Lantunan adzan subuh terasa begitu mesra menyambut guratan jingga, rona wajah mentari yang hendak menampak kan diri.
Meski masih terlalu pagi bagi seorang pria untuk bangun dari tidurnya, tapi tidak untuk pria gagah yang satu ini.
Wajah nan tampan tersapu air suci dan mensucikan, menambah aura ketampananya lebih terpancar.
Daniel terbiasa bangun subuh untuk melaksanakan kewajibanya sebagai seorang muslim. Tak di pungkiri bahwa statusnya sebagai anak seorang tetua agama berperan penting pada ketaatan agamanya saat ini.
Daniel memang tidak berpenampilan seperti orang yang taat agama. Namun setiap perkataan dan tingkah lakunya mencerminkan kehidupan seorang muslim.
Meski dia berada pada lingkungan pergaulan yang bisa di katakan sangat bebas dalam segi apa pun, namun dia tetap dapat menjaga dirinya dengan baik.
Bagaimana tidak jika Daniel bergaul dengan teman pemabuk namun dia tak menyentuhnya sedikitpun. Saat dia bersama pezina dia pun tak mengikuti arus mereka.
Merah, kuning, hijau bahkan hitam rona dunia ini tak dapat menyentuh keteguhan hatinya.
Tentu saja ini tidak hanya karena Daniel pandai membentengi diri tapi juga karena perlindungan dari yang kuasa.
Dia teramat menjaga dirinya sebagai perjaka sehingga dia memutuskkan untuk mendapatkan gadis yang juga dapat menjaga harga dirinya.
Hari ini begitu cerah bagi Daniel. Dia bahkan tak melupakan rencananya hari ini. Tentu ini tentang Tiara.
Daniel masih berada di keramba ikan miliknya. Dia melihat kegudang penyimpanan pakan ikan dan mengambil satu karung di pundaknya.
"Kenapa pak boss bawa karung pakan ikan sendiri?" Bisik beberapa anak buahnya. Secara tak sengaja Daniel pun mendengar kata-kata itu.
" Akang boss biar aku saja yang bawa,'' tawar seorang anak buahnya.
" Tak apa Sur kau ambil saja karung yang lain, itung-itung fitnes pagi hari,'' jawab Daniel.
Anak buahnya hanya menganguk heran.
Tentu saja anak buahnya tak enak hati melihatnya memanggul karung pakan ikan itu. Namun apa mau di kata boss nya sendiri yang menginginkanya.
Daniel segera membuka karung itu sambil melirik kearah ikan-ikan keemasan di hadapanya. Rombongan ikan itu bergerak memutar terus seperti tak sabar menunggu makananya.
Mereka ( Daniel dan ikan ) nampak seperti bercakap-cakap. Daniel memang menyayangi semua binatang termasuk ular, terkecuali yang sudah membahayakanya.
Daniel segera melemparkan pakan ikan itu dan segera menyelesaikanya. Dia sungguh menikmati suasana pagi ini.
Kilatan warna sisik ikan yang terkena cahaya matahari mengingatkanya pada cerahnya rona kemerahan pipi gadis itu. Daniel kini nampak senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
" Kenapa boss agak aneh?" Bisik seorang anak buah Daniel pada yang lain.
" Husst... jaga mulut kalian, bisa marah akang bos kalau sampai dia dengar, udah ayo lanjutin kerja kita,'' kata Suryana pada teman-teman kerjanya itu.
" krucukk....krucuk..."
Suara dari dalam perutnya yang sudah menggeliat minta di isi. Setelah menghabiskan pakan dalam karungnya Daniel segera pulang untuk mengisi perutnya.
Sesampainya di rumah dia segera membuka tudung saji dan mangisi piring makanya dengan berbagai lauk pauk.
Tidak ada satu orang pun di rumah Daniel pagi ini. Semua anggota keluarganya telah pergi untuk beraktifitas. Biasanya ibu Daniel berada di rumah kakak perempuanya. setelah selesai menyiapkan sarapan.
Daniel terlihat bersemangat sarapan pagi ini, karena ingin segera melihat kerja anak buahnya di keperkebunan miliknya.
Semua tahu kenapa dia begitu bersemangat pagi ini. Dia ingin mendapat jawaban untuk rasa penasaranya tentang keponakan Brian. Namun Daniel masih berfikir tentang apa yang akan dia katakan pada Brian tentang alasan Daniel ke sana.
Dia selalu terbayang-bayang wajah gadis itu. Kelembutan sinar mata gadis itu selalu membuatnya merasa bersemangat untuk bisa dekat dengan nya.
" kring....kring..."
Hape Daniel berdering tanda sebuah pesan di terimanya.
" Dan sibuk hari ini? Jika tidak datanglah ke rumah,'' pesan dari Brian.
" Ya aku segera ke sana,'' balas Daniel.
Tentu di hati Daniel kini bahagia, tak perlu cari alasan untuk ke sana.
Tiara adalah alasan untuk setian senyuman nya sejak malam pertemuan itu. Dia yang selama ini bersikap dingin, kini kembali bersemangat.
Sepertinya dewa amor berpihak padanya saat ini. Saat ini Daniel tak punya keinginan lain selain gadis itu. Dia ingin tahu lebih banyak tentang Tiara.
Setelah kerjanya selesai dia segera melajukan kendaraanya ke rumah Brian yang berjarak sekitar tiga puluh menit dari rumahnya.
Setibanya di sana Brian telah menunggunya di pendopo depan rumah Brian.
" Dari mana saja, lama sekali?" Tanya Brian.
" Biasa liat-liat ikan sama perkebunan dulu,'' jawab Daniel.
" Ada apa men?" Tanya Daniel pada temanya itu.
" Ikut aku kerumah teman ku, ada sedikit urusan di sana,'' jawab Brian.
Dengan segera mereka melajukan kendaraan menuju rumah teman Brian. Dalam perjalanan pulang Brian mengajak Daniel mampir ke rumah kakak perempuan Brian, tepatnya rumah di mana Tiara tinggal.
" Kebetulan sekali, aku ingin tahu di rumah calon gadis ku itu,'' gumam Daniel dalam hati.
Tiba di gerbang depan rumah gadis itu Brian mengajaknya masuk.
" Ayo masuk ini rumah kakak ku,'' kata Brian pada Daniel.
Daniel hanya mengangguk kan kepalanya pertanda menyetujui ajakan temanya itu.
Daniel terkejut bukan main melihat siapa yang sedang duduk di taman depan rumah itu. Di bawah batang pohon mangga. Gadis itu sedang berkumpul dengan ibu dan neneknya. Gadis itu sekilas tersenyum padanya.
" Oh ... tuhan... itu dia, gadis ku,'' katanya dalam hati
Dia duduk di tempat duduk bersebrangan dengan gadis itu. Gadis pujaanya itu nampak sedang mengupas buah mangga untuk membuat rujak. Ingin rasanya Daniel menyapa Tiara namun bibirnya terasa kelu.
Sementara Brian berbincang dengan kakaknya, Daniel hanya bisa memandang Tiara dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Kakinya yang jenjang, rambut hitam nya yang tergerai panjang menambah ayu wajah sang pujaan membuat Daniel hampir-hampir lupa diri. Namun dia tak ingin gelagatnya dengan cepat diketahui paman gadis itu.
" Sabar Daniel.... sabar...Brian pasti akan melarangku mendekati keponakanya ini kalau dia sampai tahu,'' katanya dalam hati.
Setelah mengambil beberapa buah mangga Brian mengajak Daniel pulang.
" Ayo dan kita pulang,'' ajak Brian.
" Ya aku juga ada urusan lain yan, kalau begitu aku langsung pulang ya,'' jawabnya pada Brian.
" Ngak mampir kerumah dulu?" Ajak Brian.
" Nanti aja lagi,'' jawab Daniel singkat.
" Baiklah... ,'' balas Brian.
Pada dasarnya Daniel tak punya urusan apapun. Hanya saja rencananya sudah berjalan dengan sangat lancar. Jadi dia memutuskan untuk pulang.
Saat ini hatinya bak taman dengan seribu bunga yang tengah mekar. Semerbak harumnya menguar ke mana-mana. Membuat Daniel terbuai-buai.
Kemanapun dia melangkah bayangan Tiara selalu ada dan wajahnya selalu membayang.
Tak lama kemudian ia tiba di keramba ikan apungnya.
Dia duduk di pingiran kolam sambil memandangi ikan-ikan yang meliuk-liuk kan tubuhnya di air. Seakan mengerti perasaan Daniel saat ini.
" Rasanya aku hampir gila di buatnya,'' kata Daniel pada dirinya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya.
Yang ada di fikiranya hanyalah gadis itu, Tiara dan Tiara lagi.
" Kenapa dia begitu istimewa?'' Tanya Daniel pada dirinya sendiri.
" Semua yang ku butuhkan dan ku inginkan ada pada dirinya, dia adalah segala sesuatu yang pernah ku harapkan untuk ku temukan, oh Tuhan bantu aku mendapatkanya.''
Dari hanya setitik rasa yang berkembang menjadi sebuah harapan. Banginya Tiara adalah perjalananya. Dia ingin semuanya di mulai dengan Tiara.
Sedangkan di sana, sang gadis pujaan tak tahu kalau perasaanya begitu dalam pada gadis itu. Tiara juga sudah memiliki pacar. Sepertinya perjuangan Daniel akan berat kali ini.
Dia harus mencapai tiga pulau sekaligus dalam sekali mendayung sampan. Paman Brian, Tiara dan menyingkirkan pacar gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Jeng Pretty
mulai mengikuti alur ceritanya
2021-04-21
1