Chapter 04

Pada salah satu ruangan, Megan terbaring lemah. Jim sibuk memulai aksi penyelamatannya dan di bantu Sam berlandaskan alat seadanya.

Selang dua jam lamanya mereka keluar dari kamar itu. Desahan lega lolos dari nafas lemah mereka berdua. Mereka sempat kewalahan dalam ruangan itu yang membuatnya berkeringat hebat.

Tampak Nadia dan Jakson menunggu di sofa, Jakson menatap lekat ruangan itu dan mendapati sosok Jim dan Sam yang keluar dari sana dan kian menghampirinya. Ia juga ingin tahu akan keadaan wanita muda itu yang bahkan belum di ketahui identitasnya.

Sosok Sam mendekat dengan langkah luntai, tenaganya terkuras habis dalam ruangan dengan aksi menegangkan.

“Bagaimana? apa dia baik-baik saja?” tanya Jakson yang langsung berdiri dari duduknya berharap wanita itu tak apa.

“Berdoa saja agar dia selamat!” tutur Sam dengan nada lemah dan keringat yang membulat di sela rambutnya.

“Aku tanya apa dia akan baik-baik saja?” jelas Jakson yang tidak terima ucapan tak yakin itu. Dirinya harus bisa meyakinkan diri bahwa gadis itu baik-baik saja, karena hal itu menjadi beban pikirannya sekarang.

“Dia baik-baik saja, tunggu beberapa hari dan dia akan sadar, tapi.." ujar Jim terhenti, mengingat Megan sepertinya mengalami sindrom Congenital Analgesia, pikirnya sindrom ini muncul saat kecelakaan terjadi.

“Tapi ada apa! Apa kau yakin dia tak apa!” tanya Jakson kian tegas.

“Dia akan baik, kita tunggu perkembangan saat dia sudah sadar!" jelas Jim meyakinkan sosok itu yang tampak sudah gelisah.

“Baiklah! setidaknya dia akan selamat!” gumam Jakson lega.

“Tapi, wajah mu kenapa?” tanya Jim yang menyadari bengkak di wajah Jakson, perlahan ia menghampiri dan menatap lekat memar disana.

“Sstt, sakit!” ringis Jakson saat sentuhan tangan Jim mendarat di sana kemudian menepis tangan itu dengan kasar.

“Ini kena tonjok!” jelasnya.

“Apa sudah di beri obat luka!” tutur Jim yang peduli, kemudian mencari keberadaan kotak obat pada sudut-sudut ruangan.

“Sudah!” balasnya ketus yang menghentikan kegiatan Jim mencari obat.

“Apa tak ada paparazi yang mengikutimu!” tanya Sam yang kian ingat akan hal itu, karena biasanya Jakson selalu di ikuti paparazi, tak lain dan bukan lain hanya sekadar mengambil foto dari aktor tampan ini.

“Aku tidak tahu!” jelasnya ketus.

“Matilah kau jika mereka mengambil foto saat kau menabrak wanita itu!” balas Sam ketus yang tahu apa yang akan terjadi jika hal ini sampai tersebar.

“Aku ingin tidur, besok aku harus bekerja dua kali lipat! kau jaga wanita itu!” jelas Jakson tak peduli seraya berlalu menuju kamarnya mengingat malam sudah semakin larut.

“Apa maksudmu aku menjaganya, aku juga ingin istirahat!” ujar Sam menolak dengan tegas.

“Sudahlah, biar aku yang menjaganya, kalian istirahat saja!” jelas Nadia mengalah, menatap dua sosok pemuda yang tampak kelelahan, jelaslah dia harus mengerti alasan dari lelah mereka setidaknya ini yang bisa ia lakukan untuk membantu.

“Memang Nadia yang terbaik! aku istirahat duluan ya, selamat malam!” jelas Sam kemudian bangkit dari tempatnya menuju salah satu ruangan yang tak lain kamarnya sendiri.

Tampak Jim yang masih tertegun, ia tengah memikirkan sesuatu, dirinya tak yakin akan pengobatannya pada wanita itu. Di duganya wanita itu akan tertidur dalam beberapa waktu ke depan akibat benturan yang terjadi di kepalanya, mungkin saja saat gadis itu sadar ia akan mengalami amnesia, tebaknya.

“Ada apa Jim? Apa yang kau pikirkan!” tanya Nadia menatap lekat sosok yang di maksudnya.

“Aaa tidak ada apa-apa!” ujarnya terkejut dari lamunan singkatnya.

“Kau tidurlah, kau pasti juga sudah lelah!” jelas Nadia menyuruh memberi perhatian.

Tanpa basa basi lagi, Jim mematuhi perintah itu, dirinya memang sudah lelah berhadapan dengan seorang pasien. Ya mau bagaimana lagi, sebagai seorang dokter ia harus menjalankan perannya bukan.

Tak.. tak.. tak..

Dentuman jam dinding kian bergema, malam juga semakin larut. Suasana rumah dengan lampu redup memberikan kesunyian mendalam. Pada salah satu ruangan yang penuh akan bau obat, bahkan bau darah masih samar-samar dalam ruangan itu. Nadia menatap lekat sosok lemah yang terbaring lemah pada bidang empuk di sana.

“Wanita malang, masih muda begini tapi berakhir di sini!” gumamnya menatap lekat sosok itu.

“Baiklah, aku harus tidur di sini” sambungnya kemudian menatap sofa dengan maksud akan tidur di sana.

To

Be

Continue

Jika terdapat kesamaan nama tokoh karakter dan tempat saya selaku penulis meminta maaf. Cerita ini hanya fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca dan pihak lainnya.

Terpopuler

Comments

insan cita

insan cita

ko banyak kata 'kerap' yg tdk pas dengan kalimat ya. kayanya author baru tau ada kata 'kerap' dalam bahasa Indonesia..

2020-10-26

3

Nurul Qalbi

Nurul Qalbi

semangat

2020-08-26

2

@R_(07)

@R_(07)

semangat kak

2020-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 00 #Visual
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 00 #Visual

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!