Brak...
Sebuah mobil BMW berwarna merah maron menabrak tubuh lemah Megan hingga terpental ke belakang, kecepatan mobil memang tak cukup tinggi tapi tetap saja membuat tubuh lemah itu kesakitan bersimpuh darah.
Kecelakaan terjadi. Orang-orang yang ramai di trotoar melihat langsung kejadian naas itu. Panik sudah pasti, mereka mulai menghampiri tubuh Megan yang telah bersimpuh banyak darah yang kerap mengalir memenuhi jalan bersama campuran hujan.
*
*
“Hujan deras begini, apa bisa paparazi mengikutiku! kak Sam terlalu khawatir, sekarang saja tak ada yang akan mengenaliku sebagai bintang!!” gumam Jakson yang tengah mengemudi dengan santai, kerap mengingat Sam yang tak membiarkan dirinya bertemu teman lama di malam hari, ya, walau ini sudah kebiasaan.
Mobil BMW kesayangannya sudah lama tak ia pakai, malam berhujan ini, Jakson baru saja mengunjungi beberapa teman lama sampai-sampai ia lupa waktu untuk kembali.
Besok hari sibuknya akan dimulai, jadwal suting yang kian padat sudah menjadi rutinitasnya. Siapa lagi kalau bukan dia, Jakson Willy. Seorang aktor yang terkenal di kota besar ini. Bisa juga di juluk si gila kerja. Kesehariannya hanya ada untuk kerja, di usianya yang menginjak 24 tahun ini ia sudah menjadi orang terkenal dengan ribuan penggemar.
Tak perlu terkenal pun ia juga sudah sukses, jelaslah karena berasal dari keluarga sendok emas. Kegemarannya dalam dunia aktinglah yang membawanya menuju puncak sebagai seorang king drama.
Suara dentuman lagu bergema, yang sedari tadi di putarnya sebagai teman dari kesendiriannya. Saat ini ia bermaksud kembali ke kediamannya, mengingat besok jadwal suntingnya juga mulai padat. Dalam perjalanan, ia berhenti di salah satu supermarket bermaksud membeli camilan malam, sekalian untuk orang yang sedang menjaga rumah, pikirnya.
Seseorang serasa mengikuti. Jakson mulai sadar akan kehadiran orang itu, di tatapannya sosok yang tengah membawa kamera menggelantung di leher. Tanpa pikir panjang lagi, Jakson bergegas kembali ke mobil dengan barang bawaannya.
“Apa itu paparazi? sungguh tangguh, bekerja keras di malam dingin begini! aku harus bergegas kembali sebelum mereka mengambil gambar jelek ku!” gumamnya kemudian melajukan mobil dengan kecepatan yang kerap tinggi, takut dirinya terkejar paparazi.
“Apa masih bisa mengenaliku?” lanjutnya kerap menatap dirinya melalui cermin spion seraya memperbaiki masker dan topi yang di pakainya sebagai penyamaran.
Jalanan sedang basah-basahnya, dan ia seolah tak peduli akan hal itu. Sungguh berbahaya jika harus berurusan dengan paparazi, pikirnya.
Brak..
Di jalan yang mulus itu Jakson menabrak seseorang, hal itu jelaslah membuatnya terkejut setengah mati dan langsung menghentikan mobil seketika.
“Apa orang itu sengaja membuang diri ke jalan! Jelas-jelas tadi dia tidak ada di sana!” gerutunya yang merasa tak bersalah.
Karena penasaran ia juga keluar dari mobil. Tak lupa ia membetulkan masker dan topi serta sweter sebagai pelengkap agar wajahnya tak terekspos di jalan ini. Di bukanya payung hitam, kemudian menghampiri kerumunan di sana, mereka menatap sosok wanita terbaring lemah yang kerap bersimpuh banyak darah.
Terkejut, tentu saja. Pikirnya ia sudah merenggut nyawa seseorang. Masyarakat yang berkumpul juga tengah menatapnya dengan tatapan seolah siap menerkamnya. Tanpa pikir panjang Jakson langsung angkat bicara sebelum masyarakat itu bertindak, tapi tepat sebelum ia berbicara seseorang memukulnya.
Buk..
Satu pukulan sukses mendarat di wajahnya, yang membuatnya meringis sakit.
“Apa-apaan Anda ini, kenapa memukul saya!” jelasnya membela diri yang kerap menatap sosok yang baru saja memberinya pukulan.
“Kau baru saja menabraknya, saya melihat sendiri mobilmu menabrak gadis itu!” jelas sosok itu kerap membalas tatapan Jakson dengan amarah.
“Sudah-sudah jangan pukul anak muda ini lagi, selamatkan gadis malang ini dulu, kau mau bertanggung jawab kan nak! kalau tidak maka kau harus ikut kami ke kantor polisi!” sela seorang wanita paruh baya memberikan kepastian untuk menolong gadis malang yang bersimpuh darah, Megan.
“Te tentu saja, saya akan bertanggung jawab!” jelas Jakson memberi jawaban pasti, tak ingin berurusan dengan polisi yang jelas akan merusak citranya sebagai bintang.
To
Be
Continue
Jika terdapat kesamaan nama tokoh, karakter, dan tempat, saya selaku penulis meminta maaf. Cerita ini hanya fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca dan pihak lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ade Suryani
lanjut
2020-12-24
1
Kel Vin
aq suka bget sma cerita novel ini
2020-10-25
2
Kel Vin
bagus bingit ceritanya thor
2020-10-25
1