Kamu Kenapa?

5 April 2013

Tidak terasa sudah bulan April sekarang, akhir - akhir ini guruku memberi banyak tugas. Aku jadi tidak memiliki waktu banyak untuk pergi bareng Steven.

"Bri, udah ngerjain tugas fisika kemarin belum?" tanya Rachel.

"Eh? Emangnya ada, hel?"

"Ada, Bri. Kamu lupa ya?"

"Eh? Iya deh, baru inget. Kamu udah ngerjain belum?"

"Belum, makanya mau nyontek."

"Yah, gimana nih? Setelah istirahat ada mapel fisika lagi."

"Tenang, Bri. Kita nyontek yang lain, oke."

"Iya deh." balas ku.

Karena terlalu banyak tugas, aku jadi lupa mengerjakan tugas fisika. Kenapa aku bisa lupa sih?

"Bri." panggil Rita, temanku.

"Eh? Kenapa Rit?" tanyaku.

"Pacar lo pingsan di lapangan."

"Hah? Beneran?"

"Iya sekarang lagi dibawa ke UKS tuh."

"Eh, hel. Aku ke UKS dulu ya." pamit ku.

"Terus tugasnya gimana?" tanyanya.

"Nanti aja, ini lebih penting."

"Ya udah deh. Entar kalau sempet aku kerjain."

"Iya deh." balas ku.

Aku segera bergegas ke UKS. Kulihat dia sedang berbaring di kasur UKS.

"Stev? Kamu kenapa sih? Kamu sakit?"

"Eh, Bri. Kamu kok kesini? Ada yang beritahu ya?" tanyanya terkejut.

"Iya, kamu udah bangun?" tanyaku.

"Iya dari tadi sih."

"Kamu pucat banget, kamu kok bisa pingsan sih?" tanyaku.

"Gak tau, pas jam olahraga tadi kepala aku pusing banget."

"Kamu udah sarapan belum tadi pagi?"

"Udah kok." jawabnya.

"Mau aku ambilin minum?"

"Gak usah. Kamu disini aja."

Ia tiba - tiba menaruh kepalanya di bahuku.

"Kamu masih pusing?" tanyaku.

"Udah enggak kok."

"Yakin? Mau aku ambilin obat?"

"Gak, aku gak suka obat." jawab nya.

"Ya udah, aku gak bakal maksa."

Kring.. kring...

"Udah bel, cepet masuk kelas sana." ucapnya.

"Kamu gak mau aku temenin?" tanyaku.

"Aku mau kok, tapi kelas kamu lebih penting sekarang. Aku gak mau kamu ketinggalan pelajaran, oke."

"Ya udah. Kamu istirahat ya."

Dia hanya menganggukan kepala sambil tersenyum. Aku pun segera bergegas ke kelas.

"Bri, ya ampun untung bu guru belum dateng." ucap Rachel.

"Sorry tadi masih nemenin Steven. Duh, tugas aku gimana nih?"

"Tenang tadi udah aku kerjain. Walau tulisannya sedikit aku jelekin." balas Rachel.

"Ya ampun, hel. Makasih ya, kamu emang yang terbaik deh."

"Iya iya, sama - sama. Gimana keadaan pacar kamu?" tanyanya.

"Udah baik sih."

"Dia emangnya sakit apa?"

"Katanya kepalanya pusing gitu. Moga bukan masalah yang serius deh."

"Iya, moga cepet sembuh." balasnya.

•••••••••••••••••••••••••

Keesokannya dia izin tidak masuk sekolah. Aku benar - benar khawatir padanya.

"Bri, kok dari tadi wajahnya gak enak gitu?" tanya Rachel.

"Gak papa, cuma lagi kepikiran Steven aja."

"Nanti jenguk aja di rumahnya."

"Eh? Bener juga ya. Ya udah deh, nanti aku izin ayah pulang agak telat."

Sepulang sekolah, aku langsung pergi ke rumahnya. Aku tahu rumahnya, karena pernah tanya sih.

Ting tong.. Ting tong..

Ia membuka kan pintunya. Kulihat wajahnya sangat pucat. Apa ia baik - baik saja?

"Eh? Bri?" ucap Steven terkejut.

"Emmm.... aku boleh masuk?"

"Eh, iya. Silakan."

"Kamu masih sakit ya, Stev?" tanyaku.

"Enggak kok. Aku cuma butuh istirahat aja."

"Eh, ini aku bawain buah - buahan. Kamu udah makan?" tanyaku sambil menaruh keranjang berisi buah tersebut ke meja.

"Makasih, kenapa repot - repot sih? Aku udah makan dikit tadi, lagi gak nafsu makan."

"Loh, kok gitu sih. Kamu harusnya makan yang banyak, Stev."

"Aku beneran gak nafsu."

"Aku buatin kamu makanan deh. Aku pinter masak kok, aku jamin kamu bakal makan dengan lahap."

"Emmm... ya udah deh, kalau kamu yang buat." balasnya.

Aku pun pergi belanja ke supermarket terdekat. Setelah selesai, aku segera bergegas kembali ke rumah Steven.

Aku mulai memasak makanan untuknya. Hayo, tebak aku masak apa? Jadi, aku masak sop sayur. Tenang, sop buatan aku ini dijamin enak banget.

"Ini dia, menu buatan aku." ucapku sambil menaruh semangkok sop buatan ku.

"Hah? Sop? Kok sayuran sih, aku gak suka." ucapnya dengan ekspresi jijik.

"Ih, ini enak tau. Kamu lagi sakit, harus makan banyak sayur tau. Cobain dulu deh."

"Aku coba dikit aja."

Kulihat dia mulai menikmatinya, perasaan tadi mau coba dikit aja. Aku pun hanya menatapnya yang sedang makan.

"Enakkan. Siapa suruh gak percaya?" godaku.

"Iya iya, maaf. Kamu jago juga masaknya."

"Kan udah aku bilang tadi. Obat mu mana?" tanyaku.

"Aku gak minum obat, gak suka." ucapnya sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Ya udah deh. Sekarang kamu istirahat aja, aku mau bersihin kekacauan di dapur."

"Mau aku bantu?" tanyanya.

"Gak usah. Kamu istirahat aja, biar aku aja sendiri."

Dia hanya menganggukan kepala, lalu pergi ke kamarnya yang ada di lantai 2. Aku mulai membersihkan dapurnya dan karena aku melihat rumahnya kotor, jadi aku bersihkan sekalian. Sekitar 2 jam, aku selesai membersihkan rumahnya. Ini sudah jam 7 malam, aku harus segera pulang.

"Stev, aku pulang dulu ya. Kalau kamu mau makan lagi, sop nya tinggal dipanasin aja. Cepet sembuh ya." ucapku.

"Oke, mau kuantar?" tanyanya.

"Gak usah, kamu istirahat aja. Aku bawa mobil sendiri."

"Kemarilah sebentar." suruhnya.

Aku mendekat, dia langsung mencium pipi kiriku.

"Makasih ya." ucapnya.

Ya ampun, dia pasti bisa mendengar suara jantungku sekarang.

"Aku pergi dulu." pamit ku.

Aku segera keluar, dan masuk ke dalam mobilku. Wajahku sudah sangat merah, ya ampun.

•••••••••••••••••••••••••

Hari ini Steven sudah masuk sekolah kembali, dia bilang sudah sehat. Tapi, kulihat wajahnya masih pucat.

"Stev, kamu mau makan apa biar aku pesenin?" tanyaku.

"Aku gak mau makan."

"Stev, kamu harus makan."

"Ya udah, pesenin aku bakso aja deh."

"Oke." balas ku.

Aku pergi untuk memesan bakso. Setelah beberapa menit, aku kembali dengan membawa 2 mangkok bakso.

"Nih." ucapku sambil menyodorkan nya semangkok bakso.

"Makasih."

"Stev, kalau kamu masih sakit bilang aja. Apa perlu kita ke dokter juga?" tanyaku khawatir.

"Gak usah, aku baik - baik aja kok."

"Wajah kamu tuh masih pucat, aku khawatir tau."

"Maaf deh. Nanti sepulang sekolah, aku pergi sendiri ke dokter deh."

"Gak mau aku temenin?" tanyaku.

"Gak, aku kesana sendiri."

"Ya udah, janji ya kamu pasti ke dokter nanti."

"Iya." balasnya.

Aku tahu jika dia sedang menahan sakit kepalanya. Makanya aku jadi sangat khawatir dengan kondisinya.

Sekarang aku barusan selesai mandi, aku berniat menelepon Steven.

"Halo." sapaku.

"Bri, kenapa telepon?" tanyanya.

"Gimana kamu dah kedokter?"

"Eh, udah kok."

"Hasilnya kamu sakit apa?" tanyaku.

"Emm.. katanya cuma kecapean aja. Ini udah dikasi obat juga."

"Syukur deh. Jangan lupa minum obatnya ya, Stev!"

"Iya. Aku mau tidur dulu. Bye. I love you." pamitnya.

"Emm.. I love you too." balas ku.

Kami pun selesai bertelepon. Kudengar suara mobil ayah diluar, aku segera keluar dari kamar.

"Ayah." panggil ku.

"Eh, putri ayah."

"Bawa apa itu, yah?" tanyaku sambil menunjuk yang dibawanya.

"Ini ayah beliin roti dari toko roti punya temen ayah, baru buka sih."

"Oo... makasih yah."

"Temen ayah ini punya anak cowok seumuran kamu lo."

"Oo... terus kenapa yah?" tanyaku bingung.

"Dia ganteng juga, kamu gak tertarik?" godanya.

"Ih, ayah. Aku kan udah punya pacar." jawabku kesal.

"Iya iya, ayah cuma goda kamu aja. Oh ya, pacar kamu kok udah jarang mampir?"

"Lagi sakit yah."

"Ooo... moga cepet sembuh ya."

"Iya yah."

Setelah itu ayah pergi ke kamarnya. Dan aku pergi ke meja makan, aku sedang mencoba roti dari ayah tadi.

"Enak?" tanya ayah.

"Enak yah. Emangnya ini punya temen ayah yang mana?"

"Ini punya om Dean, tau kan?"

"Emmm...gak tau."

"Masa kamu lupa, dulu om Dean sering mampir kesini lo,nah biasanya dia bawa anaknya yang namanya Nico."

"Kok Nana lupa ya."

"Ya ampun, perasaan kamu sering banget main sama anak nya dulu."

"Oh, jadi yang ayah maksud ganteng tadi itu anaknya, Nico?" tanyaku.

"Iya."

"Ooo... ya udah deh, yah. Nana mau ngerjain tugas sekolah dulu. Bye."

Terpopuler

Comments

nuna_ruu

nuna_ruu

like~

2020-10-08

1

❤

Steve sakit apa? Semoga bukan sakit yang serius ya Thor. . 😍 😍

2020-09-29

1

Rozh

Rozh

April.....
Jika aku mengingat bulan April...
Maka aku teringat..... Ya, April lah😔 masa ingat Januari....

5 April 2013...
Aku pergi jalan dengan Steven....
cuma mau bilang itu aja kok aku🤔
emang mau tau kelanjutannya ya???
Baca dong! baca choose denisty😔

ok sekian... komentar yang gak nyambung, dihukum akan dpt hadiah 🤔eh.. maksudnya dihukum nyanyi🤣

2020-09-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!