Sementara itu setelah pulang dari Mushola , Habibah masih terbayang wajah Purnomo yang sedang berbicara dengan lembut dan memberinya senyuman yang lembut juga padanya. Dia masih tak percaya kalau ada laki-laki yang mau bicara sopan dan lembut seperti Purnomo.
Dalam hati diapun merasakan perasaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Tanpa dia sadari diapun merasa penasaran dengan sosok Purnomo yang baru dia kenal itu. Hatinya merasa hangat setiap kali dia teringat kelembutan yang di tunjukan oleh Purnomo padanya. Sesampainya dirumah, setelah mengucapkan salam baru saja Habibah memasuki rumah yang sederhana milik orang tuanya itu, ayahnya pak Rukmana menegur anak gadisnya yang baru pulang.
" Jam berapa ini kamu baru pualng. Kemana dulu kamu bibah?" suara tegas dari pak Rukmana sudah bisa menggetarkan hati dan tubuh Habibah yang mungil karena takut.
" Tadi di mushola ada perlu sama teman jadi ngobrol dulu, orang gak lama juga kok pak sebentar aja ngobrolnya" jawab Habibah dengan suara yang bergetar menahan rasa takut pada ayahnya.
Karena selama ini Habibah tak pernah pulang terlambat dari Mushola terkecuali di bulan Ramadhan baru dia slalu pulangnya tengah malam Karena ikut tadarus di mushola dengan pemuda pemudi lain yang ada di kampungnya. Dan itupun tak lepas dari pengawasan kakak-kakak nya.
"Ya sudah, lain kali jangan pulang terlambat lagi. Cepat masuk dan makan lalu belajar kalau sudah belajar jangan tidur malam-malam, jangan sampai besok bangun kesiangan." kata Pak Rukmana lagi.
"Iya pak." sahut Habibah menuruti apa yang di katakan ayahnya.
Sementara kakak dan adik-adiknya sedang belajar diruang tamu. Dia pun bergegas menuju dapur mengambil makan malamnya setelah itu belajar, tepat jam 10 malam diapun menyudahi kegiatan belajarnya dan pergi tidur.
Keesokan harinya, seperti biasanya dari jam 8 pagi Habibah sudah pergi menggembalakan Kambing dan sapi dikebun orang tuanya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.
Dengan cekatannya dia mengumpulkan rumput yang akan dia bawa pulang saat siang nanti untuk persediaan makan ternaknya pada malam hari.
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 11 siang, diapun bersiap untuk pulang dan membawa pulang rumput yang sudah dia kumpulkan tadi dengan menggunakan pikulan khusus untuk membawa rumput dipundaknya.
Saat melalui jalan setapak yang memang biasa dia lalui tanpa dia sadari ada sepasang mata yang memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh di belakangnya.
Yah, dia adalah Purnomo yang selama ini memang selalu memperhatikannya seperti itu. Entah apa yang ada dibenak Purnomo memperhatikan gadis yang selama ini seperti berada di dunia lain itu bekerja dengan begitu kerasnya dengan sikap dinginnya juga tatapan mata tajamnya yang tak bisa ditebak karena ekspresi wajahnya yang cukup datar.
Selain itu gadis yang sedang dia perhatikan itupun terkesan pendiam yang agak sulit di ajak ngobrol walau hanya sekedar basa basi. ingin rasa hatinya memanggil dan menawarkan bantuan untuk membawakan rumput yang dibawa di pundaknya yang pasti berat untuk ukuran gadis remaja seperti Habibah yang kebetulan berperawakan mungil itu.
Tapi dia ragu karena dia masih ingat respon Habibah semalam. Akhirnya diapun hanya mengikutinya hingga terpisah di persimpangan jalan. jarak rumah Habibah lebih jauh dari rumah Purnomo jika dari arah kebun mereka.
***
Cewek galak itu emang strong ya🤭🤭
Jangan lupa like dan komennya ya.. ditunggu🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments