White

Masa ulangan harian mereka memang telah usai, tapi muka mereka yang seharusnya dihiasi kebahagiaan malah dihiasi dengan kekecewaan terhadap diri sendiri masing-masing.

Diam-diam Yuna sedang memperhatikan kelima wajah teman-temannya yang sedang dilanda rasa putus asa dan larut dalam penyesalan, maka dari itu ia merasa bahwa ialah yang bersalah atas semua yang menimpa mereka bersama. Yuna ingin mengobati kekecewaan teman-temannya dengan memperjuangkan hal-hal lain yang masih bisa diubah menjadi yang lebih baik daripada sebelumnya.

"Daripada kita bersedih terus menerus, lebih baik kita berlatih tes olahraga yang masih belum kita bisa." ucap Yuna.

"Aku setuju." ucap Yewon perlahan.

Senyum mulai terukir kembali diwajah mereka berenam. Sambil bergandengan tangan mereka berjalan menuju ruang olahraga untuk berlatih tes yang mereka rasa masih tidak bisa. Disaat mereka memasuki ruang olahraga, suasana disana sangat sepi sekali hingga seolah olah Yuna bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

"Disini sepi sekali ya, suasananya pun berbeda." ucap Yuna.

"Iya, suasana disini sekarang terasa berbeda dengan waktu kita memulai tes kemarin." tambah Yewon.

Entah mengapa, serasa ada seseorang selain mereka berenam yang berada didekat Yuna walaupun orang itu tak kasat mata. Telinga Yuna saat itu merasa dibisiki oleh seseorang, sedangkan tidak ada orang lain selain mereka. Teman-teman Yuna sudah berada didepan dirinya beberapa menit yang lalu, jadi siapa yang membisikkan sesuatu perkataan ditelinga Yuna?.

"Yuna, carilah sebuah manik-manik kaca berukuran seperti buah apel disekitar sini." ucap bisikan itu.

Seakan-akan Yuna disihir dan dikendalikan oleh bisikan itu, ia pun segera mencari sebuah manik-manik kaca berukuran seperti apel disekitar ruang olahraga dengan petunjuk dari bisikan yang telah lalu. Melihat Yuna yang bertingkah aneh, Erin bertanya padanya apa yang sedang ia lakukan.

"Kamu mencari apa Yuna?" tanya Erin.

"Teman-teman, tolong bantu aku mencari sebuah manik-manik kaca berukuran sebesar apel disekitar sini." ucap Yuna.

"Baiklah." ucap semua temannya.

Anehnya, mereka tidak melihat dan merasakan waktu yang mulai melambat. Jarum jam yang menunjukkan detik seakan bergerak sepuluh detik sekali. Hingga akhirnya, jam itu tidak bergerak lagi begitupun jam-jam lain yang berada ditempat manapun. Sekarang waktu telah berhenti dikarenakan efek dari seseorang yang akan hidup berbeda dari sebelumnya dengan dipengaruhi oleh kegelapan. Jarum jam berhenti, tapi Yuna dan teman-temannya masih bisa bergerak mencari manik-manik itu.

Pencarian mereka pun terbayarkan. Mereka menemukan sebuah manik-manik kaca berwarna putih disekitar bagian rak-rak bola ujung ruang olahraga. Saat itu, tidak ada lagi bisikan yang muncul ditelinga Yuna. Akhirnya merekapun memutuskan untuk kembali berlatih hingga beberapa waktu berlalu, Salsa melihat kearah jam yang menunjukkan masih berada pada waktu istirahat. Tapi tanpa ia sadari bahwa jam yang ia lihat itu tidak bergerak dan inilah awal dari kisah mereka berenam.

Yuna segera memegang manik-manik kaca itu dalam genggamannya. Ia mengusap-usap permukaan manik-manik itu yang sedikit dipenuhi dengan debu.

"Apa yang akan kau lakukan dengan manik-manik itu?" tanya Yewon.

"Aku tidak tau." jawab Yuna tersenyum.

"Untuk apa kau mencari benda itu tapi kau tak tau fungsinya?" tanya Tiara.

"Mungkin aku akan menyimpannya terlebih dahulu sebelum aku tau apa fungsinya." jawab Yuna.

Tiba-tiba saja saat mata mereka berfokus kepada manik-manik kaca itu, manik-manik kaca yang Yuna pegang mengeluarkan sinar putih lalu memperlihatkan diri mereka dipermukaannya sedang berlarian disebuah lapangan berumput. Lalu muncullah sebuah bayangan kupu-kupu putih yang sempat berdiam diantara mereka. Bayangan itu berkata dengan perlahan bahwa mereka harus hati-hati dalam mempertahankan persahabatan dan berhati-hati untuk menggunakan manik-manik kaca itu sebagai alat untuk mengendalikan waktu.

Seketika bayangan kupu-kupu itu hilang musnah dengan sendirinya. Manik-manik kaca itupun meredupkan cahayanya dan kembali seperti semula saat Yuna dan teman-temannya masih pertama kali menemukan manik-manik itu.

"Bagaimana kita mengendalikan waktu dengan alat itu?" tanya Erin.

Seketika semua teman-temannya menoleh kearah Erin, merekapun juga mulai memikirkan bagaimana cara mengendalikan waktu menggunakan manik-manik kaca yang Yuna pegang. Tak lama mereka mulai sadar bahwa waktu telah terhenti seketika. Semua jam yang ada disekolah berhenti bersamaan dengan menghilangnya semua siswa dan siswi lain disekolah itu. Akhirnya hanya tersisa mereka berenam yang berada disekolah.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Linda kebingungan.

"Sepertinya kita dalam bahaya," ucap Salsa.

Diantara Yuna, Yewon, Erin, Linda, dan Salsa yang sedang merasa panik dan kebingungan, Tiara tetap tenang dan berusaha mencari kepositifan dari hal yang telah menimpa mereka saat itu.

"Jika waktu berhenti," ucap Tiara dengan muka kosong.

Kelima teman-teman lainnya segera tenang sambil mendengarkan perkataan yang akan dilontarkan Tiara dari mulutnya.

"Kita bisa menikmati semua yang kita inginkan setiap saat dan tidak akan ada yang melarang kita." ucap Tiara dengan perlahan tersenyum.

"Jadi, kita bisa mengendalikan waktu hanya dengan berkata dan memeluk manik-manik itu?" tanya Linda.

"Sepertinya begitu." jawab Yuna.

Senyum lebar dan suara tertawa keras sedang menghiasi mereka saat hari itu. Mereka saling memeluk satu sama lain dengan maksud melampiaskan kebahagiaan yang mereka alami. Seakan-akan semua masalah telah hilang dari pundak mereka berenam. Tari-tari kebahagian mulai terlihat diantara mereka. Hingga air mata yang menggambarkan kebahagiaan mulai menetes dan sedikit mengalir dipipi-pipi mereka.

Meskipun begitu, air mata itu akan berarti banyak kepada nasib-nasib mereka selanjutnya. Mereka memang terlalu larut dalam kebahagiaan waktu itu, tapi kesedihan yang tak dapat dipendam akan segera tiba.

Kesedihan itu akan menerjang mereka seperti sebuah ombak yang dapat merusak karang walau hanya dengan sekali terjangan. Nasib yang seakan-akan menjadi laut, sekarang tak bermain-main lagi kepada mereka.

Tanpa rasa panik dan kebingungan, mereka berenam berjalan pulang kembali kerumah Yuna. Disaat mereka sampai disana, Yuna segera mencari sebuah kotak sepatu bekas sebagai wadah manik-manik itu. Mereka merasa sangat senang karena mereka akan hidup disertai dengan nafas dan nasib baru. Sebuah kekuatan akan mengalir dalam diri mereka melalui manik-manik kaca itu.

"Ini pasti akan menyenangkan." ucap Linda.

"Pasti dong." sahut Erin.

"Tidak menyenangkan sama sekali, aku tidak bisa bertemu dengan kak Jackson sekarang." geram Salsa.

"Sudahlah, bagaimana jika kita melompati waktu menuju musim panas. Kita bisa berwisata disebuah tempat tanpa diganggu siapapun. Semua orang kan sudah menghilang." ucap Tiara.

"Boleh saja, tapi kenapa kita tidak merasakan kehilangan atas hilangnya anggota keluarga kita semua?" kata Yewon murung.

Karena perkataan Yewon, mereka berenam tiba-tiba merasa murung begitu saja karena mengingat nasib-nasib keluarga mereka masing-masing.

"Sebenarnya aku tak ingin ini terjadi." teriak Salsa.

"Sudahlah, kita akan selalu bersama dan bersenang-senang menjalani sisa hidup kita." ucap Tiara menenangkan Salsa.

Suasana saat itu seketika terasa haru, mereka melemparkan senyuman kepada satu sama lain hingga mereka sadar bahaw langit sudah mulai berwarna jingga dan matahari mulai bersembunyi dibalik gunung. Mereka menikmati pemandangan senja bersama-sama dan menaruh harapan terakhir kepada manik-manik kaca itu agar nasib mereka dapat berjalan sesuai waktu meskipun waktu sekalipun telah berhenti.

Mereka berenam berusaha mengatur waktu semau mereka dengan senang hati dan tak berfikir apa yang akan terjadi pada mereka bila mereka melompati waktu yang terlalu jauh.

Suatu hari mereka bangun dari tidur dan melihat bunga-bunga mulai bermekaran. Kupu-kupu, capung, dan burung mulai berterbangan kesana kemari. Seakan masih bermimpi, udara pagi saat itu sangat mereka sayangi dan inginkan dalam setahun sekali pada hidup mereka saat masa-masa dahulu karena udara itu berasal dari pagi musim semi. Tapi sekarang mereka bisa berbuat sesuatu agar pagi itu menjadi pagi yang selamanya untuk mereka.

"Ini sungguh indah, aku sudah lama menunggu ini semua." ucap Erin.

"Jadi apa yang akan kita lakukan kali ini setelah hampir semua tempat telah kita kunjungi didunia ini menggunakan manik-manik kaca yang aku pegang." ucap Yuna sambil memeluk manik-maniknya.

"Sepertinya aku tau." sahut Tiara.

White

Dalam bahasa inggris, White berarti putih dan putih biasa digambarkan dengan sesuatu yang polos. Gadis remaja. Manik-manik yang mereka gunakan juga bewarna putih, maksudnya manik-manik itu juga polos seperti mereka berenam tapi manik-manik itu tidak akan menjadi polos lagi karena telah dikendalikan oleh beberapa orang yang tak tau apa yang sebenarnya akan menimpa mereka di masa depan.

Manik-manik kaca yang polos bersamaan juga dengan gadis remaja yang polos sebagai pengendalinya. Apa lagi yang akan mereka alami selanjutnya?. Sungguh pantas jika mereka menjadi sebuah kesatuan yang bisa dianggap dan disebut sebagai,

White.

Hingga warna yang polos itu mulai dihiasi dengan berbagai warna dimusim semi.

Terpopuler

Comments

ͷɪɴɗ⃞ɑ

ͷɪɴɗ⃞ɑ

semangat yaa

2022-05-27

0

Karin A

Karin A

mampir

2021-08-27

0

R_armylove ❤❤❤❤

R_armylove ❤❤❤❤

mampir lagi ka

2020-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!