Pukul setengah sebelas malam, akhirnya mereka tiba di depan gerbang rumah Arin.
Kakek dan nenek Arin sudah menunggu di teras. Sebelumnya Arin memang sudah menghubungi kakeknya dan mengatakan motornya mogok sudah dibawa ke bengkel.
"Assalamualaikum.."
Ucap Arin dan Rangga serentak.
"Waalaikumsalam.."
Jawab kakek dan nenek Arin.
"Ya Allah Arin, syukurlah kamu baik-baik aja. Nenek sangat khawatir waktu kakek bilang motor kamu mogok, apalagi ini udah malam. Baru aja nenek akan hubungi ayah kamu."
Nenek langsung memeluk cucu kesayangannya dengan perasaan lega.
"Arin baik-baik aja kok nek, untungnya ada mas Rangga yang bantu Arin tadi. Kalo gak, pasti kram nih badan Arin dorong motor sendirian ke bengkel."
Jawab Arin.
"Nak Rangga, terimakasih ya sudah menolong Arin cucu kakek."
Ucap kakek Arin dengan tulus kepada Rangga.
"Sama-sama kek.. Lagipula sesama manusia kan memang harusnya saling tolong menolong. Toh kalau bukan saya, pasti orang lain juga akan melakukan hal yang sama."
Balas Rangga sambil tersenyum.
"Ya, itu memang benar. Tapi tidak swmua orang memiliki rasa peduli untuk membantu sesama."
Jawab kakek.
"Kakek bisa aja. Kalo gitu, saya pamit dulu kek, nek. Soalnya udah larut malam."
Ucap Rangga.
"Mas Rangga, langsung balik ke kota Medan atau nginap di hotel dulu?"
Tanya Arin.
"Langsung balik ke kota Medan. Soalnya besok pagi aku juga harus kerja."
Jawab Rangga jujur.
"Maaf ya mas Rangga, karena menolongku mas Rangga jadi pulang selarut ini. Padahal besok mas harus bekerja."
Arin tampak merasa bersalah.
"Gak apa Arin, jangan merasa bersalah ya. Aku benar-benar tulus kok menolong kamu."
Jawab Rangga sambil tersenyum.
"Nak Rangga, kalau kamu mau menginaplah dulu menunggu besok pagi. Perjalanan larut malam itu berbahaya. Kebetulan ada kamar kosong, tadinya kamar itu milik Ardan cucu sulung kakek. Tapi dia sudah menetap di Jepang setelah menikah dengan wanita Jepang sejak tiga tahun lalu."
Usul kakek.
"Gak usah kek, saya langsung pulang aja. Lagipula besok pagi saya harus masuk kerja."
Tolak Rangga.
"Yasudah, kalau begitu hati-hati di jalan ya nak Rangga. Sekali lagi terimakasih, karena kamu sudah membantu cucu kakek."
Ucap kakek dengan tulus.
"Sama-sama kek.. saya pamit dulu. Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.."
Kemudian Rangga meninggalkan kediaman Arin setelah berpamitan pada Arin dan keluarganya.
"Rin, kalau nenek lihat-lihat Rangga ganteng juga ya, kayak artis. Dan sepertinya dia juga lelaki yang baik.. Buktinya, dia bersedia menolong kamu meskipun kalian tidak saling mengenal."
Ucap nenek sampil tersenyum sumringah.
"Idih.. nenek apaan sih, gantengan kakek lah. Tapi Arin akui, dia memang baik dan tulus."
Jawab Arin tak mau kalah.
"Tapi saat kamu akan menikah nanti, kamu harus menikah dengan lelaki yang lebih ganteng dan lebih baik dari kakek."
Sahut kakek sambil mengusap kepala cucunya dengan lembut.
"Yang lebih ganteng dari kakek sih banyak, tapi yang lebih baik dari kakek Arin yakin gak ada. Bagi Arin, kakek tetap yang terbaik."
Jawab Arin polos.
"Arin.. Suatu hari nanti kamu pasti akan bertemu dengan sosok lelaki yang akan menjadi pengganti kakek. Lelaki itu haruslah lebih baik dari kakek. Jika tidak, kakek tidak akan melepaskan kamu bersamanya. Dia harus bisa menjaga kamu dan menyayangi kamu seperti yang kakek lakukan."
Ujar kakek sambil tersenyum tulus.
"Sudah.. sudah, ayo masuk. Sudah larut malam. Nanti masuk angin."
Sahut nenek.
Arin sudah berada di kamarnya, kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
Tiba-tiba tangannya memegang sesuatu, seperti sebentuk kartu pipih. Arin mengeluarkan benda tersebut dan betapa terkejutnya dia saat melihat KTP milik Rangga masih ada padanya.
"Ya Allah.. Aku lupa, tadi aku pegang KTP mas Rangga sebagai jaminan dan menyimpannya di dalam tas. Gimana ya.. Padahal ini benda yang sangat penting. "
Arin tampak panik sambil memegang KTP milik Rangga.
"Yaudah deh, besok aku minta tolong Irfan nemenin aku untuk nganterin kerumahnya mas Rangga. Mudah-mudahan alamatnya sesuai dengan yang di KTP ini."
Gumamnya.
Keesokan paginya Arin berpamitan pada kakek dan neneknya untuk berangkat kuliah. Dan setelah selesai kuliah dia berencana mengantarkan KTP milik Rangga ke alamat yang tertera di KTP tersebut. Awalnya kakek melarang, namun karena tahu Arin tidak pergi sendiri akhirnya kakek mengizinkan. Arin sudah meminta tolong pada Irfan untuk menemaninya.
Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam dengan sepeda motor, akhirnya mereka tiba di alamat rumah Rangga.
Arin segera turun dari boncengan, kemudian memasuki pekarangan yang dipenuhi aneka tanaman.
"Assalamualaikum.."
Ucap Arin saat tiba didepan pintu yang sedikit terbuka.
"Waalaikumsalam.."
Seorang wanita seusia ibunya keluar dari dalam rumah.
"Maaf, cari siapa ya?"
Tanya wanita itu.
"Sore tante, maaf numpang tanya.. Apakah benar ini rumahnya Rangga Aditya?"
"Iya, betul. Saya mamanya Rangga. Ada apa ya?"
Wanita yang mengaku sebagai mama Rangga tampak ingin tahu.
"Alhamdulillah, syukurlah gak salah alamat. sebelumnya perkenalkan tante. Saya Arin. Tadi malam mas Rangga sudah menolong Arin waktu motor Arin mogok di jalan, tapi KTP milik mas Rangga malah tertinggal di Arin. Maksud kedatangan Arin kesini, ingin mengembalikan KTP ini."
Kemudian Arin menyerahkan KTP milik Rangga kepada mama Rangga.
"Oh, iya ini memang KTP milik Rangga. Kalau begitu ayo masuk dulu nak Arin, sebentar lagi Rangga juga pulang."
"Ehm, gak usah tante.. Arin buru-buru. Soalnya Arin juga harus segera pulang ke kota Siantar. Takutnya kemalaman."
Tolak Arin.
"Owalah, nak Arin sampai datang jauh-jauh.. Kenapa gak dititip di jasa pengantaran aja."
Ucap mama Rangga.
"Gak apa tante, lagian mas Rangga juga kan udah banyak bantu Arin."
Jawab Arin.
"Nak Arin kesini sendiri?"
Tanya mama Rangga.
"Gak kok tante, Arin sama teman. Dia menunggu didepan."
Jawab Arin.
"Yasudah, kalau begitu terimakasih ya nak Arin, sudah mengantarkan KTP milik Rangga."
Ucap mama Rangga dengan tulus.
"Sama-sama tante.. Kalau gitu Arin pamit dulu ya tante. Salam aja sama mas Rangga."
Setelah berpamitan pada mamanya Rangga Arin bergegas menghampiri Irfan yang menunggu di depan.
"Yuk kita pulang."
Ucapnya.
"Udah selesai urusannya? cepat banget."
"Iya, aku cuma mau balikin KTP cowok yang tadi malam udah nolongin aku."
jawab Arin.
"Lah, jadi kamu minta aku temenin kamu sampe sejauh ini cuma demi KTP?"
Irfan tampak terkejut.
"KTP kan juga penting bagi pemiliknya Fan, yaudah sih yuk balik.. Ntar aku traktirin ngopi deh.."
ucap Arin sambil memasang wajah memelasnya.
"Oke, deal ya.."
Balas Irfan bersemangat.
"Sepertinya dia gadis yang baik, sayang udah punya pacar.."
Gumam mama Rangga yang melihat dari kejauhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sokhibah El-Jannata
rambu2 😅😅
2021-07-12
0
coni
Mama Rangga udah ngerestuin itu
2021-07-12
0
Othor Kalem Fenomenal
lampu hijau telah menyala
2021-07-12
0