Sinar matahari pagi masuk melalui celah-celah tirai kamar sebuah apartemen membawa kehangatan bagi sang pemilik.seorang wanita yang masih tertidur pulas dengan guling yang dipeluknya.
Kehangatan pagi hari seolah membuatnya semakin betah untuk menghabiskan waktunya untuk tidur.
Sheyla, mengerjapkan matanya hingga terbuka sempurna kemudian dia merenggangkan kedua tangannya dan beranjak duduk.
Menghela nafas sejenak lalu berjalan menuju kamar mandi.tak butuh waktu lama sheyla menyelesaikan ritual mandinya. kini dia sudah sangat cantik dengan dress selutut dan dia memoles wajahnya tipis dan rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai yang membuatnya semakin cantik.
Sheyla keluar dari apartemen menuju lift yang akan membawanya ke lantai bawah. Setelah pintu lift terbuka dia keluar dan berjalan dengan anggun menuju ke basemen dimana mobilnya terparkir disana.
Sheyla mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sebuah kafe dimana dia akan bertemu dengan tunangannya disana.
*
*
Tiba disebuah kafe, sheyla memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk kedalam kafe dimana sudah ada sang kekasih yang menunggunya disana.
Axel yang melihat kedatangan sheyla pun lantas beranjak berdiri dan melambaikan tangannya pada sang kekasih dengan senyum manisnya dan sheyla membalas senyumnya tak kalah menawan.
Axel memeluk sheyla dan mencium bibirnya mesra saat sang kekasih tiba didepannya. Seolah dunia hanya milik mereka berdua.sheyla tersenyum dalam pelukan sang kekasih karena momen seperti ini jarang sekali mereka dapatkan karena kesibukan mereka masing-masing.
Sheyla duduk disudut kafe favoritnya, menatap secangkir kopi yang masih penuh dengan uap yang mengepul yang sudah dipesan oleh sang kekasih untuknya. Hal kecil seperti ini yang membuat sheyla sangat tersentuh, dia menatap sang kekasih dengan tatapan penuh kagum dan bersyukur memiliki kekasih yang baik, dan perhatian meski hubungan mereka terbilang sangat datar sekali.
Seperti biasa jarang ada percakapan diantara mereka. Bukan karena ada pertengkaran atau perselisihan tetapi karena tidak ada yang perlu dibicarakan.
Semua yang dibicarakan sudah pernah dibahas dan tak pernah ada masalah dalam hubungannya. Sheyla sangat mengerti dengan hubungan yang dia jalani saat ini dan baginya hubungannya stabil karena mereka sangat menghargai privasi masing-masing.
Sheyla tersenyum dan menghela nafas perlahan, matanya menatap keluar jendela kafe yang disuguhkan dengan pemandangan taman kecil dengan tumbuhan bunga yang berwarna-warni.
Dia mengangkat cangkir kopinya dan meminumnya sedikit lalu meletakkan kembali di mejanya. Sheyla menatap sang kekasih yang sibuk dengan ponselnya.
"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Axel yang baru saja meletakkan ponselnya.
"Baik" jawab sheyla singkat dengan tersenyum tipis.
Axel mengangguk pelan dan menatap wajah sheyla mencoba mencari sesuatu dalam diri wanita yang menjadi tunangannya ini. Tak ada celah kekurangan baginya dan bahkan menurut Axel, sheyla adalah wanita yang sangat sempurna dimatanya. namun meski begitu dia merasa kehampaan dalam hubungannya sekaligus merasa bersalah karena sudah mengabaikan wanita sebaik sheyla yang selalu mengerti dan mendukungnya.
Mereka telah bersama selama satu tahun dan selama itu tak pernah ada pertengkaran dan perselisihan dalam hubungannya. Sheyla adalah wanita yang sangat tenang menyikapi segala sesuatu yang membuat Axel semakin merasa bersalah telah mengkhianati wanita yang sebenarnya sangat dia cintai.
Axel menyesal telah mengkhianati wanita sebaik dan sempurna seperti sheyla. Tapi dia yang kala itu tergoda dengan sahabat dari sang kekasih tak dapat memungkiri jika nantinya cepat atau lambat pasti sheyla akan mengetahuinya.
"Ada yang ingin kau katakan?" tanya sheyla yang sedari tadi memperhatikan sang kekasih yang menatapnya seolah ingin menyampaikan sesuatu.
"Ah...tidak, setelah ini kau ingin kemana?" Axel terkejut dan mencoba mengalihkan pembicaraan agar sheyla tak bertanya lebih.
"Aku tidak ingin kemana-mana. Apa kau sibuk hari ini, kau tampak gelisah?" tanya sheyla lagi.
"Ehm...apa kau tidak keberatan jika aku tinggal karena ini sangat urgent." ucap Axel menyesal.
Sheyla menghela nafas perlahan dan tersenyum sangat tipis nyaris tak terlihat sebelum menjawab.
"Masalah pekerjaan?" tanya sheyla tenang dan tatapannya yang tajam mencari kebohongan dalam diri sang kekasih.
Axel menatap sang kekasih dengan penyesalan dan kemudian dia mengangguk kecil.
"Pergilah, aku tidak apa-apa" ucap sheyla tenang.
Axel mendongak dan menatap sang kekasih dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Lalu dia beranjak berdiri dan menghampiri sheyla kemudian mencium keningnya lama dan pergi meninggalkan sang kekasih yang masih setia duduk disana.
Sheyla menatap kepergian sang kekasih dengan tatapan kecewa namun sekali lagi dia berusaha mengendalikan dirinya dan menganggap semua baik-baik saja. Naif memang, tapi dia yang selalu berpegang teguh dengan prinsipnya dan tidak mempermasalahkannya.
Tak lama kemudian sheyla pun beranjak pergi dari kafe itu dan menuju taman kota. dia duduk di kursi panjang tengah kota itu dan menatap lalu lalang orang yang menghabiskan waktu liburnya dengan keluarga, sahabat atau kekasihnya. Tawa riang anak-anak yang sedang bermain dengan ayah ibunya membuat sheyla tersenyum tipis dan mengenang saat dulu kecil dimana dia juga merasakan hal serupa seperti anak-anak itu.
Flashback
Keluarga yang harmonis terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak perempuan yang sangat cantik sedang tertawa riang di ruang keluarga dimana sang ayah sedang bermain dengan anak perempuannya. Anak perempuan itu adalah Sheyla Dilraba nama yang memiliki arti " Kecantikan dalam kegelapan atau bisa juga bayangan cinta yang tersembunyi.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu sheyla kehilangan moment itu saat ayah dan ibunya sering terlibat pertengkaran. Keluarga yang awalnya harmonis berubah menjadi kacau dan jauh, hingga suatu malam ayah dan ibunya terlibat pertengkaran saat dalam perjalanan dan membuat mobil yang dikendarainya oleng dan jatuh ke jurang mengakibatkan ayah dan ibunya meninggal ditempat.
Kejadian itu membuat sheyla hancur karena kini dia harus hidup sendiri tanpa ayah dan ibunya. Hari-hari sheyla penuh dengan kesedihan dimana dia harus berusaha mencari makan sendiri dengan bekerja paruh waktu agar mendapat upah untuk menghidupi dirinya sendiri.
Hingga menginjak remaja sheyla sudah terbiasa dengan kesendirian dan bahkan membiayai hidupnya sendiri. Dia berusaha selalu kuat dan tegar ditengah kesulitan yang dia alami hingga sekarang.
Jika sheyla merasa lelah dan putus asa, dia kembali menguatkan dirinya dan mengingat salah satu filsafat yang pernah dia baca. "Kendali terhadap hal yang dapat dikendalikan dan melepaskan kendali terhadap hal yang tidak dapat dikendalikan ".
Prinsip itu seolah sudah mendarah daging dalam diri sheyla hingga saat ini dan itu selalu dia terapkan dalam hidupnya.
Flashback on
Malam itu setelah kencan yang jarang mereka lakukan berakhir, Axel yang berbohong karena sibuk dengan pekerjaannya kini sedang bersama dengan seorang wanita di bandara.
Ya...Axel menjemput wanita yang tak lain adalah Kassandra wanita yang membuatnya tergoda sekaligus sahabat dari tunangannya. Mereka menjalani hubungannya dibelakang sheyla dan selama ini bahkan mereka sudah melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri.
Kassandra yang sudah sebulan tak bertemu dengan Axel sang kekasih karena dia sedang ada pekerjaan di luar negri pun, melepaskan rasa rindunya dengan memeluk kekasihnya erat.
"Aku merindukanmu?" ucapnya manja dalam pelukan Axel.
Axel tersenyum mendengar ucapan sang kekasih yang sangat manja dimatanya, namun itu membuatnya merasa senang. Karena dia merasa sangat dibutuhkan, Dibanding dengan sheyla yang sangat mandiri dan sangat sempurna bukan hanya dari fisik saja akan tetapi sikapnya pun sangat sempurna Dimata Axel.
"Hay, honey sepertinya kau tidak senang dengan kedatanganku?" ucap Sandra yang melihat Axel tidak antusias dengan pertemuannya setelah sebulan tidak bertemu.
Axel tampak terkejut sejenak dan kemudian tersenyum lalu mencium bibir Sandra gemas.
"Aku juga merindukanmu sayang" ucapnya singkat.
Kemudian mereka pun pergi meninggalkan bandara dan menuju rumah mewah Axel.
Sandra sering menginap dirumah Axel selama ini dan sheyla tak pernah mengetahuinya. karena Sheyla memang jarang kerumah Axel meski mereka sudah bertunangan.
Disisi lain, sheyla yang baru saja selesai membersihkan dirinya kini duduk dibalkon kamarnya dan menatap langit malam yang gelap dengan helaan nafas panjangnya.
Sheyla merenungkan hubungannya dengan sang kekasih yang baginya sangat datar. dia menyadari ada yang salah dalam hubungannya dan hal itu membuatnya bimbang.
Bagi kebanyakan orang hubungan mereka adalah hubungan yang sangat ideal dan sangat di idam-idamkan. namun tak dapat di pungkiri Sheyla merasa hambar menjalaninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
R.Adeeva🤍🤍🤍🤍
Disini nama panggilan Sean saya ganti dengan Arthur ya gays biar lebih enak🙏
2024-12-30
0