Kopi buatan Tiara

Cinta sungguhlah susah di tebak, dia datang secara tiba-tiba dan memudar pun tanpa kita ketahui.

Cinta ibarat obat yang dapat menyembuhkan segala penyakit secepat kilat namun dia juga bisa menjadi racun yang dapat menimbulkan penyakit mematikan.

Cinta akan indah bila di barengi dengan rasa tangung jawab. Kata beberapa pasangan pecinta, cinta bisa memudar namun tangung jawab tak bisa di tinggalkan begitu saja.

Bukan mudah menjalin sebuah hubungan percintaan, terkadang penuh onak dan duri dalam perjalanan nya. Namun Daniel sepertinya memilih jalan mendaki lagi sukar itu.

Kini sudah beberapa hari setelah pertemuanya dengan Tiara di festival itu. Dia tahu betapa sangat beresikonya hubungan yang akan dia jalin ini.

Setiap kali dia ingin melupakan gadis itu ssemakin dia teringat segalanya tentang Tiara.

Tiara adalah apa yang dia fikirkan di saat dia terbangun dan Tiara pula menjadi mimpi-mimpiny ketika dia tertidur.

Setiap apa yang dia lakukan dalam kehidupanya, bayangan Tiara selalu ada di sana menemaniya.

Sepertinya seluruh dunia Daniel terbatas hanya untuk gadis itu. Tanpa gadis itu dia tak tahu kemana lagi harus pergi.

Meski terkadang dia sering mencoba menghitung jalan dan alasan mengapa dia mencintai gadis itu. Namun dia tak dapat menghitungnya hingga saat ini.

Daniel mencintainya dalam ribuan cara dan untuk ribuan alasan. Bahkan lebih dari itu, Daniel mencintai gadis itu seperti dirinya apa adanya

Rasa rindu yang kian melekat tak dapat lagi ia tampung. Daniel berencana pergi ke rumah Brian. Dia berharap dapat melihat gadis itu meski sekilas, untuk mengobati rasa rindunya.

Segera dia tiba di rumah Brian, di sana telah berkumpul beberapa pemuda. Mereka nampak bercakap-cakap santai sambil minum kopi.

" Wah... kayaknya lagi pada santai ini men?" Sapanya pada mereka yang juga Daniel kenal.

" Kemana aja boss? Udah beberapa hari ngak keliatan?" Tanya salah satu dari mereka.

" Biasalah lagi sibuk di keramba, beberapa hari yang lewat lagi musim panen,'' jawabnya menjelaskan.

" O... Bisa dong kita bakar-bakar ikan?" Sahut seseorang lagi.

" Tentu bisa, kapan kalian ke sana nanti kita buat menu khusus ikan bakar,'' jawab Daniel santai.

Daniel tak sempat melanjutkan kata santainya, sesungguhnya dia sedikit terkejut saat Brian memanggil seseorang untuk membuatkan satu gelas kopi untuk nya.

" Ra buatkan satu gelas kopi lagi Ra,'' kata Brian dengan suara sedikit keras pada Tiara.

" Iya...,'' jawab gadis itu.

" Ternyata gadis ku ada di sini, kebetulan sekali,'' gumamnya dalam hati.

Suara gadis itu sunguh membuat hati Daniel terenyuh dia tak sabar menunggu gadis itu keluar membawakan kopi untuknya.

Tak lama kemudian gadis itu keluar dengan segelas kopi dia letak kan di meja.

" Ini om kopinya,'' kata tiara pada pamanya.

" heem...,'' jawab Brian hanya berdehem pada ponakanya itu.

Gadis itu masuk kembali ke dalam rumah Brian namun tak lama kemudian dia keluar lagi untuk pulang ke rumahnya.

" Aku pulang dulu om,'' katanya pada Brian.

" Ya..,'' jawab Brian singkat sambil bersenda gurau dengan rekan-rekanya.

" Berani pulang sendiri dek? Mau di temani?" Celetuk Daniel tak tahan.

" Boleh kalau mau,'' jawab gadis itu singkat. Mulut Daniel sudah tak mampu lagi menahan kata-kata untuk menyapa gadis itu.

Tentu saja Brian terkejut mendengar hal itu. Seketika Brian menoleh ke arah Daniel, begitu juga dengan Daniel.

" He...he...he...,'' Daniel hanya membalas tatapan Brian dengan tersenyum pertanda bercanda.

Daniel tahu pasti kalau Brian tak akan pernah menyetujui hubunganya dengan Tiara.

" Kopi....kopi...,'' kata Daniel membuyarkan suasana sambil mengambil gelas kopi yang di buatkan Tiara untuknya.

Daniel menyeruput kopi yang di buatkan tiara untuknya.

" Emh... enaknya kopi buatan tiara, pas banget paduanya,'' kata Daniel dalam hati.

Mereka kembali melanjutkan perbincangan yang sempat terganggu oleh kata-kata Daniel pada Tiara yang sedikit merayu.

Malam semakin larut, perkumpulan para pemuda itu pun akan segera usai.

" Daniel....,'' panggil Brian.

" Ehm ada apa?" Jawab Daniel.

" Kalau tak ada acara besok datanglah ke sini, aku mau kau melihat perkebunanku,'' jelas Brian.

" Memangnya kenapa dengan perkebunanmu Yan?" Tanya Daniel.

" Kau tahu aku sibuk di kantor, akhir-akhir ini bagian pemasaran kurang lancar, aku tak sempat cek usaha perkebunan kami, kau juga tahu kan aku tak faham di bidang itu,'' jelas Brian.

" Kau mau aku gimana?" Tanya Daniel. Sudah barang tentu Daniel faham pekerjaan Brian di Casava Corporation yang menyita banyak waktu.

Sebagai manager pemasaran Brian mengalami sedikit kesulitan apalagi dalam keadaan ekonomi yang serba sulit seperti saat ini. Bidang pemasaran yang di tanganinya akhir-akhir ini mengalami penurunan.

" Pergilah bersamaku besok, aku ingin tahu pendapatmu tentang itu,'' pinta Brian.

" Baiklah.. besok aku akan ke sini lagi tapi agak siang, sekitar jam 9 atau jam 10an lah,'' jawab Daniel.

" Ok... aku tunggu besok,'' sahut Brian.

" Kalau begitu aku pulang dulu, sudah larut malam,'' balas Daniel.

Kata-kata Daniel hanya di jawab anggukan oleh Brian. Dua sahabat lama ini memang sangat akrab hanya saja Brian terkenal suka mempermainkan wanita.

Sehingga mungkin dia fikir kalau Daniel pun sama seperti dia. Padahal tak semua dugaanya benar.

Dengan pemikiran yang seperti ini mana mungkin Brian akan merelakan keponakan kesayanganya di dekati Daniel begitu saja.

Kalaupun mungkin bahkan Brian akan membuat pagar beton setinggi-tingginya untuk melindungi Tiara.

Namun semua hal itu sudah terfikirkan oleh Daniel. Oleh karenanya saat ini dia sedang mencari cara bagaimana meluluhkan hati dari paman gadis pujaanya itu.

Dalam perjalanan pulang pun Daniel terus memikirkan tentang hal itu. Dia faham bahwa cinta berjalan seiring dengan sebuah perjuangan.

Meski cinta memiliki jalanya sendiri bukan berarti akan sesederhana kata cinta itu sendiri.

Tak terasa dia telah tiba di depan gerbang keramba ikan apung miliknya.

Akhir-akhir ini Daniel lebih senang tidur di tempat ini dari pada tidur di rumah. Karena suasana di sini lebih cocok untuk orang yang sedang jatuh cinta seperti dirinya saat ini.

Seorang anak buahnya membuka kan pintu gerbang untuk nya. Diapun segera memarkirkan kendaraanya dan masuk ke dalam gazebo untuk sekedar merebahkan badan.

Dia melihat ke arah langit, di mana bulan kini telah berbentuk sabit. Seakan melengkungkan senyuman manis gadis pujaanya.

Taburan bintang di sekelilingnya serupa kilauan aura gadis itu. Fikirnya jauh merancang mimpi yang belum pasti mengikuti angan-angan dan harapan.

" Dia benar-benar istimewa, bagaimana aku bisa mendapatkan nomor hapenya?" Kata Brian pada dirinya sendiri. Untuk beberapa waktu dia terdiam.

Terbesit di fikiranya tentang janjinya pada Brian esok hari. " Aku akan cari tahu caranya besok...,'' lirihnya.

" Lebih baik sekarang aku tidur agar tak kesiangan esok hari,'' gumamnya lagi. Saat terdiam dalam kelamnya malam, dia berharap kehadiran gadis itu untuk menjadi setitik cahaya. Sepertinya Tiara telah menutupi akal dan juga fikiranya.

Terpopuler

Comments

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-27

1

Jeng Pretty

Jeng Pretty

mulai suka

2021-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!