"Assalamualaikum ma.."
Pukul lima sore, Rangga baru kembali dari rumah sakit dengan wajah yang lelah.
"Waalaikumsalam. Rangga, tadi ada gadis yang mencari kamu loh.."
Ucap Mama Rangga dengan tampang berbinar.
"Paling juga calon menantu idola mama itu.."
Ucap Rangga datar.
"Idih, kamu nih. Bukan.. Gadis itu cantik, rambut ikal sebahu, sikap dan penampilannya juga sopan, gak seperti wanita-wanita yang mengejar kamu itu."
Jawab mama rangga.
Rangga mengernyitkan kening.
Selama ini memang ada beberapa gadis yang berusaha untuk mendekati Rangga, bahkan mereka tidak sungkan untuk mendekati keluarga Rangga demi mengambil hatinya, terutama mamanya.
Namun Rangga tak pernah menggubris mereka. Dan diantara beberapa gadis itu, sejauh yang Rangga tahu tak satupun yang bersikap dan berpakaian sopan menurut pandangan mamanya.
Setiap kali ada gadis yang datang, selalu ada saja yang tidak disukai oleh mamanya.
"Namanya Arin.."
Ucap mama Rangga.
"Arin?"
Rangga tampak terkesiap.
Bagaimana Arin bisa tahu alamat rumahku? Tapi, ada keperluan apa dia mencariku?
Batin Rangga.
"Jangan ge'er dulu, dia cuma mau balikin ini."
Mama Rangga menyerahkan KTP milik Rangga yang tadi diantar oleh Arin.
"Oh iya, Rangga lupa ma. Tadi malam memang Arin pegang KTP Rangga."
Jawab Rangga sambil menerima KTP nya.
"Hayo.. Kok bisa KTP kamu ada sama dia?"
Mama menatap curiga.
"Jangan salah paham dulu ma, tadi malam Rangga cuma bantuin dia aja. Dan karena dia gak kenal sama Rangga, wajarlah dia sedikit curiga. Karena itu Rangga kasih KTP Rangga sebagai jaminan kalau Rangga memang bukan orang jahat."
Ucap Rangga menjelaskan.
"Ohh.. Tadinya mama kira dia salah satu gadis yang mengejar kamu. Kalau memang iya, mama sih setuju aja dia jadi menantu mama. Tapi sepertinya, dia sudah punya pacar. Soalnya tadi dia kesini dianterin sama seorang cowok, katanya sih teman. Tapi mama rasa itu pacarnya deh."
Ucap mama Rangga.
"Oh.."
Jawab Rangga datar. Namun di raut wajahnya terlihat sedikit kecewa.
"Rangga masuk dulu ya ma, gerah mau mandi.."
Kemudian Rangga masuk ke kamarnya.
---------
Akhirnya Arin dan Irfan kembali ke kota Siantar. Irfan langsung mengantarkan Arin ke studio karena memang sudah waktunya dia harus mengudara. Siang tadi sebelum pergi Arin juga sudah menitipkan motornya di parkiran studio.
"Fan, makasih ya udah nemenin aku hari ini."
Ucap Arin sambil tersenyum tulus.
"No problemo madam.."
Jawab Irfan sambil melambaikan tangannya.
Seperti biasa, Arin mulai mengudara dengan suaranya yang penuh keceriaan.
Dan tanpa terasa waktu berjalan.
Pukul sepuluh malam, Arin baru tiba dirumah.
Dengan wajah letih dia memasukkan sepeda motornya ke garasi, matanya terpancang pada sebuah mobil sedan berwarna hitam milik ayahnya.
"Tumben Ayah pulang.."
Gumam Arin sambil menatap sinis mobil tersebut.
"Arin, dari mana saja kamu? Kenapa jam segini baru pulang?"
Pak Malik yang sudah menunggu Arin sejak sore tadi tampak gusar.
"Tumben ayah tanya soal Arin. Emangnya selama ini ayah peduli? Bahkan Arin gak pulang juga ayah gak pernah tanya kan."
Jawab Arin dengan nada sinis.
"ARIANA! Beraninya kamu bicara begitu pada ayah!"
Bentak Pak Malik.
Mendengar keributan di ruang depan, kakek dan nenek Arin langsung keluar dari kamar.
"Malik, ada apa ini? Kenapa kamu berteriak malam-malam begini, malu sama tetangga.."
Kakek mengingatkan.
"Pak, bu.. Lihat Arin, sekarang dia semakin kurang ajar. Bahkan dia baru pulang jam segini. Entah apa yang dia lakukan diluar sana. Jawab, darimana aja kamu?"
Pak Malik tampak berang.
"Malik, coba tenangkan diri kamu dulu. Jangan emosi, bicarakan baik-baik.."
Saran nenek Arin.
"Malik, ibumu benar. Coba kamu bicara baik-baik. Lagipula Arin juga baru pulang, dia pasti lelah. Jangan menekannya seperti itu."
Kakek menambahkan.
"Ini akibat bapak sama ibu terlalu memanjakan Arin, dia jadi kurang ajar. Sama saja seperti ibunya, gak tahu aturan."
Pak Malik menggerutu.
"Malik, apa maksud kamu?"
Ucap Kakek Arin.
"Apakah kurang jelas? Gadis ini, sama saja seperti ibunya!"
Kemudian Pak Malik keluar dan meninggalkan rumah dengan wajah yang memerah karena marah.
"Arin, kamu pasti capek kan.. Kamu udah makan?"
Tanya Nenek untuk menenangkan Arin.
"Kek, nek, Arin masuk kamar dulu."
Ucap Arin sambil menahan airmata, dan kemudian Arin menghilang dibalik pintu.
"Kasihan sekali Arin pak.. Malik dan Wulan tidak pernah peduli padanya. Ibu benar-benar tidak mengerti dengan anak dan menantu kita pak, bisa-bisanya mereka setega itu pada anak-anak mereka. Bahkan kepergian Ardan belum juga menyadarkan mereka."
Gumam nenek dengan lirih.
"Entahlah bu, bapak juga sudah jengah mengingatkan Malik. Dia bahkan tidak lagi mendengarkan nasehat kita sebagai orangtuanya. Sekarang yang ada dipikirannya hanya urusan bengkel dan bengkel. Dia sama sekali tak peduli dengan istri dan anak-anaknya."
Jawab kakek sambil menghela napas dalam.
"Ibu jadi kepikiran pak, kalau kita gak ada.. Gimana dengan Arin? Ibu takut dia akan terlantar."
"Husss.. Ibu kok bicara begitu. Arin sudah dewasa bu, Bapak yakin Arin bisa menjaga diri. Lagipula, masih ada Ardan yang akan menjaga Arin. Ibu tahu sendiri kan, Ardan sangat menyayangi Arin."
"Iya sih pak.. Tapi, Ardan kan jauh di Jepang.."
"Sudah bu, ayo kita istirahat. Jangan pikirkan hal yang lain-lain. Insyaa Allah, Arin akan baik-baik aja."
Hari demi hari berlalu, Arin kembali beraktifitas seperti biasa.
Semua berjalan dengan normal pada awalnya, hingga malam itu saat Arin baru saja selesai mengudara dan akan kembali ke rumah dengan mengendarai sepeda motornya.
Saat melewati jalanan yang agak sepi, tiba-tiba sepeda motor Arin dipepet oleh pengendara sepeda motor lain.
Merasa ada yang tak beres, Arin langsung menambah kecepatan sepeda motornya. Namun tentu saja, dia dengan mudah disusul.
Tanpa diduga, seorang pria yang duduk di boncengan langsung menarik tas Arin dan berusaha merampasnya hingga Arin nyaris terjatuh.
Saat sedang berkutat dengan dua orang begal yang hendak menjambret tasnya, sebuah mobil sedan berwarna silver yang berada tepat dibelakang mereka menyalakan klakson.
Memanfaatkan keadaan, Arin langsung berteriak meminta tolong. Seolah mengerti situasi yang tengah dihadapi Arin, mobil sedan tersebut menambah kecepatan dan dengan sengaja menabrak sepeda motor yang dikendarai oleh begal itu dari belakang dan nyaris membuat mereka terjatuh. Merasa aksinya telah dipergoki orang lain, kedua begal tersebut langsung tancap gas dan pergi meninggalkan Arin yang juga nyaris terjatuh dari sepeda motornya.
Arin menghentikan sepeda motornya, begitu juga dengan pengendara mobil sedan tersebut. Si pengendara yang ternyata adalah seorang pria langsung keluar dari mobil dan menghampiri Arin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Lira
Semangat selalu kak, alur ceritanya udah keren
2021-07-12
1
Sokhibah El-Jannata
sapa ya😅😅😅
2021-07-12
0
icha
lnjt
2020-10-29
0