Bab 4

Sheyla berjalan cepat meninggalkan ruangan Axel. air mata mengalir deras Dipipinya yang mulus. Panggilan Axel tak dihiraukannya lagi.

Axel yang merasa sangat bersalah berusaha untuk mengejar Sheyla.

"Sheyla, tunggu! Aku bisa jelaskan semua"

Kassandra yang mengikuti Axel tertinggal jauh dibelakang karena ia tak bisa berlari dengan high heelnya yang setinggi 15cm itu.

Adegan itu menjadi pusat perhatian beberapa karyawan yang berpapasan dengan mereka, dimana CEO mereka terlibat pertengkaran dengan seorang wanita yang mereka ketahui sebagai tunangan atasannya tersebut.

Beberapa karyawan saling berbisik dan membicarakan atasan mereka yang terlibat cinta segitiga dengan seorang model iklan yang bekerja sama dengan perusahaan Bos-nya itu. Tak sedikit pula yang membandingkan kecantikan antara Sheyla dan Kassandra.

"Sungguh disayangkan Bos kita membuang berlian hanya demi batu kerikil" ucap Dea, salah satu karyawan wanita yang bekerja sebagai resepsionis dengan rekan kerjanya.

"Iyah, menurutku lebih cantik Nona Sheyla dan juga sikapnya sangat ramah" jawab teman sebelahnya lagi.

"Sudah ayo kita lanjut bekerja lagi" ucap rekan Dea. Dan merekapun melanjutkan pekerjaannya.

Sheyla terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan Axel hingga sampai diluar gedung perusahaan, tangan sheyla ditarik oleh Axel yang sudah ada dibelakangnya.

Nafasnya terlihat ngos-ngosan, dan keringat bercucuran di dahinya.

Sheyla berusaha melepaskan tapi pegangan Axel terlalu kuat, ia menarik Sheyla ke arahnya dan menatapnya tajam.

"Lepaskan" ucap Sheyla dingin.

"Aku bisa menjelaskan semua, tapi tidak disini. Tolong beri aku kesempatan" Ucap Axel memohon

" Apa yang aku lihat sudah menjelaskan semuanya Axel, tak ada lagi yang perlu dijelaskan" jawab Sheyla dengan air mata yang masih berlinang membasahi pipinya

Axel menatap Sheyla dengan tatapan sedih dan rasa bersalah yang mendalam, karena sudah mengkhianati wanita secantik dan sebaik Sheyla.

"Maafkan aku" ucapnya menyesal dan memeluk Sheyla erat. Sheyla berusaha melepaskan pelukan itu namun tidak bisa karna Axel yang terlalu erat memeluknya.

Kassandra yang melihat momen dimana Axel memeluk Sheyla pun merasa tidak terima dan cemburu, ia berjalan cepat dan wajahnya merah padam.

"Axel, apa yang kamu lakukan?" Kassandra berteriak menarik tangan Arthur.

Axel melepas pelukannya dengan Sheyla dan menatap dingin Kassandra.

" Kau berjanji akan menikahiku" ucap Kassandra lagi dengan amarah yang meluap.

Kassandra beralih menatap Sheyla dengan tajam.

"Kau tau Sheyla, aku sudah tidur dengannya dan dialah orang pertama yang mengambil kehormatan ku dan saat ini aku sedang hamil anaknya.

Bagai tersambar petir disiang bolong pengakuan Kassandra membuat dunia Sheyla runtuh seketika. Sheyla menatap Axel dengan tatapan kecewa yang mendalam.

Begitupun dengan Axel yang terkejut dengan apa yang baru saja Kassandra ucapkan.

" Apa maksudmu?" tanya Axel, ia menatap Kassandra tajam.

" Ya, aku hamil Axel dan ini anakmu!" ucap Kassandra menatap wajah Axel.

Sheyla tak berkata apapun, mulutnya seakan terkunci rapat. Ia berjalan pergi meninggalkan kekacauan yang terjadi.

Sheyla terus berjalan menuju parkiran dimana mobilnya berada, setelah tiba diparkiran ia memasuki mobilnya dan menghela nafas panjang lalu mengusap air matanya. Kemudian mulai menghidupkan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan perusahaan tunangan lebih tepatnya mantan tunangannya.

Sheyla mengemudikan mobilnya tak tentu arah, pikiran dan hatinya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir jernih. Ia memutuskan tak kembali ke kantor dan akan menenangkan dirinya.

Sheyla terus mengendarai mobilnya dan menuju ke pantai. ya... ia memilih pantai untuk menenangkan dirinya.

Saat tiba dipantai, ia turun dari mobilnya dan berjalan perlahan mendekati bibir pantai. Suara ombak dan angin laut yang menerpa wajahnya membuatnya merasa tenang. Sheyla berjalan di sepanjang pantai, merenungkan hidupnya dan hubungan cintanya yang berakhir beberapa jam lalu.

Impian dan harapannya untuk menikah dan memiliki rumah tangga yang bahagia dan saling mendukung seketika sirna, dan yang membuatnya sangat kecewa dimana Kassandra sahabat yang selama ini ia percaya menusuknya dari belakang.

Sakit tak berdarah, saat ini itulah yang Sheyla rasakan.

" Apa salahku padamu Sandra?" ucap Sheyla

dalam hati.

Sheyla menatap laut yang membentang indah, dengan ombak yang bergemuruh dan angin sejuk yang menerpa wajah cantiknya. Ia menghirup nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya.

"Aku pasti bisa melupakan semua ini, aku pasti bisa menghadapinya. Aku pasti bisa" ucap Sheyla pada dirinya sendiri.

Setelah merasa lebih tenang, Sheyla memutuskan untuk pulang ke apartementnya.

*

*

Sheyla memasuki kamar dan segera membersihkan diri, ia berdiri dibawah air shower yang dingin berharap air dingin itu dapat menyegarkan pikirannya kembali.

Tak lama kemudian Sheyla pun selesai dengan ritual mandinya dan naik keranjangnya, membaringkan tubuhnya disana, membiarkan pikirannya tetap tenang dan memejamkan mata lelahnya.

*

Keesokan paginya, Sheyla yang sudah bersiap akan berangkat ke kantor dikejutkan dengan kehadiran Axel yang berdiri di depan pintu apartemennya ketika sheyla membukanya.

"Apa yang kamu inginkan, Axel?" tanya Sheyla dengan nada dingin.

Axel mengambil nafas dalam-dalam. "Aku minta maaf Sheyla, atas apa yang sudah ku lakukan."

"Apa dengan kata maaf semua akan kembali seperti semula, Axel ?" Ucap Sheyla menatap Axel dingin.

Axel melangkah maju, tapi Sheyla mengangkat tangan menghentikannya.

"Jangan dekati aku lagi, semua sudah selesai dan anggap kita tidak saling mengenal. Aku tidak ingin melihatmu lagi."

Axel terlihat kecewa mendengar ucapan Sheyla tapi, dia tidak menyalahkannya karena dia sadar semua karena kesalahannya.

" Apa tidak ada kesempatan untukku?" tanya Axel menahan kesedihannya.

Sheyla menatap Axel dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. " kau menyakiti aku terlalu dalam Axel dan kau meminta kesempatan padaku? Lalu, bagaimana jika kau berada diposisiku? Apa kau akan memberikan kesempatan itu?"

Sheyla yang tak ingin lagi berbicara dengan Axel pun segera mengunci pintunya dan melangkah pergi meninggalkan Axel yang masih berdiri menatapnya.

Namun sebelum pergi, Sheyla berhenti sebentar dan mengucapkan kalimat yang membuat Axel menitikkan air matanya.

"Nikahi Kassandra, karena dia sedang mengandung anakmu. Bayi itu tidak berdosa, semoga kalian bahagia dan aku mohon jangan pernah temui aku lagi." ucap Sheyla tanpa menoleh ke arah Axel dan melanjutkan langkahnya menuju basement dimana mobilnya terparkir disana.

Axel menatap kepergian wanita yang sangat ia cintai dan selalu mendukungnya dengan kesedihan dan penyesalan yang mendalam telah menyakiti dan menyia-nyiakannya.

Air matanya menetes di wajah letihnya yang tidak tidur semalaman karena merasa bersalah, dan pertengkarannya dengan Kassandra yang baru saja berkata jujur tentang kehamilannya.

Ucapan Sheyla baru saja seolah menamparnya. Bagaimana Sheyla yang masih berpikir bijaksana dan mendo'akan kebahagiaan untuknya setelah apa yang sudah ia lakukan padanya.

Di dalam mobil Sheyla menangis dalam diam, mengenang kembali masa indah bersama Axel dan juga Kassandra yang saat itu baru saja merintis menjadi seorang model.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!