Yunapun meletakkan seragamnya diloker meja. Anehnya, Bu Feti terus menerus melihat kearah Yuna dan membuat Yuna seakan-akan menjadi seekor bayi rusa yang sedang dalam bahaya dari cengkraman seekor harimau. Setelah semua siswa dan siswi berkumpul dikelas, Bu Feti mengajak mereka untuk pergi menuju ruang olahraga. Disana mereka akan menjalani tes kesehatan dan tes-tes lainnya.
Satu persatu dari mereka diminta untuk berjalan diatas sebuah tali yang diletakkan dilantai dan jika mereka gagal, mereka harus mengulanginya sampai kapanpun hingga mereka berhasil. Sialnya, Yuna, Yewon, Erin, Salsa, Tiara, dan Linda gagal dalam menjalani tes ini hingga waktu tes untuk berjalan diatas tali habis dan mereka harus menjalani tes lainnya.
Tes kedua adalah melompat ditrampolin sebanyak minimal sepuluh kali dalam tiga puluh detik. Entah mengapa, rasa takut saat melompat menyelimuti kelima gadis itu. Sedangkan salah satu gadis yang bernama Tiara bisa melakukan sebelas lompatan ditrampolin dalam dua puluh detik saja walaupun minimal ketinggian melompat adalah setengah meter. Mereka juga menjalani beragam tes-tes lainnya hingga alarm sekolah berbunyi lagi yang menandakan jam istirahat.
Ke enam gadis itupun segera berlari kembali menuju kelas dan mengambil bekal masing-masing. Erin bertanya kepada teman-temannya yang lain dimana tempat yang sekiranya cocok disekolah itu untuk menikmati bekal disaat jam istirahat.
"Teman-teman, makan didekat lapangan basket saja yuk!" ajak Salsa.
"Kamu tau tempatnya?" tanya Erin.
"Tau dong." jawab Salsa.
Merekapun bersepakat untuk menikmati bekal didekat lapangan basket. Sebenarnya Salsa tidak berniat menikmati bekalnya, hanya saja ia ingin melihat pertandingan basket oleh kakak-kakak kelas tampan disana. Merekapun sampai disana dan segera menempati beberapa tempat duduk untuk memulai memakan bekal. Mereka menikmati makanan masing-masing tapi juga tak lupa saling bertukar makanan agar dapat merasakan makanan bersama-sama.
Tiba-tiba saja sebuah bola basket menggelinding menuju Salsa yang tengah menikmati makanannya. Salsa segera mengambil bola basket itu dan seketika datanglah seorang siswa tinggi dengan tubuh yang atletik.
Salsa sempat salah tingkah, tapi setelah itu ia berdiri dan memberikan bola basket tersebut kepada siswa bertubuh atletik itu. Salsa juga sempat bertanya nama dan kelas kepada kakak kelas itu. Ternyata nama kakak kelas yang ada dihadapan Salsa adalah Jackson dari kelas 12A. Kakak kelas itupun segera memantulkan bolanya dan kembali menuju pertandingan dilapangan basket, sedangkan Salsa masih terlelap dalam asmaranya yang mengagumi kakak kelas bertubuh atletik itu.
Akhirnya Salsa pun sadar di karenakan bunyi alarm sekolah yang menunjukkan bahwa akan memasuki jam pelajaran ke tiga. Salsa sempat menghela nafas dengan ekspresi kesal karena ia belum selesai memakan bekalnya dan ternyata Yuna dan teman-teman yang lainnya sudah pergi terlebih dahulu menuju kelas dan meninggalkan Salsa sendirian. Dengan ekspresi kaget dan kesal yang tercampur aduk pada muka Salsa, iapun segera berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju kelas.
Dikelas, semua siswa siswi terlihat sudah berada di tempat masing-masing kecuali Salsa yang masih belum terlihat. Tapi sudah terlambat, Pak Daniel sampai didalam kelas dan segera menuju meja guru.
Tepat setelah itu, Salsa baru saja sampai menuju kelas. Sebelum Pak Daniel tau bahwa ada satu siswi yang belum kembali kekelas, lebih baik Salsa langsung berlari menuju bangkunya. Waktu itu tuhan sedang melindungi Salsa karena Pak Daniel tak sempat melihat ada bangku yang kosong dan saat ia duduk di meja guru, Salsa sudah duduk rapi ditempatnya.
"Kamu beruntung, Pak Daniel tidak tau kamu terlambat masuk kekelas." bisik Yuna.
"Iya, semoga saja aku tidak mendapat masalah." bisik Salsa balik.
Pak Daniel pun melihat kesekeliling kelas dan memastikan bahwa semua siswa dan siswi sudah masuk kekelas. Setelah dirasa sudah, Pak Daniel mengeluarkan buku paket dari laci meja guru.
"Baiklah anak-anak, buka buku paket halaman dua hingga halaman enam,"
"Baca halaman tersebut dan kerjakan tugas latihan pada halaman tujuh. Saya ada perlu sebentar." ucap Pak Daniel.
Pak Daniel pun segera beranjak keluar kelas menuju kantor atau ruang guru.
"Dasar guru tidak tau malu. Tidak menjelaskan pelajaran, memberi tugas pula." ucap Linda.
"Iya, dasar guru honorer." sambung Tiara.
Seketika keenam gadis itu tertawa perlahan dibangku masing-masing tapi mereka tak sadar bahwa suara tertawa mereka terdengar hingga keluar kelas. Matahari yang berasal dari timur telah berjalan menuju sedikit condong kearah barat menunjukkan bahwa hari pagi mulai berubah menjadi sore.
Lonceng sekolah dibunyikan pertanda sekolah selesai dan waktunya pulang kerumah masing-masing. Diluar gerbang sekolah, Yuna, Yewon, Erin, Tiara, Salsa, dan Linda saling melambaikan tangan dan pergi kearah yang berbeda untuk pergi menuju rumah masing-masing.
Sesampainya Yuna dirumah,
"Aku pulang." ucap Yuna.
"Yuna kemari." sahut Ayah Betor.
"Ada apa yah?" tanya Yuna.
Yuna pun mengikuti langkah ayahnya menuju ruang keluarga, disana terdapat Ibu Sinta dan Adik Rendi.
"Kenapa kemarin adikmu keluar dari kamarnya saat masih waktu bersekolah?" tanya Ayah Betor.
Dengan ekspresi cemas, Yuna melihat adiknya yang berada didekat Ibu Sinta sedang menahan tangis, akhirnya Yuna pun segera menjawab pertanyaan Ayah Betor.
"Kemarin dia ingin meminjam pensil warnaku, tapi saat itu pensil warnaku tidak ada," ucap Yuna sambil melihat adiknya.
"Apa itu benar Rendi?" tanya Ibu Sinta.
Rendi pun melihat kedipan mata kakaknya. Dengan penuh keyakinan ia segera menjawab pertanyaan ibunya walaupun itu memang sebuah kebohongan, tetapi ia terpaksa agar ia dan kakaknya tidak mendapatkan hukuman lagi.
"Iya bu, yang dikatakan kakak benar." jawab Rendi.
"Rendi, kalau kamu membutuhkan sesuatu bilang kepada ayah dan ibu. Ayah dan ibu pasti akan berusaha mencukupi kebutuhan kamu." ucap Ibu Sinta.
"Baik bu, Yah tolong maafkan Rendi ya." ucap Rendi pada Ayahnya.
Keluarga Yuna pun saling memeluk satu sama lain dengan erat, dalam pelukan itu menghasilkan kehangatan harmonisnya keluarga yang sangat mereka inginkan setiap saat dimanapun dan kapanpun.
Sisa-sisa waktu hari itu berjalan begitu cepat dan tak terduga. Hingga mentari terbenam dan terbit lagi. Sekarang Yuna, Yewon, Erin, Tiara, Salsa, dan Linda sedang melaksanakan ulangan harian pertama mereka. Karena takut nilai mereka menjadi jelek disaat ulangan harian pertama, mereka sepakat akan bergantian menggunakan sebuah kertas berisi contekan yang dibuat oleh Yuna saat kemarin malam. Tapi hal tak terduga terjadi menimpa mereka, mereka berebut kertas itu hingga membuat kegaduhan yang mengakibatkan mereka tertangkap basah oleh Pak Daniel. Karena hal tersebut, mereka berenam dihukum dipojok belakang kelas berdiri mengangkat kedua tangan hingga sekolah usai.
Ulangan harian mereka yang pertamapun hanya mendapat nilai sebesar sepuluh poin karena telah diketahui membawa contekan dan sudah membuat ulah dikelas.
The Glass
Glass sendiri berarti kaca, dalam hal ini kaca saya ibaratkan seperti gadis muda yang tengah berada pada masa-masa remajanya. Kaca itu rentan pecah saat dijatuhkan dengan keras, tapi kaca juga bisa bertahan kuat dan tidak mudah menyerah menghadapi masalah. Contohnya kaca akuarium, kaca akuarium meskipun rentan pecah tapi kaca itu bisa menahan air didalamnya agar tidak mengalir keluar. Perumpamaannya seperti itu.
Kaca memang rentan pecah, tapi ia bisa juga kuat dalam menahan air diakuarium.
Sama seperti seorang gadis yang rentan menangis dan terluka, gadis remaja juga polos. Tapi mereka kuat dalam menghadapi masalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ͷɪɴɗ⃞ɑ
dibalik seorang perempuan yg mudah menangis dia tetap akan bisa menahan beratnya beban hidup.. karena setelah menangis mereka bangkit lagi..
2022-05-26
0
Karin A
likee
2021-08-27
0
Eva Santi Lubis
Hadir nih Thor
2020-12-12
1