Senja itu sebelum malam festival, seorang gadis muda nan rupawan mendapat telfon dari sahabatnya waktu di SMP dulu.
" Halo.... tiara... nanti malam kita ke festival yuk,'' kata suara di sebrang telfon merayu.
" Ehm.... mau ngapain?" Jawabnya singkat.
" Ya keliling-keliling lah, cuci mata, kali aja ada cowok cakep he.. he.. he...," kikik suara itu bercanda.
" Dasar kamu Er, cuci mata pake air jeruk kali,'' sahut Tiara.
" Duh.... pedesnya, ayolah Ra, aku kan punya magic card, biasalah panitia, kita bisa lihat pertunjukan apapun, please.... please...please...," rayunya pada Tiara.
" Tapi aku males banget, berdesak-desak kan," kata tiara.
" Ayolah Tiara, please... temenin aku," kata sahabatnya itu memelas.
" Oke dech... demi kamu,'' jawab tiara.
" thanks girl, jam 19.00 wib aku jemput oke...!" tegas sahabat tiara itu.
" Iya....iya...bye,'' jawab tiara.
" see you.''
Erina adalah teman baik Tiara sejak sekolah menengah pertama. Namun sayang dia tak bisa melanjutkan studinya hingga jenjang yang lebih tinggi dari SMA, karena keadaan ekonomi orang tuanya yang tak memungkinkan.
Hal ini sangat berbeda dengan keadaan Tiara, yang selalu di dukung oleh kedua orang tuanya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Tiara adalah gadis baik yang sangat bertanggung jawab terhadap apa yang telah di amanatkan padanya. Tak hanya itu dia juga gadis yang rupawan, sehingga tak heran kalau dia menjadi gadis pujaan para pemuda tampan.
Setelah mendapat telfon dari sahabatnya Erina dia segera bersiap-siap. Tiara tak mau sahabatnya kecewa karena menunggu terlalu lama.
Waktu berjalan begitu cepat, Erina telah menunggu di depan rumah tiara.
Tiara segera berpamitan pada orang tuanya.
"Ma,pa, ...Tiara pergi dulu ya, kasihan Erina nunggu lama,'' pamit Tiara pada orang tuanya.
" Ya nak, jangan pulang terlalu malam...,'' jawab ibunya Tiara.
" Iya ma... Tiara pergi dulu,'' sahut tiara sambil melangkah menuju pintu depan.
Nampak Erina sedang senyam...senyum...sambil terus melihat dirinya di kaca spion motor miliknya.
" Ngapain lu, kayak orang gila,'' kata Tiara ketus.
" Aku dah cakep belum Ra?" Tanya gadis itu pada tiara.
" Iya udah cakep, cakep banget malah,'' jawab tiara menyenangkan hati sahabatnya itu.
" Bisa aja kamu Ra,'' balas Erina tersipu malu.
" Ayuk ah buruan nanti kemalaman lho...,'' sahut Tiara.
" Oke deh... berangkattt he...he...,'' gurau Erina.
Setelah beberapa menit mereka tiba di tempat tujuan. Erina memarkirkan kendaraan yang mereka bawa di tempat parkir khusus
panitia.
" Ayo Ra kita keliling dulu sambil ngecek apakah ada yang menyalahi aturan atau tidak,'' ajak Erina pada Tiara.
" Kemana dulu Er?" Tanya Tiara.
" Kita mulai dari stand kerajinan dulu,'' kata Erina.
Setelah berkeliling Erina mengajak Tiara untuk melihat pertunjukan cross.
" Ra kita ke stand motor cross yuk, aku penasaran pengen lihat,'' ajak Erina pada sahabatnya itu.
" Boleh...,'' jawabnya singkat.
Dengan segera mereka menuju kesana. mereka menaiki tangga ke lantai atas untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.
Erina sangat penasaran dengan pertunjukan itu sehingga tak seberapa menghiraukan sahabatnya lagi. Dia segera berdesak-desak kan untuk dapat menyaksikan hal itu.
Sedang Tiara hanya berdiri di sisi luar dekat pagar pertunjukan. Dia malas berdesakan dengan banyak orang yang aroma parfumnya berbeda-beda. Karena hanya akan membuatnya sakit kepala.
Tiara mengedarkan pendanganya ke lantai bawah. Dari sana dia dapat melihat seluruh stand yang ada.
Dia mengamati begitu banyak manusia di sana dengan beragam tujuan mereka. Kebetulan malam itu rembulan bersinar terang sehingga menambah indah suasana keramaian itu.
Nampak muda mudi bergandengan tangan, bercakap dengan santai menikmati keramaian. Dimana tak ada orang lain yang menghiraukan tingkah mereka.
Namun pandangan Tiara seketika tertuju pada seorang lelaki. Mata lelaki itu begitu tajam memandang tiara tanpa berkedip. Bak burung elang yang siap menyergap mangsanya.
Tiara tersenyum sekilas pada pria itu. Sepertinya pria itu sudah dari tadi memperhatikan tiara. Tatapanya terasa begitu aneh.
" Duh ngapain sih ni orang ngeliatnya gitu amat, ada yang aneh apa dengan ku?" Katanya pada diri sendiri.
Dia membalikkan badanya dan melihat kearah Erina. Erina masih sibuk dengan pertunjukan itu.
Tiara kembali mengarahkan pandanganya ke arah yang sama di mana pria aneh itu berada.
Dan dia masih di sana, bahkan sekarang dia menuju tangga menaiki tangga menuju tempat tiara berada saat ini.
Tiara berpura-pura tak melihatnya dan segera memanggil Erina untuk melihat pertunjukan yang lain.
" Erina... Er... ayo kita lihat yang lain, aku bosan di sini,'' kata Tiara pada temanya itu.
" Boleh...mau kemana?" Tanya Erina.
" Terserah lah yang penting dak di sini,'' jawab Tiara dengan cepat sambil berlalu menuruni tangga.
Sesekali Tiara melirik ke pria itu dan dia masih memandangi tiara terus. Perasaan Tiara jadi semakin tak enak.
Setelah melihat-lihat beberapa stand mereka memutuskan untuk pulang karena malam juga semakin larut.
" Er kita pulang yuk dah malem nih aku dah ngantuk,'' ajak Tiara pada temanya itu.
" Jam berapa ini emangnya? kok aku juga udah ngantuk,'' jawab sahabatnya itu.
" Udah lewat jam 10 malem kali Er,'' jelas Tiara.
Setibanya di rumah, Tiara segera bersiap diri untuk beristirahat. Dia merebahkan badan nya di tempat tidur. Tak ada yang dapat di ingatnya dari festival tadi kecuali pria aneh yang dia lihat tadi.
Sebenarnya pria itu tak jelek, dia nampak gagah meski kulitnya sawo matang, wajahnya juga lumayan tampan. Hanya saja caranya memandang Tiara yang tak menyenangkan.
" Mungkin aku mirip dengan seorang yang dia kenal,'' lirihnya. Tiara tak mau ambil pusing tentang hal aneh yang terjadi di festival itu.
Dia mengambil benda pipih miliknya, di lihatnya pemberitahuan pesan singkat dan chat WA di hapenya itu.
" Malam honey, lagi apa,'' pesan singkat dari seseorang di sana yang mengaguminya atau bisa di katakan kekasihnya. Di kirim tepat pukul 20.00 wib tadi.
" Malam juga, baru pulang dari festival,'' balas Tiara. Selama beberapa menit Tiara menunggu chat balasan namun belum juga ada jawaban.
" Mungkin dia sudah tidur,'' gumam tiara.
" Good night , mimpi indah ya :),'' sebuah chat kembali dia kirimkan ke pada kekasihnya itu sebagai penutup.
Akhirnya Tiara memutuskan untuk segera tidur. Dia tak tahu apa yang akan dilakukan esok hari, yang dia tahu hanyalah bangun lebih pagi dan siap menjalani hari dengan penuh semangat.
Tiara hanyalah gadis baik yang polos, dia belum tahu seperti apa cinta dan mencintai. Dia hanya tahu merasakan di sayangi oleh orang lain.
Di dalam fikiranya adalah hanya tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya dengan melakukan tanggung jawab nya sebaik-baiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments