Suka?

Sekitar 1 jam, kami sampai ke makam bunda. Bundaku sudah meninggal sejak aku kelas 5 SD, akibat sakit jantung. Jadi, sekarang aku tinggal berdua saja dengan ayah.

"Bun, Nana kangen. Hari ini Nana rapotan dan nilai rapot Nana bagus-bagus, bun. Maaf ya, bun. Akhir-akhir ini Nana jarang ngunjungin bunda, tapi Nana janji nanti Nana bakal sering ke sini." ucapku kepada makam bunda.

"Ayah juga kangen sama bunda. Bunda yang tenang ya disana, Ayah bakal jaga Nana dengan baik." ucap ayah.

Aku menengok ke ayah yang sudah ada disebelahku, aku pun memeluknya dan menangis.

"Bun, Nana pulang dulu ya. Nana bakal sering dateng kesini."

"Ayah juga pulang dulu ya,bun."

•••••••••••••••••••••••••••••

Hari ini sekolah sudah libur akhir semester. Jadi, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah saja.

drrrrrtt.... drrrrrtt..

"Halo, kak. Tumben telpon?" tanyaku kepada kak Steven.

"Emm... aku mau ngajak kamu jalan-jalan, ada waktu gak?"

"Ada kok. Kapan kak?"

"Hari ini, jam 3. Nanti aku jemput, bisa gak?"

"Bisa kak. Ya udah aku siap - siap dulu, kak."

"Ok." balasnya.

Lalu, aku mulai bersiap - siap.

Jam 3 tepat, ia sudah ada didepan pagar rumahku.

"Tepat waktu banget, kak."

"Ya kan, cowok gak boleh telat buat jemput ceweknya." balasnya.

Aku tertawa mendengar ucapannya itu.

Ceweknya? batinku dalam hati.

Aku bingung apa ini yang dinamakan kencan? Ah, sudahlah. Jangan memikirkan yang macam - macam.

Kami jalan - jalan ke taman kota, sambil menikmati es krim. Lalu mengakhirinya dengan makan malam, entah kenapa hal sesederhana ini membuatku sangat gembira. Yah, memang sederhana sih. Tapi, aku sangat menyukainya.

"Emmmm... kak makasih jalan - jalannya."

"Emm.. ya sama - sama. Bri, jujur aku tertarik denganmu. Mungkin sejak kejadian, kamu yang minta maaf waktu di bangku taman." ucapnya.

Aku benar - benar terkejut dengan perkataannya.

"Kakak suka aku?"

"Yah, bisa dibilang begitu.Tapi, aku mau lebih ngenal kamu. Terima aku pelan - pelan, oke." jawabnya.

"Iya kak. Emmm...... aku masuk dulu."

Sekarang aku benar - benar tidak bisa berpikir. Ini benar - benar gila, aku tidak menduga jika apa yang pernah di katakan Rachel benar terjadi.

Sudah beberapa hari sejak kejadian dimana kak Steven mengungkapkan perasaan nya padaku. Ia sering meneleponku, mengajakku jalan - jalan di hari Sabtu, bahkan ia sudah menyuruhku memanggil namanya saja tanpa panggilan kakak. Meskipun kami belum bisa dibilang pacaran, tapi aku sangat senang sekali.

••••••••••••••••••••••••••••

6 Januari 2013

Hari ini aku sudah masuk kembali ke sekolah. Dan, sekarang aku sudah semester 2 loh.

"Bri, udah lama gak ketemu. Kangen banget." ucap Rachel sambil memelukku.

"Ih, Hel. Jangan peluk - peluk gitu, gak enak di lihat yang lainnya." gerutu ku.

"Ih, jahat. Kamu gak kangen aku ya?"

"Ya pasti kangen lah." jawabku.

Kami pun berpelukan lagi, meski banyak yang menatap kami aneh.

Sekarang aku sedang berjalan di koridor kelas 3, aku disuruh mengantarkan buku ke kelas 3-2.

tok.. tok..

"Silakan masuk." ucap pak guru.

"Permisi, pak. Saya disuruh bu Indah untuk mengantar buku bapak yang ketinggalan di kelas tadi."

"Oo.. terimakasih, nak."

"Sama - sama, pak. Saya permisi dulu."

Aku melihat sekilas ke arah arah pojok kelas itu, aku melihat Steven sedang memandangku. Ia tersenyum tipis. Aku buru - buru melanjutkan langkahku.

Di jam istirahat ini, Rachel memintaku mengantarnya ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku pelajaran. Apa aku tidak salah lihat? Steven sedang berbincang dengan kak Karin di depan kelasnya.

"Hei. Kenapa berhenti?" tanya Rachel.

"Oo..maaf." jawabku.

Aku lanjut jalan, aku penasaran apa yang mereka bicarakan?

Steven barusan memberitahuku bahwa dia tidak bisa mengantarku pulang, jadi aku memutuskan naik ojek saja.

Sebenarnya aku tidak terlalu ingin mempercayainya, tapi itu benar dia. Steven sedang berduaan dengan kak Karin di cafe dekat sekolah.

Aku benar - benar bingung, apa maksudnya? Dia bilang, dia menyukaiku. Tetapi, ia malah dengan perempuan lain. Aku benar - benar emosi sekarang. Dari tadi, aku selalu melihatnya dengan kak Karin.

drrrrrtt..... drrrrrtt.....

Aku tidak ingin mengangkat teleponnya, aku benar - benar kecewa dengannya.

••••••••••••••••••••••••

Sekarang aku sedang mengerjakan tugas bersama Rachel di kelas. Sebenarnya ini jam istirahat, tetapi karena aku malas keluar, aku mengajak Rachel mengerjakan tugas yang guruku barusan berikan.

"Bri, kenapa kemarin gak jawab teleponnya?" tanya kak Steven.

Aku kaget mendengar suaranya. Bagaimana dia bisa kesini? Oh, tidak. Sekarang banyak anak yang melihat ke arah kami.

"Emmmm.... kak Steven, kemarin aku tidur lebih cepat. Jadi, aku tidak tahu kalau kakak telepon."

Aku berharap ia segera pergi sekarang. Aku tidak tahan dengan pandangan mereka ke arahku.

"Ya udah. Pulang sekolah tunggu aku di tempat biasanya." ucapnya.

Ia pun pergi keluar. Dan para cewek - cewek datang menghampiri meja ku.

"Bri, lo ada hubungan apaan sama kak Steven?"

"Elo pacaran ya sama kak Steven?"

"Gilak lo, bisa deketin cowok kayak kak Steven."

"Kenalin gue ke kak Steven dong, Bri."

Aku pusing mendengarkan omongan mereka yang tidak jelas.

•••••••••••••••••••••••••••

"Bri, kok lama keluarnya?" tanya Steven.

"Eh, sorry kak. Hari ini jadwal buang sampah di kelas." jawabku.

"Ooo... Bri, kamu kok manggil aku kakak lagi sih."

"Emmm.. kak, kemarin aku lihat kakak lagi berduaan bareng kak Karin. Kakak ada hubungan apa sama kak Karin?" tanyaku.

Ya ampun, mulutku benar - benar lancang sekali.

"Oh, kemarin aku lagi ngerjain tugas bareng Karin. Gak ada hubungan apa - apa sih."

"Beneran kak?" tanyaku lagi.

"Iya, kenapa? Kamu cemburu ya?" goda nya.

"Ih, enggak kok kak. Yuk pulang keburu sore."

Hatiku sedikit lega mendengar penjelasan nya. Tapi, aku tetap tidak suka dia dekat dengan kak Karin.

•••••••••••••••••••••••••••••

Aku sedang berjalan ke kantin sendiri, karena Rachel sedang tidak masuk. Tiba - tiba, ada seseorang yang menarik tanganku kasar. Yah, dan aku duga pasti dia.

"Heh! Lo itu siapa hah? Sok deket sama Steven. Lo harus tau Steven itu pacar gue!" bentak kak Karin kepadaku.

Apa - apaan ucapannya? Dia bilang Steven pacarnya. Apa perempuan ini sudah gila?

"Emmmm.... sorry ya kak. Tapi, kak Steven bilang dia gak punya pacar. Apalagi pacar busuk kayak gini!" bentakku balik.

Apa kalian pikir aku takut padanya? Tentu saja tidak, aku bukan tipikal orang yang mau di injak - injak oleh orang lain.

"Gila lo ya, berani bentak - bentak gue!" ucapnya dengan nada tinggi.

Ia pun menarik rambutku kuat, dan aku juga ikut menarik rambutnya. Ya akhirnya terjadilah tarik - menarik, tempat yang awalnya sepi pun, menjadi ramai akibat pertengkaran ini.

Dan akhirnya, kami berdua berada disini. Ya, kami berakhir di ruang BK. Setelah berhasil di lerai oleh anak - anak yang lain.

Guru BK hanya memberi kami hukuman untuk membersihkan kamar mandi selama seminggu.

Ah, aku benar - benar kesal dengan hukuman ini. Sudah telat pulangnya, harus ketemu perempuan ini lagi.

Kulihat Steven masih menungguku. Aku sebenarnya sedang malas menemuinya, tapi ya sudahlah.

"Emmmm.. kak sorry lama nunggunya." ucapku.

"Gak apa - apa kok. Tadi kamu kenapa berantem sama Karin?" tanyanya.

"Kak aku lagi males bahasnya."

"Ya udah, gak usah dibahas deh. Maaf ya, tadi aku gak bisa ngelerai, aku lagi di perpustakaan jadi gak denger."

"Iya, kak."

Ia mengantarku pulang. Selama diperjalanan, ia melontarkan beberapa candaan. Kami pun tertawa.

"Makasih kak, udah dianter. Kayaknya besok aku pulang sendiri dulu, kak." ucapku.

"Loh? Kenapa?" tanyanya.

"Besok aku harus ngerjain hukuman ku, jadi pulangnya lebih lambat."

"Gak masalah kok, aku bakal nungguin kamu. Atau aku bantu deh ngerjain hukumannya. Pokok, besok kamu tetep pulang bareng aku. Oke."

"Ya udah deh. Terserah kakak aja. Aku masuk dulu ya kak."

Ia tersenyum, lalu segera mengendarai mobilnya.

Terpopuler

Comments

nuna_ruu

nuna_ruu

jejak~

2020-10-08

1

❤

Ayah, Bunda, Kakak sebaiknya pakai huruf kapital walaupun terletak di tengah-tengah kalimat. 😍😍

2020-09-27

1

Bintang Malam

Bintang Malam

aku ngerasa ini seperti pengalaman pribadi ya pentol? detail dengan tanggalnya 🤔🤔

2020-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!