04

Di kediaman keluarga Gillan…

"Nattan, apa kau yakin jika dia adalah anak kita yang hilang?" tanya seorang wanita.

Wanita itu adalah Vinie Gillan, nyonya keluarga Gillan saat ini. Dan dia bertanya kepada suaminya, Nattan Gillan, dia adalah kepala keluarga Gillan.

"Entahlah, tapi semua data tentang dirinya ini bisa dipastikan jika dia adalah putra kita yang hilang" ucap Nattan.

"Oh ya, darimana kamu dapat semua data itu?" tanya Vinie.

"Jean yang memberikannya kepadaku" ucap Nattan.

"Julian…" gumam Vinie, matanya mulai berkaca-kaca.

"Ayah! Ibu!" tiba-tiba terdengar teriakan seorang perempuan.

Dia adalah putri bungsu keluarga Gillan, Vivian Gillan. Dan Vivian memiliki kembaran, dia adalah Kakak Vivian, Violan Gillan.

Nattan Gillan dan Vinie Gillan memiliki seorang anak laki-laki dan dua anak perempuan.

Tapi anak laki-laki mereka menghilang 14 tahun yang lalu, tepat di hari ulangtahunnya.

Nattan dan Vinie sudah mencari dimana-mana, tapi tetap tidak menemukan anak lelaki mereka.

Akhirnya sekarang mereka menemukan petunjuk keberadaan putra sulungnya itu.

Tin… Tin…

Di luar terdengar suara klakson mobil, Nattan dan Vinie kemudian berjalan keluar rumah.

Di dalam mobil, Julian melihat para bodyguard keluarga Gillan itu keluar, jadi Julian ikut keluar dari mobil. Dan Sena hanya mengekor di belakang Julian.

"Woah, ini sangat besar" ucap Julian.

"Master, ada juga bisa mendapatkan rumah seperti ini karena sekarang Master memiliki banyak poin" ucap Sena.

"Kau benar, tapi aku ingin menghematnya" ucap Julian.

"Tuan Julian, Tuan dan Nyonya sudah menunggu, mari masuk" ucap salah satu bodyguard.

Tapi saat akan masuk ke dalam, pintu tiba-tiba terbuka.

'Mereka adalah Nattan Gillan dan Vinie Gillan' pikir Julian.

"Sekarang aku benar-benar gugup" gumam Julian.

Sena hanya terdiam dan memegangi celana Julian, karena kakinya pendek dan lagi dia tidak ingin terlalu jauh dengan Julian.

"Julian, masuklah dulu, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap Nattan, kemudian masuk kembali ke dalam rumah.

Julian hanya mengangguk, dan mengikuti Nattan masuk.

Julian hanya bisa terkagum dengan interior mewah rumah itu. Banyak sekali barang-barang mahal yang ada di rumah itu.

Julian mengikuti Nattan dan Vinie ke ruang tamu, dan Julian kemudian duduk setelah dipersilakan oleh Nattan.

Nattan dan Vinie heran menatap seorang anak perempuan yang ada di samping Julian.

"Julian, siapa anak perempuan disebelahmu itu?" tanya Vinie penasaran.

"Dia…"

Ucapan Julian terhenti karena Sena menarik tangannya.

"Kamar mandi" ucap Sena.

'Apakah sistem perlu menggunakan kamar mandi?' pikir Julian.

'Master, saat ini saya dalam wujud manusia' ucap Sena.

"Hmm, di mana kamar mandinya?" tanya Julian.

"Ada satu di dapur. Dapur ada di balik pintu itu" ucap Vinie, sambil menunjuk sebuah pintu yang tak jauh dari ruang tamu.

Julian kemudian berdiri dan membawa Sena ke kamar mandi.

"Eh, bukankah tadi Vivian pergi ke kamar mandi yang ada di dapur?" tanya Nattan.

"Ah, aku lupa" ucap Vinie.

"Ini akan menjadi masalah" ucap Nattan.

Di sisi lain, Julian sudah berada di dapur. Saat akan membuka pintu kamar mandi, seorang gadis keluar dari kamar mandi itu hanya dengan sebuah handuk yang melilit tubuhnya. Gadis itu adalah Vivian.

Julian terdiam mematung, Sena yang tidak tahan langsung berlari masuk kamar mandi, kemudian mendorong Vivian sampai menubruk Julian dan mereka berdua terjatuh, Sena langsung menutup pintu kamar mandi itu.

Vivian yang sadar jika saat ini posisi mereka terlihat aneh langsung berdiri kemudian berlari manuju ruang tamu, tempat Ayah dan Ibunya berada.

"Ayah, Ibu, kenapa ada orang asing di dapur!" teriak Vivian.

"Dia bukan orang asing, tapi dia adalah Kakakmu" ucap Nattan.

"Eh, maksud Ayah, dia itu Kakakku yang hilang? Tapi, bukankah Kakak tidak memiliki mata berwarna biru?" tanya Vivian.

"Entahlah, Ayah juga tidak tau, tapi mungkin dia memiliki sebuah kalung dan gelang yang waktu itu kami berikan kepada Kakakmu" ucap Nattan.

"Lebih baik kamu berpakaian dulu, tidak baik seorang gadis keluyuran hanya memakai handuk saja" ucap Vinie sambil tertawa pelan.

Wajah Vivian langsung memerah ketika menyadari jika dia masih memakai handuk. Vivian kemudian berlari ke kamarnya dan langsung memakai pakaiannya.

Julian yang sudah selesai mengantar Sena ke kamar mandi, langsung kembali ke ruang tamu.

"Julian, kapan kamu menikah?" tanya Vinie.

"Eh, menikah?" tanya Julian bingung.

"Iya, bahkan putrimu sudah sebesar ini" ucap Vinie.

"Ah, Sena bukan putri kandungku" ucap Julian.

"Bukan putri kandung?" tanya Vinie penasaran.

"ceritanya panjang, tapi intinya ada seseorang yang menitipkan Sena kepadaku" ucap Julian.

'Master, kau sangat pintar berbohong' ucap Sena di dalam pikiran Julian.

"Tapi anak ini sangat mirip denganmu" ucap Nattan.

'Wajahnya benar-benar mirip denganmu ketika masih kecil' pikir Nattan.

Julian hanya diam, tidak bisa berkata apa-apa, sudah dipastikan jika Sena mirip dengannya karena Sena mengambil DNA Julian ketika membuat tubuh manusianya.

"Tuan Nattan, sebenarnya ada apa memanggil saya kemari?" tanya Julian.

"Sebelum itu…" Nattan kemudian memberikan dokumen yang berisi tentang informasi Julian, dan juga hasil tes DNA yang menunjukkan hasil dimana Nattan dan Julian adalah Ayah dan anak.

"Ini… semua informasi ini tentangku, dan ada hasil tes DNA. dari mana anda mendapatkan DNA milik saya?" tanya Julian.

"Yang pasti aku mendapatkannya dari seseorang yang dekat denganmu" ucap Nattan.

"Yang dekat denganku?… Bibi Jean?" tanya Julian, dan tebakan Julian membuat Nattan terdiam.

'Sepertinya tebakanku benar' pikir Julian.

Julian kemudian menghela napasnya. Julian benar-benar tidak mengira, nama Gillan yang ada dinamanya itu adalah nama dari keluarganya.

"Mulai sekarang panggil aku Ibu" ucap Vinie sambil mendekati Julian.

"Maaf, aku masih belum terbiasa" ucap Julian.

"Kau akan tinggal di sini mulai sekarang" ucap Nattan.

"Tidak bisa, jika aku tinggal di sini bagaimana dengan rumahku?" tanya Julian.

"Kau bisa menjualnya atau menyewakan rumah itu kepada orang lain" ucap Nattan.

"Aku lebih memilih untuk menyewakannya" ucap Julian.

"Ada berapa kamar di rumah itu?" tanya Nattan.

"Ada 2, tapi hanya 1 ruangan saja yang dipakai olehku" ucap Julian.

"Kalau begitu aku akan memerintahkan seseorang untuk merenovasi rumah itu untuk menjadi hotel atau apartemen mewah" ucap Nattan, kemudian Nattan pergi ke lantai atas.

"Eh, tapi…"

"Julian, tenang saja, nanti kau juga yang akan mengelola tempat itu, kami juga akan menyerahkan sebuah restoran yang baru saja kami buka kepadamu" ucap Vinie.

'Tugas dan beban ku bertambah lagi' pikir Julian.

"Bisakah aku hanya mengelola satu saja?" tanya Julian.

"Tidak bisa, kau adalah pewaris keluarga Gillan, kau akan mengelola perusahaan Gillan nanti, jadi kau bisa belajar dulu dengan mengelola dua hal ini" ucap Vinie.

'Aku lebih memilih untuk menjadi orang biasa saja daripada orang kaya seperti ini' pikir Julian yang hanya bisa menghela napasnya.

Terpopuler

Comments

ikki

ikki

cool

2022-07-21

0

Mini Titan

Mini Titan

loh bukannya biasanya orang kaya punya kamar mandi sendiri ya di kamar masing masing?

2022-07-10

0

Ewe

Ewe

sungguh berat bebanmu kawan

2022-01-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!