Argana yang mendengar bahwa pria tua itu adalah Sahabat ayahnya sejak dulu, Argana merasa malu karna sudah bersikap tak sopan pada pria tua itu.
" Tuan, Maafkan aku sudah tidak sopan padamu tadi." Argana menunduk dan memberi hormat pada pria tua itu.
" Tidak apa-apa, wajar saja kau bersikap begitu padaku. Karna ini adalah pertemuan pertama kita, begitupun dengan nyonya Dinaya." kata pria tua itu sambil tersenyum.
" Ahh! mari masuk tuan, tidak baik jika mengobrol di luar." ibu Dinaya mempersilahkan pria tua itu masuk.
" Terima kasih." saut pria tua itu.
Di dalam rumah, pria tua itu, tuan Bara. mengaku sebagai sahabat dekat tuan Anmri sejak dulu, dan ketika tuan Anmri berjanji akan memperkenalkan tuan Bara dengan keluarganya, tapi nasib buruk berpihak pada tuan Anmri hingga tuan Anmri tewas di bunuh oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Tuan Bara menceritakan kisahnya bersama tuan Anmri, dan tuan Bara di berikan kepercayaan untuk memegang aset yang sangat penting bagi Geng Elang. dan sekarang tuan Bara sangat bersukur karna putra tunggal tuan Anmri masih hidup, jadi balas dendam untuk kematian tuan Anmri akan berlangsung saat ini.
" Tuan, apa tuan tau siapa yang telah membunuh ayahku?." dengan penasaran Argana menanyakan langsung pada tuan Bara.
" Iya, aku memang tau orang yang telah membunuh ayahmu. Tapi dia sangat berkuasa, dan tidak bisa di ganggu oleh orang sembarangan." tuan Bara menghela nafas karna terkejut.
" Siapa dia? di mana dia berada, aku ingin tau seberapa kuasanya dia, aku harus membalaskan dendam kematian ayahku." Argana menggertak gigi dan berusaha tenang.
" Argana, tenanglah nak! jangan kau emosi begitu, biarlah waktu yang membalaskan perbuatannya." ibu Dinaya berusaha menenangkan Argana yang emosi.
" Tidak ibu, aku tidak bisa membiarkan orang yang telah menghancurkan keluarga kita hidup dalam kesenangan dan ke gembiraan. Aku harus mencari dia, dia harus mempertanggung jawabkan atas semua perbuatannya." Argana marah dan berdiri, dengan emosi yang cukup kuat dan dalam, membuat ibu Dinaya ketakutan.
" Tenang nak, kumohon tenanglah!." ibu Dinaya menangis dan memegangi tangan Argana yang tengah marah itu.
Argana yang melihat ibunya menangis ketakutan, Argana menyesal telah membuat ibunya menangis dan langsung memeluk ibunya. Sambil bersumpah dalam hatinya. " Aku tidak akan pernah membiarkan musuh ayahku bersenang-senang di luar, aku pastikan dia akan merasakan apa yang telah keluargaku rasakan dulu sampai sekarang. Dan aku bersumpah, bahwa aku akan membunuh orang yang telah memberikan kematian pada ayahku yang sangat menyakitkan."
☆ ☆
Tuan Bara pulang dan berjanji akan kembali lagi setelah mengumpulkan Informasi tentang orang yang telah membunuh tuan Anmri.
Malam pun tiba.
Argana tidak bisa tidur karna terus memikirkan orang yang telah membunuh ayahnya, hati Argana tak nyaman dan gelisah ketika melihat ibunya yang melarangnya untuk balas dendam pada orang yang telah membuat keluarganya hancur. Tapi Argana tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus merelakan dan membiarkan orang yang berdosa hidup bahagia di dunia ini.
Argana bersiap untuk masuk kuliah, Argana jadi tulang punggung keluarga setelah dirinya dewasa dan menggantikan pekerjaan ibunya untuk mencari Nafkah.
" Argana, apa kau sibuk nanti malam?." tanya Shaina, Shaina anak dari seorang pejabat di kota Ho Chi Minh. Sahabat dekat Argana yang selalu membantu Argana ketika dalam kesusahan.
" Ada apa, Shaina? kenapa kau terlihat ceria seperti itu!." Argana tersenyum.
" Tidak, aku hanya mau mengajakmu pergi nanti malam! apa kau bersedia, Argana?." dengan penuh ceria dan tersenyum manis, Argana tidak bisa menolak permintaan Shaina, karna Argana tidak ingin membuat Shaina kecewa padanya.
" Baiklah, dimana? jam berapa?." Argana menuruti ajakan Shaina.
" Di kediaman Xiao, jam 8 Malam." ucap Shina.
" Xiao?!." Argana terkejut ketika mendengar Xiao.
" Iya, apa kau mengenal Group Xiao, Argana?." tanya Shaina.
" Ahh! tidak, aku tidak mengenalnya, bahkan aku baru dengar nama Xiao, dari kamu." ucap Argana.
" Emm. Baiklah." Shaina merasa ada yang aneh dengan Argana.
" Ibu, aku pulang!." Argana masuk ke dalam rumah.
" Argana, kau udah pulang nak?." tanya ibu Dinaya.
" Eh? Tuan, anda di sini." tanya Argana dengan terkejut.
" Iya, aku di sini mencarimu. Ada yang ingin aku sampaikan padamu Argana." tuan Bara berdiri.
" Oh, apa itu?." Argana duduk dan menaruh barang-barangnya di sampingnya.
Tuan Bara menceritakan tentang kediaman Xiao yang mulai tak tenang, dan bahkan terus di incar oleh musuh-musuhnya. Argana sangat senang karna akan ada kesempatan di mana dirinya harus membalaskan dendam kematian ayahnya, yang selama ini ia nantikan.
" Aku sebagai penerus Geng Elang, berjanji akan membalaskan dendam kematian ayahku, dan merebut apa yang seharusnya di miliki oleh ayah." Argana berdiri dan berkata dengan tegas.
" Baiklah, Argana. Kau tidak akan mampu melawan musuhmu dalam keadaanmu yang sekarang ini." tuan Bara.
" Maksud anda apa, tuan?." Argana.
" Iya, kau harus memiliki dukungan yang kuat, agar kamu mampu menandingi musuhmu itu." ucap tuan Bara.
" Kau benar, tuan. Aku tidak bisa melawan musuhku dengan tangan kosongku ini, aku harus mencari dukungan dari orang-orang yang berkuasa, dan musuh Group Xiao." Argana mempunyai ide untuk melancarkan misinya.
" Aku akan membantumu, dengan kekuasaanku yang sekarang ini aku bisa memberikan kekurangan dan dukungan yang kuat." tuan Bara.
Argana merasa senang karna tuan Bara akan membantunya dalam peperangan dengan Group Xiao.
" Tapi! ada satu sarat yang harus kau penuhi, karna di dunia ini tidak ada yang gratis, bahkan sekalipun aku adalah sahabat ayahmu. Argana." tuan Bara bertele-tele ketika memberikan dukungan pada Argana.
" Apa saratnya, tuan?." Argana penasaran dengan sarat yang di berikan tuan Bara padanya.
" Saratnya.. Adalah.. Kau harus menikahi Putriku, sebagai jaminan bahwa kau tidak akan menghianatiku, di kemudian hari, Argana." ucap tuan Bara.
Argana dan ibu Dinaya yang mendengar perkataan tuan Bara itu terkejut, karna ibu Dinaya tidak menyangka bahwa tuan Bara akan melakukan hal sekejam itu pada putranya. Walaupun hanya menikahi seorang gadis, tapi ibu Dinaya tidak mau kalau masa depan anaknya hancur hanya untuk menuruti egonya itu, dan ibu Dinaya membantah permintaan tuan Bara yang tak masuk akal itu.
Bahkan seperti lelucon bagi ibu Dinaya dan Argana, tapi Argana hanya terdiam ketika mendengar sarat yang di ajukan oleh tuan Bara.
" Bagaimana Argana? apa kau sanggup?." tanya tuan Bara.
" Kau keterlaluan! aku tidak menyangka kalau kau akan melakukan hal itu pada putraku. Sekarang pergi! pergi dari rumahku, dan jangan pernah kembali lagi tuan Bara yang Terhormat." ibu Dinaya marah besar karna tuan Bara merendahkan Argana di hadapannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments