Chapter 03

Hujan masih setia menerpa bumi, di malam yang dingin dan gelap, tampak kerumunan orang di jalan raya. Sosok yang tak sengaja membuat kecelakaan dan kemacetan kerap berfikir menyelamatkan diri dari situasinya sekarang.

Dirinya harus bertanggung jawab, tuntutan masyarakat membuatnya tak punya pilihan lain. Wajahnya sudah tercap pukulan warga, tentu tak ingin lagi jika cap tangan itu bertambah pada wajahnya yang berharga.

“Pak ... Tolong bantu angkat dia ke mobil saya, saya akan membawanya ke rumah sakit!” pinta Jaskon yang berjongkok menatap gadis itu.

“Kau akan menolongnya kan! Jangan berbuat hal aneh pada gadis malang ini!” sela seorang pria parubaya seolah mengingatkan, kemudian berjongkok bermaksud mengangkat gadis itu ke dalam mobil Jakson yang terparkir tak jauh dari sana.

Hujan semakin deras, kerumunan orang di jalan itu menghentikan lalu lintas dan membuat kemacetan. Gadis itu sudah mereka baringkan dalam mobil BMW mewah milik Jakson.

Jakson memberi hormat, berpamitan pada orang-orang yang masih berkerumun menatapnya, ia berjanji akan menolong gadis yang di tabraknya ini, dengan nada sedikit panik.

Jakson mulai menjalankan mobil, sesekali ia melirik gadis yang bersimpuh darah lewat kaca spion di depannya. Harinya sungguh sial. Kalau bukan karena warga itu, mana mau ia menolong gadis malang ini, pikirnya menggerutu.

Takut namanya akan menjadi pembicaran nomor satu akibat kecelakaan yang di perbuatnya, tentu saja menuntutnya agar menolong walau sepertinya Ia tampak tak merasa bersalah.

Tak tahu harus mengadu pada siapa, Jakson merogoh sakunya dengan maksud ingin menelepon Sam, Sam yang tak lain manajer sekaligus bodiguarnya sekarang.

Lewat telepon ia berbicara panjang lebar, menjelaskan kejadian yang di alaminya, walau tampak panik Jakson bercerita. Sam mulai memberi perintah. Memerintahkannya agar membawa gadis itu ke kediaman pribadinya, kemudian memanggil Jim yang tak lain dokter pribadinya pula, atau lebih tepatnya dokter kepercayaan keluarganya dan juga merupakan sahabat karibnya.

Mengingat ia adalah aktor terkenal, tidak mungkin baginya ke rumah sakti larut malam begini, apa lagi membawa seorang wanita sebagai pasien.

Selama ini Jakson tak pernah terlibat dengan seorang wanita atau bahkan memiliki skandal pacaran dengan artis lain. Iya hanya peduli dengan mantan pacarnya, sebut saja dirinya gagal moveon.

Kikkk..

Mobil berhenti tepat di depan rumah mewah bertingkat dua yang tak lain adalah kediaman pribadinya, di sana telah menunggu sepasang sosok yang perlahan mendekat bersama seorang dokter.

“Jakson, apa yang terjadi?” jelas Sam langsung bertanya dengan nada suara kerap panik, seperti saat di telepon.

“Jim, pasiennya ada di dalam, tolong periksa dia!” ujar Jakson mengarahkan kemudian membuka pintu di kursi penumpang, memperlihatkan sosok wanita yang terkujur lemah bersimpuh darah.

“Bawa dia ke dalam!” pinta Jim setelah mengamati sosok lemah itu.

“Baik!” jelas Sam kemudian mengambil alih tubuh tak berdaya itu dengan darah yang juga memenuhi pakaiannya.

“Hati-hati!” sela seorang wanita yang sedari tadi menatap mereka, tampak wanita itu juga panik akan apa yang di lihatnya sekarang.

“Kau tak apa-apa kan, apa kau juga terluka?” lanjut wanita itu bertanya pada Jakson yang tak lain teman kuliah Jakson dan sekarang sebagai desain fashion pribadinya, sebut saja Nadia.

“Wajah ku sepertinya memar, habis di pukul orang!” jelas Jakson memperlihatkan luka pukul di wajahnya saat setelah membuka masker dan topi yang di pakainya sebagai bentuk penyamaran.

“Yaa ampun.. Wajah mu bengkak, besok ada pemotretan jam 10 pagi untukmu, bagaimana ini?” jelas wanita itu kian memperhatikan luka Jakson.

“Ayo, kita masuk dulu, biar aku kompres es batu wajahmu itu!” jelasnya yang kerap menuntun Jakson memasuki rumah mewah bertingkat dua.

“Nanti biarkan Jim mengobatimu juga, tapi.. kau bau alkohol! Apa kau mabuk sehingga menabrak gadis itu!” duga wanita itu saat setelah duduk mengompres wajah tampan Jakson.

“Aku tidak mabuk! aku memang minum tapi masih sadar!” sanggah Jakson membela diri menatap lekat Nadia yang tepat di sampingnya.

“Sudah, kamu mandi dulu sana!” perintah Nadia saat setelah mengompres wajah Jakson.

“Iya iya! tapi.. apa menurutmu wanita itu akan baik-baik saja?” tanya Jakson sebelum beranjak dari tempatnya, bertanya karena dirinya mulai merasa bersalah.

"Semoga saja!" harap Nadia yang juga tak yakin.

To

Be

Continue

Jika terdapat kesamaan nama tokoh, karakter, dan tempat, saya selaku penulis meminta maaf. Cerita ini hanya fiktif belaka tidak bermaksud menyinggung para pembaca dan pihak lainnya.

Terpopuler

Comments

MirMi B3

MirMi B3

maaf thor mau tanya kenapa bnyk kata kerap??

2022-10-21

0

Yours Bee

Yours Bee

like lagi

2020-10-26

2

Nur Qalbi

Nur Qalbi

lanjut

2020-08-31

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 00 #Visual
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 00 #Visual

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!