Semenjak kedatangan Nikita kerumah Asyifa, sudah hampir sebulan Randa tak pulang-pulang kerumah Asyifa dan Randa. Asyifa hanya bersabar menunggu kepulangan Randa tanpa berniat mencari keberadaan suaminya yang tiada kabar berita sama sekali.
Dia lebih sibuk merawat bayinya Safina dan mencari berbagai kesibukan daripada memikirkan luka hatinya karena ulah Randa dan Nikita.
Asyifa yang rajin dan aktif, sebenarnya adalah perempuan yang pintar dan mempunyai banyak bakat dalam dirinya. Namun semenjak diperistri oleh Randa, semua kebebasannya beraktifitas selalu dihalangi Randa dengan alasan dia cukup mampu menafkahi keluarganya.
Suatu hari, Asyifa pergi menemui teman lamanya yang mempunyai bisnis salon kecantikan untuk merubah sedikit penampilannya yang sudah tak terawat semenjak melahirkan anaknya Safina. Sambil menggendong Safina yang lucu, Asyifa memasuki salon dan tampak riang saat bertemu temannya Rima.
"Aduh, anak siapa ini yang lucu? Cantik sekali kamu, sama cantiknya dengan mamamu." puji Rima mencium Safina yang ada dalam pelukan Asyifa gemas.
"Udah ah, ntar pipinya asem dicium sama kamu." canda Asyifa menjauhkan Safina dari gerakan nakal tangan Rima yang ingin mencubit pipi Safina.
Rima merungut pura-pura cemberut mendengar candaan Asyifa.
"Dasar pelit! Ntar anakmu ku culik lihat saja!" Celetuk Rima membalas candaan Asyifa dengan candaan yang kurang lucu bagi Asyifa.
"Aku takkan membiarkan Safina diculik siapapun, meskipun kamu sendiri penculiknya." sahut Asyifa dengan nada berubah aneh terdengar di telinga Rima.
"Kok jadi serius? Aku 'kan bercanda." Rima memandang Asyifa bingung.
Asyifa tak menjawab. Dia merasa sedikit bersalah pada Rima karena terbawa perasaan dengan candaan Rima.
"Lupakan yang ku ucapkan barusan. Aku mau merapikan rambut ku. Tolong kau buat aku secantik mungkin." pinta Asyifa tanpa mempedulikan reaksi Rima yang jadi bingung melihat sikap Asyifa yang agak sensitif tak seperti biasanya.
"Mau dibikin model apapun kamu tuh udah cantik dari lahir Asyifa...," cuap Rima sembari mengambil sebuah handuk kecil dan beberapa jepitan rambut.
"Safina kamu taruh dulu sana, disitu! 'Ntar Safina bisa kena potongan rambut." Rima menjulurkan jarinya menunjuk tempat tidur yang biasa dipake untuk pelanggan salon yang mau facial ataupun luluran.
Asyifa mengikuti saran Rima dan menidurkan Safina diatas tempat tidur itu dengan hati-hati.
Tak selang beberapa menit, jemari lincah Rima yang sudah profesional menata rambut, telah selesai memotong rambut Asyifa yang awalnya tanpa model jadi lebih modis.
Asyifa agak kaget melihat penampilan rambut barunya yang kemarin memberi kesan udik dan kampungan kini berubah jadi modis dan keren.
"Loh? Kok rambutku jadi begitu? Aku 'kan cuma minta dirapikan?" Asyifa membulatkan mata seraya meraba rambutnya menatap tampilan wajahnya didepan kaca salon yang besar dan lebar.
"Dipotong atau dirapikan bayarannya sama Asyifa, Aku sengaja bikin model begitu 'kan kamu yang minta. Lihat saja, kamu jadi makin cantik, kayak selebritis." Rima tersenyum sendiri melihat hasil kerjanya yang sempurna.
Asyifa melenguh pelan. Rima memang tidak salah. Dia tadi meminta rambutnya secantik mungkin. Otomatis, Rima akan berusaha membuatnya jadi sangat cantik. Harusnya Asyifa puas dengan kinerja Rima. Namun bayangan Randa berkelebat dibenaknya. Randa menyukai rambut Asyifa yang tergerai panjang. Sementara potongan rambut Asyifa kali ini hanya panjang melebihi bahu sedikit.
Tapi biarlah, rambut panjangnya masih kelihatan panjang walau cuma sedikit. Asyifa terpaksa menerima keadaan. Namanya juga salon, kadang yang punya salon terobsesi motong rambut panjang orang biar sisa rambutnya bisa dijual lagi untuk bikin sanggul ataupun bulu mata palsu.
Lagian, Asyifa juga semakin cantik dari kemarin. Kesan wanita yang kusut habis melahirkan sudah hilang dari tampilan wajahnya.
Setelah membayar upah kerja Rima dan menggendong Safina kembali, Asyifa pun pamit pergi dari salon milik Rima. Dia pun langsung bergegas pulang kerumahnya sebelum hari menjelang sore.
Di ambang pintu rumah.
Asyifa terkejut melihat Randa yang sudah berdiri tegak menantinya didepan pintu.
Pandangan mata Randa tampak melotot marah memandang penampilan Asyifa yang terlihat berbeda semenjak ia tidak pulang kerumahnya.
"Darimana saja kau hah?!" Bentak Randa dengan dada yang bergemuruh menahan amarah.
Asyifa yang selama ini belum pernah dibentak oleh Randa, langsung kaget setengah mati. Darahnya seolah berhenti mengalir tatkala Randa mendekatinya cepat dan menyeretnya kedalam rumah.
"Masuk! Cepat...,!" Randa mendorong tubuh mungil Asyifa yang tengah menggendong bayinya agar masuk kedalam rumah.
Asyifa terdorong masuk ke dalam rumah dan berdiri kaku saat Randa menutup pintu rumah dengan cara membanting pintu itu dengan keras.
Blamm...!
Bunyi pintu terbanting membuat Safina yang ada dalam gendongan Asyifa jadi terbangun. Bayi mungil itu langsung menangis sebab tidur nyenyaknya terganggu.
"Katakan! Habis darimana saja kau hah?!" Suara bentakan Randa bercampur aduk dengan suara tangisan Safina yang membuat darah Randa makin mendidih.
"A-aku, aku dari salon Rima mas...," jawab Asyifa berdiri ketakutan memeluk anaknya kuat.
"Suruh siapa kau memotong rambutmu hah?!" tanya Randa kalap.
"Ma-maaf mas, aku...," Asyifa belum selesai mengutarakan alasannya.
"Jelek! Kau makin jelek! Kayak l*nt* tau nggak?!" Randa telah lebih dulu menghujat Asyifa mengatakan dirinya seperti perempuan malam tanpa mau mendengarkan alasan Asyifa sedikitpun.
Asyifa tercengang mendengar kalimat kasar yang dilontarkan Randa pada dirinya. Lututnya gemetar, menahan bobot tubuhnya yang seakan ingin merosot jatuh karna hujatan Randa.
Tetes demi tetes air mata jatuh bergulir dipipi Asyifa. Entah setan apa yang merasuki suaminya itu setelah hampir sebulan tak bertemu dengannya.
"Suruh anakmu itu diam! Aku pusing mendengar rengekannya!" bentak Randa sekali lagi saat tangisan Safina makin keras seolah memekakkan telinga ayah kandungnya yang tengah kalap itu.
Asyifa menyusut air matanya cepat. Dia pun menggoyang-goyangkan tangannya agar Safina mau berhenti menangis.
"Cup sayang, cup...., cup..., jangan nangis ya nak. Udah..., Safina jangan nangis terus...," Asyifa coba membujuk Safina yang entah kenapa sulit sekali dihentikan tangisnya.
"Sudah sayang..., sudah..., jangan nangis lagi Safina." tangisan Safina tetap tak mau berhenti membuat Asyifa kewalahan.
"Oak..., oak...,oak...," Safina seolah mengerti apa yang saat ini dirasakan Asyifa.
Bayi kecil mungil itu terus menjerit membuat Randa makin kalap.
"Di-am...,! Di'am kataku!" Mata Randa melotot merah menatap Safina yang menangis keras dalam gendongan Asyifa.
Mendadak tangan Randa terjulur cepat mencoba merampas Safina yang ada dalam dekapan Asyifa.
Asyifa sontak kaget melihat reaksi Randa yang mencurigakan. Naluri keibuannya yang menyadari ada bahaya yang mengancam keselamatan anaknya langsung muncul seketika.
"Mau apa kamu mas?!" jerit Asyifa bergerak cepat menghindar dari Randa.
Tubuh mungilnya gemetar memeluk Safina kuat-kuat. Randa suaminya saat ini terlihat seperti orang yang kehilangan akal sehat.
"Semua gara-gara dia! Semua karena anak ini! Hidupku susah hanya karena seorang anak! Lebih baik dia tidak lahir dari awal! Ada dia hidupku makin susah!" teriak Randa melontarkan kalimat yang makin tak karuan.
Denyut jantung Asyifa seakan berhenti berdetak mendengar perkataan Randa yang seharusnya tak pantas ia ucapkan. Air matanya makin merembes jatuh membasahi kedua belah pipinya. Dia tak menyangka, sebagai ayah kandung dari Safina, Randa tega berkata seperti itu pada darah dagingnya sendiri.
"Istighfar mas, istighfar." ucap Asyifa disela tangisnya mencoba menyadarkan Randa yang stress dengan beban batin yang kini sedang ditanggungnya.
Disaat kondisi mereka yang tengah ribut, tiba-tiba pintu rumah mereka di ketuk oleh seseorang dari luar rumah.
Tok tok tok!
"Assalamualaikum...," Sebuah suara terdengar membaca salam.
Randa dan Asyifa sejenak saling diam menutup mulut dengan pandangan mata saling bertatapan. Heran, siapa tamu yang datang mendadak kerumah mereka.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
✎ᝰ.𝐓ιαchan☆⋆。𖦹°‧
Oma, kenapa ini sangat relate🤣🤣😭
2024-12-29
1
✎ᝰ.𝐓ιαchan☆⋆。𖦹°‧
Patriarki sekali yaa Randa ini. Kalau beneran bisa memenuhi itu sih yaa gak apa-apa, awas kalau cuma omdo doang/Bye-Bye//Cleaver/
2024-12-29
0
Carmenita🌴 [HIATUS, JGN BACA!]
please yaaa Asyifa, rambutmu adalah milikmu, suamimu udah ada rambutnya sendiri😭😭😭🫵🏻🫵🏻🫵🏻🫵🏻🫵🏻atau kugundulin ajaaa ini ya
2024-12-29
0