akan segera rekomendasikanmu untuk pasien VVIP kedepannya nanti". goda Mike yang mengerti kemana arah pembicaraan Zayna.
Dengan wajah yang berbinar, Zayna mengangguk dan pamit untuk pulang kerumah dulu malam ini. Sebab dia sudah cukup lama berada dirumah sakit, pasti keluarga besarnya sangat khawatir.
Zayna pulang dengan hati yang gembira dan raut wajah yang senang bukan main. Dia pulang dengan menggunakan taksi, sesampainya dirumah dia sudah ditunggu oleh keluarga besarnya.
"Assalammualaikum, Maaf Zayna baru pulang".
"Wah tuan putri baru pulang nih". sindir Zafran jahil.
"Kakak, kenapa baru pulang sekarang"? tanya Rain.
"Kak Zayna kayaknya capek banget". seru Dave adik sepupunya Zayna dari sebelah Daddy nya.
"Nak apa yang terjadi? kenapa Kamu begitu lama dirumah sakit? lalu kenapa ponselmu gak aktif"? tanya Yura yang sudah begitu khawatir pada Zayna.
"Biarkan dia mandi dan istirahat dulu sayang, Zayna sepertinya kelihatan lelah sekali". potong Aydeen.
"Aydeen benar nak, biarkan cucu mami ini istirahat dulu sebentar, dia baru saja pulang dari rumah sakit pasti sangat lelah". timpal Hanna kemudian.
"Hm baiklah nak, satu jam lagi setelah shalat isya, kami tunggu dimeja makan untuk makan malam". ucap Yura dengan lembut, sembari mengelus kedua pipi putrinya itu dengan penuh sayang.
"Baiklah, Zayna izin pergi kekamar dulu. Nanti akan Zayna jelaskan bagaimana kejadian sebenarnya". jawab Zayna kembali dengan sopan.
*
*
*
Sementara dirumah sakit, Mike dan Alana sedang berada dikamar rawat VVIP, dimana tempat pemuda yang mengalami luka tusuk pada perutnya sore tadi.
"Bagus ya, pulang-pulang dari lombok bukannya buat kita sebagai orang tua senang, malah buat kita hampir jantungan dengan keadaan Kamu ini"! ucap Alana yang sudah nampak begitu marah.
"Maaf". lirih pria tampan 22 tahun itu.
"Apa Kamu tidak benar-benar menganggap kami sebagai orang tuamu Zidan"? sergah Mike marah.
"Bukan begitu pi, Zidan bisa jelaskan semuanya".
"Mami kecewa sama Kamu, Kami memang bukan orang tua kandungmu tapi kami". tangis Alana.
"Mam .. maafkan Zidan, mam .. jangan menangis". ucapnya dengan lirih sembari menggenggam erat kedua tangan Alana begitu lembut.
"Zidan bisa jelaskan semuanya pada papi dan mami. Tapi Zidan mohon jangan menangis seperti ini mam, Abang paling tidak bisa melihat mami menangis".
"Kalau begitu berhenti dari pekerjaanmu! jika Kau masih keras kepala dengan semua ambisimu itu, Kau bukan hanya akan melihat mami dan papi mu menangis, tapi akan melihat nama kami berdua dibatu nisan akibat ulahmu ini"! sentak Mike sarkas.
"Papi". tegur Alana pada suaminya itu.
Zidan tertunduk tidak berani menjawab lagi, jika papi dan maminya sudah marah seperti ini. Mereka tentu sangat khawatir dengan keadaannya kali ini.
Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya menimpa Zidan, karena pekerjaan yang ia tekuni itu adalah pekerjaan yang sangat berbahaya dan wajar saja kalau Alana dan Mike sangat takut kehilangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
asyik Zidan namanya yg di tolong Zayna anak nya Mike dan Alana teman Yura ,eh eh Mike g bs cintanya terbatas oleh Yura tp di gantikan Zidan dan Zayna cocok.
jd Zidan anak kandu Mike dg istri pertama dan Anak tiri Alana,dmn ibu kandung Zidan apa cerai Mike dan istri pertama nya dan anaknya ikut Mike krn hak asuh jatuh ke Mike.atau ibu kandung Zidan meninggal dunia pas melahirkan putra Mike jd Duda saat menikah dg Alana.
2025-02-08
1
Lanjar Lestari
kerjaan Zidan yg berbahaya bertarung dg nyawa dan penjahat kelas kakap dektektif internasional tentang misi rahasia seperti Jimmy kakak Almhera hehehe namanya lupa dan kayak tim Delta
2025-02-08
0
🌷💚SITI.R💚🌷
sebenarnya apa kerjaan zidan yg trs trluka dan kerjaan yg membahayakan..
2025-01-31
0