Bab 3 ~ Ayo Bercerai!

"Habislah, habislah! Jelas-jelas kemarin aku masih seorang mahasiswi sastra yang berambisi menjadi penulis terkenal. Bagaimana bisa menikah muda?" Elodie ingin menangis kencang rasanya. Semua ini masih terasa sangat tidak mungkin jika dipikirkan.

"Kemarin? Itu sudah enam tahun berlalu! Kamu yang baru semester tiga saat itu memutuskan menikah muda dengan seorang pria kaya raya. Semua orang masih mengejekmu saat itu." Clara membalas dengan wajah jenaka, memandang wajah sang sahabat yang masih tampak tidak terima.

"Eh tunggu, apa ada kemungkinan pria tua itu memaksaku? Dipikirkan bagaimana pun, semuanya terasa tidak masuk akal." Elodie terus mengelak, namun jawaban Clara membuatnya termangu.

Gadis itu menggeleng pelan yang berarti Elodie secara sukarela menikah saat itu. "Kamu bahkan meninggalkan Axel demi dia."

"Bagaimana mungkin?" pekik Elodie kaget. Axel adalah kekasih pertamanya, pria itu sangat baik, juga memperlakukannya dengan penuh kasih. Ia jadi curiga, jangan-jangan saat itu ia mengalami kebutaan hingga bisa menikah dengan seorang pria tua.

Sementara Clara tiba-tiba terdiam, gadis itu jadi ragu. "Apa aku katakan alasan dia menikah, ya?" batinnya resah, namun ia berusaha meyakinkan diri. Sebelum berkata pun ia berdehem keras terlebih dahulu untuk menetralisir rasa gugup.

"Elli, sebenarnya ...."

"Nona Clara Claire, sepertinya Anda punya banyak waktu, ya?" Perkataan Clara terputus saat sebuah suara berat menginterupsi.

Gadis itu menghela napas kasar, merasa kesal karena keberanian yang ia pupuk jadi pupus seketika. Ia menoleh, mendapati Gray berdiri di sana dengan wajah angkuhnya. Melihat itu, Clara memberi pandangan sengit.

"Waktuku apa urusannya denganmu? Eh ... justru tuan CEO Grayson Grassel yang terhormat, ada apa ini? Bukankah waktu Anda adalah uang. Sungguh luar biasa bisa bertemu Anda di sini," balas Clara sarkas, gadis itu berdecih pelan membuat Gray mengeraskan rahang.

"Aku datang untuk menjenguk istriku, apakah ada yang salah?"

"Oh? Sejak kapan Tuan Gray yang terhormat menganggap sahabat baikku ini sebagai seorang istri?"

Gray memejamkan mata, sejak dulu ia memang tidak pernah menyukai Clara. Gadis itu selalu berhasil membuatnya emosi.

"Bawa dia keluar!" titah Grayson pada asisten Al yang segera menerima tugas.

"Heh, kamu mau apa?" pekik Clara saat Al menarik tangannya.

"Menjalankan tugas."

"Apa-apaan? Aku bisa jalan sendiri! Lepaskan!" Gadis itu meronta, menghempas tangan Al dengan kuat.

"Aku pergi! Kalau dia berani menyusahkanmu lagi, ingat hubungi aku!"

"Eh, Ara, kamu." Elodie hendak menuruni tempat tidur. Namun tangannya sudah dicekal seseorang.

"Tunggu apa lagi, antarkan nona Clara keluar!" titah Grayson tapi dengan tatapan yang terus tertuju pada sang istri. Asisten Al menunduk hormat, lalu mengulurkan tangan ke arah pintu.

"Silakan!"

Clara mendengus kesal, berbalik pergi sembari menghentakkan sepatu heelsnya dengan keras.

"Ara ...."

Elodie mengangkat kepalanya untuk melihat pria yang masih memegang erat tangannya itu. Namun baru bertatapan sebentar, ia kembali menunduk.

"A-aku."

"Kata dokter, kau sudah boleh pulang!"

"Lalu?"

"Ya, pulang. Apa lagi? Sudah 10 hari sejak kau sadar. Jangan bilang kau mau tinggal di rumah sakit selamanya."

"Maksud aku. Aku pulang bersama kamu?"

Gray kembali mengeraskan rahang saat mendengar pertanyaan yang begitu bodoh menurutnya. "Kau pikir ada tempat lain yang akan menerimamu?"

Mendengar itu Elodie merasa tidak terima. Kepala yang sebelumnya menunduk kini terangkat dengan tegak. "Apa maksudmu tidak ada yang akan menerimaku? Ada Clara, Glenca, juga yang paling penting aku masih memiliki seorang kakak laki-laki."

Tanpa sadar pegangan tangan pria itu semakin mengerat hingga Elodie menepisnya. "Lepas! Kamu mau mematahkan tanganku, ya?"

Gray menutup matanya, menarik napas dalam lalu kembali memandang istri yang sebelumnya sangat penurut itu. "Dengar baik-baik! Demi menikah denganku, kau sudah putus hubungan dengan kakak laki-laki yang kau katakan itu."

"Apa? Tidak mungkin! Kak Elbert sangat menyayangiku," pekiknya dengan keras, namun wanita itu langsung terdiam ketika Gray tiba-tiba menunduk.

Elodie terus memundurkan tubuhnya saat Gray semakin mendekat. Terus seperti itu hingga ia kembali terbaring dan Gray masih tidak menghentikan gerakannya. Refleks saja ia menutup mata, membuat sang suami yang sadar akan itu tersenyum mengejek.

"Sekarang paham kan betapa kau mencintaiku? Kasih sayang kakakmu itu bahkan tidak ada apa-apanya," bisik Gray tepat di telinga Elodie kemudian mengecupnya pelan. Wanita itu sontak membuka mata, mendorong tubuh Gray dengan kuat.

"Brengsek!"

Gray tersenyum samar, menatap wajah kesal sang istri yang entah kenapa memberikannya pandangan berbeda. Elodie seperti kembali menjadi dirinya di 5 tahun yang lalu. "Bersiaplah! Aku hanya punya waktu menunggu selama lima menit. Kalau lebih maka kau cari cara pulang sendiri!"

Elodie mengerutkan alis, menatap sebal pada pria tua yang sialnya ternyata suaminya ini.

.

.

.

"Mommy." Elodie tersentak saat turun dari mobil sudah dipanggil seperti itu. Ia memandang seorang anak kecil di depannya dengan tatapan sulit diartikan.

"Kamu panggil aku apa?" tanya Elodie hati-hati, membuat anak itu kembali mengulang panggilannya itu. "Mommy."

"KYAAAAAAA!" Elodie berteriak kencang sembari mengangkat kedua tangannya. Semua orang di sana sampai harus menutup telinga, tak terkecuali Gray. Pria itu menatap kesal sang istri setelah teriakan itu berhenti.

"Di-dia anakku?" tanya Elodie sembari menoleh pada Gray yang wajahnya semakin datar. Pria itu bergeming sebentar sebelum memijat kepalanya yang terasa berat. Ia menggeleng samar dan pergi dari sana tanpa mengatakan apa pun.

Elodie mengusap dadanya lega. "Ternyata bukan, ya?" gumamnya yang masih bisa didengar beberapa orang di sana.

Dalam sekejap kedua mata Cedric berkaca-kaca. "Mommy tidak menginginkanku lagi?" tanya anak itu kembali membuat Elodie tersentak.

Ia kembali menatap anak itu dengan bingung. Lalu berjongkok untuk menyamai tingginya, kedua tangannya menyentuh bahu Cedric dengan lembut. Menciptakan senyuman manis sang anak lelaki yang mengira Elodie, mommy-nya yang penuh kasih telah kembali.

Namun kata-kata selanjutnya yang diucapkan wanita itu benar-benar seperti menjatuhkannya dengan kejam dari langit. "Hei, Nak. Aku bukan mommy kamu."

"KYAAAAAAA!!!" Kali ini Cedric yang berteriak. Teriakan yang lebih kencang dan berulang-ulang hingga Gray yang sudah berada di dalam rumah itu memejamkan mata sembari menarik napas berat.

"Aku benci kamu!" teriak Cedric sebelum berlari masuk ke dalam rumah. Elodie kembali berdiri, menggaruk tengkuknya dengan bingung.

Wanita itu lalu mengalihkan perhatian pada asisten Al yang masih berdiri di sampingnya. Namun pria itu langsung tertawa canggung.

"Nyonya, saya masih ada pekerjaan yang harus didiskusikan dengan tuan Gray," ujarnya langsung menunduk sedikit sebelum masuk ke rumah.

Bibi Erin yang tersisa memberi senyuman aneh saat Elodie memperhatikannya. "Nyonya, saya Erin. Pengurus rumah tangga di rumah ini."

Elodie mengangguk mengerti, kemudian mendekatkan diri tiba-tiba hingga bibi Erin sedikit terkejut. "Aku bukan mommy anak tadi, benar kan?"

Mendengar itu bibi Erin menggeleng beberapa kali. "Tidak, Nyonya! Tuan muda Cedric adalah putra Anda. Putra yang Sangat Anda sayangi. Bahkan Anda masuk rumah sakit karena menolongnya."

"Hah?" Elodie menganga tidak percaya. Pantas saja anak kecil tadi itu menangis, ia juga akan menangis jika tidak diakui orangtua seperti itu.

...

Gray menyandarkan tubuh lelahnya pada kursi kerja. Akhirnya ia bisa menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda hari ini. Namun di saat baru memejamkan mata, pintu ruang kerjanya terbuka dengan kasar.

Ia menatap dingin seseorang yang berdiri di sana. Namun wanita itu sama sekali tidak menunduk seperti biasanya, justru menghampirinya dengan percaya diri dan menggebu-gebu. Seakan tengah menahan emosi yang akan meledak.

Gray membiarkannya, lelaki itu duduk dengan tenang sembari menunggu wanita di depannya membuka mulut.

"Grayson Grassel! Ayo kita bercerai!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Osie

Osie

hahahaa ku bahagia dgn sikap elodi..cedric kecil selama ini kamu selalu arogan terhadap sang mommy..jd saat mommy mu berubah terimalah nasibmu yg selalu lengket dgn freya..dan gray makan tuh sikap aroganmu selam ini.. moga elodi beneran cerai dr gray bastrad

2025-02-05

4

ViVaVen

ViVaVen

hahhahahahah kena serangan jantung terus si gray

2025-01-02

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

skrg gantian elodi yg arogan

2025-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Istri Patuh & Ibu Penyayang
2 Bab 2 ~ Berubah
3 Bab 3 ~ Ayo Bercerai!
4 Bab 4 ~ Malu
5 Bab 5 ~ Siapa Lebih Butuh Siapa?
6 Bab 6 ~ Mulai Kelabakan
7 Bab 7 ~ Tidak Ada Yang Beres
8 Bab 8 ~ Mulai Dari Ayam Goreng
9 Bab 9 ~ Proyek Satu Berhasil
10 Bab 10 ~ Mantan
11 Bab 11 ~ Putra Manipulatif
12 Bab 12 ~ Tidak Boleh Terbang Jauh
13 Bab 13 ~ Mencoba Menerima
14 Bab 14 ~ Tidak Berguna?
15 Bab 15 ~ Gerutu
16 Bab 16 ~ Selingkuh?
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Pengumuman.
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Penutup
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 ~ Istri Patuh & Ibu Penyayang
2
Bab 2 ~ Berubah
3
Bab 3 ~ Ayo Bercerai!
4
Bab 4 ~ Malu
5
Bab 5 ~ Siapa Lebih Butuh Siapa?
6
Bab 6 ~ Mulai Kelabakan
7
Bab 7 ~ Tidak Ada Yang Beres
8
Bab 8 ~ Mulai Dari Ayam Goreng
9
Bab 9 ~ Proyek Satu Berhasil
10
Bab 10 ~ Mantan
11
Bab 11 ~ Putra Manipulatif
12
Bab 12 ~ Tidak Boleh Terbang Jauh
13
Bab 13 ~ Mencoba Menerima
14
Bab 14 ~ Tidak Berguna?
15
Bab 15 ~ Gerutu
16
Bab 16 ~ Selingkuh?
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Pengumuman.
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!