Bab 4 ~ Malu

Tatapan Gray semakin dingin nan menusuk saat mendengar penuturan sang istri. Namun Elodie tidak peduli, wanita itu tak gentar sedikitpun dari posisinya saat Gray mulai berdiri dan mendekat.

"Kau yakin?" tanya Gray saat berdiri tepat di hadapan sang istri. Pria itu menatap lurus-lurus Elodie, menguarkan aura intimidasi yang begitu kuat.

"Ya, sangat yakin," sahut Elodie tegas. Wanita itu membalas tatapan Gray dengan berani, mata ketemu mata hingga kembali memberikan kesan yang berbeda namun familiar pada pria itu.

"Apa alasanmu ingin bercerai dariku?" Gray berkata dengan tenang, pria itu beranjak dari posisinya. Berjalan ke arah sofa dan duduk dengan satu kaki di atas kaki lainnya.

Sementara Elodie mendengus, ia mendekati Gray dan berdiri di depannya dengan kedua tangan di depan dada. "Dikatakan pun, tidak akan cukup malam ini."

"Oh, sebanyak itu?" Gray menaikkan sebelah alisnya, mulai merasa tertarik dengan pembahasan mendadak ini.

Elodie menunjukkan sebuah buku yang sejak tadi ia pegang. Lalu membukanya lembar demi lembar dengan menggebu.

"Lihat! Buku diary ini ditulis sejak hari pertama menikah denganmu. Dari hari pertama saja sudah tidak ada hal bagus. Kamu pergi entah kemana di malam pernikahan. Bentakan, makian jadi makanan sehari-hari. Awalnya aku sudah merasa aneh saat tahu kamar kita terpisah. Tapi setelah membaca buku ini, aku jadi mengetahui satu hal. Kamu ... kamu sama sekali tidak menganggapku kan? Aku tidak tahu apa alasanku masih bertahan bahkan sampai enam tahun. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku entah karena apa. Tapi sekarang tidak lagi! Aku mau melanjutkan mimpiku, mimpi yang tertunda karena menikah denganmu. Jadi ... ayo bercerai!"

Elodie berkata dengan tegas, namun entah kenapa kedua matanya berkaca-kaca. Hatinya terasa sesak, napasnya juga tercekat. Wanita itu merasa seperti tengah mengambil keputusan yang sama sekali tidak ia inginkan.

Namun ia tetap teguh, lagian tidak ada hal baik yang ia peroleh selama ini. Kamarnya yang terpisah begitu kosong, tidak ada pakaian layaknya seorang nyonya muda kaya. Bahkan bahan perias wajahnya jauh lebih sedikit dibanding saat ia menjadi gadis. Penampilannya juga jauh menua, padahal dulunya ia begitu merawat diri. Sebenarnya ia juga penasaran, hal apa yang membuatnya berubah 180 derajat seperti ini.

"Sudah?" tanya Gray membuat lamunan Elodie buyar. Wanita itu menatap sang suami seakan berkata apa maksud pria itu.

"Aku bertanya apa sudah selesai?" kata Gray sekali lagi. Pria itu bangkit dari duduknya, berjalan perlahan mendekati Elodie. Membuat wanita itu refleks mundur seirama dengan Gray yang mendekat.

"Ka-kamu mau apa?" tanya Elodie panik saat ia mulai terpojok oleh meja kerja pria itu. Gray bergeming, namun terus bergerak hingga tubuh sang istri benar-benar terpojok. Tanpa mengatakan apapun pria itu meraih kedua sisi pinggang sang istri, mengangkat tubuh kecil Elodie dengan begitu mudah ke atas meja kerjanya.

"Lepaskan! Kamu mau apa?" Kini Elodie mulai berteriak. Ia memberontak, berusaha turun dari atas meja. Namun kedua tangan besar Gray menahan dengan kuat, tidak membiarkan sang istri lolos sedikitpun.

Pria itu justru menekan tubuh sang istri hingga menempel sempurna di atas meja. Ia tidak peduli, meski harus mengorbankan berbagai dokumen yang sebelumnya telah ia susun rapi berurutan yang kini teronggok di atas lantai.

"Sialan, kau mau apa!" teriak Elodie tak lagi menggunakan bahasa sopan. Namun hal itu malah membuat pria di atasnya tersenyum dengan begitu mengerikan.

Dalam sekejap Gray menahan kedua tangan sang istri di atas kepala. Menyatukan bibirnya dengan bibir sang istri hingga membuat wanita itu membelalak.

"Mmmmhhhh!" Elodie memberontak keras. Namun Gray juga tidak mau mengalah, pria itu malah semakin memperdalam ciumannya. Melumat kasar hingga melembut saat merasa perlawanan sang istri berkurang.

"Hahhh!" Dada wanita itu naik turun saat Gray melepas tautannya. Ia meraup udara sebanyak-banyaknya, berulang kali sebelum sang suami kembali menyerang.

"Mmmhhh, le-pas!"

Gray kembali melepas, pria itu menatap dalam Elodie. Melihat wajah kacau wanita itu, ia menyeringai puas.

"Mau tahu kenapa kau bertahan denganku? ... ini, hal seperti inilah yang membuatmu bertahan."

"BRENGSEK!"

PLAK.

Elodie berhasil melepaskan diri saat Gray sengaja melonggar, tanpa sadar tangan kanannya melayang dengan kuat ke pipi kiri sang suami. Wanita itu bangun dan menatap pria itu dengan marah, namun ia juga tidak tahu harus berbuat apa. Jujur saja, selain marah ia juga sangat malu saat ini.

Apa benar dirinya seperti itu? Memikirkan bahwa ia tidak ingat dan ada kemungkinan bahwa yang pria ini katakan benar membuatnya frustasi.

"Kau!" Elodie menghempas tangannya ke udara dengan kasar. Wajahnya cemberut, marah, kesal, malu bercampur jadi satu. Ingin memaki juga otaknya ngeblank. Wanita itu akhirnya berbalik pergi dengan kesal.

Sementara Gray memainkan lidahnya pada pipi bekas tamparan, lalu menyentuh dengan tangan. Pria itu tak bisa lagi menyembunyikan senyumnya. Tamparan sang istri masih begitu terasa, tetapi entah kenapa ia sama sekali tidak marah. Justru terasa ada sesuatu yang menggelitik di hati.

Melihat sebuah buku yang tergeletak di atas meja, Gray mengambilnya. Memperhatikan sampul buku itu yang terdapat sebuah goresan tangan yang begitu indah. "Elodie Estelle," gumamnya dengan senyum tipis yang tidak juga luntur.

...

Elodie yang baru keluar dari ruang kerja sang suami dengan wajah merah padam melihat anak lelaki yang katanya adalah anaknya itu. Wanita itu hendak memanggilnya, namun anak itu mendengus begitu sadar akan kehadirannya.

"Heh? Apa-apaan itu?" gumam Elodie heran, jika anak ini adalah anaknya. Kenapa bersikap seperti itu?

Wanita itu berlari kecil, mengejar anak lelaki yang sudah berjalan lumayan jauh itu. "Hei, anak kecil. Eh, aku harus memanggilmu apa? Siapa namamu?"

Cedric kembali mendengus kesal. Meski ia suka membangkang, tapi ibu yang sangat menyayanginya tiba-tiba berubah tentu membuatnya tidak rela. Anak itu menghentakkan kakinya kuat, berjalan semakin cepat sebelum terpaksa berhenti karena tangannya dicekal sang ibu.

"Ada apa? Lepasin tangan aku!" Cedric menepis tangan Elodie dengan kasar, membuat wanita itu menatap anak itu aneh.

"Bibi yang bekerja di sini mengatakan kalau kamu anakku. Tapi apa seorang anak akan berperilaku seperti ini pada ibunya? Jangan-jangan bibi itu berbohong? Kamu anak Grayson Grassel bersama wanita lain, benar kan?"

Mendengar itu Cedric semakin melotot kesal. Apa-apaan? Dulu saja saat ia mengatakan bibi Freya lebih cocok menjadi ibunya, Elodie menangis sampai beberapa jam. Lalu sekarang?

Anak lelaki itu mengacak rambutnya frustasi sebelum kembali berteriak dengan kencang. "Mommy, aku Cedric Grassel. Anakmu satu-satunya!"

Elodie menegang dan memelotot dengan kaget. Ia berusaha menutup mulut Cedric namun anak itu menepis dan terus berteriak sembari menangis kencang.

Sementara Gray yang pintu ruangannya tidak ditutup Elodie kembali memejamkan mata sembari menarik napas berat. Sepertinya hari-harinya kedepan tidak akan mudah.

.

.

.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

kapok anak ayah harus di kasih stok biar gk ngelunjak

2025-02-01

1

Hikam Sairi

Hikam Sairi

🤣🤣🤣🤣🤣

2025-02-06

1

Osie

Osie

mampus ayah sama anak kena karma sikap mereka sendiri..yuhuuu

2025-02-05

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Istri Patuh & Ibu Penyayang
2 Bab 2 ~ Berubah
3 Bab 3 ~ Ayo Bercerai!
4 Bab 4 ~ Malu
5 Bab 5 ~ Siapa Lebih Butuh Siapa?
6 Bab 6 ~ Mulai Kelabakan
7 Bab 7 ~ Tidak Ada Yang Beres
8 Bab 8 ~ Mulai Dari Ayam Goreng
9 Bab 9 ~ Proyek Satu Berhasil
10 Bab 10 ~ Mantan
11 Bab 11 ~ Putra Manipulatif
12 Bab 12 ~ Tidak Boleh Terbang Jauh
13 Bab 13 ~ Mencoba Menerima
14 Bab 14 ~ Tidak Berguna?
15 Bab 15 ~ Gerutu
16 Bab 16 ~ Selingkuh?
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Pengumuman.
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Penutup
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 ~ Istri Patuh & Ibu Penyayang
2
Bab 2 ~ Berubah
3
Bab 3 ~ Ayo Bercerai!
4
Bab 4 ~ Malu
5
Bab 5 ~ Siapa Lebih Butuh Siapa?
6
Bab 6 ~ Mulai Kelabakan
7
Bab 7 ~ Tidak Ada Yang Beres
8
Bab 8 ~ Mulai Dari Ayam Goreng
9
Bab 9 ~ Proyek Satu Berhasil
10
Bab 10 ~ Mantan
11
Bab 11 ~ Putra Manipulatif
12
Bab 12 ~ Tidak Boleh Terbang Jauh
13
Bab 13 ~ Mencoba Menerima
14
Bab 14 ~ Tidak Berguna?
15
Bab 15 ~ Gerutu
16
Bab 16 ~ Selingkuh?
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Pengumuman.
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!