Kabin Kesehatan
Tiga hari kemudian, Akhirnya Jupiter pun mulai membuka kedua mata nya lalu keluar dari dalam kapsul medis. Ia pun memakai pakaian yang ada disalah satu laci di dalam kabin kesehatan tersebut, kemudian melihat-lihat sekeliling tempat tersebut.
"Akh.... kepalaku masih terasa sakit, dimana Luna berada saat ini ya." Gumam Jupiter.
Beberapa saat kemudian Luna pun datang menghampiri Jupiter, sambil membawa sebotol air mineral.
"Jupiter syukurlah kamu sudah sadar, duduk lah terlebih dahulu." Ucap Luna, sambil memberikan minuman mineral tersebut kepada nya.
Jupiter pun duduk di kursi di tengah-tengah kabin kesehatan tersebut lalu mulai meneguk habis air mineral tersebut.
"Setelah mutasi tersebut, tampak nya ia haus sekali.' Gumam Luna.
Ia pun duduk di hadapan Jupiter dengan tangan nya berada di atas meja. Luna pun mulai menceritakan awal mula kejadian nya saat Jupiter mulai tak sadarkan diri, dan perihal Buah Lunarium tersebut. Setelah mendengarkan cerita dari Luna, Jupiter pun mulai tertawa geli.
"Ha... ha..." Suara tawa Jupiter.
"Selama aku berada di dalam Akademi Bima Sakti aku tidak pernah mendengar hal seperti itu, itu pasti lah dongeng Luna." Ucap Jupiter.
"Tidak mungkin aku mendapatkan kekuatan setelah memakan buah di Hutan Minotaur tersebut, kebetulan seperti apa itu Luna." Ucap Jupiter.
"Benar Jupiter, aku telah mendiagnosa mu menggunakan kapsul medis, itu tidak mungkin salah." Ucap Luna.
"Ha.... ha..... ha.... " Tawa Jupiter.
"Lihat ini Luna ya, aku akan mengeluarkan api dari tanganku." Ucap Jupiter, sambil meluruskan tangan nya dan membayangkan api akan keluar dari telapak tangan nya.
"Jdeeeerrr.................. " Suara sambaran listrik ke arah pintu masuk kabin kesehatan.
Listrik pun muncul dari telapak tangan Jupiter lalu menyambar dinding di pintu masuk, akibat nya dinding tersebut penyok dan menghitam.
"Oh my god...... "
"Buah yang di ceritakan oleh Luna benar-benar ada." Gumam Jupiter.
Suasana pun menjadi sepi untuk sesaat, Jupiter kemudian menatap ke arah Luna.
"Lho.............kok bisa?" Ucap Jupiter, tidak menyangka bahwa dongeng yang di ceritakan oleh Luna adalah benar.
"Ehmmm.... kan sudah kubilang sebelumnya, sepertinya kau membangkitkan mutasi gen listrik bukan gen api." Ucap Luna, sambil menatap wajah Jupiter.
Jupiter kemudian duduk di kursi tersebut, kemudian berdiri dan berjalan mondar-mandir. Ia terihat panik, karena Jupiter memakan tiga buah dewa berarti dia harus menjalani mutasi gen dua kali lagi.
"Tenangkan dirimu Jupiter." Ucap Luna.
"Kryukkkkk....... kryukkkk........ kryuk.... " Suara keroncongan dari perut Luna.
Luna sudah tiga hari belum makan apa-apa, karena persediaan makanan di pesawat ruang angkasa ini sudah habis.
"Kryukkkkk...... kryukkkk..... kryuuukkk... " Suara keroncongan perut Jupiter.
"Ugh..... aku lapar sekali, aku akan mencari sesuatu untuk di makan." Gumam Jupiter.
"Sebaiknya aku mencari makanan dulu Luna, kamu tunggu di sini saja." Ucap Jupiter.
"Dimana kamu menaruh giwang, cincin, serta gelang ensiklopedia galaxi ku Luna?" Tanya Jupiter.
Luna pun kemudian mengambil giwang, cincin, dan gelang di dalam kamar nya lalu memberikan nya kepada Jupiter.
"Pakai juga ini Jupiter." Ucap Luna.
Ia juga memberikan sebuah senapan laser laras panjang milik regu pengaman di pesawat ruang angkasa ini.
"Baiklah Luna, aku akan mulai keluar dari dalam pesawat ini dan mencari makanan untuk kita makan." Ucap Jupiter.
"Hati-hati Jupiter." Ucap Luna.
Ia pun keluar dari dalam pesawat ruang angkasa milik Luna dan berkeliling di hutan sekitar berharap mendapatkan buruan.
Hutan Minotaur.
Beberapa jam kemudian, tidak ada satu binatang pun berkeliaran di dalam hutan tersebut.
"Kenapa tidak ada satu binatang alien pun di dalam hutan ini, aku sungguh sudah sangat lapar." Gumam Jupiter.
Tiba-tiba saja ada lima ras minotaur yang mengepung nya, makhluk-makhluk tersebut menggenggam pedang emas di tangan nya. Jupiter pun bersiap menembak ke arah minotaur tersebut, salah satu minotaur pun mulai menerjang ke arah Jupiter sambil mengayunkan pedang emasnya.
"Dretttt............... " Suara senapan laser menembus dahi salah satu minotaur.
Jupiter menembak salah satu minotaur yang berusaha menyerang nya, melihat salah satu teman nya tewas ketiga minotaur lain nya pun kembali menyerang Jupiter secara bersamaan. Ia pun melesat kan beberapa tembakan laser kembali ke arah minotaur yang sedang mengamuk tersebut.
"Dretttt.........Dreettttttt......dreeettt......." Suara senapan laser menembak beberapa kali ke arah minotaur.
Kedua minotaur pun mampu menghindari dan mengayunkan pedang emas nya ke arah Jupiter, sedangkan minotaur yang satunya lagi tewas terkena tembakan laser tepat di jantung nya. Pedang emas pun mengenai punggung Jupiter.
"Akhhh......... " Teriak Jupiter.
Jupiter pun menembakkan beberapa laser ke arah Minotaur itu, dan mengenai salah satu Minotaur lainnya.
"Dretttt.........Dreettttttt......dreeettt......." Suara senapan laser menembak beberapa kali ke arah minotaur.
"Karba, sebaiknya laporkan masalah ini kepada Komandan Igdrasil, biar aku yang menahan makhluk ini disini." Ucap Yarbala, sambil mengayunkan pedang nya ke arah Jupiter.
Di hutan ini sekarang tinggal satu Minotaur lagi yang sedang bertarung melawan Jupiter. Karba pun kembali ke Kota Minotaur untuk melaporkan situasi pertarungan tersebut.
"******** *******, akan kubunuh kau." Ucap Yarbala.
"Coba saja, Ucap Jupiter.
"******** ternyata kau bisa berbahasa kami." Ucap Yarbala.
Minotaur pun menyerang Jupiter dengan serangan yang sangat cepat, sehingga ia harus menahan nya dengan senapan laser laras panjang nya.
"Duagh......... " Suara senapan laser yang remuk saat menahan Pedang Emas.
Akibat menahan serangan pedang emas Minotaur tersebut, senapan laser laras panjang milik Jupiter pun rusak dan tidak dapat digunakan kembali.
"Gawat, senjata ku rusak." Gumam Jupiter.
Kemudian Minotaur tersebut mencekik leher Jupiter dengan tangan kirinya, kemudian mengangkat nya.
"Akh..... akh.... " Teriak Jupiter.
"Akan kucekik kau sampai mati, kemudian kami akan memanggang tubuh mu makhluk aneh." Ucap Yarbala.
"Kau telah membunuh tiga temanku." Ucap Yarbala, sambil terus mencekik Jupiter.
Minotaur merupakan ras alien yang memiliki kekuatan tubuh yang lebih kuat dari pada ras manusia. Jupiter kemudian menyentuh dada Yarbala, Minotaur tadi pun menoleh ke arah telapak tangan Jupiter yang menyentuh dada nya.
"Marilah dengan teman-teman mu yang lain nya." Gumam Jupiter.
"He... he... he... " Tawa kecil Jupiter.
Beberapa saat kemudian energi listrik keluar dari telapak tangan Jupiter dan menyetrum jantung Minotaur tersebut hingga gosong lalu tewas.
"Akhhhh.............. " Teriak kesakitan Minotaur yang jantung nya terpanggang tersebut.
Tubuh Minotaur tersebut pun oleng lalu roboh, Jupiter pun bergegas kembali ke pesawat ruang angkasa Luna sambil menyeret tubuh makhluk tersebut. Beberapa jam kemudian ia pun tiba ke pesawat ruang angkasa Luna sambil menyeret tubuh Minotaur tersebut, Luna pun langsung membukakan pintu saat mengetahui Jupiter tiba.
Di Depan Pintu Masuk Pesawat
"Luna aku sudah berkeliling untuk mencari makanan di sekitar hutan ini, namun tidak menemukan seekor binatang alien pun."
"Jadi mau tidak mau kita harus memakan Minotaur ini." Ucap Jupiter
Luna pun diam untuk sesaat.
"Kryuukkkk..... kryukkk......" Suara keroncongan dari arah perut Luna.
"Mau gimana lagi, sini biar aku yang bawa mayat ini ke kabin makanan,"
"Tubuh Minotaur ini biar digiling terlebih dahulu di dalam mesin penggilingan tersebut, baru kita memakan nya setelah itu." Ucap Luna.
"Ya sepertinya, aku perlu menggunakan kapsul medis itu lagi."
"Punggungku terkena sabetan pedang emas, dan leherku serasa mau patah akibat cekikan Minotaur tersebut." Ucap Jupiter.
"Kasian dia." Gumam Luna.
"Baiklah kalau begitu istirahat lah, Jupiter." Ucap Luna.
Ia pun mulai menyeret tubuh Minotaur tersebut ke kabin makanan, sementara itu Arung beranjak ke kabin kesehatan untuk memulihkan diri di dalam kapsul medis.
Di kabin makanan
"Wah tidak kusangka, kukira aku yang bakalan dimangsa oleh para Minotaur tersebut,"
"Nyatanya hari ini Minotaur ini yang akan kumangsa."
"Baiklah sebaiknya aku bersihkan terlebih dahulu kotoran yang ada pada tubuh Minotaur ini." Gumam Luna.
Ia pun kemudian mulai membersihkan tubuh Minotaur tersebut, kemudian baru lah tubuh makhluk tersebut mulai dimasuk kan kedalam mesin penggilingan. Beberapa menit kemudian mesin pun selesai melakukan penggilingan, 100 kg daging halus pun tersedia.
"Wah aku sudah sangat lapar, sebaiknya segera ku masak menjadi daging panggang." Gumam Luna.
Ia pun mulai mengoperasikan mesin pembuat makanan di samping mesin penggilingan tersebut, beberapa menit kemudian dua buah daging panggang pun terhidang di dalam tabung mesin makanan.
"Mantap, daging ini pasti enak." Gumam Luna.
Ia pun mengambil kedua daging panggang tersebut lalu meletakkan nya di sebuah nampan, kemudian beranjak pergi ke kabin kesehatan.
"Sudah lama sekali aku tidak mencium daging seharum ini,"
"Lezatnya." Ucap Luna.
Luna pun duduk di kursi ditengah kabin kesehatan lalu mulai menyantap satu daging panggang porsi besar tersebut, tak lama kemudian Jupiter pun keluar dari dalam kapsul medis dan ikut bergabung bersama Luna di meja tersebut.
"Wah.........tubuhku serasa segar kembali Luna, kapsul tersebut benar-benar ajaib." Ucap Jupiter.
"Syukurlah dia sudah bersemangat lagi." Gumam Luna.
"Yach......makanlah Daging Minotaur Panggang ini Jupiter,"
"Daging Panggang ini benar-benar sangat lezat." Ucap Luna, sambil menggigit daging panggang tersebut.
"Ehm..... harumnya, sepertinya daging ini benar-benar lezat." Gumam Arung, sambil mencium aroma daging Panggang tersebut.
"Baiklah aku makan dulu Luna." Ucap Jupiter, sambil mengambil daging panggang di atas nampan tersebut.
Sementara itu di Kota Minotaur, di kantor pasukan Minotaur.
Salah seorang Minotaur yang bernama Karba berhasil melarikan diri dan menghadap Komandan Igdrasil berniat melaporkan kejadian yang terjadi di dalam hutan saat itu.
"Lapor komandan, kami berlima berhasil menemukan pembunuh penjaga penjara giok di hutan."
"Hanya saja dia terlalu kuat komandan dia memiliki senjata suci di tangan nya yang bisa mengeluarkan cahaya panas."
"Yarbala dan ketiga Minotaur lainnya tewas di tangan nya, seperti nya mereka bersembunyi di sebuah bangunan dari besi di tengah hutan." Ucap Karba, sambil membungkuk.
Yang dimaksudkan bangunan dari besi di tengah hutan adalah pesawat ruang angkasa milik Luna.
"Terima kasih atas laporan mu Karba, aku sedang ada rapat dengan raja kota ini,"
"Beberapa hari lagi biar aku yang langsung memimpin pasukan untuk membunuh nya." Ucap Komandan Igdrasil.
"Siap Komandan, saya permisi dulu." Ucap Karba sambil beranjak keluar dari dalan ruangan Komandan Igdrasil.
"Dasar penjahat bar-bar kau kembali membunuh pasukan ku, akan kupastikan kau mati di tangan ku." Gumam Komandan Igdrasil, lalu beranjak pergi ke kantor Raja Kota.
Kembali ke pesawat ruang angkasa Luna
"Wah.......daging ini benar-benar sangat lezat Luna." Ucap Jupiter.
Kemudian ia pun mulai merogoh-rogoh saku celana nya, namun tidak mendapat kan bungkus rokok miliknya. Luna pun tersenyum kemudian bangun dan beranjak menuju lemari kecil disamping ranjang kesehatan, kemudian mengambil sebungkus rokok milik tim lainnya yang tertinggal disitu.
"Ini hisap lah, tapi pemantik nya aku tidak tahu dimana mereka menyimpannya." Ucap Luna, sambil memberikan sebungkus rokok pada Jupiter.
"Wah pas sekali, Terima kasih Luna." Ucap Jupiter, sambil menerima rokok dari Luna.
Jupiter kemudian mengeluarkan rokok dari bungkusnya, lalu Jupiter mulai menghisap nya dan mengeluarkan sedikit percikan listrik keujung rokok. Sehingga rokok pun terbakar, Jupiter pun mulai menarik pelan asap rokok tersebut.
"Sempurna sekali rasanya, Luna." Ucap Jupiter.
"Jupiter, apa rencana mu selanjutnya." Ucap Luna.
"Sebaiknya kita bergegas pergi dari planet Minotaur ini, aku khawatir Minotaur lainnya akan datang kesini dan memburu kita." Ucap Jupiter.
"Aku setuju denganmu, nama planet ini bukan Minotaur tapi planet jabberwook Jupiter." Ucap Luna.
"Jadi planet ini adalah planet jabberwook." Gumam Jupiter, didalam hati.
"Bagaimana caranya kita bisa keluar dari sini Jupiter?" Tanya Luna.
"Besok saja kita pikirkan Luna, pikiranku sangat lelah hari ini,"
"Hari pun sudah malam, sebaiknya kita istirahat terlebih dahulu." Jawab Jupiter.
"Ya sudah kalau begitu aku ke kamar dulu, kamarmu sudah ku bersihkan dan tilam nya sudah kuganti dengan yang baru ya Jupiter." Ucap Luna.
Luna pun beranjak ke kamarnya, sementara Jupiter tengah duduk bersantai sambil menghisap sebatang rokok. Tak lama berselang
Di Kabin Kamar Jupiter.
Jupiter pun kembali ke dalam kamar nya dan bergegas tidur. Beberapa jam kemudian tubuh Jupiter pun mulai mengeluarkan keringat yang sangat banyak, dari pori pori tubuh nya juga keluar lelehan besi berwarna silver.
"Arghhh............ " Suara raungan kesakitan Jupiter."
Beberapa menit kemudian Jupiter pun mulai kejang-kejang kemudian tak sadarkan diri.
Kabin Kesehatan
Keesokan pagi nya, setelah membuat kan sarapan Luna pun berniat membangunkan Jupiter untuk mengajaknya sarapan bersama. Ia pun menaruh sarapan nya di kabin kesehatan, kemudian beranjak ke kamar Jupiter.
Di Depan Kabin Kamar Jupiter
"Tok..... tok.... tok... " Suara ketukan pintu.
"Jupiter sarapan sudah siap, mari makan bersama." Ucap Luna.
"Lho..... kenapa dia tidak menjawab nya ya, apa mungkin terjadi sesuatu?" Gumam Luna, lalu kembali mengetuk pintu tersebut.
"Tok..... tok.... tok... " Suara ketukan pintu lagi.
"Jupiter... " Teriak Luna agak keras.
Karena penasaran dan khawatir terhadap keadaan Jupiter, Luna pun membuka pintu kabin kamar tersebut.
"Kraaakkk.... " Suara pintu terbuka.
"Jupiter.... " Teriak Luna, sambil berlari kearah tubuh Jupiter yang tergeletak di atas ranjang.
Luna pun menangis di atas tubuh Jupiter, ia pun mencabuti beberapa lelehan besi yang sudah mengeras di tubuh Jupiter.
"Hiks...... Hiks....... Hiks....... "
"Hiks...... Hiks....... Hiks...... " Tangis Kecil Luna.
Nafas Jupiter pun sudah terengah-engah, darah pun mengalir dari tubuh Jupiter. Luna pun mulai memapah tubuh tak sadar kan diri tersebut, berniat membawanya ke kabin kesehatan.
"Bertahan lah Jupiter." Ucap Luna sambil meneteskan air mata.
Kabin Kesehatan.
Sesampainya di kabin kesehatan Luna kembali memasukkan Jupiter kedalam Kapsul medis, ia pun mulai membersihkan seluruh tubuh Jupiter kemudian menutup kapsul tersebut dan mengoperasikan nya.
"Dup.............. " Suara kapsul medis yang tertutup.
Luna pun terus menangis di atas kapsul medis tersebut, ia berharap Jupiter lekas sembuh dan dapat segera membuka kedua mata nya.
"Hiks...... Hiks....... Hiks....... "
"Hiks...... Hiks....... Hiks...... " Tangis Kecil Luna.
Shelter 215, Koloni Bumi, Planet Jupiter.
Jupiter pun mulai memimpikan masa lalunya, malam dimana ayah nya pergi dan tidak pernah kembali. Ketika itu ayah dan ibunya Jupiter bertengkar keras di dapur, Jupiter kecil diam-diam mengintip dari balik jendela dapur yang terbuka.
"Aku harus pergi Shayla, jika tidak galaxi ini akan berada dalam bahaya." Ucap Ayah Jupiter.
"Jika kau pergi, bagai mana nasib Jupiter kelak, Storm."
"Federasi Galaxi sedang berperang dengan Republik Jabberwook, disana sangat berbahaya, Storm." Ucap Shayla, dengan suara yang keras sambil menangis.
"Aku tetap akan pergi jika tidak Galaxi Bima Sakti kita akan diserang, sebagai salah satu panglima perang galaxi ini aku harus pergi, Shayla."
"Aku tidak bisa mengutus orang lain untuk pergi, Federasi Bima Sakti sudah disusupi beberapa pengkhianat." Ucap Tony Storm.
"Tidak Storm, aku tetap tidak akan mengizinkan nya." Ucap Shayla sambil menangis.
"Baiklah Shayla aku pergi dulu, tolong didik dan jaga Jupiter sampai aku kembali." Ucap Tony Storm.
Tony Storm pun beranjak ke luar dari dapur dan bergegas kembali ke pesawat ruang angkasa miliknya.
"Tidakkkk...... " Teriak Shayla.
"Hikss..... hiks..... hiks.... " Suara tangis Shayla.
Melihat ibunya menangis, Jupiter kecil pun bergegas masuk ke dalam rumah dan berlari memeluk ibunya.
"Ibu.... berhenti menangis." Ucap Jupiter, sambil ikut menangis.
"Tenang Jupiter ibu tidak menangis kok, mata ibu terkena uap dari bawang kok." Ucap Shayla, sambil menyeka air matanya.
Jupiter pun mulai tersadar dari mimpinya, ia pun keluar dari kapsul tersebut.
Kabin Kesehatan.
Ternyata hari sudah pagi, Luna saat ini sedang sarapan di meja tengah di dalam kabin kesehatan.
"Krakkkkk............. " Suara kapsul medis terbuka.
"Jupiter sepertinya sudah sadar." Ucap Luna.
Melihat kapsul medis terbuka Luna pun cepat-cepat berlari ke arah kapsul tersebut, sambil membawa handuk.
"Ugh.... kepala ku pusing sekali." Gumam Jupiter.
"Luna sudah berapa hari aku tak sadarkan diri." Ucap Jupiter.
Jupiter tidak sadar dirinya sedang berdiri tanpa mengenakan sehelai pakaian apapun didepan Luna.
"Sudah enam hari kamu tidak sadarkan diri, pertama-tama tutupi burung di bagian bawah mu dulu Jupiter." Ucap Luna dengan pipi memerah.
Kemudian memberikan handuk kepada Jupiter, Jupiter pun mengambil handuk di tangan Luna kemudian beranjak ke ranjang di kabin medis. Jupiter pun menutup tirai kemudian berpakaian dengan pakaian yang ada didalam laci. Keadaan pun menjadi canggung untuk sementara waktu, Jupiter pun duduk di tempat biasa mereka berdiskusi.
"Ehm... Tanggal berapa sekarang Luna, menurut kalender Federasi galaxi?" Tanya Jupiter.
"Sekarang tanggal 15 tahun 5020, buat apa kamu menanyakan nya?" Tanya Luna.
"Aku ingin tahu sudah berapa lama aku terdampar di ruang angkasa, setelah kapal kami di bajak oleh perompak ruang angkasa." Ucap Jupiter.
"Kami di bajak oleh perompak ruang Angkasa di tanggal 1 tahun 6130 kalender Federasi Galaxi, kalau menurut perhitungan ku sudah 40 hari aku terdampar di galaxi antah berantah ini." Ucap Jupiter.
"Tunggu dulu Jupiter, kamu bilang tadi tahun 6130,"
"Itu tidak mungkin sekarang saja masih tahun 5020 menurut kalender Federasi Galaxi, kau pasti salah bicarakan, Jupiter." Ucap Luna.
Jupiter pun menatap kearah Luna dengan serius.
"Benar aku berasal dari tahun 6130, apakah mungkin ini semua akibat pesawat ruang angkasa ku tersedot kedalam sebuah Red Hole dan aku terdampar di masa depan." Ucap Jupiter.
"Apakah dia sudah gila karena dua kali mengalami mutasi gen, ya sudah aku ikutin saja alur permainan Jupiter sampai ia berhenti bicara ngawur." Gumam Luna dalam hati.
"Ya sudah kita anggap saja, memang benar kamu berasal dari masa depan,"
"Namun yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya kita bisa keluar dari planet ini." Ucap Luna
"Ya kamu benar Luna, masalah ini nanti saja kita pikirkan, "
"Lebih baik kita mencari cara keluar dari planet jabberwook ini terlebih dahulu."
Luna tidak menyadari, bahwa Jupiter memang bena-benar berasal dari masa depan. Itu semua akibat pesawat ruang angkasa miliknya memasuki sebuah Red Hole di dekat Planet Jupiter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Yhu Nitha
lanjut 👍👍👍
2020-09-01
1