Kringg.. Kringg..
Bukkk..
“Aaakkk!!” ringis Jakson saat dirinya jatuh dari atas bidang empuk kesayangannya.
Ia berusaha meraih jam weker yang berbunyi nyaring di atas nakas. Matanya masih ingin tertutup tapi ia harus merelakannya, mengingat hari beratnya akan di mulai.
Ia terduduk, menatap ruangan yang serba berwarna abu-abu, di kedipkannya mata berusaha menetralkan diri dan jiwa dari rasa kantuk yang melanda.
Ia beranjak dari kamarnya dengan maksud mencari orang rumah, dan benar saja, di meja makan sudah siap Nadia dan Sam menyantap sarapan paginya.
“Selamat pagi jagoan, apa tidurmu nyenyak?” seru Nadia memberi perhatian saat sosok itu duduk tepat di sampingnya yang tampak suntuk tak bersemangat.
“Lumayan!!” balasnya tak bersemangat kemudian meraih roti lapis di atas meja.
“Kau, mengapa kantong matamu lebih besar dari ku!” tanya Jakson pula yang kian menatap Nadia seraya mengamati lekuk wajah yang di tatapnya.
“Semalam aku tak bisa tidur! ” jelasnya dengan nafas lemah tak bersemangat juga.
“Apa wanita itu sudah sadar?” tanyanya lagi berharap sosok yang di maksudnya sudah sadar.
“Belum, hanya saja dia kerap menangis, mungkin sedang mimpi buruk!!” jelas Nadia yang semalam mendapati Megan tengah meringis kesakitan dengan luapan air mata.
“Apa dia baik-baik saja?” tanya Jakson lagi yang beranjak dari tempatnya membawa roti yang masih di nikmatnya menuju ruangan tempat di mana Megan terbaring lemah, dirinya kerap penasaran.
“Di mama Jim, apa Jim sudah memeriksanya!” tanya Jakson kian mencari keberadaan Jim.
“Dia masih tidur, kau jangan berani membangunkannya!!” seru Sam memperingatkan, mengingat Jim juga menemani Megan dari semalam.
“Masih tidur? bagaimana seorang dokter bisa tidur saat pasiennya belum sembuh!” gerutu Jakson kemudian melangkah menghampiri salah satu ruangan yang biasa di pakai Jim di kediamannya ini. Jelas saja sosok Jim masih terbaring tengkurap di sana, hanyut akan dunia mimpi yang menggoda.
“Hei kebo, bangun!! Selamatkan pasienmu!!” bentak Jakson membangunkan dengan kakinya menginjak tubuh itu seraya mengguncangnya.
“Aaakkk, apa yang kau lakukan!!” teriak Jim saat menyadari si gila ini berada di tempatnya kemudian dengan kesal ia menepis kaki gajah itu darinya.
“Bagus, kau sudah bangun, periksa pasienmu sana” jelas Jakson memberi perintah kemudian melahap roti lapis yang masih bertengger di tangannya.
“Aku sudah memeriksanya dari semalam, biarkan aku tidur sekarang, pergi sana!!” balas Jim ketus seraya melempar bantal pada sosok itu kemudian memperbaiki posisi tidurnya.
“Dasar kebo, aku tidak akan membayarmu jika kerjamu hanya bermalas-malasan!!” gerutu Jakson beranjak dari tempat itu.
“Kau ini, sudah ku bilang jangan ganggu dia, dia masih lelah!!” ujar Sam saat sosok Jakson keluar dari sana.
“Kau bersiaplah, kita akan berangkat!!” jelas Nadia memperingatkan, bermaksud berangkat lebih awal.
“iya, iya!!” balasnya ketus menuju ruangan pribadinya, bermaksud melaksanakan ritualnya.
Beberapa jam kemudian, tepatnya jam 09:20. Tibalah mereka akan berangkat ke lokasi pemotretan.
“Baiklah, kita periksa dulu! Obat, kacamata, masker, topi, jaket!! oke lengkap” jelas Jakson memeriksa barang bawaan yang kerap menyita waktunya.
Tak lupa ia menyertakan sebotol air sebagai pelengkap obatnya. Obat yang di minumnya tak lain dan bukan lain adalah resep dari Jim atas phobianya.
King drama ini mempunyai phobia yang hanya segelintir orang mengetahuinya, jelaslah termasuk keluarganya dan teman yang sekarang ini bersamanya.
Ia tak bisa berhubungan intim dengan seorang wanita walau hanya sekedar kecupan bibir. Phobianya ini sudah ia bawa sejak dirinya masih duduk di bangku menegah pertama, SMP.
Berawal dari dirinya yang kerap di bully senior wanita, bukan di bully hal aneh, hanya saja banyak orang yang kerap tertarik akan wajah tampannya yang memikat.
Pernah sekali ia di lecehkan seorang senior tomboy yang membuatnya mengalami phobia seperti sekarang ini.
Tentulah hal romantis baginya hanya khayalan semata. Tak terkecuali jendre drama yang di bintanginya, ia hanya membintangi film dan drama action saja, dirinya tentu saja menolak drama berjendre romans. Karena hal inilah namanya juga kerap di juluki si tampam pemilih.
To
Be
Continue
Jika terdapat kesamaan nama tokoh, karakter, dan tempat, saya selaku penulis meminta maaf. Cerita ini hanya fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca dan pihak lainnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
insan cita
kayanya Ceritanya Bagus. apalagi mengambil tema psikologi yg langka. namun sayang kebanyakan 'kerap' yang kerap ganjil. jadi malas bacanya.maaf ya. hanya bertahan d chapter 5 🙏
2020-10-28
4
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
Cuss bacaa jan lupa tingglkan jejaak🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-24
1
Desrayanii
Akak Love... Aku mampir nyicil baca nya ya Akak Love sampai sini dulu, nanti aku lanjut baca... 5 Like untuk akak Love... semangat ❤❤💪
Salam "Kasih Yang Tertunda"..
2020-09-15
1