Hari menjelang sore ketika kegiatan mereka selesai.
Setelah berpamitan dengan anak-anak panti, Arin dan teman-temannya bergegas pergi dan berkumpul kembali di Lapangan Merdeka.
"Alhamdulillah, kegiatan kita hari ini berjalan dengan lancar. Terimakasih atas kerjasamanya, teman-teman.. Kedepannya Insyaa Allah kita akan tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat."
Ucap mbak Dian sesaat sebelum mereka membubarkan diri dari tempat tersebut.
"Insyaa Allah mbak, semoga kedepannya makin banyak lagi orang-orang yang hatinya tergerak untuk membantu sesama."
Balas Arin sambil tersenyum.
"Aamiin.."
Jawab teman-teman yang lain serentak.
"Oke teman-teman, sampai ketemu lagi di kegiatan-kegiatan kita selanjutnya.."
Akhirnya satu persatu teman-teman Arin membubarkan diri.
"Arin, mbak secara pribadi juga mau ngucapin terimakasih banyak sama kamu. Karena dalam kegiatan kali ini kamulah yang paling banyak berperan untuk mencari donatur dan memberikan ide kegiatan kita."
Ucap Mbak Dian dengan tulus.
"Sama-sama mbak.. Seharusnya justru aku yang ngucapin makasih, karena mbak Dian mengizinkan aku bergabung dengan teman-teman di komunitas ini. Senang banget rasanya bisa ikut berbagi dan menghibur anak-anak panti."
Balas Arin sambil tersenyum.
"Oh iya, habis ini kamu mau kemana? Mau langsung pulang?"
Tanya mbak Dian.
Arin menatap jam tangannya sejenak, kemudian menggeleng.
"Kalo pulang juga nanggung sih mbak, soalnya sebentar lagi jadwal on air. Aku pamit duluan ya mbak..
Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam."
Jawab mbak Dian.
------
"Assalamualaikum.. Hai sobat Hitz, ketemu lagi bareng Arin malam ini di acara CINTA (Curhat INteraktif Tapi Asyik).
Arin bakal temenin sobat Hitz sampe jam sembilan malam nanti, tentunya dengan curahan-curahan hati kalian yang mungkin malam ini sedang mengalau gelisah merana seperti cuaca diluar sana.."
Arin mulai membuka acara on airnya.
Dan akibat cuaca yang sedang hujan lebat, teman-teman Arin terpaksa membatalkan niat mereka untuk menemani Arin di studio.
Pukul sembilan malam, akhirnya Arin selesai mengudara dan bersiap untuk pulang.
Gilang juga sudah mulai mengudara, menggantikan Arin.
Diluar masih hujan rintik, namun Arin tetap bergegas untuk pulang dengan sepeda motornya.
Saat sedang dalam perjalanan, tiba-tiba sepeda motor milik Arin mogok.
Dia berusaha untuk kembali menyalakannya, namun gagal.
Dari kejauhan seseorang yang aedang berkendara dengan sepeda motor tampak memperhatikan Arin.
Orang tersebut menghentikan sepeda motor gedenya, tepat di hadapan Arin.
Dengan tubuh atletisnya dia menuruni sepeda motor dan berjalan mendekati Arin.
"Motornya kenapa mbak?"
Sapa pria asing tersebut.
Arin menoleh sejenak.
"Gak tahu mas, tiba-tiba aja mogok. Padahal tadi masih baik-baik aja."
Jawab Arin.
"Coba aku cek dulu, barangkali bensinnya habis.."
Ucap pria tersebut yang kemudian membantu Arin memeriksa sepeda motornya.
Bensinnya masih penuh, namun sepeda motornya tak bisa dinyalakan.
"Mbak, kayaknya aki sepeda motor mbak udah soak nih. Harus dibawa ke bengkel. Kebetulan aku tahu dekat sini ada bengkel, biar aku bantu ya."
Usul pria itu.
Awalnya Arin merasa ragu, takut jika pria yang sedang berusaha menolongnya ini memiliki niatan buruk.
Dan seolah mengerti dengan tatapan Arin yang meragu, pria itu tersenyum dengan tulus.
"Ini kunci motor aku, dan ini dompet aku. Didalamnya ada KTP, SIM, STNK, dan beberapa kartu ATM.
Kalau mbak berpikir aku akan berniat buruk, mbak boleh simpan itu sebagai jaminan. Aku cuma berniat membantu kok, gak lebih."
Ucap pria tersebut sambil menyerahkan kunci motor dan dompetnya.
"Maaf ya mas, boleh aku cek KTP mas dulu..?"
Ucap Arin untuk meyakinkan hatinya.
Pria itu mengeluarkan KTP dari dalam dompetnya.
Arin memperhatikan dengan seksama data yang ada di KTP dan mencocokkan wajah pria tersebut dengan yang ada di foto.
"Mas bukan asli warga sini ya?"
Tanya Arin saat melihat alamat pria tersebut ternyata di luar kota.
"Bukan mbak, sebenarnya aku kesini untuk menghadiri acara pernikahan temanku. Dan ini pertama kalinya aku ke kota ini."
Jawab pria tersebut jujur.
"Jadi, darimana mas tahu kalau didekat sini ada bengkel?"
Tanya Arin dengan tatapan menyelidik.
"Kebetulan sore tadi ban motorku bocor didekat sini, dan salah seorang warga sini yang membantuku menunjukkan bengkel terdekat. aku membawanya ke bengkel di ujung jalan sana."
Jawab pria tersebut sambil menunjuk kedepan.
"Ooh."
Balas Arin singkat.
Setelah pria itu menitipkan sepeda motornya di salah satu warung kaki lima, kemudian dia membantu Arin mendorong motornya sambil mereka berjalan menuju ke bengkel.
"Ooh, jadi mas ini kerja di rumah sakit.."
Ucap Arin setelah mendengar sedikit tentang pria yang membantunya yang usianya lima tahun lebih tua darinya.
"Ya, Alhamdulillah mbak. Meskipun gajinya gak terlalu besar, Insyaa Allah masih bisa nabung buat masa depan."
Ucap pria tersebut polos.
"Ehm, cukup panggil Arin aja mas."
Ucap Arin dengan canggung.
"Oke Arin, kamu juga cukup panggil aku Rangga."
Balas pria tersebut.
-----
"Mbak, aki motornya soak. Harus diganti dengan yang baru. Tapi di bengkel ini kebetulan gak ada stok aki baru, toko onderdil jam segini juga udah tutup. Kalau mbak mau, motornya di tinggal dulu aja. Besok setelah akinya di ganti mbak bisa ambil di bengkel ini."
Ucap montir bengkel setelah memeriksa penyebab kerusakan sepeda motor Arin.
"Oh, yaudah deh mas aku tinggal dulu aja ya. Besok siang aku ambil."
Jawab Arin.
"Gimana Rin?"
Tanya Rangga yang baru kembali setelah mengambil sepeda motor miliknya yang tadi dia titipkan di warung kaki lima tak jauh dari bengkel.
"Montirnya bilang akinya soak, tapi mereka gak punya stok aki baru. Jadi besok baru bisa diambil karena toko onderdil jam segini udah tutup."
Jawab Arin.
"Hemm.. Yaudah, biar aku anterin kamu pulang ya."
Tawar Rangga.
"Eeh, jangan.. Gak perlu kok. Ini aja aku udah makasih banget mas Rangga bantuin dorong motor aku sampe kesini. Lagian mas Rangga juga harus pulang kan."
Tolak Arin.
"Gak apa, ayo biar aku anterin aja. Lagian bahaya kalo anak gadis pulang sendiri malam-malam begini.."
Lah, sama dia juga bahaya kan. Kenal juga gak, tiba-tiba sebaik itu berniat bantu. Jangan-jangan ada udang dibalik rempeyek.
Batin Arin.
"Rin, ayo aku antar pulang. Kamu tunjukin jalannya ya. Kamu kan tahu, aku bukan warga sini. Aku kurang tahu daerah ini."
Rangga menyadarkan Arin.
Arin berpikir sejenak.
"Ehm, oke deh. tapi beneran nih gak ngerepotin?"
Tanya Arin.
"Sama sekali gak repot kok."
Jawab Rangga sambil tersenyum tulus.
Akhirnya malam itu Rangga mengantarkan Ariana kembali ke rumahnya sambil berbincang ringan selama di perjalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sokhibah El-Jannata
Anterin aku juga donkkk 😍😍😍😅
2021-07-12
0
Karina Na
always spirit for kak taraa🤗
2021-07-12
0
Asri Faris
next kakak.... semangat!!!
2021-07-12
1