Serangan Ras Jabberwook

Pesawat ruang angkasa milik Jupiter pun terbang menuju tempat Luna berada, Sementara itu Komandan Igdrasil beserta bala tentara nya sudah terlebih dahulu menerobos ke dalam pesawat Luna.

Di dalam kabin kesehatan

"Ha.. ha... kau sudah tidak bisa kabur ke mana-mana lagi." Ucap Komandan Igdrasil, sambil menusuk perut Luna berkali-kali dengan pisau emas nya.

"Jupiter....... " Ucap Luna,

"Karba seret dia keluar, dan gantung dia." Perintah Komandan Igdrasil.

"Siap Komandan." Ucap Karba, sambil menyeret tubuh Luna yang sudah tak sadarkan diri.

Komandan Igdrasil pun ikut keluar dari dalam pesawat milik Luna, dan hanya beberapa prajurit yang tinggal dan memeriksa ruangan lain nya.

Di sekitar pesawat ruang angkasa milik Luna.

Sesampai nya di luar, Luna pun di gantung di sebuah balok kayu yang tertancap di tanah, dengan kedua tangan nya di tancapkan paku ke batang kayu tersebut, serta kedua kaki nya di ikat.

"Terima ini bedebah terkutuk, ini buat teman-teman ku yang telah kalian bunuh selama ini." Teriak Karba, sambil menusukkan pedang emas nya hingga menembus balok kayu tersebut.

"Bagus Karba, mantap." Ucap Minotaur lain nya, sambil mengangkat pedang nya ke atas.

Menggantung lawan merupakan sebuah budaya di Benua Minotaur tersebut, dengan maksud balas dendam. Para Minotaur pun kini tengah menunggu kedatangan Jupiter, berniat melakukan hal yang sama terhadap nya. Saat ini Luna sudah tidak sadarkan diri lagi dan tidak bernafas lagi.

Beberapa saat kemudian.

"Lapor komandan, kami sudah memeriksa seluruh bangunan besi tersebut, namun kami tidak menemukan makhluk yang membunuh Wakil Komandan Jegger beserta prajurit lain nya." Ucap Barba.

"Tidak apa-apa Barba, makhluk terkutuk itu pasti akan kembali kemari untuk bertemu dengan teman nya yang sudah menjadi mayat tersebut." Ucap Komandan Igdrasil.

Jupiter belum menyadari bahwa sanya Luna juga memiliki kemampuan regenerasi yang sama dengan nya. Saat ini Luna sedang tidak sadarkan diri karena tubuh nya sedang beregenerasi.

"Cepatlah datang, makhluk terkutuk akan ku buat kondisimu sama seperti teman mu agar para bawahan ku tenang di alam sana." Gumam Komandan Igdrasil di dalam hati nya.

"Aku tidak akan kembali ke ibu kota sebelum mengambil kepalamu." Ucap Komandan Igdrasil.

Komandan Igdrasil pun kemudian berdiri tepat di hadapan Luna dengan kedua tangan nya memegang pedang emas yang ditancapkan di tanah, menunggu kedatangan Jupiter. Di samping nya nya hanya ada Karba yang menemani nya, beberapa saat kemudian pesawat milik  Jupiter pun tiba.

"Weeewww..... weee. wwww......" Suara mesin pesawat Jupiter, memecahkan keheningan malam di sekitar tempat tersebut.

Para Minotaur menyangka pesawat milik Jupiter tersebut merupakan kendaraan milik dewa.

"Wah itu dewa,... itu adalah kendaraan milik dewa,"

"Dewa telah tiba... "

Ucap kompak beberapa Minotaur, beberapa saat kemudian mereka pun membungkuk dan memberi hormat.

"Seumur hidup ku baru kali ini aku melihat kendaraan milik dewa, sungguh kendaraan yang sangat besar dan indah."

"Bagaimana mungkin benda sebesar itu bisa melayang di langit, dan mengeluarkan cahaya keunguan."

"Tidak salah lagi ini pasti kendaraan para dewa, aku harus menunjukkan penghormatan ku." Gumam Komandan Igdrasil di dalam hati, sambil ikut memberi hormat dan membungkuk pada benda besar yang melayang tersebut.

Dari dalam kabin kemudi, Jupiter pun melihat ke arah pesawat ruang angkasa milik Luna tampak pintu masuk nya telah hancur. Kemudian Jupiter pun melihat ke sekeliling pesawat ruang angkasa milik Luna, ada sekitar 100 Minotaur yang sedang membungkuk termasuk komandan Igdrasil. Terakhir, Jupiter menatap ke arah sebatang balok kayu besar yang tertancap ditanah di belakang Komandan Igdrasil.

"Luna....... sungguh malang nasibmu, para Minotaur itu sungguh kejam." Gumam Jupiter didalam hati, air mata pun mengalir dari pipinya.

"Luna kau pasti sangat kesakitan..... " Ucap Jupiter.

Beberapa saat kemudian perasaan sedih milik Jupiter berubah menjadi kebencian dan amarah.

"Kalian memang ras yang bar-bar, sebaiknya kalian semua harus mati malam ini dan menemani Luna di alam sana." Teriak Jupiter, sambil membombardir para Minotaur dengan senapan laser di pesawatnya.

"Hiks..... hiks...... hiks....... " Suara tangis kecil Jupiter.

"Duarghhh........ duarghhh........ duarghhh..... " Suara ledakan akibat serangan laser dari pesawat ruang angkasa milik Jupiter.

Para Minotaur pun panik dan menyangka dewa sedang murka, mereka pun lari kocar-kacir tanpa arah tujuan yang pasti.

"Dewa sedang murka, sebaiknya kita menyelamatkan diri kita." Teriak salah satu pasukan Minotaur.

"Arghhhh.............. arghhhh........ " Raungan kesakitan beberapa Minotaur yang terkena tembakan laser.

"Cepat lari semuanya, cahaya ungu yang keluar dari kendaraan dewa itu dapat membuat lubang didada mu." Ucap salah satu Minotaur lainnya, sambil berlari kearah hutan.

Jupiter terus melesatkan tembakan laser, dan berusaha membantai seluruh pasukan Minotaur yang ada di sekeliling pesawat Luna.

"Arghhhhh......... arghhh....... " Raungan kesakitan beberapa Minotaur yang terkena tembakkan kemudian tewas seketika.

"Rasakan ini kepala kerbau, akan kujadikan kepala kalian sebagai hiasan di pedawatku." Teriak Jupiter, sambil kembali menembakkan laser kearah kawanan Minotaur yang sedang kocar-kacir.

"Duarghhh........ duarghhh........ duarghhh....." Suara ledakan akibat serangan laser dari pesawat ruang angkasa milik Jupiter.

Setelah beberapa menit berlalu seluruh pasukan Minotaur pun tewas terpanggang, tubuh hangus para Minotaur terlihat berserakan di sekitar hutan. Jupiter hanya meninggalkan Komandan Igdrasil, melihat serangan tersebut, tubuh Komandan Igdrasil pun gemetaran.

"Puluhan peperangan telah ku lalui, namun serangan seperti ini baru pertama kali aku melihatnya,"

"Aku telah membantai banyak sekali suku-suku di benua Minotaur ini, sekalipun aku tidak pernah gemetaran seperti ini,"

"Malam ini aku baru mengetahui, ternyata ada kekuatan besar seperti ini yang belum pernah aku lihat sebelumnya,"

"Apa yang membuat dewa begitu murka." Gumam Komandan Igdrasil, di dalam hati, sambil tetap diam dan mencoba menganalisa keadaan.

Pepohonan disekitar pesawat ruang angkasa pun terbakar terlihat api masih menyala di beberapa tempat, di tanah terdapat banyak sekali bekas ledakan. Pesawat ruang angkasa milik Jupiter pun perlahan mendarat di hadapan Komandan Igdrasil.

"Kau pasti pemimpinnya, aku sengaja meninggalkan satu,"

"Aku akan membunuh pemimpin Minotaur itu dengan tanganku sendiri." Ucap Jupiter, sambil mengeluarkan pesan baja dari tangannya.

Hembusan udara panas pun menghempas ke wajah Komandan Igdrasil, makhluk ini hanya berdiri membeku dan ketakutan terhadap pesawat milik Jupiter yang disangka kendaraan dewa. Lampu-lampu disekitar pesawat pun telah mati, suara mesin pun mati, malam di planet putih ini kembali hening dengan pencahayaan dari kobaran api di beberapa tempat.

"Sebaiknya kau bersiap Minotaur bar-bar, pedang bajaku ini akan memenggal kepalamu." Ucap Jupiter.

Tak lama berselang, Jupiter pun keluar dari atap pesawat sambil menggenggam erat sebuah pedang baja di tangannya. Melihat sosok Jupiter yang muncul bukannya dewa seperti yang para Minotaur pikirkan, ketakutan Komandan Igdrasil pun berubah menjadi kebencian dan rasa amarah yang memuncak.

"Itu bukan dewa, itu makhluk terkutuk yang telah membunuh beberapa bawahan ku selama ini,"

"Bahkan malam ini dia membantai 100 bangsaku, didepan mataku,"

"Aku salah mengira kalau dia adalah dewa, bodohnya aku menyia-nyiakan 100 nyawa bawahnku," Gumam Komandan Igdrasil di dalam hati.

Komandan Igdrasil pun menggigit bibirnya, gemetaran di tubuhnya pun terhenti.

"Akan ku bunuh makhluk terkutuk ini dengan tanganku sendiri." Teriak Komandan Igdrasil.

Mata mereka saling bertemu, baik tangan Jupiter maupun Komandan Igdrasil gemetaran dan tidak sabar lagi untuk saling menebas satu sama lainnya.

"Tatapan matanya sungguh membuat ku semakin jijik,"

"Akan ku penggal kepalanya, sebagai kado di akhirat untuk mu Luna." Gumam Jupiter, di dalam hatinya.

Komandan Igdrasil juga salah satu pemakan buah lunarium dengan mutasi gen raksasa. Komandan Igdrasil mampu membesarkan tubuhnya dan kekuatan nya menjadi 10 kali lipat.

"Bersiaplah mati makhluk terkutuk." Teriak Komandan Igdrasil, sambil menggunakan kekuatannya.

Perlahan-lahan tubuh Komandan Igdrasil pun membesar. Jupiter pun terperanjat melihat sosok komandan Igdrasil yang tiba-tiba membesar, raksasa ini kemudian mengarahkan pukulannya ke arah Jupiter. Jupiter pun melompat kebawah, akibat pukulan dari raksasa tersebut atap pesawat pun menjadi penyok.

"Duaghh........... " Suara pukulan keras menghantam atap pesawat.

"Kali ini kendaraan mu yang penyok, sesaat lagi tubuh mu yang akan hancur." Ucap Komandan Igdrasil.

Raksasa itu pun memukul ke arah Jupiter kembali, Jupiter pun berlari ke arah ************ raksasa tersebut dan menembakkan sengatan listrik. Sengatan listrik pun mengenai punggung raksasa tersebut.

"Arghhh........... " Suara rintihan kesakitan Komandan Igdrasil.

Raksasa itu kemudian menendang tubuh Jupiter hingga terpental beberapa meter, akibat dari pukulan raksasa tersebut beberapa tulang Jupiter pun patah, namun beberapa menit kemudian tulang Jupiter bere generasi kembali.

"Arghh................ " Suara rintihan kesakitan dari Jupiter, pedang ditangan Jupiter pun jatuh.

"Sebaiknya aku harus memotong salah satu kakinya agar raksasa ini roboh, dan aku bisa memenggal kepalanya." Gumam Jupiter didalam hati.

Jupiter pun kembali menerjang kearah raksasa tersebut sambil mengeluarkan pedang baja lainnya dari tangan kanannya, dan mengayunkan pedang tersebut kearah kaki raksasa tersebut.

"Whusss......... " Suara kaki Komandan Igdrasil yang terpotong, darah kehijauan pun muncrat dari kaki yang terpotong tersebut.

"Arghhh...... kakiku dasar makhluk terkutuk." Teriak Komandan Igdrasil.

Raksasa itu pun oleng kemudian tersungkur ke depan, Jupiter segera melesat ke arah leher raksasa tersebut dan memenggal kepala nya. Darah berwana hijau pun kembali muncrat kali ini berasal dari leher yang terpotong, akhirnya Komandan bangsa Minotaur tewas dengan sangat mengenaskan.

"Luna aku telah membalaskan dendam mu." Ucap Jupiter, sambil mengambil kepala raksasa milik Komandan Igdrasil.

"Terimalah persembahan kepala Minotaur yang membantai mu ini, semoga kau tenang di alam sana." Ucap Jupiter, sambi beranjak ke tempat Luna dan meletakkan kepala Komandan Igdrasil

di bawah kakinya.

Jupiter kemudian mencabut pedang emas di perut Luna dengan sangat lembut dan mencabut paku di tangannya, sambil mengalirkan air mata di pipinya.

"Luna maafkan aku, aku datang terlambat." Ucap Jupiter, sambil memeluk tubuh Luna erat-erat dan meneteskan air mata.

"Luna........... " Teriak Jupiter, kembali memecahkan keheningan malam ini.

Baju Jupiter pun ikut kotor terkena darah dari tubuh Luna. Beberapa saat setelah Jupiter mencabut pedang di perut Luna, Luna pun telah sadarkan diri dan mulai membuka matanya perlahan.

"Jupiter kau akhirnya tiba." Gumam Luna di dalam hatinya.

"Luna..... kenapa kau pergi secepat ini, bahkan aku belum sempat menyatakan cintaku," Ucap Jupiter.

"Hiks..... hiks......hiks......" Suara tangis Jupiter.

Selama beberapa hari bersama Luna, benih-benih cinta ternyata telah tumbuh dan bersemi di hati Jupiter.

"Luna..... " Ucap Jupiter, sambil mengalirkan air mata di pipinya.

Jupiter merasakan kepedihan yang sangat mendalam, sampai tangan mungil milik Luna menyeka air mata yang mengalir di pipi Jupiter.

"Luna kau masih hidup." Ucap Jupiter, terkejut.

"Lelaki tidak boleh menangis, kau sudah lupa aku juga memiliki setengah kemampuan regenerasi Jupiter." Ucap Luna.

"Luna...... syukurlah kau benar-benar masih hidup." Ucap Jupiter, sambil kembali memeluk erat tubuh Luna dan berhenti menangis.

Melihat ketulusan hati yang terpancar dari sorot mata Jupiter, hati Luna pun akhirnya luluh. Di tengah malam yang dingin di planet putih ini serta ditemani dua buah bulan dan hamparan bintang, Luna kemudian membalas pelukan Jupiter kemudian mencium bibir nya.

"Jupiter, selama ini aku pun memendam perasaan kepadamu,"

"Sejak kau menyelamatkan aku di penjara giok." Gumam Luna di dalam hati.

Jupiter pun membalas ciuman panas dari Luna, kemudian mereka pun berciuman selama beberapa menit. Beberapa saat kemudian, mereka pun menyudahinya. Kondisi hening pun kembali tercipta di tengah-tengah hutan ini, mata Luna dan Jupiter pun saling beradu pipi mereka pun sama-sama memerah.

"Jupiter, aku akan menganggap ciuman mu malam ini merupakan pernyataan cintamu kepadaku,"

"Aku pun membalasnya, berarti aku secara resmi menerima cintamu Jupiter." Ucap Luna.

"Ya Luna,..... kalau begitu ayo kita kembali ke pesawatmu terlebih dahulu,"

"Untuk membersihkan tubuh mu, Luna." Ucap Jupiter, sambil menggendong tubuh Luna.

"Baik Jupiter." Ucap Luna, sambil memeluk leher Jupiter.

Luna dan Jupiter pun kembali kedalam pesawat ruang angkasa milik Luna. Malam ini mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

"Tidak kusangka aku malah jadian di sebuah planet asing yang berada di tempat antara berantah,"

"Aku pun saat ini tengah terdampar dimasa lalu, bagaimana nasib kisah cintaku ini," Gumam Arung didalam hati, sambil beranjak kedalam pesawat.

"Jupiter ternyata sangat romantis, ia bahkan menggendong ku masuk kedalam pesawat, ah so... sweet."

"Tidak sia-sia ciuman pertama ku dan kedua ku adalah dengannya,"

"Kyaaa........... " Gumam Luna sambil merebahkan kepalanya ke dada Jupiter.

Jupiter sedang sedikit galau dengan keadaan yang rumit ini.

"Luna merupakan seorang gadis cantik yang lahir 1000 tahun sebelum aku di lahirkan,"

"Ah... pusing aku, keadaan yang sangat rumit." Gumam Jupiter.

"Kenapa Jupiter, apa kau menyesal telah jadian denganku?" Ucap Luna, bercanda.

"Bukan Luna, bukan,"

'Sepertinya kepalaku sedikit pusing, terkena pukulan Minotaur tadi." Ucap Jupiter.

Kembali ke saat pesawat ruang angkasa milik Jupiter lepas landas dari tepi pantai.

Di kapal layar besar milik armada laut Kerajaan Jabberwook yang sedang mendekat ketepian pantai, Jenderal Galangga sedang berdiri di atas tiang layar sambil meneropong ke tepian pantai. Terlihat olehnya seberkas cahaya ke unguan perlahan naik ke atas langit, kemudian cahaya ung tersebut melesat terbang ke arah hutan. Kemajuan teknologi Ras Jabberwook dan Ras Minotaur sama, mereka menganggap seberkas cahaya ungu itu adalah pertanda dari dewa.

"Cahaya ungu itu melesat terbang dari tepian pantai, itu pasti pertanda dari para dewa." Gumam Jenderal Galangga dalam hati.

Ras Minotaur kaum lelakinya memiliki kepala seperti kerbau dengan dua tanduk dikepala, serta ukuran tubuhnya hampir sama dengan tubuh Ras Manusia pada umumnya. Wanita pada Ras Minotaur memiliki perawakan yang hampir sama dengan Ras manusia, hanya saja memiliki dua tanduk di kepalanya. Berbeda dengan Ras Jabberwook ukuran tubuh mereka dua kali ukuran tubuh manusia pada umumnya, dan kekuatan mereka setara dengan kekuatan Ras Minotaur. Untuk wajah dan perawakannya hampir sama dengan Ras Manusia pada umumnya.

"Komandan Sunggala segera arahkan kapal ini ketepian pantai di sebelah sana." Perintah Jenderal Galangga, sambil menunjuk ke arah tepian pantai tempat bekas pesawat Jupiter lepas landas.

"Siap Jenderal." Ucap Komandan Sunggala.

Ke tiga puluh armada kapal pun bergerak mengikuti armada kapal milik Jenderal Galangga. Beberapa saat kemudian kapal-kapal tersebut pun berlabuh di tepian pantai putih ini, Jenderal Galangga pun melompat ke buritan kapal dari atas layar. Ia pun berjalan perlahan ke buritan paling depan, dan menatap kearah pantai yang hangus menghitam.

"Pantai tempat cahaya ungu itu melesat keatas menghitam seperti terpanggang oleh sesuatu." Gumam Jendral Galangga di dalam hati.

Kemudian Jenderal Galangga melihat kearah pantai yang tidak hangus, beberapa saat kemudian dari atas langit dua ekor burung dengan paruh yang besar pun mendarat. Satu mendarat di tepian pantai yang hangus dan seekor lainnya mendarat di tepian pantai yang tidak hangus.

"Kedua burung ini sepertinya lelah dan ingin beristirahat di pantai ini." Gumam Jendral Galangga, di dalam hati.

Jenderal Galangga pun menatap kedua burung ini, tak lama berselang tiba-tiba saja seekor cacing raksasa keluar dari dalam pasir putih ini dan menelan burung berparuh besar tersebut.

"Kiikkkkk... kikkk... " Rintihan suara burung berparuh besar ketika di telan oleh cacing raksasa.

"Astaga, cacing iblis itu ternyata bersarang di bawah pasir putih ini,"

"Ukurannya bahkan lebih besar dari ukuran Ras Jabberwook kami."

Jenderal Galangga beserta para pasukan pun terperanjat kaget dengan kejadian tersebut. Sedangkan burung yang berada di tepian pantai yang hangus itu baik-baik saja.

"Ibu kota kerajaan Minotaur ini diberkahi oleh para dewa, mereka memiliki pertahanan alami di sekitar pantai ini,"

"Namun sepertinya Dewa lebih memberkati Ras Jabberwook kita, dan menunjukkan sebuah jalan untuk menembus pertahanan alami ini," Ucap Jenderal Galangga.

"Ha..... ha....... ha....... " Tawa keras Jenderal Galangga.

"Sunggala, berikan perintah kepada para komandan lainnya untuk menyerang ibu kota kerajaan ini melalui pantai yang menghitam ini,"

"Masuklah secara bergantian." Ucap Jenderal Galangga.

"Siap Jenderal." Ucap Komandan Sunggala, sambil berbalik dan berniat pergi ke kapal lainnya untuk menyampaikan perintah sang jenderal.

Ketika Jupiter sedang memborbardir para Minotaur, Bala tentara pasukan Jabberwook pun mulai memasuki benua Minotaur menggunakan jalan aman yang terjadi secara tidak disengaja akibat lepas landas nya pesawat ruang angkasa milik Jupiter. Di malam ini, planet putih ini akan di kuasai sepenuhnya oleh Ras Jabberwook.

Kembali ketengah hutan

Luna merupakan seorang insinyur mesin di planet asalnya Planet Castilla, jadi sebelum mereka meninggalkan planet putih Luna berinisiatif memodifikasi pesawat ruang angkasa milik Jupiter terlebih dahulu.

"Jupiter sebelum kita berangkat, aku ingin memodifikasi sedikit pesawat ruang angkasa milik mu." Ucap Luna.

"Baiklah Luna, tapi jangan terlalu lama aku khawatir para Minotaur lainnya akan kembali." Ucap Jupiter.

"Mungkin akan memakan waktu seminggu Jupiter." Ucap Luna.

"Baiklah Luna, kalau begitu aku akan berjaga di sekitar luar." Ucap Jupiter.

Seminggu pun telah berlalu, Luna pun telah selesai memodifikasi pesawat. Jupiter terlihat tengah berjaga dan duduk di bawah sebuah batang pohon raksasa sambil menghisap sebatang rokok.

"Huft selesai juga, Jupiter sepertinya kita sudah bisa berangkat sekarang." Ucap Luna dari atas atap pesawat.

"Syukur lah kalau begitu, kita sudah bisa meninggal kan planet putih ini,"

"Baiklah aku segera kesitu, tunggulah sebentar Luna aku akan menghabiskan rokok ku terlebih dahulu." Ucap Luna, Luna pun kembali masuk kedalam pesawat melakukan pengecekan terakhir.

Tiba-tiba saja sesosok wanita yang sangat cantik keluar dari arah pepohonan dengan tubuh yang penuh luka dan darah. Gadis ini memiliki tinggi sekitar 185 cm, matanya berwarna hitam begitu pula rambutnya. Gadis ini juga memiliki dua buah tanduk kecil di kepalanya, wajahnya pun sangat cantik. Gadis cantik bertanduk ini pun berlari kearah Jupiter.

"Tuan .......tuan......tolong selamatkan aku," Ucap Gadis Minotaur Cantik tersebut dengan nafas yang terengah entah.

"Wah cantiknya wanita ini, aku belum pernah melihat kecantikan seperti ini."

Jupiter pun menscan Gadis Minotaur ini menggunakan gelang ensiklopedia nya, untuk mengetahui asal Ras dari gadis ini.

"Makhluk ini adalah Ras wanita dari bangsa Minotaur," Suara dari gelang ensiklopedia galaxi.

"Ternyata wanita di Ras Minotaur cantik-cantik, aku kira mereka semua berkepala kerbau." Gumam Jupiter didalam hati.

"Tenang nona, tarik nafas mu dan bicaralah perlahan." Ucap Jupiter.

"Tuan tolong aku, aku hendak diperkosa oleh tentara hitam jabberwook"

"Mereka tengah mengejarku, dari kota hingga aku berlari kemari." Ucap Gadis Minotaur tersebut, sambil meneteskan air mata.

Jupiter dapat mengerti bahasa Minotaur di karenakan giwang penerjemah yang ada ditelinga nya. Walaupun bangsa Minotaur adalah ras yang bar-bar, namun Jupiter merasa iba melihat gadis tinggi ini tersebut.

"Kasian sekali gadis ini,"

"Gadis cantik ini mau di *****-***** sama tentara hitam apalah itu namanya." Gumam Arung dalam hati.

Tak lama berselang dari balik hutan muncul tiga sosok ras jabberwook, menggunakan pakaian perang berwarna hitam dan menggenggam golok hitam ditangannya.

"Besar nya ras Jabberwook ini, makan apa mereka hingga bisa tumbuh sebesar ini." Gumam Jupiter didalam hati.

Sementara itu gadis Minotaur itu bersembunyi di balik tubuh Jupiter, tangannya terlihat gemeteran sambil memegang pundak Jupiter.

"Wah gimana gadis ini gak gemetaran, besar banget begini,"

"Dari ras mana kau berasal?" Tanya salah seorang Tentara hitam.

"Cepat serahkan gadis Minotaur itu kepada kami dan kau boleh pergi." Ucap salah seorang tentara hitam lainnya.

"Jika tidak kau akan kami cincang habis." Ucap Tentara hitam lainnya.

Jupiter pun mengeluarkan pedang bajanya, menandakan ia tidak takut dan berniat menyerahkan gadis Minotaur ini.

"Mereka bahkan lebih besar dari Minotaur yang terakhir aku lawan." Gumam Jupiter didalam hati.

"Maju sini tiga raksasa mesum, akan ku penggal anumu itu." Ucap Jupiter, malah semakin memprovokasi para tentara hitam.

"Keparat, tidak tau diuntung." Teriak salah seorang Tentara Hitam, sambil menerjang kearah Jupiter.

Golok hitam pun mengayun ke arah kepala Jupiter, Jupiter pun menahan ayunan golok tersebut dengan pedang bajanya.

"Tring....... " Suara golok dan pedang yang beradu, Tangan Jupiter terlihat gemeteran menahan tekanan golok hitam di atas nya.

"Menjauh lah dari sini nona, akan susah bagiku untuk melawan ketiga raksasa ini." Ucap Arung, sambil kesusahan menahan ayunan golok.

"Baik tuan muda, Berhati-hatilah." Ucap Gadis Minotaur tersebut, sambil berlari kearah pesawat ruang angkasa milik Jupiter.

Karena tidak kuat menahan tekanan golok di atas nya, Jupiter pun melompat arah kebelakang. Golok raksasa pun menghantam tanah, Tentara hitam kembali menerjang ke arah Jupiter. Kali ini kembali mengayunkan golok besarnya sekali lagi.

"Kau pasti tidak akan bisa menghindari serangan dari ku ini, Terima ini." Ucap Jupiter.

Jupiter pun menunduk dan melesatkan sambaran listrik dari telapak tangannya kearah dadanya.

"Drtttdrttttt............. " Suara sengatan listrik.

Beberapa detik kemudian Tentara Hitam yang pertama roboh dan tak sadarkan diri, Jupiter pun segera melompat ke atas tubuh raksasa tersebut kemudian langsung memenggal kepalanya. Melihat temannya mati, kedua tentara hitam lainnya berang.

"******** kau berani nya kau memenggal teman kami." Teriak salah satu Tentara hitam.

Kedua Tentara Hitam kemudian kompak menerjang secara bersamaan ke arah Jupiter, dengan niat membunuh yang sangat besar.

Di dalam kabin kemudi kapal

Luna telah selesai mengecek mesin kapal dan mengecek hal lainnya, Luna pun menatap kaca depan kemudi terlihat Jupiter tengah bertarung dengan dua Ras Alien.

"Baru aku tinggal beberapa menit, kau sudah menemukan musuh,"

"Jupiter.... Jupiter..... " Ucap Luna, sambil mengarahkan senapan laser ke arah kedua Ras Jabberwook lainnya.

"Drttt........ drttt......... " Suara senapan laser yang melesat dari bawah pesawat ruang angkasa milik Jupiter.

Kedua Ras Jabberwook itu pun tewas seketika, terkena laser di dadanya. Lubang berukuran 20 cm pun terlihat di dada kedua Ras Jabberwook, lubang tersebut adalah bekas yang ditinggalkan tembakkan laser.

"Syukurlah, untung Luna membantu ku,"

"Jika tidak aku belum tentu bisa menang melawan kedua raksasa tersebut, melawan satu raksasa saja sudah menguras banyak sekali tenaga." Gumam Jupiter di dalam hati, sambil kembali menyalakan rokok dan duduk diatas mayat jabberwook yang dipenggal nya.

Gadis Minotaur itu pun terkejut, melihat tembakan laser untuk pertama kalinya di dalam hidupnya. Gadis Minotaur itu pun beranjak ke arah Jupiter.

"Apa itu tuan muda, seberkas cahaya tadi langsung membunuh dua Ras Jabberwook dalam sekejap?" Ucap Gadis Minotaur itu.

"Yang tadi itu namanya tembakan laser nona cantik, dan panggil aku Jupiter." Ucap Jupiter, sambil menyodorkan tangannya berniat berjabat tangan.

"Aku Kayla Layla, panggil saja aku Kayla,"

"Jupiter," Ucap Kayla, sambil menyodorkan tangannya seperti Jupiter.

Jupiter pun menjabat tangan Kayla.

"Di planet asal ku ini namanya jabat tangan, Kayla." Ucap Jupiter.

"Wah siapa lagi gadis itu, kenapa ada seorang gadis bersama Jupiter."

"Bahasanya pun aku tidak mengerti, mungkin dia adalah Ras lainnya yang tinggal di hutan ini,"

"Dia tampak tidak berbahaya." Gumam Luna didalam hati.

"Jupiter cepat naik ke pesawat, aku khawatir akan ada bahaya lainnya,"

"Lebih aman jika kita berada di dalam pesawat." Ucap Luna, memanggil Jupiter dari atap pesawat.

"Ya Luna, tunggu sebentar ya,"

"Aku segera ke sana." Ucap Jupiter.

"Jupiter bolehkah aku ikut denganmu." Ucap Kayla, sambil menarik-narik lengan baju Jupiter.

"Kasian gadis ini, akan sangat berbahaya jika dia tinggal sendirian di hutan ini, sebaiknya aku membawanya kedalam pesawat terlebih dahulu,"

"Dan memikirkan nya nanti." Gumam Jupiter didalam hati.

"Baiklah ayo kita naik ke dalam pesawat dulu, nanti kita bicarakan kembali Kayla." Ucap Jupiter, sambil beranjak ke pesawat ruang angkasa bersama Kayla.

Terpopuler

Comments

Yhu Nitha

Yhu Nitha

semangat terus y nulisnya👍👍aq akan selalu hadir bwt ngasih dukungan👍👍

salam dri
#SIRF TUM
#CINTA

2020-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!